MODEL PEMBELAJARAN
Student Center
Ike Izmy Fatmala
2021115164
Kelas F
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga makalah ini
dapat terseleslaikan dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan
kepada nabi kita, baginda nabi agung Muhammad saw. semoga kita semua termasuk
umat beliau yang akan mendapat syafa’atnya di yaumul akhir.
Tidak lupa, pemakalah juga
menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang
telah sepenuhnya memfasilitasi pembuatan makalah ini, kemudian bapak dosen yang
telah memberikan bimbingan, serta tema-teman semua yang telah berpartisipasi
memberi arahan dan masukan.
Disusunnya makalah ini guna memenuhi
tugas Strategi Belajar Mengajar. Yang mana dalam penyusunan makalah
ini tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ataupun kata
yang kurang sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik senantiasa kita
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pekalongan,
September 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tema : Model Pembelajaran
B.
Sub Tema : Student Center
C.
Mengapa penting dikaji?
Dalam strategi pengajaran yang berpusat pada siswa ini, penting
dikaji karena guru secara sadar menempatkan
perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif dan interaksi
sosial siswa. Sehingga siswa bisa lebih aktif mengembangkan kemampuan pengeatahuan
dan skill.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi student center
Pengertian
student centered Learning (SCL)
adalah proses pembelajaran yang berpusat
pada siswa (learner centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat
secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses
pembelajaran yang keterlibatan siswa secara aktif, berarti guru tidak lagi
mengambil hak seorang peserta didik untuk belajar. Aktifitas siswa menjadi
penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya adalah proses yang aktif
dimana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman (construcivism
approach).[1]
Strategi pengajaran yang berpusat pada siswa ini mencakup hal – hal
berikut:
·
Pengembangan proses – proses skill berkomunikasi, seperti sikap
toleran terhadap pandangan – pandangan yang tidak sependapat dengannya, mampu
bekerja dalam kelompok, dan sikap kritis terhadap pendapatnya dan pendapat
orang lain.
·
Pengembangan pemahaman yang mendalam tentang topik, seperti
mengindentfikasi hubungan antara kunjungan Marcopolo ke Asia Timur, perjalanan
penjelajahan bangsa Portugis di ujung Afrika, dan penemuan Colombus pada Dunia
Baru.
·
Pengembangan skill – skill penelitian dan pemecahan masalah.[2]
B.
Karakteristik Pengajaran yang Berpusat pada Siswa
1.
Siswa berada dalam pusat proses pembelajaran, sedangkan guru
mendorong mereka untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri
2.
Guru membimbing pembelajaran siswa dan mengintervensi hanya jika
diperlukan untuk mencegah mereka yang salah jalan atau mengembangkan konsepsi
yang salah.
3.
Guru menekankan pemahaman yang mendalam tentang konten dan proses –
proses yang terlibat didalamnya.[3]
C.
Metode – metode dalam student center
1.
Metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
Pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa
bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.[4]
Menurut Kardi dan Nur (2000) belajar kooperatif sangat efektif untuk
memperbaiki hubungan antar siswa normal dan siswa penyandang cacat.[5]
Tujuan
metode cooperatif learning antara lain :
·
Untuk meningkatkan partisipasi siswa.
·
Memfasilitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat
keputusan dalam kelompok.
·
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama – sama siswa yang berbeda latar belakang.[6]
Beberapa variasi dalam metode cooperative
learning:
a.
Student Teams Achievement Division (STAD)
Slavin
menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4
– 5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan
suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Kemudian seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut. Pada tes ini
mereka tidak diperbolehkan saling membantu.
b.
Tim Ahli (Jigsaw)
Langkah
– langkahnya :
Ø Siswa dibagi
atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 – 6 orang).
Ø Materi
pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi – bagi
menjadi sub-bab.
Ø Setiap anggota
kelompok membaca sub-bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya.
Ø Anggota dari
kelompok lain yang telah mempelajari sub-bab yang sama bertemu dalam kelompok –
kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
Ø Setiap anggota
kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman –
temannya.
Ø Pada pertemuan
dan diskusi kelompok asal, siswa – siswa dikenal tagihan berupa kuis individu.
c.
Investigasi kelompok
Dalam
implementasi tipe investigasi kelompok, guru membagi kelas menjadi kelompok
yang beranggitakan 5-6 orang yang heterogen. Kelompok disini dapat dibentuk
dengan mempertimbangkan kearaban persahabatan atau minat yang sama dalam topik
tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan
penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan
dan mempersentasikan laporannya kepada selurug kelas.
d.
Think Pair Share (TPS)
Langkah
– langkahnya :
Ø Langkah 1 :
berpikir (thinking)
Guru
mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan
meminta siswa menggunakan waktu untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.
