sbm G10 : model pembelajaran pusat siswa - word
sbm G10 : model pembelajaran pusat siswa - ppt
sbm G10 : model pembelajaran pusat siswa - ppt
Pembelajaran berpusat pada siswa
(Student
Centered Learning)
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Strategi
Belajar Mengajar
Dosen
Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I
Disusun Oleh :
Kelompok 10
M. Lendra :
2021110299
Abdul
Hadi : 2021110300
Abdul
Ghofar : 2021110301
Kelas G
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
PEMBAHASAN................................................................................................. 2
1.
Pembelajaran Kooperative (Cooperative Learning) ............................ 3
2.
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Bassed Learning)................. 8
3.
Pembelajaran Aktif (Active Learning)................................................ 6
4.
Pembelajaran Inkuiri
...................................................................... 11
5.
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)............ 11
6.
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)................ 13
7.
Pembelajaran
Nyata (Authentic Learning)...................................... 13
PENUTUP .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................ 16
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT sang penguasa alam semesta.
Shalawat serta salam semoga selalu atas Nabi Muhammad SAW yang dinantikan
syafaatnya di akhirat.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai
persyaratan guna memenuhi tugas mata
kuliah Strategi Belajar Mengajar di Kampus STAIN Pekalongan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Demikian, mudah – mudahan makalah ini bermanfaat. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sebagai perbaikan.
Terima kasih
|
Pekalongan, November 2012
Penulis
|
PENDAHULUAN
Penekanan pada pembelajaran telah memungkinkan siswa untuk
mengambil alternatif self-directed untuk belajar. Dalam kelas berpusat pada
guru, guru adalah sumber utama untuk pengetahuan. Oleh karena itu, fokus
belajar adalah untuk mendapatkan informasi seperti yang proctored kepada siswa,
memberikan alasan tentang mengapa belajar hafalan atau menghafal catatan guru
atau kuliah adalah norma beberapa dekade yang lalu. Di sisi lain, berpusat pada
siswa kelas sekarang norma mana belajar aktif sangat dianjurkan. Siswa sekarang
meneliti materi yang berkaitan dengan keberhasilan akademis dan produksi
pengetahuan dipandang sebagai standar. Agar guru memfasilitasi kelas yang
berpusat pada siswa, ia harus menjadi sadar akan berbagai latar belakang-nya
atau peserta didik nya. Untuk itu, penggabungan praktek pendidikan seperti dalam
Taksonomi Bloom dan Teori Howard Gardner mengenai teori kecerdasan. Beberapa
diantaranya dapat bermanfaat bagi kelas yang berpusat pada siswa karena
mempromosikan berbagai modus gaya belajar yang beragam, sehingga mengakomodasi
gaya belajar bervariasi dari siswa.
Dalam makalah ini kami sedikit akan
menjelaskan mengenai Student Centered Learning dan beberapa pendekatan
dalam sistem tersebut. Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan bisa memberikan
sedikit gambaran tentang Student Centered Learning beserta dengan teori
dan metode yang ada.
PEMBAHASAN
Student Centered Learning memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses
penemuan belajar dari sudut pandang otonom. Siswa menghabiskan waktu seluruh
kelas membangun pemahaman baru tentang materi yang dipelajari dengan cara
proaktif. Berbagai tangan-kegiatan yang diberikan dalam rangka untuk
mempromosikan pembelajaran yang sukses. Unik, namun gaya belajar khas didorong
dalam kelas yang berpusat pada siswa, dan menyediakan siswa dengan alat
bervariasi, seperti tugas-dan belajar-sadar metodologi, menciptakan lingkungan
yang lebih baik bagi siswa untuk belajar. [1] Dengan menggunakan keterampilan
belajar yang berharga, siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran seumur hidup,
yang selanjutnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas. Penentuan
nasib sendiri teori berfokus pada sejauh mana perilaku individu adalah motivasi
diri dan 'ditentukan sendiri'. Oleh karena itu, ketika siswa diberi kesempatan
untuk mengukur pembelajaran mereka, belajar menjadi intensif. [2] Karena
belajar dapat dilihat sebagai bentuk pertumbuhan pribadi, siswa didorong untuk
memanfaatkan self-regulation praktek dalam rangka untuk merenungkan karyanya. Oleh
karena itu, pembelajaran juga dapat konstruktif dalam arti bahwa siswa berada
dalam kontrol penuh dari nya atau belajar nya. Selama beberapa dekade terakhir,
pergeseran paradigma dalam kurikulum telah terjadi di mana guru bertindak
sebagai fasilitator di kelas yang berpusat pada siswa.
Alasan Student Centered Learning harus diintegrasikan
ke dalam kurikulum, antara lain :
1)
Memperkuat motivasi belajar siswa
2)
Meningkatkan komunikasi peer
3)
Mengurangi perilaku yang mengganggu
4)
Membangun hubungan guru-murid
5)
Mendorong penemuan / pembelajaran aktif
6)
Tanggung jawab untuk belajar sendiri
Beberapa
pendekatan dalam Student Centered Learning
Strategi Pembelajaran Kooperative (Cooperative Learning)
A.
