Berpuasa dan Memberi Salam
Hadits
ke 1.362
لَاصَامَ مَنْ صَامَ الْاَبَدَ (وفى رواية لَاصَامَ
وَلَااَفْطَرَ) متفق عليه
Artinya
:
“Tidaklah
ke bilangan puasa orang yang puasa selamanya.
Dan pada riwayat yang lain :
Tidaklah bernama puasa dan tidak bernama berbuka “ (Riwayat Muttafaqun Alaih).
Keterangannya
:
Orang yang rajin berpuasa
terus-menerus (satu tahun) puasanya tidak diterima oleh Allah, dan rugilah dia.
Disebut berpuasa tidak dan
disebut berbuka tidak, jadi statusnya itu tidak menentu. Demikianlah beribadah
yang tidak berpedoman kepada ajaran Allah. Di hari-hari yang dilarang pun, dia
tetap berpuasa sehingga tidak dianggap berpuasa, jika seorang tersebut selama
hidupnya berpuasa terus.
Hadits
ke 1.363
لَاتُسَلِّمُوْاتَسْلِيْمَ الْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى,
فَاِنَّ تَسْلِيْمَهُمْ بِالْكُفُوْفِ وَالْحَوَاجِبِ
(رواه البيهقى عن جابر)
Artinya
:
“Janganlah
kamu sekalian mengucapkan salam seperti salamnya orang Yahudi dan Nasrani, maka
sesungguhnya salam mereka itu dengan tapak tangan dan alis.
Keterangannya
:
Orang islam memberi salam
dengan ucapan : Assalamu’alaikum Wr. Wb. Tetapi berbeda dengan salamnya orang
yang beragama lain (Yahudi Nasrani),
mereka cukup dengan melambaikan tangan dan dengan menggerakkan alis mata saja.
Sebagai seorang muslim,
ketika bertemu dengan orang muslim lainnya diharuskan untuk saling mengucapkan
salam. Agar hubungan Silaturrahmi tetap senantiasa terjaga, artinya untuk
mempererat hubungan silaturahmi. Dan janganlah sekali-kali bertemu dengan
sesama muslim kemudinan dengan melambaikan tangan ataupun dengan menggerakkan
alis, karena yang demikian itu adalah perbuatan orang Yahudi dan Nasrani. Oleh
karena itu, sebagai seorang muslim jika bertemu dengan muslim lainnya
ucapkanlah salam yaitu Assalamu’alikum. Wr. Wb.
Mu’alim
(
M. Syafiqurrahman Zuhdi )
Tema Pengajian : Berpuasa dan Memberi Salam
Kitab yang dikaji : Al Muhtarul Ahadits
Mu’alim : Ust. M. Syariqurrahman Zuhdy
Waktu : pkl. 16.30 – 17.30 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar