Laman

new post

zzz

Jumat, 09 Maret 2012

D53. Asmaul Fauziyah, 26. Menggugat keotentikan Al – Qur’an dan Sunnah


Makalah Hadits 26
Menggugat keotentikan Al – Qur’an dan Sunnah
       Disusun Guna memenuhi tugas :
Mata kuliah                  : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu         : M. Hufron, M.S.I













Disusun oleh   :
ASMAUL FAUZIAH
2021110165
KELAS: D



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) PEKALONGAN
TAHUN 2012
[1]BAB I
PENDAHULUAN
            Orang – orang islam dewasa ini meniru semua yang berasal dari orang – orang non muslim, entah pakaian, gaya hidup, hiburan, nilai budaya, ataupun ideology. Mereka menjadikanya sebagai prioritas tertinggi dan tujuan akhir sambil mengabaikan cara – cara yang diajarkan oleh Alqur’an & sunnah.umat Islam mudah sekali terombang-ambing,  jauh dari ajaran Islam yang lurus. Dalam hal pola pikir, tingkah laku,  berpakaian, dan lain sebagainya, sangat sulit dibedakan dengan orang-orang kafir. Umat Islam saat ini tidak merasa bangga dengan identitasnya sebagai muslim, bahkan dengan agamanya sendiri. Merasa inferior di hadapan orang-orang kafir.  
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Q.S. Al-Baqarah (2): 120)

















[2]BAB II
PEMBAHASAN

A.    Materi Hadits


رَضِيَ اللَّهُ عَنْه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

B.     Terjemahan Hadits
        Dari Abu said RA, bahwa nabi SAW bersabda, sesungguhnya kalian akan mengikuti sunnah ( Jalan – jalan ) orang – orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, hingga apabila mereka melalui lubang Adh – Dhabb ( Hewan sejenis biawak ) niscaya kalian akan menjalaninya. “ kami berkata, wahai rasulullah, apakah yahudi dan nasrani ?
Beliau lalu menjawab “ lalu siapa ? “

C.    Mufrodat

Dari Abu said RA.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه
Bahwasanya nabi SAW
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Bersabda
قَالَ
Sesungguhnya kalian akan
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ
Orang – orang sebelum kalian
مَنْ قَبْلَكُمْ
Sejengkal demi sejengkal
شِبْرًا بِشِبْرٍ
Sehasta demi sehasta
وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ
Hingga apabila mereka
حَتَّى لَوْ سَلَكُوا
Lubang adh – Dhabb
(hewan sejenis biawak)
جُحْرَ ضَبٍّ
Niscaya kalian akan menjalaninya
لَسَلَكْتُمُوهُ
Kami berkata
قُلْنَا
Wahai rasulullah
يَا رَسُولَ اللَّهِ
Apakah Yahudi & Nasrani
الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى
Beliau menjawab
قَالَ
Lalu siapa ?
فَمَنْ

D.    Biografi
       
        Nama lengkapnya adalah said bin al – hakam bin Muhammad bin salam bin abi maryam. Dikenal sebagai abu Muhammad al – mishri, dianggap sebagai orang yang Tsiqatul Tsabit, termasuk dari salah satu 10 ulama besar, wafat pada tahun 24 H, hadits – hadits yang diriwayatkanya bisa dilihat di kutubus sittah[3].

E.     Syarah Hadits


فتح الباري لابن حجر - (ج 10 / ص 256)
قَوْله : (  لَتَتَّبِعُنَّ ) بِضَمِّ الْعَيْن وَتَشْدِيد النُّون ( سَنَن ) بِفَتْحِ الْمُهْمَلَة أَيْ طَرِيق (مَنْ قَبْلكُمْ ) أَيْ
الَّذِينَ قَبْلكُمْ .قَوْله : ( جُحْر ) بِضَمِّ الْجِيم وَسُكُون الْمُهْمَلَة ( ضَبّ ) بِفَتْحِ الْمُعْجَمَة وَتَشْدِيد
  الْمُوَحَّدَة دُوَيْبَّة مَعْرُوفَة يُقَال خُصَّتْ بِالذِّكْرِ لِأَنَّ الضَّبّ يُقَال لَهُ قَاضِي الْبَهَائِم . وَالَّذِي يَظْهَر أَنَّ
التَّخْصِيص إِنَّمَا وَقَعَ لِجُحْرِ الضَّبّ لِشِدَّةِ ضِيقه وَرَدَاءَته ، وَمَعَ ذَلِكَ فَإِنَّهُمْ لِاقْتِفَائِهِمْ آثَارهمْ
وَاتِّبَاعهمْ طَرَائِقهمْ لَوْ دَخَلُوا فِي مِثْل هَذَا الضَّيِّق الرَّدِيء لَتَبِعُوهُمْ .قَوْله : ( قَالَ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَمَنْ؟ ) هُوَ اِسْتِفْهَام إِنْكَارِيّ ، أَيْ لَيْسَ الْمُرَاد غَيْرهمْ ، وَسَيَأْتِي بَقِيَّة الْكَلَام عَلَى
هَذَا الْحَدِيث فِي كِتَاب الِاعْتِصَام .


