Laman

new post

zzz

Sabtu, 28 April 2012

C10-60 Khafidhotul Khusna


MAKALAH HADITS
TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas.
Mata kuliah               : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu          : M. Hufron, M. S. I
               





Disusun oleh :

KHAFIDHOTUL KHUSNA
2021110136
KELAS  C
HADITS 60



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2011 / 2012






BAB 1
PENDAHULUAN

Hidup di lingkungan masarakat sosial dapat dijadikan sarana sosialisasi dan juga wadah untuk memperbaiki pribabi masing-masing individu tiap orang (pribadi) yang dapat menumbuhkan rasa percaya akan berdampak baik. Misalkan kalau ada sebuah masalah dalam lingkungan sosial yang harus dipecahkan dan membutuhkan saksi. Apabila kedua belah pihak dapat mengambil sifat positif dengan mencoba agar membutuhkan rasa percayaterhadap saksi, dan dapat memberi keterangan yang sebenarnya.
Maka saksipun harus: jujur dan tepat, tanggap dan juga jelas dalam memberikan keterangan kesaksian, dan janganlah menyalahkan apa yang sudah diberikan kepada saksi. Jadi saksi pun harus punya rasa tangung jawab sosial, jujur, adil dan dapat dipercaya.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.           Materi Hadits Tanggung Jawab Sosial

مثل ا لقا ءم على حد و د ا لله و ا لو ا قع فبها كمثل قو م ا ستهموا على سفينة قا صا ب يعضهم ا علا ها و بعضهم ا سقلها فكا ن ا لذ بن فى ا سقلها ا ذا ستقو ا من ا لما ء مر و ا على من فو قهم فقا لو ا نا خر قنا ثى نصيبنا خر قا و لم ولم نؤ ذمن قنا ن يتر كو هم وما ارا دواهلكو جميعا وان ا خذوا علي ايديهم نجوا ونجواجميعا

B.           Terjemahan
Dari Nu’man Bin Basyir R.A. dari Nabi SAW Beliau Bersabda: “perumpaan orang yang tegak di atas batas-batas (hukum-hukum) Allah orang yang melanggar adalah seperti kaum yang mengadakan undian di atas kapal yang mereka mendapat tempat yang di bawah. Adapun orang-orang yang berada di bawah jika akan mengambil air, mereka melewati orang-orang di atas mereka. Mereka berfikir ’seandainya kita buat lubang air di tempat kita sehingga kita tidak mengganggu orang yang berada di atas kita’ apa bila mereka yang ada dibagian[1] atas membiarkan mereka yang ada di bawah untuk melakukan apa yang mereka kehendaki. Niscaya meraka akan binasa semua jika orang yang ada di atas itu melarang. Maka merela akan selama semua”.
C.           Mufrodad
الماء : air
على من فو قهم : orang-orang yang ada di atas
مثل ا لقا ءم على حد و د : perumpamaan orang yang tegak di atas batas (hukum-hukum)
ا لو ا قع  : orang yang melanggar
على سفينة : di atas kapal
ا سقلها : undian
  : ا علا ها atas


D.           Biografi prowi
Al-Nu’am Bin Basyar nama lengkapnya Al-Nu’man Bin Basyar Bin Sa’ad Bin Tsa’labah Bin Iklas Bin Zid Bin Malik Bin Tsa’labah Bin Ka’ab Bin Al-Khozroj Bin Al-Anshori Bin Khozroji, Abu Abdullah Al Madani ayahnya bernama Shohbah dan ibunya bernama Umaroh Bin Rowahah. Beliau tinggal di Syam Abu Nu’am berkata: Beliau adalah seorang Amir di Khuffah pada masa Mu’awiyah. Beliau meninggal di Hams pada usia 66 tahun ain perowi ini berada di semaua kitab hadits (Bhutubus As-Sitah).
E.            Aspek Tarbawi
1.         Saling menghormati satu sama yang lain.
2.         Tidak serakah dan rakus.
3.         Menerima segala keadaan dengan iklas.
4.         Adanya tanggung jawab yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan peduli terhadap sesama.
5.         Kesaksian haruslah sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya.[2]



