Laman

new post

zzz

Jumat, 15 September 2017

SBM B 3-B PENGAJAR vs PEMBELAJAR

“ KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR ”
PENGAJAR DAN PEMBELAJAR


 Oktafiana Nurul Izzah
2023116027


KELAS  B
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim,
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt., atas segala nikmat, karunia-Nya dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Keteranpilan Dasar Mengajar” dengan sub tema “Pengajar dan Pembelajar”. Penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi kita Nabi Muhammad saw, serta keluarga, kerabat, dan para sahabatnya.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya dapat tersusun bukan hanya dari usaha keras penulis semata, melainkan berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan kepada:
1.        Kedua Orang tua tercinta atas doa dan dukungannya sejauh ini
2.        Bapak Muhammad Ghufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
3.        Teman-teman mata kuliah Strategi Belajar Mengajar kelas B yang telah mengarahkan penulis dalam menjalani studi

Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Disamping itu apabila dalam makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya. Maka penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya. Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini dapat menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua.
Amin yaa robbal ‘alamin.
                                                                        Pekalongan, 15 September 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Tema               : Keterampilan Dasar Mengajar
Sub Tema        : Pengajar dan Pembelajar
Mengapa Penting Dikaji?
Jawab :  karena dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya perlu mengetahui sisi lain dari seorang guru. Seorang guru tidak hanya sebagai seorang pengajar tetapi juga sebagai pembelajar, pendidik dan lain sebagainya, untuk itu kita dapat memahami arti pentinya seorang guru bagi kehidupan manusia. Seorang guru hendaknya mengetahui apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengerjakan tugasnya guna mempermudah dan memperlancar tanggung jawabnya sebagai seorang guru yang profesional.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pembelajar
Pemelajar dapat bersinonim dengan  siswa, sedangkan  pembelajar bersinonim dengan guru. Dengan demikian, dalam hal apa yang dapat dilakukan oleh guru di kelas, ada dua istilah yang dapat dipakai untuk menggambarkan guru. Guru sebagai  pengajar dan Guru sebagai pembelajar.
Guru sebagai pembelajar menyiapkan bahan ajar sebelumnya tetapi apa yang dilakukan pada waktu menyajikannya di kelas tidak sama dengan yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Guru pengajar menyampaikan butir perbutir dari bahan ajar yang ia siapkan sesuai dengan rencananya. Ia mengerahkan usahanya sedemikian rupa sehingga semua butir dari bahan ajarnya dapat terselesaikan pada akhir jam pelajaran. Guru sebagai pembelajar tidak terpaku pada daftar butir-butir yang telah disiapkan. tidak mengejar target supaya semua butir pada bahan ajar yang ia siapkan itu selesai disampaikan semuanya pada akhir jam pelajaran.
Guru pembelajar memperhitungkan tidak hanya kekhasan dan keanekaragaman di dalam diri siswa (learner centered), melainkan juga membuka peluang bagi siswa untuk terus-menerus mencoba sendiri atau bersama teman sekelasnya. Guru tidak langsung memberi tahu kepada siswa solusi atau perbaikan yang harus dilakukan oleh siswa. Guru pembelajar membantu dan membimbing siswa agar mencoba dan mencoba terus untuk belajar sendiri, menemukan persoalannya sendiri, dan berusaha memecahkannya sendiri. Siswa dipacu untuk mencari dan berkonsultasi dengan sumber-sumber belajar yang lain (seperti perpustakaan, internet, atau nara sumber lain) dan tidak semata-mata menggantungkan diri pada guru dan bahan ajar di kelas.[1]
Jadi Guru pengajar adalah guru yang mengajar siswa. Guru pembelajar adalah guru yang membelajarkan siswa.

B.     Pengajar
Pengajar adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah (Saiful Bahri Djamarah, 2002). Selain memberikan pengetahuan, membimbing, mengarahkan, memotivasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki.[2]
Menurut Pupuh Fathurrohman (2001), performance guru dalam mengajar dipengaruhi berbagai faktor, seperti tipe kepribadian, latar belakang, pendidikan, pengalaman dan pandangan.
Dalam mentransfer pengetahuan, seorang pengajar haruslah melakukan hal-hal berikut untuk memperlancar kegiatan belajar, hal-hal tersebut yaitu:
1.      Menggerakkan, membangkitkan dan menggabungkan seluruh kemampuan yang dimiliki pengajar maupun peserta didik
2.      Menjadikan apa yang ditransfer menjadi sesuatu yang menantang siswa sehingga muncul intrinsic-motivation dari siswa untuk mempelajarinya
3.      Mengkaji secara mendalam materi yang ditransfer sehingga menimbulkan keterkaitan dengan pengetahuan yang lain.[3]

C.    Perbedaan Guru Sebagai Pengajar dan Guru Sebagai Pembelajar
Guru pengajar dengan teliti dan cermat akan menandai setiap kekurangan atau kesalahan siswa dan langsung memperbaikinya, langsung menuliskan pembetulannya. Yang ada di benaknya adalah bagaimana ia dapat mencurahkan segala kemampuannya untuk membantu siswa agar karangannya menjadi lebih baik.
Guru pembelajar memberikan peluang kepada siswa untuk mencoba belajar dengan daya kekuatan sendiri, atau dalam kerja sama dengan temannya. Guru pembelajar melatih siswa untuk tidak menggantungkan sepenuhnya dan terus-menerus pada guru.
Perhatian Guru pengajar lebih tercurah pada penyampaian bahan ajar, sedangkan perhatian Guru pembelajar lebih pada bagaimana siswa belajar, bagaimana siswa menyerap bahan.[4]

D.    Pendidik
1.      Definisi Pendidik
Dari segi bahasa, seperti yang dikutip Abudinnata dari WJS. Poerwadarminta pengertian pendidik adalah orang yang mendidik. Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Dalam bahasa Inggris disebut Teacher, dan dalam bahasa Arab disebut Ustadz, Mudarris, Kyai dan Mu’alim. Sedangkan dalam literatur lainnya kita mengenal pendidik sebagai orang tua, guru, dosen, pengajar, tutor, eductaor dan lain sebagainya. Pendiidik dianggap sebagai contoh oleh siswa sehingga ia harus memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang guru.[5]
2.      Kecakapan dan pengetahuan dasar pendidik
Kecakapan dan pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik  menurut Winarno Surrachmad dengan mengadopsi istilah ‘guru’ sebagai berikut:
a)      Pendidik harus mengenal peserta didik yang dipercayakan kepadanya
b)      Pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan yang dianut oleh suatu negara
c)      Pendidik harus bermasyarakat, pendidik harus mempunyai keterampilan dan penegetahuan  yang dapat diterapkan dalam masyarakat.
d)     Memiliki kecakapan dalam memberi bimbingan
e)      Memiliki pengetahuan yang jelas tentang tujuan pendidikan di Indonesia
f)       Memiliki pengetahuan yang bulat
g)      Menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik
Hal yang perlu dipahami dan dilaksanakan oleh guru dalam mewujudkan pembelajaran yang mendidik sekaligus yang berorientasi pada standar proses pendidikan dan kurikulum 2013, yakni sebagai berikut:
a)      Pembelajaran harus direncanakan secara matang dengan mempersiapkan komponenpembelajaran yang sistematis
b)      Pembelajaran memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif mengembangkan potensi yang dimiliki
c)      Pembelajaran harus berbasis pada standar proses pendidikan
d)     Pembelajaran harus ditepuh dengan menggunkan pendekatan ilmiah
e)      Pembelajaran di SD dilaksanakan dengan menggunkan prinsip pembelajaran terpadu
f)       Pembelajaran menghasilkan perubahan tingkah laku peserta didik.[6]

E.     Mengajar
1.      Definisi Mengajar
Mengajar memiliki pengertian dari sudut yang berbeda, yaitu secara kuantitatif, kualitatif institusional. Secara kuantitatif mengajar berarti the transmission of knowledge,yaitu penularan atau pemindahan pengetahuan. Pengetahuan yang dikuasai guru ditranfer kepada peserta didik. Secara kualitatif, mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning,yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar peserta didik. Dalam hal ini, guru berpern memfasilitasi peserta didik untuk aktif belajar dan menciptakan situasi dan kondisiyang mendukung terciptanya kegiatan belajar. Sedangkan secara institusional, berarti the efficient orchetration of teaching skill, yakni kemampuan mengajar secara efisien. Guru dituntut untuk siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam pesrta didik yang berbeda bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan.[7]
Secara umum pandangan mengenai mengajar dibedakan menjadi dua yaitu:
a)      Mengajar sebagai ilmu (Teaching at Science)
Pengajar merupakan sosok pribadi yang memang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga profesional (mengajar sesuai bidang keahlian) yang memiliki profisiensi  (berpengetahuan dan berkemampuan tinggi dalam dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan tugas mengajar.
b)      Mengajar sebagai seni (Teaching as Art)
Tidak semua orang yang berilmu dapat menjadi pengajar  yang piawai dalam mengajar. Pengajar  yang memang mempunyai bakat akan mampu menerapkan berbagai metode dalam mengajar sehingga peserta didik tidak akan bosan dan jenuh. Kepiawaian yang dibawa sejak lahir akan berdampak pada keahliannya dalam mengajar. Pengajar itu dilahirkan bukan dibangun.
2.      Tahapan-tahapan mengajar
Secara umum dalam mengajar, pengajar perlu melakukan beberapa tahapan, tahapan-tahapan tersebut adalah:
a)      Painstruksional merupakan tahapan awal persiapan sebelum mengajar dimulai, seperti:
(1)   memeriksa kehadiran peserta didik
(2)   mengecek kondisi kelas
(3)   mengecek peralatan yang tersedia
(4)   mengadakan apersepsi (pengantar materi atau kegiatan awal untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang materi)
b)      Instruksional (saat-saat mengajar), seperti:
(1)   Inti mengajar (menyampaikan materi)
(2)   Membuat kesimpulan
c)      Assesment (penilian) merupakan kegiatan untuk mengecek pemahaman ppeserta didik tentang materi yang telah disampaikan, seperti kuis, ulangan dan lain-lain
d)     Follow-up (tindak lanjut), kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari penilaian yang telah dilakukan sebelumnya. Seperti pemberian PR (pekerjaan rumah), diskusi kelompok dan lain-lain. Kegiatan tindak lanjut ini ada 2 macam, yaitu:
(1)   Untuk peserta didik yang telah menuntaskan materi dapat diberi materi pengayaan
(2)   Bagi siswa yang belum menuntaskan materi dapat diberi perbaikan.[8]

F.     Mendidik
1.      Definisi Mendidik
Mendidik merupakan kegiatan memberikan pengetahuan, keterampilan, pendidikan dan pengalaman. Selain itu juga membentuk pribadi peserta didik untuk memiliki akhlak yang mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, membimbing peserta didik untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, dan bertanggung jawab dalam hal segala sesuatu.[9]
           
G.    Perbedaan Mengajar dan Mendidik
Perbedaan mengajar dan mendidik. Mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan (keterampilan) kepada anak-anak. Sedangkan mendidik adalah memberikan pengetahuan, selian itu memimpin perkembangan anak, membentuk budi pekerti dan watak anak-anak. Jadi, dengan pengajaran, guru mengembangkan ilmu pengetahuan. Dan dengan pendidikan, guru mengembangkan nilai-nilai hidup.

