Laman

new post

zzz

Rabu, 27 September 2017

SBM B 5-d "PERBANDINGAN TEACHER CENTER DAN STUDENT CENTER"

MODEL PEMBELAJARAN
"PERBANDINGAN TEACHER CENTER DAN STUDENT CENTER"

Imam Sofyan
(2023114032)
  
PGMI (B)
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2017










KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa halangan apapun.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Stategi Belajar Mengajar serta guna menambah pengetahuan dalam bidang tersebut. Dalam makalah ini saya membahas tenteng Model Pembelajaran dengan Sub Tema Perbandingan teacher center dan student center
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan demi menambah motivasi penulis. Akhir kata terimakasih atas segenap perhatiannya. Serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan.
Wassalamu’alikum. Wr. Wb.

Pekalongan,   September 2017
                                                                                             
   Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
Tema               : Model Pembelajaran
Sub Tema        : Perbandingan Teacher Center dan Student Center
Mengapa penting dikaji?
Jawab : Karena Strategi  pembelajaran  secara  garis  besar  terbagi  menjadi  dua  macam, pertama yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) atau disebut dengan TCL. Strategi TCL merupakan pembelajaran yang sepenuhnya dikendalikan oleh guru pelajaran. Kedua adalah pembelajaran yang berpusat pada murid  (Student  Centered  Learning)  atau  disebut  dengan  SCL.  Strategi  SCL merupakan  strategi  yang  berusaha mengexplore  kemampuan  siswa  untuk  aktif mencari, menggali, dan merumuskan materi pelajaran. Kedua strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. TCL  secara  teori memiliki  kelebihan  yaitu materi  dapat  disampaikan  oleh  guru.
secara  gamblang  dan mendetail  sesuai  dengan  kemampuan  guru,  kondisi  kelas tenang  karena  dipegang  penuh  oleh  guru.   Namun  kekurangan  dari TCL  adalah siswa  sering merasa  bosan  dan  ilmu  yang  didapat  tidak  berkembang,  sehingga seolah-olah  menjadi  ilmu  “turun-temurun”.  Sedangkan  untuk  SCL  secara  teori memiliki  kelebihan  yaitu  siswa  dapat  aktif  menggali  ilmu,  bereksplorasi,  dan merumuskan materi yang didapat. Namun kekurangan SCL adalah siswa menjadi sangat  aktif,  sehingga  kelas  menjadi  gaduh  dan  menuntut  guru  lebih  ekstra mengendalikan kondisi kelas. Sehingga guru dapat memili model yang tepat dalam pembelajaran.






BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbandingan Teacher Center dan Student Center
1. Teacher Center
Pada pembelajaran model Teacher Centered Learning, guru lebih banyak melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing), siswa sebatas memahami sambil membuat catatan, bagi yang merasa memerlukannya. Guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model ini berarti memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan. 
Pendekatan teacher center learning ini proses pembelajaran lebih berpusat pada guru hanya akan membuat guru semakin cerdas tetapi siswa hanya memiliki pengalaman mendengar paparan saja. Output yang dihasilkan oleh pendekatan belajar seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan siswa yang kurang mampu mengapresiasi ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak berani mencoba yang akhirnya cenderung menjadi pelajaran yang pasif dan miskin kreativitas.
Pengajaran langsung yang juga dikenal  dengan  sebutan  active teaching  pengajaran aktif)  atau whole-class teaching  (pengajaran seluruh  kelas), mengacu  pada  gaya mengajar  di mana  guru  terlibat  aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada murid-muridnya dengan mengajar-kannya secara langsung kepada seluruh kelas. Artinya guru memegang kendali penuh terhadap proses  pembelajaran  di  kelas. Teori tersebut  sejalan  dengan  teori  yang dikemukakan  oleh  Paulo  Freire, penganut  sosialisme  (dari  Brasilia), model  pengajaran  ini  merupakan aktivitas  pengajaran  gaya  bank,  atau model  deposito. Model  ini  disebut pengajaran “gaya komando”                                                      
Namun  saat  ini  belajar  dapat terjadi  di  mana  saja  dan  kapan  saja, tidak  harus  dalam  kondisi  formal  di dalam  kelas,  tetapi  dapat  secara informal,  non-formal  dan  atau  dari peristiwa  sosial  sehari-hari.  Oleh karena  itu,  sesuai  dengan  kenyataan faktual  yang  dialami  siswa  dalam proses  pendewasaan  diri  serta  proses memperoleh keluasan dan kemantapan kompetensi  yang  dimilikinya,  pada hakikatnya  belajar  bertujuan  untuk memperoleh  suatu  hikmah  belajar, lesson  learned.  Siswa  akan menyesuaikan  pengetahuan  yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk  membina  pengetahuan  baru (konstruktivisme)
Menurut  Smith  dalam Sanjaya  yang  dikutip  ulang  oleh Parwati bahwa Teacher Centered Teaching  (TCL)  adalah  suatu pendekatan belajar yang berdasar pada pandangan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan dan  keterampilan.  Selanjutnya Parwati  menegaskan  Cara pandang  ini  memiliki  beberapa ciri sebagai berikut:
a. Memakai pendekatan berpusat pada guru, yakni gurulah  yang  harus  menjadi pusat dalam pembelajaran.
b.  Siswa  ditempatkan  sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai  organisme  yang pasif,  sebagai  penerima informasi  yang  diberikan guru.  
c.  Kegiatan  pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Siswa hanya belajar manakala  ada  kelas  yang telah  didesain  sedemikian rupa sebagai tempat belajar.
Tujuan  utama  pengajaran adalah  penguasaan  materi pelajaran.  Keberhasilan  suatu proses  pengajaran  diukur  dari sejauh  mana  siswa  dapat menguasai materi  pelajaran  yang disampaikan guru
2. Student  Center
Pada pembelajaran ini,  yang berpusat pada siswa diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran yang keterlibatan siswa secara aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk belajar. Aktifitas siswa menjadi penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman (construcivism approach).
Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa. Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri.
 Menurut Harsono, Student Centered  Learning  merupakan pendekatan  dalam  pembelajaran yang  memfasilitasi  pembelajar untuk  terlibat  dalam  proses Experiential  Learning (pengalaman  belajar).  Model pembelajaran  SCL  pada  saat  ini diusulkan  menjadi  model pembelajaran  yang  sebaiknya digunakan  karena  memiliki beberapa keunggulan:
a) Peserta didik dapat merasakan bahwa  pembelajaran menjadi miliknya sendiri, karena diberi kesempatan  yang  luas  untuk berpartisipasi.
b) Peserta  didik  memiliki motivasi  yang  kuat  untuk mengikuti  kegiatan  pembelajaran.
c) Tumbuhnya  suasana demokratis  dalam  pembelajaran, sehingga terjadi dialog
dan  diskusi  untuk  saling belajar-membelajarkan  di antara siswa.
d) Menambah  wawasan  pikiran dan  pengetahuan  bagi  guru karena  sesuatu  yang  dialami dan  disampaikan  belum diketahui  sebelumnya  oleh guru. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki model pembelajran SCL  tersebut  akan  mampu mendukung  upaya  ke  arah pembelajaran  yang  efektif  dan efisien.
 Untuk selalu mengambangkan dan menyesuaikan  materi  pembelajarannya  dengan  perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan  demikian  guru bukan lagi sebagai sumber belajar utama, melainkan  sebagai  “mitra belajar”
SCL  adalah  pembelajaran yang  berpusat  pada  aktivitas belajar  siswa,  bukan  hanya  pada aktivitas  guru  mengajar.  Hal  ini sesuai  dengan  model pembelajaran  yang  terprogram.  Situasi pembelajaran  dalam  SCL diantaranya memiliki ciri-ciri:
a)  Siswa  belajar  baik  secara individu  maupun  berkelom-pok  untuk  membangun pengetahuan.
b)  Guru  lebih  berperan  sebagai guides  on  the  sides daripada sebagai mentor in the centered.
c)  Siswa  tidak  sekedar  kompeten  dalam  bidang  ilmu, akan  tetapi  kompeten  dalam belajar.  
d)  Belajar  menjadi  kegiatan komunitas  yang  difasilitasi oleh  guru,  yang  mampu mengelola  pembelajarannya menjadi  berorientasi  pada siswa.
e)  Belajar  lebih  dimaknai sebagai  belajar  sepanjang hayat  (lifelong  learning),
suatu  keterampilan  yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
f)  Belajar  termasuk  memanfaatkan  teknologi  yang tersedia.
  Selanjtunya Hadi   mengatakan bahwa Sebuah sekolah yang menerapkan  metode  pembelajaran  dengan  model  SCL mempunyai  beberapa  karakteristik  yang  dapat  dijumpai, antara  lain:  (a) Adanya  berbagai aktivitas  dan  tempat  belajar,  (b) Display  hasil  karya  siswa,  (c) Tersedia  banyak  materi  dan fasilitas  belajar,  (d)  Tersedia banyak  tempat  yang  nyaman untuk  berdiskusi,  (e)  Terjadi kelompok-kelompok dan  interaksi  multiangkatan  atau  kelas,  (f) Ada  keterlibatan masyarakat,  (g) 10 Jam  buka  perpustakaan  fleksibel.
Menurut  Ramdhani  yang dikutip oleh Kurdi, dalam proses pembelajaran  model  SCL  guru memiliki  peran  yang  penting dalam pelaksanaan model ini yang meliputi  bertindak  sebagai fasilitator  dalam  proses pembelajaran,  mengkaji  kompetensi  mata  pelajaran  yang  perlu dikuasai  oleh  siswa  di  akhir pembelajaran, dan lain lain