Ø Langkah 2 :
berpasangan (pairing)
Guru
meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka
peroleh. Interaksi waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban suatu
pertanyaan yang diajukan dan menyatukan gagasan.
Ø Langkah 3 :
berbagi (sharing)
Guru
meminta pasangan – pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah
mereka bicarakan.
e.
Numbered Head Together (NHT)
Ø Fase 1 :
penomoran
Guru
membagi siswa ke dalam kelompok 3 – 5
orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
Ø Fase 2 : mengajukan
pertanyaan
Guru
mengjukan sebuah pertanyaan dapat berfariasi berupa spesifik dan dalam bentuk
kalimat tanya kepada siswa.
Ø Fase 3 :
berpikir bersama
Siswa
menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota
dalam timnya mengetahui jawaban tim.
Ø Fase 4 :
menjawab
Guru
memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.[7]
2.
Pembelajaran Berbasis
Masalah (problem-based instruction)
Pembelajaran
berbasis masalah yaitu suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip
menggunakan maslah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru.
Tujuan
pembelajaran berbasis masalah, antara lain :
·
Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan ketrampilan
pemecahan masalah.
·
Belajar peranan orang dewasa yang autentik
·
Menjadi pembelajar yang mandiri.[8]
Variasi – variasi pembelajaran berbasis masalah (PBM)
a.
Tugas – tugas perencanaan
Ø Penetapan
tujuan
PBL
dirancang untuk mencapai tujuan – tujuan seperti ketrampilan menyelidik,
memahami peran orang dewasa dan membantu siswa menjadi mandiri.
Ø Merancang
situasi masalah
Situasi
masalah yang baik harusnya autentik, mengandung teka – teki dan tidak
didefinisikan secara ketat.
Ø Organisasi sumber
daya dan rencana logistik
Tugas
mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk investigasi
siswa haruslah menjadi tugas perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan
PBL.
b.
Tugas interaktif
Ø Orientasi siswa
pada maasalah
Ø Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
Ø Membantu
penyelidikan mandiri dan kelompok
Ø Analisis dan
evaluasi proses pemecahan masalah.
c.
Lingkungan belajar dan tugas – tugas menejemen
Dalam
model PBM, guru sering menggunakan sejumlah bahan dan peralatan, dan hal ini
biasanya dapat merepotkan guru dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, untuk
efektifitas kerja guru harus memiliki aturan dan prosedur yang jelas dalam
pengelolaan, penyimpanan dan pendistribusian bahan.
d.
Assesmen dan evaluasi
Tugas
asesmen dan evaluasi yang sesuai untuk model pengejaran berdasarkan masalah
terutama dalam menemukan prosedur penilaian alternatif yang akan digunakan
untuk mengukur pekerjaan siswa, isalnya dengan asesmen kinerja dan peragaan
hasil.[9]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa
atau peserta didik, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk dapat
membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang
mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa. Melalui
penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa diharapkan dapat
berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu
menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi Dan Metode Pembelajaran. Pekalongan
: STAIN Pekalongan Press.
Trianto. 2010. Mendesain
Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta : Kencana.
Al – Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual. Jakarta: Kencana.
David A. Jacobsen, Paul Eggen, Dan Donald Kauchak. 2009. Methods
For Teaching (Terjemahan). Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
http://dagangankularis.blogspot.co.id/2014/12/perbedaan-model-pembelajaran-teacher.html?m=1
BIODATA
Nama : Ike Izmy Fatmala
Nim : 2021115164
Tempat, tanggal
lahir : Pekalongan, 07 Januari 1997
Alamat :
Ambokembang gang 3, rt/rw : 021/010
·
TK ABA AISIYAH AMBOKEMBANG
·
SD MUHAMMADIYAH 04 PEKAJANGAN
·
SMP NEGERI 1 KEDUNGWUNI
·
SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI
·
IAIN PEKALONGAN
|
Riwayat
pendidikan :
Motto Hidup : Do what you love, and love what
you do!
[2] David A. Jacobsen, Paul Eggen, Dan Donald Kauchak, Methods For
Teaching (Terjemahan), (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2009), hlm 228
[3] Ibid., hlm 228 - 229
[4] Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran, (Pekalongan : STAIN
pekalongan press, 2009), hlm 112
[5] Trianto, mendesain model pembelajaran inovatif – progresif, (Jakarta :
Kencana, 2010), hlm 62
[6] Zaenal Mustakim, Op. Cit., hlm 113
[7] Ibid., hlm 117 - 123
[8] Trianto ibnu badar al – tabany, mendesain model pembelajaran inovatif,
progresif, dan kontekstual, (jakarta: kencana, 2014), hlm 65
[9] Zaenal mustakim, Op. Cit., hlm 132 – 133
Tidak ada komentar:
Posting Komentar