H.    Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam melaksanakan tugasnya. Adapun keterampilannya yaitu:
1.      Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai oleh seorang guru atau dosen karena pada setiap kegiatang belajar mengajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas guru menentukan kualitas jawaban murid.
Keterampilan bertanya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a)      Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh pengajar dengan melakukan kegiatan tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari agar  menunjukkan adanya interaksi antara pengajar dan siswa yang dinamis.
 Komponen keterampilan bertanya dasar:
(1)   mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat
(2)   pemberian acuan
(3)   pertanyaan untuk salah satu siswa atau semua siswa
(4)   memberi waktu untuk berfikir
(5)   mengungkapkan pertanyaan dengan cara yang lain
(6)   menyederhanakan pertanyaan dan mengulang kembali penjelasan sebelumnya).
b)      Keterampilan bertanya lanjut
Kegiatan bertanya akan lebih efektif apabila pertanyaan yang diajukan mudah dipahami dan relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuannya adalah agar siswa lebih mudah memahami materi yang telah disapaikan oleh pengajar.
Adapun komponen keterampilan:
a)      Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan seperti memahami, menerapakan, menganalisa dan lain-lain
b)      pengaturan urutan pertanyaan dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang lebih tinggi
c)      penggunan pertanyaan pelacak, seperti meminta contoh
d)     memberikan kesempatan bagi siswa lain untuk memberikan gagasan.
2.      Keterampilan Memberikan Penguatan
Seorang guru atau dosen perlu menguasai keterampilan ini karena “penguatan” merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan kepercayaan dan meningkatkan perhatian. Penguatan dapat dibrikan dalam bentuk :
a)      Verbal (berupa kata-kata atau kalimat pujian, motivasi)
b)      NonVerbal (hiburan, seperti permainan, nyanyian tebak-tebakan dan lain-lain)
Dalam memberikan penguatan dosen atau guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
(1)   penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias sehingga siswa dapat merasakan kenyamanan)
(2)   Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta
(3)   penguatan diberikan setelah melakukan perintah
(4)    jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.
3.      Keterampilan Mengadakan Variasi
Kehidupan akan menjadi lebih menarik jika dijalankan dengan penuh variasi. Varisi dalam kegiatn belajar mengajar bertujuan meningkatkan semangat siswa dan mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Variasi dalam kegiatan belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian:
a)      Variasi dalam gaya belajar (variasi suara, variasi gerakan badan, mengubah posisi temapt duduk, pembelajaran ditempat terbuka dan lain sebagainya)
b)      Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran (variasi alat dan ahan yang dapat dilihat, didengar dan diraba)
c)      Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan (membentuk kelompok yang berbeda stiap harinya dan berdiskusi)
4.      Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Keterampilan ini terdiri dari beberapa komponen:
a)      Komponen merencanakan penjelasan (pokok-pokok materi disertai contoh)
b)      Komponen menyajikan penjelasan (bahasa yang jelas, berbicara lanjar. Mendfinisikan istilah-istilah teknis, memberikan contoh-contoh, memberikan tekanan penjelasan pada bagian tertentu dan  memberi jeda untu melihat respon siswa).
Dalam menerapkan keterampilan menjelaskan, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
(1)   Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah atau akhir pelajaran sesuai dengan keperluan
(2)   Penjelasan harus relevan dengan tujuan
(3)   Materi yang dijelaskan harus bermakna
(4)   Penjelasan diberikan sesuai dengan kemampuan
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
a)    Membimbing siswa untuk memahami pelajaran
b)   Membimbing siswa untuk bisa menjawab pertanyaan
c)    Melibatkan siswa untuk berfikir
d)   Mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa
5.      Keterampilan membuka dan menutup Pelajaran
Membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakuakn oleh guru urntuk menciptakan suasan siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa. sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri inti pelajaran.
Komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran;
a)      Membuka pelajaran, sepert; menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberikan acuan dan membuat kaitan
b)      Menutup pelajaran, seperti; meninjau kembali materi yang disampiakna, mengadakan evaluasi, dan memberikan soal-soal latihan.
Tujuan membuka dan menutup pelajaran:
a)      Membangkitan motivasi dan perhatian siswa
b)      Membantu siswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan
c)      Membantu siswa mengetahui tingkat pemahamannya
6.      Keterampilan membimbing diskusi kelompok
Komponen keterampilan:
a)      Memusatkan perhatain pada materi diskusi
b)      Memperjelas masalah atau pemberian pendapat
c)      Menyebarkan kesempatan berpartisipsi
d)     Menghangatkan susana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendpat
e)      Menandai hal-hal yang tidak  relevan jika terjadi penyimpangan
f)       Memberikan gambaran tindak lanjut mengenai materi diskusi
g)      Menutup diskusi dengan merangkum hasil diskusi
7.      Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal gunaterjadinya proses belajar mengajar.
Guru perlu menguasai keterampilan ini agar:
a)      Mendorong siswa mngembangkan tanggung jawab individu maupun kelompok dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib.
b)      Menyadari kebutuhan siswa
c)      Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa
Komponen keterampilan mengelola kelas;
a)      Menciptakan kondisi belajar yang optimal
b)      Memberi petunjuk-pentunjuk yang jelas
c)       Membagi perhatin secara visual dan verbal
d)      Menegur secara bijaksana
e)       Memberikan penguatan
8.      Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan ini memungkinkan guru mengelola kegiatan dengan jelas secara efektif dan efisien serta memainkan peranannya sebagai berikut:
a)      Organisator kegitan belajar
b)      Sumber informsasi bagi siswa
c)      Pendorong siswa untuk belajar
d)     Memberikan bantuan kepada siswa sesuai kebutuhan
Komponen Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
a)      Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
b)      Memberikan respon positif
c)      Membangun hubungan saling percaya
d)     Mengendalikan keadaan agar siswa merasa aman
e)      Memberikan perhatian dalam berbagai tugas
f)       Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar.[10]
Jadi keterampilan dasar mengajar merupakan hal yang perlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas, keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu dikembangkan.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Guru pengajar adalah guru yang mengajar siswa. Guru pembelajar adalah guru yang membelajarkan siswa. Guru pengajar dengan teliti dan cermat akan menandai setiap kekurangan atau kesalahan siswa dan langsung memperbaikinya, langsung menuliskan pembetulannya. Guru pembelajar memberikan peluang kepada siswa untuk mencoba belajar dengan daya kekuatan sendiri, atau dalam kerja sama dengan temannya.
Mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan (keterampilan) kepada anak-anak. Sedangkan mendidik adalah memberikan pengetahuan, selian itu memimpin perkembangan anak, membentuk budi pekerti dan watak anak-anak.
Keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional.





DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar  (Landasan dan Konsep implementasi). Bandung: AlFabeta CV.
Dirman dan Cicih Juarish, 2014. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik,. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fathurrohman, Pupuh . dan Sobry Sutikno. 2009.  Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Purwo, Bambang Kaswanti. 2009. "Menjadi guru pembelajar." Jurnal Pendidikan Penabur 8.13
Solihatin, Etin. dan Dwi Nini Sutini. 2012.  Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suprihatiningrum, Jamil . 2013.  Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.



PROFIL


          
Oktafiana Nurul Izzah, lahir di Pekalongan, 12 April 1997. Pendidikan TK di TK Muslimat Nu Pacar, pendidikan tingakt Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS) Pacar, pendidikan tingkat Pertama di MTs Nu Tirto, dan pendidikan tingkat Atas di MAN 2 Pekalongan. Setelah lulus dari MAN 2 kemudian melanjutkan keperguruan tinggi islam di Pekalongan yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan yang sekarang sudah menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan. Memilih Fakultas Teknik dan Ilmu Keguruan (FTIK), Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).




COVER REFERENSI





[1] Bambang Kaswanti Purwo , "Menjadi guru pembelajar." Jurnal Pendidikan Penabur 8.13 (2009), hlm. 66-69.

[2] Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Cet.Ke-3 (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 43.
[3] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi, Cet.Ke-1, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 60-61.

[4] Bambang Kaswanti Purwo, Op.cit., hlm.66-68.
[5] Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar  (Landasan dan Konsep implementasi), Cet.Ke-2, (Bandung: AlFabeta CV, 2010). hlm.37
[6] Dirman dan Cicih Juarish, Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hlm.12-14
[7] Jamil Suprihatiningrum, Opcit., hlm. 60
[8] Ibid., hlm.62-64
[9] Hamid Darmadi, Op.cit., hlm.38
[10] Etin Solihatin dan Dwi Nini Sutini, Strategi Pembelajaran PPKN, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 58-75

Tidak ada komentar:

Posting Komentar