Ø Hadits Abu said tentang sikap umat islam yang akan mengikuti jejak umat – umat terdahulu.
جُحْرَ ضَبٍّ  ( lubang dhabb ), Adh – dhabb adalah salah satu jenis binatang melata yang cukup dikenal ( sejenis biawak ). Menurut sebagian ulama, penyebutan adh – dhabb secara spesifik, karena ia dikatakan sebagai hakim binatang – binatang, akan tetapi menurut saya, pengukhususan ini berkaitan dengan lubang adh – dhabb karena kondisinya yang sangat sempit dan kotor. Meski demikian, karena sikap kaum muslimin yang senantiasa meniru dan mengikuti umat lain, maka sekiranya umat lain masuk ke tempat seperti itu niscaya kaum muslimin akan mengikuti mereka
فَمَنْ : قَالَ  ( nabi SAW bersabda : “ lalu siapa” ).
ini  adalah pertanyaan yang berkonotasi pengingkaran. Dengan demikian maknanya adalah “ siapa lagi klau bukan mereka”.












F.     Aspek Tarbawi

       Dari keterangan di atas dapat diambil beberapa aspek tarbawi yaitu :

Ø Umat muslim dilarang untuk mengikuti suatu kaum karena dengan mengikutinya berarti dia termasuk golongan kaum tersebut.

Ø Kita harus menyadari bahwa mereka umat-umat terdahulu diadzab oleh Allah di dunia dgn adzab yg dahsyat yg sangat mengerikan bila dibayangkan  karena mereka mendurhakai membangkang dan mendustakan rasul yg diutus utk mereka. Mereka mengingkari kebenaran yg disampaikan kepada mereka meskipun telah nyata bukti-bukti kebenaran di hadapan mereka. itu adalah yg terjadi pada umat-umat terdahulu sebelum diutusnya Rasulullah saw.
Adapun berkenaan dengan umat Rasulullah saw. umat akhir jaman ini ada keterangan dari Rasulullah saw. bahwa jika umat-umat terdahulu mendurhakai dan mendustakan nabinya mereka segera diadzab oleh Allah swt. dan apabila umat Muhammad saw. durhaka maka adzab mereka ditangguhkan dahulu sampai suatu masa. Tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa Allah akan menurunkan adzab kepada umat ini seperti yg pernah menimpa umat-umat terdahulu. Karena Allah pernah mengabarkan bahwa tidak akan mengadzab suatu kaum sedang Rasulullah saw. berada di antara mereka. Sedangkan saat ini Rasulullah saw. telah wafat. Dan Allah tidak akan mengadzab suatu kaum sedangkan mereka beristighfar kepada Allah sedangkan manusia saat ini lebih banyak yg lalai dari pada yg berdzikir lbh banyak yg berbuat maksiat dari pada yg beristighfar. Maka datangnya adzab itu sangat mungkin terjadi mengingat kondisi mayoritas manusia dewasa ini telah jauh dan teramat jauh dari petunjuk dan terang-terangan menentang aturan Allah dan Rasul-Nya. Kemaksiatan meraja lela zina khamr judi penipuan dan pemerkosaan  sudah menjadi menu yg selalu disantap oleh masyarakat
Maka dari itu marilah kita tengok sejarah umat-umat terdahulu agar kita menyadari betapa keras ancaman betapa pedih dan mengerikannya siksaan yg diberikan oleh Allah kepada umat yg mendurhakai di dunia dan di akherat dan betapa besar ni’mat yg diberikan kepada umat yg mentaati dan mengikuti petunjuk-Nya. Lebih dari itu dgn mempelajari dan menghayati kisah-kisah orang-orang terdahulu baik yg beriman maupun yg durhaka kita harapkan hal itu bisa menjadi penyubur iman dan keyakinan yg ada di lubuk hati akan kebenaran risalah Ilahi yg dibawa oleh Rasul-Nya juga agar tumbuh rasa takut di dalam sanubari akan murka Allah yg tiada sesuatu pun yg mampu menghalangi kehendak-Nya.Oleh sebab itu jadikan hal tersebut sebagai pengingat bagi kita agar tidak mengikuti jejak mreka[4].









BAB III
PENUTUP

            Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya umat islam akan mengikuti kebiasaan orang – orang terdahulu atau (non muslim) terutama umat islam sekarang ini. Setelah menyaksikan gaya hidup orang – orang non muslim yang menggoda tanpa pikir panjang segera meniru mereka. Sehingga sikap yang selayaknya orang islam itu tidak nampak. Segala sesuatu yang berasal dari non muslim itu lebih disukai bahkan dijadikan trend, mereka beranggapan bahwa hal itu merupakan hal yang terbaik.























DAFTAR PUSTAKA

Http : //uk.messenger.yahoo.com/download/index.html
Tarbiyah islamiyah.com/2011/05/22/problematika-ummat-islam/
Ibnu hajar Al-Aqalani & Al iman Al hafizh, 2007. fathul Baari Syarah,  shahih bukhari Jakarta : pustaka Azzam hal 66
 Ibnu hajar al – asqalani, taqribut tahdzib juz 1 hal 204
Op.cit. hlm : 669
Blog.re.or.id/pelajaran – dari umat terdahulu.htm




[1] Http : //uk.messenger.yahoo.com/download/index.html
2 Tarbiyah islamiyah.com/2011/05/22/problematika-ummat-islam/
3 Ibnu hajar Al-Aqalani & Al iman Al hafizh fathul Baari Syarah,
   shahih bukhari (Jakarta : pustaka Azzam, 2007 ) hal 66
4 Ibnu hajar al – asqalani, taqribut tahdzib juz 1 hal 204
5 Op.cit. hlm : 669
6 Blog.re.or.id/pelajaran – dari umat terdahulu.htm

21 komentar:

  1. Nama : TAufoq Kurniawan
    NIM : 2021110181
    kelas : D
    daari arti hadits diatas yang dimaksud orang-orang terdahulu itu siapa???

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang dimaksud disini yaitu orang yahudi dan nasrani,di dalam hadits tersebut disebutkan bahwaa orang-orang islam akan meniru kebiasaan-kebiasaan orang kafir hal itu terbukti dengan gaya hidup orang-orang islam yang meniru semua yang berasal dari non muslim,yang tidak selaras dengan ajaran Al-Qur`an dan hadits.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. Nama : Dewi Shofiana
    Kelas : D
    NIM : 2021110164

    Dalam penjelasan hadits tersebut, dijelaskan bahwa umat islam akan mengikuti kebiasaan orang – orang terdahulu atau (non muslim), bagaimana kita mensikapi suatu kebiasaan orang terdahulu yang telah mengalami asimilasi dengan islam, misalnya perlakuan terhadap orang meninggal, dll, apakah kita harus mengikuti atau mengkaji ulang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya perlu di kaji ulang, karena tidak semua budaya hasil asimilasi itu sepenuhnya sesuai dengan ajaran islam.misalnya perlakuan terhadap orang meninggal, ada sekelompok masyarakat yang di dalam mengurusi jenazah itu menggunakan dupa/menyan, bila tujuannya semata-mata agar jenazah tidak mengeluarkan bau busuk itu tidak apa-apa, namun pemakaian dupa dan sejenisnya sering kali menimbulkan salah duga sebab dupa dan sejenisnya, memang agak dekat dengan bentuk-bentuk perdukunan atau penyembahan terhadap roh,dalam artian mendekati syirik.

      Hapus
  3. Nama : Himatul hidayah
    Nim : 2021110174
    Kelas : D
    Bagaiamna pendapat anda ketika ada seseorang yang berusaha menutup aurot seperti seorang akhwat yang memakai kaos kaki, padahal memakai kaos kaki karena menutup aurot belum menjadi budaya untuk saat ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut jumhur ulama bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan.mengacu pada pendapat tersebut bahwa kaki juga aurat maka memakai kaos kaki/ menutupnya merupakan hal yang baik, mengenai belum menjadi budaya biar kita yang mengawali hal tersebut,selama kita bertujuan untuk menutup aurat dan istiqomah.

      Hapus
  4. Nama : selly monika nim : 2021110179 pertnyaan, menurut anda bagaimana cara mengatasinya agar pada saat sekarang ini pakean dari budaya non muslim tidak dijadikan trend?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. ada berbagai cara yang dapat dilakukan:
      1.ditanamkan sikap yang bangga terhadap kebudayaan sendiri (kebudayaan islam)

      2.menciptakan/ mendesain pakaian muslim dengan semenarik mungkin (modis) tetapi masih dalam kaidah islam.

      3.sosialisasi pakaian muslim tersebut dengan cara mengadakan peragaan busana/bazar busana muslim agar menarik umat muslim khususnya remaja.

      Hapus
  5. nama:M.Nursalam
    nim:2021110182
    kelas D
    bagaimana cara membudayakan berjilbab bagi wanita2 muslimah yang belum meenyadari kewajiban menutup aurot?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan memperdalam ilmu agama yang insyallah semakin membuat seseorang akan lebih sadar akan betapa penting dan wajib seorang muslimah berjilbab, baik dari segi agama maupun kesehatan.
      Sebagai orang muslim ketika melihat seseorang yang belum sadar akan jilbab harus mendekati melalui ilmu agama dan menjadi contoh.

      Hapus
  6. Nama :sustianah
    NIM : 2021110154
    pertanyaan:
    apakah maksud dari judul makalah anda???
    apakah aada seseorang yang berani menggugat keotentikan Al-Qur'an???
    setahu saya keotentikan Al-Quran itu sangatlah terjaga????
    lebih2 yang menjaga adalah Allah SWT langsung....

    BalasHapus
    Balasan
    1. #terus terang saja saya belum berani dalam menggugat keontetikan al-qur'an karena saya merasa ilmu saya belum cukup dalam hal tersebut.


      # mengenai keontetikan al-qur'an memang al-qur'an itu keontetikanya di jamin oleh Allah, hal ini termaktub dalam firman Allah QS.15:9 (sesungguhnya kami yang menurunkan Al-qur'an dan kamilah pemelihara-pemeliharanya), namun yang dimaksud disini menggugat keontetikan al-qur'an dari penafsiran yang salah. sebagai contoh
      dalam buku Eik Ghalthi ka Izalah (Memperbaiki Suatu Kesalahan) karya Mirza Ghulam Ahmad (terbitan Ahmadiyah Cabang Bandung tahun 1993), hal. 5, tertulis pengakuan Ghulam Ahmad yang mendapat wahyu berbunyi: ”Muhammadur Rasulullah wal-ladziina ma’ahu asyiddaa’u ’alal kuffaari ruhamaa’u baynahum.” Lalu, dia komentari ayat tersebut : ”Dalam wahyu ini Allah swt menyebutkan namaku ”Muhammad” dan ”Rasul”.

      Ayat tersebut jelas terdapat dalam Al-Qur’an (QS 48:29). Kaum Miuslim yakin seyakin-yakinnya, bahwa ”Muhammadur Rasulullah” di situ menunjuk kepada Nabi Muhammad saw yang lahir di Mekah ; bukan merujuk kepada Mirza Ghulam Ahmad yang lahir di India. Jika Ghulam Ahmad membuat tafsir bahwa dia adalah juga Muhammad sebagaimana ditunjuk dalam ayat tersebut, maka tafsir Ghulam Ahmad semacam itu jelas tafsir yang salah.

      Hapus
  7. nama : siti afifah
    nim : 2021110186
    pertanyaan
    bagaimana caranya agar kita dapat mengetahui keotentikan Al qur'an???

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya ada berbagai cara yang dapat dilakukan:
      1. kita harus mempercayai bahwa al-=qur'an itu wahyu yang di turunkan oleh nabi terakhir yaitu nabi muhammad saw sebagai pedoman hidup umat manusia.
      2.kita mempelajari dan memahami al-qur'an sehingga kita tahu hukum-hukum yang ada didalam al-qur'an.
      3. hindari pemahaman / penafsiran yang keliru yaitu dengan melihat berbagai referensi dari ulama-ulama yang dapat di percaya atau termashur.

      Hapus
  8. nama : DEWI KURNIASIH
    NIM :2021110156
    pertanyaan
    Dalam aspek tarbawi dijelaskan bahwa umat muslim di larang untuk mengikuti suatu kaum,kaum seperti apakah yang di maksud? terus bagaimana kalau mengikuti kaum yang agamis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang di maksud di sini yaitu suatu kaum yang aqidah dan adat-istiadat bahkan tingkah lakunya melenceng dari aturan-aturan yang di tetapkan Allah swt, misalnya dalam hal gaya busana itu cenderung terbuka,dalam bergaul itu cenderung bebas antara laki-laki dan perempuan sehingga banyak menimbulkan kemaksiatan, hal tersebut yang sekarang banyak di tiru oleh orang muslim. mengenai kalau mengikuti kaum agamis itu dilihat dulu agamisnya itu kayak gimana kalau yang di tiru itu agama islam yang sesuai dengan al-qur'an dan sunnah itu tidak apa-apa karena mengikuti dalam hal yang ma'ruf.

      Hapus
  9. nama ; m. saiful anam
    kelas ; D
    Nim ; 202109168
    jelaskan arti yang terkandung dalam keotentikan Al – Qur’an dan Sunnah

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang dimakdud dengan keontetikan disini adalah bukti nyata akan kebenarang dari Al-QUr'an dan hadist yang shokhih.

      Hapus