BAB III
PENUTUP

Rasa toleransi peduli terhap sesama, dapat menimbulkan adanya rasa saling percaya dan menghormati satu sama yang lain. Rasa kepercaan yang ditimbulkan akan memperoleh kenyamanaan di lingkungan tempat tinggal.
Dari bagian-bagian orang yang mendapatkan undian. Dapat diperjelas undian yang dimaksud disini adalah rasa tanggung jawab sosial contohnya dalam persidangan adanya kesaksian salah satu faktor penting dalam pemecahaan masalah yang sedang di sidangkan.










DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Syaih, 1996, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Jakarta: Logos.
Ali Imam Al Hafidz Ibnu Hajar, 2008, Fathul Bari, Jakarta: Pustaka Azzam.
Drs. Beni Ahmad Soebani, M. Si, 2007, Sosiologi Agama, Bandung: PT Retika Aditama.


[1] Ali Imam Al-Hafidz, Ibnu Hajar, Fathul Bari hal 107
[2] Drs beni ahmad soebani,M.Si “sosiologi agama”, hal 1

12 komentar:

  1. Zakirotunnikmah
    2021110112
    C

    tolong jelaskan tentang makna hadits anda?
    karena dalam makalah tidak terdapat keterangan dari kitab syarah.....untuk pemikiran saya juga belum sampai biasa mencerna makna hari hadiits makalah anda.....
    trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. makna dari hadits ini adalah kita diberitahukan bahwa setiap individu diajarkan adanya sikap dan sifat toleransi tenggang rasa satu sama lain antar tiap pribadi individu.
      mengenai kitab syarah, jujur pemakalah tidak menemukannya akan tetapi dalam kiyab fatkhul bari ada sedikit keterangan dari hadits tersebut yaitu adanya hubungan yang terjalin antara dua orang golongan yaitu : golongan atas yaitu orang yang dikatakan berilmu, akhlak, dan dapat juga menyangkut umur seseorang dalam taraf yang dikatakan tua, daengan golongan orang yang ada dibawah yaitu kebalikan dari golongan atas...

      (sekalian jawaban utntuk pertanyaan daro mas abdul khamid)

      Hapus
  2. nama :lutfiyah
    nim 202 111 0118

    dlm hadits mengapa dijelaskn bhwa perumpaan orang yang tegak di atas batas-batas (hukum-hukum) Allah orang yang melanggar adalah seperti kaum yang mengadakan undian di atas kapal yang mereka mendapat tempat yang di bawah. dan mngpa memakai perumpamaan sprti itu tdk dg perumpamaan lain???serta bgmna keterkaitannya perumpamaan ni dg jdul mklh anda ttg tanggung jwb sosial...trmksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. orang yg berada diatas batas hukum adalah orang orang yang tidak dapat menentukan hukum hukum allah, dan memeilih apa yang dianggap benar, mereka itu diperumpamakan orang yang sedang mengadakan undian yaitu orang orang yang tidak tahu apa yang akan ia dapat seperti halnya sifat undian yaitu semu (samar samar) yaitu kuarang jelas hal apa yang akan mereka dapatkan. undian juga dapat juga diartikan sebuah tindakan yang akan dikerjakan dalam lingkungan sosial, jika mereka tidak berinteraksi maka mereka adalah orang orang yang rugi.
      perumpamaan tersebut digunakan agar disesuaikan pada zaman dahulu yaitu orang orang yahudi yang lebih senang melakukan undian. hal ini dimaksudkan agar siapa si pendengar hadits tsb dapat lebih mudah memehaminya.
      setiap pribadi individu pasti mempunyai tindakan dalam kehidupan sosial baik hubungan ekonomi dan sosial, juga politik, dalam hal hal apa saja yang dia kerjakan.

      Hapus
  3. 202109113
    siapa sajakah orang-orang yang ada dibawah dan orang-orang yang ada di atas kapal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. golongan atas yaitu orang yang dikatakan berilmu, akhlak, dan dapat juga menyangkut umur seseorang dalam taraf yang dikatakan tua, daengan golongan orang yang ada dibawah yaitu kebalikan dari golongan atas...

      Hapus
  4. DEWI AFRIYANI
    2021110107
    kelas C

    1, Bagaimanakah cara untuk mengatasi kesenjangan sosial dalam masyarakat sekarang ini, sehingga mengakibatkan minimnya sikap toleransi antar Suku dan Umat Beragama....
    1, apakah adanya stratifikasi sosial dimasyarakat mempengaruhi keharmonisan dalam hubungan sosial????

    terimakasih,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. dengan mengoreksi apa yang diri kita lakukan dalam kehidupan sehari hari maka kita akan tahu dan mengerti adakah kesenjangan hidup kita terhadap lingkungan yang kita tempati baik dengan warga masyarakat, dan juga keluarga terlebih dahulu.
      karena keluarga adalah hal yang terdekat, yang dapat kita mintai pendapat juga sebgi tempat sosialisasi yang pertama. apabila kita sudah mengerti apa yang hendak kita lakukan dan diterapkan pada lingkungan sosial maja kita dapat menekan hal tersebut dan tanp adanya daya pembeda tiap individu.
      2. semua tindakan pasti ada dampaknya baik secara langsung ataau tidak langsung seperti halnya yang mb' tnyakan pasti ada pengaruhnya.

      Hapus
  5. anisah 2021110123
    mohon dijelaskan keterangan hadits sebenarnya apa yang terjadi di kapal ,,, jelaskan latar belakang hadits tersebut. dan hubungannya dengan tanggung jawab sosial

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari hadits yang teryera dapat kita ambil pembelajarannya,tentang apa yang terjadi didalam kapal,diantaranya:
      1. Saling menghormati satu sama yang lain.
      2. Tidak serakah dan rakus.
      3. Menerima segala keadaan dengan iklas.
      4. Adanya tanggung jawab yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan peduli terhadap sesama.
      5. Kesaksian haruslah sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya.
      Latar belakang dari hadits ini :dikarenakan orang-orang yahudi pada zaman dahulu tidak dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab akan segala tindakan yang mereka lakukan..
      Hubungan dengan hadits ini yaitu :hadits ini mengajarkan arti dari sifat,sikap,dan perilaku seseorang agar dapat melaksanakan tanggung jawab tiap-tiap pribadi individu......

      Hapus
  6. Nama : Khurotul Aini
    Nim : 2021110131

    mohon dijelaskan tentang isi hadits, serta tanggung jawab sosial yang sepertia apa yang ingin disampaikan dalam hadits tersebut???
    Dan bagaimana caranya menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial dan menghilangkan sifat yang egois dalam diri kita???

    BalasHapus
    Balasan
    1. hadits ini berisikan pembelajaran tentang sifat,sikap,dan perilau seseoorang tentang arti tanggung jawab sosial...adapun keterangannya adalah diberitahukan bahwa setiap individu diajarkan adanya sikap dan sifat toleransi tenggang rasa satu sama lain antar tiap pribadi individu tanpa adanya perbedaan yang tentang menerapkan rasa tanggung jawab sosial,diantaranya:
      1. Saling menghormati satu sama yang lain.
      2. Tidak serakah dan rakus.
      3. Menerima segala keadaan dengan iklas.
      4. Adanya tanggung jawab yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan peduli terhadap sesama.
      5. Kesaksian haruslah sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya.
      Cra menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial diantaranya dengan mengoreksi apa yang diri kita lakukan dalam kehidupan sehari hari maka kita akan tahu dan mengerti adakah kesenjangan hidup kita terhadap lingkungan yang kita tempati baik dengan warga masyarakat, dan juga keluarga terlebih dahulu.
      karena keluarga adalah hal yang terdekat, yang dapat kita mintai pendapat juga sebgi tempat sosialisasi yang pertama. apabila kita sudah mengerti apa yang hendak kita lakukan dan diterapkan pada lingkungan sosial maja kita dapat menekan hal tersebut dan tanp adanya daya pembeda tiap individu.

      Hapus