.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi  pembelajaran  secara  garis  besar  terbagi  menjadi  dua  macam, pertama yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) atau disebut dengan TCL. Strategi TCL merupakan pembelajaran yang sepenuhnya dikendalikan oleh guru pelajaran. Kedua adalah pembelajaran yang berpusat pada murid  (Student  Centered  Learning)  atau  disebut  dengan  SCL.  Strategi  SCL merupakan  strategi  yang  berusaha mengexplore  kemampuan  siswa  untuk  aktif mencari, menggali, dan merumuskan materi pelajaran. Kedua strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. TCL  secara  teori memiliki  kelebihan  yaitu materi  dapat  disampaikan  oleh  guru










DAFTAR PUSTAKA
Muijs,  Daniel,  dkk.  2008.  Effevtive  Teaching  (Teori  &  Aplikasi).  Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ginnis, Paul. 2008. Trik & Taktik Mengajar: Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas. Jakarta: PT Indeks
Alma, Buchari, dkk. 2009. Guru Profesional : Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.Bandung: Alfabeta
Jacoben, David A dkk. 2009. Methods for Teaching : Metode-metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Hadi,  R.  2007.    Dari  Teacher  Centered  Learning  ke  Student  Centered  Learning: Perubahan Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi. (Insania,  Vol.12,  No.  3














     PROFIL
Imam Sofyan, lahir di Pekalongan, pada 23 Oktober 1994. Riwayat pendidikannya di TK Al Bukhori Sokorejo, lalu melanjutkan di SDN  Sokorejo, ketika lulus SD tahun 2008 ia melanjutkan di SMPN 5 Pekalongan dan tahun 2011 lulus SMP ia melanjutkan ke MA Salafiyah Pekalongan. Dan dengan berkat Ridho dan rahmat Allah ia lulus MA tahun 2011 ia melanjutkan ke perguruan tinggi negri di STAIN Pekalongan yang sekarang sudah menjadi Institut Agama Islam Negri (IAIN) Pekalongan. Mengambil di prodi PGMI dan ia sedang berusaha untuk mengejar gelar S-1 Pendidikan agar menjadi guru dan kebanggaan bagi kedua orangtuanya, bangsa dan Negara..














COVER PUSTAKA
 Daniel Muijs dkk, Effevtive Teaching (Teori & Aplikasi) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), hlm. 41

2 Paul Ginnis, Trik & Taktik Mengajar: Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas. (Jakarta: PT Indeks, 2008), hlm. 10

3 Buchari Alma, Guru Profesional : Menguasai Metode dan Terampil Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 81

4 David A Jacoben dkk. Methods for Teaching : Metode-metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.281
5 Op.Cit. hlm. 83


6  Hadi,  R.    Dari  Teacher  Centered  Learning  ke  Student  Centered  Learning:  Perubahan Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi. (Insania,  Vol.12,  No.  3, 2007) hlm. 408-419.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar