M A K A L A H
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN DIRINYA
Disusun guna memenuhi salah satu tugas:
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi 2
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron, M.Si
Disusun Oleh:
Lilik Awaliyah (2021110268)
Kelas F
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam kehidupannya Nabi Muhammad saw telah banyak merubah dan memberikan tatanan kehidupan di berbagai bidang, terutama bidang ilmu tentang aturan dan hukum yaitu yang mencakup hubungan manusia dengan pencipta, hubungan manusia dengan dirinya, dan hubungan manusia dengan sesama manusia.
Dari berbagai hadits yang telah di riwayatkan oleh para sahabat, salah satunya yaitu hadits yang menerangkan tentang bab shalat. Dan di dalam makalah ini di jelaskan bahwa Rosulullah saw menyuruh kepada seluruh umat islam untuk melaksanakan kewajiban dan sunnahnya seperti: melaksanakan shalat, puasa, zakat, menikah dan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Materi Hadits
عن عائشة ( ان النبي صلى الله عليه وسلم بعث الى عثمان بن مظعون فجاءه فقال يا عثمان ار غبت عن سنتي قال لا والله ولكن سنتك اطلب قال فاني النامواصلي واصوم وافطر وانكح النساء فاتق الله يا عثمان فان لا هلك عليك حقا وان لضيفك حقا وان لنفسك عليك حقا فصم وافطر وضل ونم)
B. Makna Hadits
“Dari Aisyah, isteri Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam berkata; "Khuwailah binti Hakim bin Umayah bin Haritsah bin Al Auqas Assulamiyah, ia adalah isterinya Utsman bin Mazh'un, ia menemuiku." Aisyah berkata; "Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam melihatnya seolah ia mempunyai peringai yang buruk. Beliau menuturkan kepadaku: "Wahai Aisyah! Alangkah buruknya tingkah laku Khuwailah?" ia berkata; saya menjawab; "Wahai Rasulullah! Ia adalah seorang wanita yang tidak mempunyai suami, berpuasa di siang harinya, dan selalu shalat malam. Ia seperti orang yang tidak punya suami sama sekali, ia tidak memperhatikan dirinya sendiri dan menyia-nyiakannya." Ia berkata; "Kemudian Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam mengutus kepada Utsman bin Mazh'un, dan ia pun mendatangi beliau. Beliau bertanya: 'Wahai Utsman, apakah engkau membenci sunnahku? ' ia menjawab; 'Tidak, demi Allah Wahai Rasulullah! Akan tetapi aku melaksanakan sunnahmu.' Beliau menuturkan; "Sesungguhnya aku tidur, berpuasa, berbuka, dan menikahi wanita. Maka bertakwalah wahai Utsman! Karena keluargamu mempunyai hak, tamu mu juga memiliki hak, dan diri mu juga mempunyai hak. Maka berpuasa dan berbukalah, serta shalat dan tidurlah."[1]
C. Mufrodat
Cari :اطلب
Tidur :انام
Berbuka :وافطر
Kewajiban :لنفسه
Mengutus :بعث
D. Biografi Perawi
. Aisyah binti abu bakar as-shiddiq .ibunda beliau bernama Ummu Ruman binti Amr ibn Umainir al-Kinaniyah. Aisyah dilahirkan sesudah Nabi SAW. Diangkat menjadi rasul. Beliau meriwayatkan 2.210 hadis,Al-Bukhari dan Muslim menyepakati sejumlah 174 hadis. Aisyah adalah orang yang keempat diantara tujuh orang sahabat yang banyak meriwayatkan hadis. Beliau wafat pada bulan ramadhan sesudah melakukan sholat witir pada tahun 58 H atau 688 M.[2]
E. Keterangan Hadits
Apabila engkau menginginkan melakukan sunnahnya maka lakukanlah menurut kemampuanmu. Apabila engkau mampu untuk mengerjakannya maka wajib bagimu di antaranya melakukan puasa apabila kita tidak mampu melakukannya maka berbukalah dan makanlah, Karena itu semua akan menambah kecintaan kita dan menunjukkan bermacam-macam karomahnya dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka akan dimulyakan dari kekurangannya(dan shalat dan tidur) maksudnya shalat tengah malam dan tidur di sebagiannya.[3]
F. Aspek Tarbawi
1. Menambah keimannan
2. Menambah ketakwaan kita kepada Allah
3. Di tinggikan derajatnya
4. Melatih kesabaran kita
5. Dapat menahan hawa nafsu
BAB III
PENUTUP
Nabi Muhammad saw menyuruh kepada umat islam untuk melaksanakan kewajibannya dan sunnahnya, yang di antaranya melaksanakan shalat, berpuasa, zakat, menikah dan lainnya. Jika manusia melakukan semua kewajibannya dan sunnahnya, maka kelak akan mendapat pahala yang berlimpah seperti yang telah di jelaskan di dala al-quran dan sunnahnya
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.Bey, Sunnah Abi Daud, Semarang: CV. Asy-Syifa, 1993.
Muhammad Hasby ash-Shiddieqi, Teungku, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Semarang: PT. Pustaka Riski Putra, 2009.
Muhammad Usman,Abdurrahman, عون المعبود شرح سنن ابى داود, juz 4.
dadang irwanto
BalasHapus2021110256
maksud dari aspek tarbawi anda apa? ko tiba-tiba anda menyebutkan seperti itu?
apakah hubungan manusia dan dirinya?
maaf sebelumnya dalam aspek tarbawi tersebut memang ada sedikit kesalahan,dan saya sudah merevisi dalam makalah...
Hapusdisini saya sedikit menjelaskan aspek tarbawi dr hadits ini,yaitu:
-kita dapat menghormati diri sendiri sebelum menghormati orang lain......
(sejanjutnya bisa dibaca dlm maakalah)
hubungan manusia dengan dirinya adalah bahwa manusia sebelum mengenal dan memahami orng lain terlebih dahulu kita harus mengenali diri kita sendiri,kelemahan dan kelebihan yg kita miliki.
beni siswanto
BalasHapus2021110249
kelas f
hallooo.. mba lilik...
may i question?
bagaimana jika ad orang yang terlalu mementingkan hablu minauallah saja ?what do think?
menurut saya orang tersebut keliru krn pada dasarnya kita hidup didunia tidak hanya mementingkan hablu minaalah saja melainkan kita juga diwajibkan untuk hablu minannas. jadi intinya antara hablumninallah dan hablum minannas harus seimbang.
Hapus(sumber: QS.Ali imran ayat 112)
Nisfu Laila
BalasHapus202 111 0272
mengenai hubungan manusia dengan dirinya,,...menurut mbak lilik, bagaimana kah seharusnya kita memperlakukan diri kita.
agar kita mendapat keridhoan Allah dan mendapat kemuliaan...???
mksihhh...:)
nur aini
BalasHapus2021110263
F
melihat aspek tarbawi yang anda tuliskan, bagaimana hubungan masing-masing aspek tarbawi tersebut dengan hadits yang ada dan juga dengan tema yang anda bahas...thnx....
NIM:2021110246
BalasHapusKLS:F
mo naNYa nih menurut njenengan bagaimana sih cara menjalin hubungan baik dengan diri kita...trkadang kan saat kita melakukan hal yang salah 'n mengecewakan.kita akn cenderung menyalahkan diri sendiri,nah bagaimana cara mengatasinya.mksiih mhon pencerahannya_
eni marfuah
BalasHapus2021110238
menurut pemakalah bagaimana jika ada orang yang lebih mengutamakan melakukan yang sunah dari pada mengutamakan haknya??............tenks
nur khasanah
BalasHapus2021110244
F
melihat dari aspek tarbawi yang menarik dari makalah anda, apakah ada sisi negatif dari seseorang yang memikirkan dirinya?
DWI KARTIKA SARI
BalasHapus2021110251
F
Bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas diri?
menurut buku yang saya baca(cara memperjuangkan masa depan yang lebih baik)...
Hapuscara-cara untuk meningkatkan kualitas diri antara lain: bersikap positif,dengan cara mengisi waktu luang dengan hal-hal yang brmanfaat. menggali potensi yang kita miliki,dan yang tidak kalah pentingnya adalah kita harus mempunyai rasa kepercyaan diri yang tinggi.
ARUM ARIFAH
BalasHapus2021110271
F
Bagaimana cara menyayangi diri kita sendiri?
cara menyayangi diri kita sendiri adalah : dengan cara kita tidak mendzalimi diri kita, maksudnya kita harus mengetahui apa yang terbaik untuk diri kita dan sayangilah diri sendiri dan ciptakan kepercayaan, kesejahteraan, dan kepuasan dalam hidup kita. krn kita dilahirkan untuk mengoptimalkan potensi diri melalui energi positif. intinya bahwa apabila kita sudah mengetahui apa yang terbaik untuk diri kita itu termasuk salah satu bentuk menayangi diri kita.(sumber:The 7 aha's of highly englightened souls)
Hapusilmi fitri royani
BalasHapus2021110240
F
judul makalah Anda kan Manusia dengan Dirinya.kan ada pepatah yamg mengatakan bahwa "manusia yang belum mengenal dirinya berarti belum mengenal Tuhannya". bagaimana caranya untuk mengenali diri sendiri untuk bisa berhubungan baik dengan manusia dan Tuhannya?
syifa adilla
BalasHapus2021110281
yang dapat sedikit saya tangkap mengenai keterangan dan maksud hadits diatas adalah bagaimana kita dapat menyetarakan kewajiban kita dengan hak-hak yang melekat pada diri kita. ....
nahhhh, yang saya tanyakan pada mba lilik....
bagaimana usaha-usaha dalam menuju kesetaraan tersebut??
terimakasih..... (^__^)
Diah safitri
BalasHapus2021110260
mbk lilik,, mhon dijelaskan lgi tentang keterangan hadits diatas n apakah ada aspek tarbawi lg selain aspek tarbawi yg 5 tdi dr hadits tsb?? matrurnuwun
abdullatif (241) f
BalasHapusbagaiamana kita bersikap adil terhadp diri kita sendiri?
musfiroh
BalasHapusNIM 2021110255
kadang ada yang mengatakan bahwa menjadi diri sendiri itu tidak mudah. menurut anda bagaimana cara kita menjadi diri kita sendiri terkait dengan makalah yang anda bahas?