MODEL PEMBELAJARAN
“ TEACHER CENTER”
Sabila Dina
2021115383
Kelas: F
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah ‘ala kulli haalin wa nikmatin, segala puji bagi Allah SWT dalam setiap keadaan dan setiap
curahan nikmat yang tak terhingga. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpahkan
kepada baginda Rasulullah saw, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya
yang setia terhadap sunnahnya dan semoga didalamnya kita semua. Aamiin.
Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “Model Pembelajaran” dengan sub tema “ Teacher
Center” dengan lancar
tanpa halangan suatu apapun. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah
Strategi Belajar Mengajar. Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapatkan
hambatan dan tantangan namun dengan dukungan dari berbagai pihak, tantangan
tersebut dapat diatasi.
Apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, baik
dalam pengetikan, penyusunan, maupun isinya, maka penulis dengan senang hati
menerima saran dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya.
Akhir kata, semoga makalah yang sederhana ini dapat menambah
khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis. Amin
yaa rabbal’alamin
Pekalongan, September 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tema
Model
Pembelajaran
B.
Sub Tema
Teacher
Center
C.
Mengapa perlu dikaji
Sub tema ini perlu dikaji karena model pembelajaran yang berpusat
pada guru adalah suatu system pembelajaran dimana guru atau dosen menjadi pusat
dari kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah. Dalam model pembelajaran ini guru di
harapkan mempunyai tujuan untuk membantu siswa dalam mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan dalam belajar. Guru
harus memiliki model pembelajaran yang interaktif agar siswa tidak bosan dalam
mendengarkan penjelasan guru tersebut.
Pembelajaran bukanlah transfer of knowledge yang tidak
memperhatikan kondisi yang dialami peserta didik. Manusia bukanlah robot yang
bisa diatur menurut kehendak pemilkinya, semua itu mengharuskan adanya
penanganan yang berbeda antara masing-masing individu. Dibutuhkan suatu
keahlian khusus bagi seorang pendidik untuk memahami segala sesuatu yang
terjadi pada para peserta didiknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Pembelajaran
Secara kaffah model dimaknai sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan
untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk
suatu bentuk yang lebih komprehensif. Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
termasuk didalamnya buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce,
1992:4). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Adapun Soekanto, dkk. mengemukakan maksud dari model pembelajaran
yaitu “ Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”
Arends menyatakan “ istilah model pengajaran mengarah pada suatu
pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya,
pengelolaannya.
Istilah
model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode
atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki
pada strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu:
a)
Rasional teoritik logis disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
b)
Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang kakn dicapai).
c)
Tingkah laku pengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
d)
Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.(Kardi dan Nur, 2009: 9)[1]
Adapun pendapat beberapa para ahli terkait model pembelajaran dalam
bukunya Suprihatingrum antara lain:[2]
a.
Menurut Paul D Eggen (1979), bahwa “ the model was described as
being potentially a large in scope, capable or organizing several lessons or a
unit of study”. Maksudnya bahwa model
dijabarkan menjadi potensi yang tidak terbatas lingkupnya, dan model mampu
mengorganisasikan beberapa pelajaran atau satuan pembelajaran.
b.
Menurut Suprihatingrum (2013), bahwa model pembelajaran memiliki
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi ataupun prosedur tertentu
lainnya, antara lain: pertama, model pembelajaran merupakan rasional teoritik
yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. kedua, model pembelajaran
merupakan landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). ketiga, dalam model
pembelajaran terkandung tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksankan dengan berhasil. dan keempat, lingkungan belajar
yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dari pemaparan yang disampaikan para ahli di atas terlihat kesamaan
(ciri khusus) suatu hal dikatakan sebagai model pembelajaran. Kesamaan yang
dimaksud adalah adanya pola atau rencana yang sistematis. Walaupun demikian,
pandangan para ahli memiliki penekanan tertentu. Ada ahli yang mengatakan bahwa
model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajarn secara
sistematis dalma mengelola pengalaman belajar pserta didik agar tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai. Ada pula yang mengatakan jika model pembelajaran merupakan deskripsi
lingkungan belajar. Yang jelas istilah model pembelajaran memilki makna yang
lebih luas dibandingkan strategi, metode atau prosedur.[3]
Model pembelajaran itu sendiri diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajaran, sintaks, dan sifat dari linkungan belajarnya. Model pembelajaran
merupakan suatu rancangan yang di dalamnya menggambarkan sebuah proses
pembelajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik kepada peserta
didik.[4]
B.
Pengertian Teacher Center
TCL ( teacher centered learning) adalah suatu system pembelajaran
dimana guru atau dosen menjadi pusat dari kegiatan belajar mengajar sehingga
terjadi komunikasi satu arah. Di sini ilmu di transfer secara cepat dari dosen
kepada mahasiswa secara drill sehingga daya serap dari mahasiswa lemah karena
hanya mendengarkan dari dosen.
C. Model-model Pembelajaran Interaktif yang
Berpusat pada Guru
Seorang guru memilih model-model pembelajaran
interaktif dengan tiga alasan:
1. Konsep model yang menyiratkan sesuatu yang
lebih besar dari pada strategi, model atau taktik tertentu. Sebagai contoh
seperti yang digunakan disini, istilah model pembelajaran mencakup pendekatan
pengajaran secara keseluruhan, yang luas dan bukan strategi atau teknik
tertentu.
2. Konsep model pengajaran berfungsi sebagai
alat komunikasi yang penting bagi guru, para pencetus konsep model pengajaran
telah mengklasifikasikan berbagai pendekatan pengajaran menurut tujuan
intruksional, sintaksinya dan sifat lingkungan belajarnya.
3. Model pembelajaran yang interaktif yang
digunakan oleh guru dalam mengajar mempunyai tujuan untuk membantu siswa dalam
mendapatkan pengetahuan, keterampilan serta belajar tentang konsep yang telah
ditentukan sebelumnya.
Model-model pembelajaran Interaktif yang berpusat pada guru antara lain:
1. Presentasi dan Penjelasan
Presentasi adalah model yang berpusat pada guru.
Presentasi (ceramah) dan Penjelasan memakan waktu yang cukup lama. Banyaknya
waktu yang digunakan untuk mempresentasikan dan menjelaskan informasi semakin meningkat, mulai dari SD,SMP, dan
SMA. Namun sebelum guru mempresentasikan dan menjelaskan kepada siswa, maka
guru perlu merencanakan terlebih dulu dengan melakukan:
a) Memilih tujuan dan isi presentasi.
b) Mendiagnosis pengetahuan yang sudah
dimiliki siswa.
c) Memilih advance organizer ( kerangka
pendukung bagi info baru) yang tepat dan kuat.
d) Merencanakan penggunaan waktu dan ruang.
Setelah
direncanakan kemudian diadaptasi kepada siswa yang mempunyai kemampuan. Guru
dapat mengadaptasikan presentasi dengan berbagai cara,diantaranya:
a. Menyiapkan penggunaan gambar dan ilustrasi
(media).
b. Menggunakan beragam tes.
c. Sedikit banyak konkret (contoh).[5]
Yang dimaksud metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan
dan pengajaran di mana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi
pengajaran kepada anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru di dalam
kelas. Hubungan antara guru dengan anak didik banyak menggunakan bahasa lisan.
Peranan guru dan murid berbeda secara jelas, yaitu guru terutama dalam
menuturkan dan menerangkan secara aktif, sedangkan murid mendengarkan dan
mengikuti secara cermat serta membuat catatan tentang pokok persoalan yang
diterangkan oleh guru. perlu diketahui bahwa dalam metode ceramah ini peran
utama adalah guru.[6]
Metode ceramah yang berasal dari kata lecture, memiliki arti dosen
atau metode dosen, metode ini lebih banyak dipengaruhi dikalangan dosen, karena
dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan
pertimbangan dosen berhadapan dengaan banyak mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan. Metode ceramah ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan
fakta, pada akhir perkuliahan ditutup dengan Tanya jawab antara dossen dan
mahasiswa, namun demikian pada sekolah tingkat lanjutan metode ini divariasi
dengan metode lain.
Metode
ceramah dapat dilakukan oleh guru:
a.
Untuk memberikan pengarahan, petunjuk diawal pelajara,.
b.
Waktu terbatas, sedangkan materi/ informasi banyak yang akan
disampaikan,
c.
Lembaga pendidikan sedikit memilki staf pengajar, sedangkan jumlah
siswa banyak.
Keterbatasan
metode ceramah sebagai berikut:
a)
Keberhasilan siswa tidak terukur,
b)
Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur,
c)
Peranserta siswa dalam pembelajaran rendah,
d)
Materi kurang terfokus,
e)
Pembicaraan sering melantur.[7]
2.
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pengajaran langsung adalah
suatu model pengajaran yang bersifat teacher center. Menurut Arends, model
pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.[8]
Pengajaran langsung yaitu
gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isu pelajaran kepada
seluruh kelas. Model ini agak mudah untuk diterapkan dan dapat dikuasai dalam
waktu yang realtif pendek. Pengajaran langsung dapat dideskripsikan dengan tiga
fitur, yaitu:
1)
Tipe hasil belajar yang dihasilkannya.
2)
Sintaksis atau aliran kegiatan intruksionalnya secara keseluruhan.
3)
Lingkungan belajarnya.
Pengajaran langsung dirancang untuk meningkatkan penguasaan
berbagai keterampilan (pengetahuan prosedural) dan pengetahuan factual yang
dapat diajarkan secara bertahap.[9]
Ciri-ciri model pengajaran langsung menurut Kardi dan Nur, sebagai
berikut:
a.
Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk
prosedur penilaian belajar.
b.
Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
c.
Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan
agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Selain itu juga dalam pengajaran langsung harus memenuhi suatu
persyaratan, antara lan: (1) Ada alat yang akakn didemonstrasikan, dan (2) Harus mengikuti tingkah laku mengajar
(sintaks).[10]
3.
Pengajaran Konsep
Kebanyakan para guru sepakat bahwa dalam penyampaian informasi
kepada siswa tentang cara memikirkannya lebih penting lagi. Konsep dalam subjek
apapun adalah pemikiran balok-balok bangunan dasar untuk berpikir terutama bagi
individu untuk menghasilkan berbagai objek dan ide serta membuat aturan dan
prinsip tentang proyek.
Dengan pengajaran konsep, guru dapat membantu siswa untuk
memperoleh dan mengembangkan konsep-konsep dasar yang dibutuhkan untuk
pembelajaran yang lebih lanjut dan pemikiran tingkat tinggi.
Sebuah konsep pengajaran pada dasarnya terdiri dari empat fase,
yaitu:
a.
Mempresentasikan tujuan.
b.
Memberikan masukan baik examples atau non-examples
c.
Menguji pencapain konsep.
d.
Menganalisis proses berpikir siswa.
Concept learning (belajar konsep) pada dasarnya adalah meletakan
berbagai macam masalah ke dalam golongan dan setelah itu mampu mengenali
golongan itu.
Sifat konsep yaitu:
a.
Konsep dapat ditempatkan ke dalam kategori-kategori seperti objek atau
ide lain kemudian diberi nama atau label.
b.
Konsep bisa dipengaruhi oleh konteks sosial.
c.
Konsep memilki definisi dan label.
d.
Konsep memilki atribut-atribut kritis yang dapat digunakan untuk
membedakan antara sebuah konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.
e.
Konsep memilki atribut yang non-kritis.[11]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Model pembelajaran merupakan suatu
rancangan yang di dalamnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang dapat
dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik kepada peserta didik.
TCL ( teacher centered learning)
adalah suatu system pembelajaran dimana guru atau dosen menjadi pusat dari
kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah.
Dalam
Model-model pembelajaran interaktif yang berpusat pada guru dibagi menjadi
beberapa model, yaitu:
1.
Presentasi dan Penjelasan
2.
Pengajaran langsung
3.
Pengajaran konsep
DAFTAR ISI
Abu
Ahmadi, 1997. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung. CV. PUSTAKA SETIA.
Hamruni,2012.
Strategi Pembelajaran. Yogyakarta. Insan Madani.
Jamil
Suprahatiningrum, 2013.
Strategi Pembelajaran, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta. Arruz Media.
Martinis
Yamin, 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Tim Gaung Persada Press Jakarta.
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, 2014. Mendesain
Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontestual. Jakarta. PRENADAMEDIA GROUP.
Zaenal
Mustakim,2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan. STAIN Pekalongan Press.
PROFIL
Nama :
Sabila Dina
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 20 Mei 1995
Alamat : Jl. Karya Bakti Gg. 3 Medono Pekalongan
Riwayat Pendidikan
SD MUHAMMADIYAH 01 KANDANG PANJANG
MTs. MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
SMA MUHAMMADIYAH 1 PEKAJANGAN DI
PEKALONGAN
Perguruan tinggi sekarang: IAIN
pekalongan
[1]Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontestual. (Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP, 2014), hlm. 23-24
[2] Jamil Suprahatiningrum, Strategi Pembelajaran, Teori dan
Aplikasi, (Yogyakarta: Arruz Media,2013), hlm. 145
[3] Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani,
2012), hlm. 5
[4] Jamil Suprihatiningrum, Op.Cit., hlm. 159
[5]
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran,(Pekalongan:
STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm.
103-105
[6]
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA,
1997), hlm. 53
[7]
Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Tim Gaung Persada Press Jakarta, 2007), hlm. 153-154
[9]
Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm. 106
[11] Zaenal Mustakim, Op. Cit., hlm. 109-110
Tidak ada komentar:
Posting Komentar