Ruang Lingkup dan Tujuan
Pembelajaran yang bernaung pada prinsip konstruktivisme,
pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran dengan pembentukan suatu
kelompok belajar yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat/sebaya tetapi
heterogen kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, yang kesemuanya saling bekerja
sama.
Tujuan
pembelajaran kooperatif adalah disusun dalam usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan,
membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama dengan siswa yang berbeda. Jadi dalam
cooperative learning siswa berperan ganda, yaitu sebagai siswa dan sebagai
guru/tutor. [1]
B.
Efek Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) memiliki efek
yang sangat penting dan luas terhadap keragaman ras, satra, budaya, sosial,
kemampuan dan ketidakmampuan.
Tiga efek utama dalam cooperative learning, antara lain :
a)
Efek terhadap perilaku kooperative.
Mayoritas
orang sangat menjunjung tinggi perilaku kooperatif dan sangat percaya bahwa
perilaku tersebut sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, terutama dalam
kegiatan ekstrakurikuler.
b)
Efek toleransi terhadap keanekaragaman.
Penelitian
dari Johnson dan Johnson menunjukkan bahwa kooperatif learning tidsak hanya
mempengaruhi toleransi dan penerimaan pada siswa berkebutuhan khusus, tetapi
juga mendukung ntercapainya hubungan yang lebih baik diantara siswa-siswa
dengan ras dan etnis yang beranekaragam.
c)
Efek pada prestasi akademik.
Selain
membantu meningkatkan perilaku kooperatif dan toleransi bersamaan dengan itu,
juga dapat membantu meningkatkan prestasi akademiknya. [2]
C.
Langkah Pembelajaran Kooperatif.
Terdapat
enam langkah dalam penerapan pembelajaran kooperatif, antara lain:
1)
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2)
Menyajikan informasi
3)
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif
4)
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5)
Evaluasi
6)
Memberikan penghargaan [3]
D.
Variasi Dalam Model Pembelajaran Kooperatif.
1)
Students team division achievement (STAD)
2)
Tim ahli (Jigsaw).
3)
Investigasi Kelompok.
4)
Think Pair Share (TPS).
5)
Numbered Head Together (NHT). [4]
E.
Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
a)
Pembelajaran secara team.
b)
Berdasarkan managemen kooperatif.
c)
Kemauan untuk bekerja sama.
d)
Ketrampilan bekerja sama.
F.
Prinsip Pembelajaran Kooperatif
a)
Ketergantungan positif.
b)
Tanggungjawab perseorangan.
c)
Interaksi tatap muka.
d)
Partisipasi dan komunikasi.
e)
Prosedur pembelajaran kooperatif.
f)
Penjelasan materi.
g)
Belajar dalam kelompok.
h)
Penilaian.
i)
Pengakuan tim. [5]
G.
Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
1.
siswa dapat mandiri dalam berfikir dan menemukan informasi
2.
siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat, ide,
gagasan
3.
menumbuhkan sikap respek dan toleransi
4.
membantu memberdayakan siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar
5.
membantu meningkatkan prestasi akademik, klehidupan sosial,
tenggang rasa, harga diri, hubungan interpersonal, ketrampilan manajemen waktu
6.
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
7.
siswa dapat meningkatkan penggunaan informasi dan pengaplikasian
pada kenyataan.
8.
Meningkatkan motivasi dan stimulus untuk berfikir.
H.
Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
1.
Dalam memahami dan mengerti SPK dibutuhkan waktu yang panjang.
2.
Harus ada timbal balik dalam pembelajaran kooperatif
3.
Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok
4.
Dalam membangun kesadaran kelompok dibutuhkan waktu yang panjang. [6]
Strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Bassed Learning)
A.
Ruang Lingkup dan Tujuan SPBM
Pengajaran
berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini berusaha membantu siswa untuk
memproses informasi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri
tentang dunia sosial dan sekitarnya.
B.
Fitur Khusus SPBM
Para
pengembang PBL, Cognition and Technology Group mendeskripsikan bahwa
model instruksional ini memiliki fitur sebagai berikut :
1)
Pertanyaan atau masalah perangsang
2)
Fokus interdisipliner
3)
Investigasi autentik
4)
Produksi artefak dan exhibit
5)
Kolaborasi
C.
Manfaat SPBM
Menurut
Sudjana, manfaat khusus dari pembelajaran ini adalah peran guru untuk mambantu
para siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan tugas pengajaran. Objek
dari pembelajaran ini bukan berasal dari buku, melainkan dari sumber masalah
yang ada disekitarnya.
D.
Langkah Pelaksanaan SPBM
Siswa perlu memahami bahwa maksud dari strategi PBL adalah
untuk belajar tentang cara menyelidiki permasalahan yang dihadapi dan berusaha
menjadi pembelajar yang mandiri.
Terdapat
lima langkah utama dalam strategi PBL, antara lain :
1)
Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa.
2)
Mengorganisasikan siswa untuk meneliti.
3)
Membantu investigasi mandiri dan kelompok.
4)
Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit.
5)
Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. [7]
John
Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah,
antara lain :
1.
Merumuskan masalah.
2.
Menganalisis masalah.
3.
Merumuskan hipotesis.
4.
Mengumpulkan data.
5.
Pengujian hipotesis.
6.
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. [8]
E.
Variasi dalam SPBM
a)
Tugas-tugas perencanaan.
b)
Tugas interaktif.
c)
Lingkungan belajar dan tugas manajemen.
d)
Assesmen dan evaluasi.[9]
F.
Keunggulan SPBM
1.
Problem solving merupakan teknik yang baik dalam memahami isi
pelajaran
2.
Dapat menantang kemampuan siswa dan memberikan kepuasan dalam
menemukan pengetahuan baru
3.
Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
4.
Membantu siswa dalam transfer of knowledge untuk memahami
permasalahan kehidupan nyata.
5.
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan
menyesuaikan diri dengan pengetahuan baru.
6.
Memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat mengaplikasikan
pengetahuan baru.
7.
Dapat mengembangkan minat siswa untuk terus belajar, secara formal
dan nonformal.
G.
Kelemahan SPBM
1.
Saat siswa tidak memiliki minat dan rasa percaya diri, maka mereka
enggan untuk mencoba dan mempelajarinya.
2.
Keberhasilan SPBM membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
persiapannya.
3.
Tanpa adanya pemehaman dasar tentang permasalahan tersebut, maka
siswa tidak akan berusaha mempelajarinya. [10]
Pembelajaran Aktif (Active Learning)
A.
Ruang Lingkup dan Tujuan
Active Learning
dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan
pada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa
perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
Dari pengertian diatas, maka diperoleh dua aspek utama Active
Learning , yaitu : Pertama, dipandang dari sisi proses
pembelajaran, Active Learning menekankan kepada aktivitas
siswa secara optimal, artinya Active Learning menghendaki keseimbangan
antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual,
dan Kedua, dipandang dari sisi hasil belajar Active Learning
menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan
intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik).
Tujuan utama dari Active Learning adalah membentuk siswa
yang cerdas, bersikap positif, dan terampil. Selain itu juga terdapat tujuan
khusus dari pendekatan Active
Learning, yaitu : Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna
dan Mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa.[11]
B.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Active Learning
Keberhasilan penerapan Active Learning dalam proses
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1)
Guru, meliputi : aspek kemampuan guru, sikap profesionalisme, latar
belakang dan pendidikan guru, serta pengalaman mengajar.
2)
Sarana belajar, meliputi : Ruang kelas, Media dan sumber belajar.
3)
Lingkungan belajar.[12]
C.
Model pembelajaran aktif
·
Model Berbagi Pengalaman.
·
Model Kartu Arisan.
·
Model Example Non Example.
·
Model Picture And Picture.
·
Model Cooperative Script.
·
Model Numbered Head Together (NHT).
·
Model Artikulasi.
·
Model Mind Mapping.
·
Model Make a Match.
·
Model Debat.
·
Model Role Playing.
·
Model Talkingstick.
·
Model Bertukar Pasangan.
·
Model Snowball Throwling.
·
Model Student Facilitator and Expalining.
·
Model Course Review Horay.
·
Model Explisit Instruction.
·
Model Cooperative Integrated Reading And Composition.
·
Model Inside Outside Circle.
·
Model Tebak Kata.
·
Model Word Square.
·
Model Scramble.
·
Model Take And Give.
·
Model Concept Sentence. [13]
Metode pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan Active
Learning, antara lain :
·
Metode Audio-Visuals.
·
Metode Curah Pendapat.
·
Metode Studi Kasus.
·
Metode Demonstrasi.
·
Metode Penemuan.
·
Metode Jigsaw.
·
Metode Kegiatan Lapangan.
·
Metode Ceramah.
·
Metode Diskusi Kelompok.
·
Metode Pembicara Tamu.
·
Metode Tulis Berantai.
·
Metode Debat.
·
Metode Bermain Peran.
·
Metode Simulasi.
·
Metode Tugas Proyek.
·
Metode Presentasi.
·
Metode Penilaian Sejawat.
·
Metode Bola Salju.
·
Metode Kunjung Karya.[14]
Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Ruang Lingkup
dan Tujuan
Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa.
Tujuan dari SPI adalah Pertama, strategi inkuiri menekankan
kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari permasalahannya dan diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri (self belief). Ketiga, mengembangkan kemampuan berfikir secara
sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental.
Strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB)
Model
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB) adalah model
pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berfikir siswa melalui
telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan
masalah yang diajukan.
Kandungan dari
pengertian diatas, antara lain :
1.
SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan
kemampuan berfikir siswa, artinya diharapkan siswa memiliki pengembangan ide,
gagasan, pemikiran melalui kemampuan berbahasa secara verbal.
2.
Telaah fakta-fakta atau pengalaman anak merupakan dasar pengembangan
kemampuan berfikir, artinya pengembangan kemampuan berfikir didasarkan pada
pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari atau berasal dari hasil
pengamatan yang dialami oleh anak.
3.
Sasaran akhir SPPKB adalah kamampuan anak untuk memecahkan masalah
sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Pemikiran merupakan proses dari Otak dalam mengakses informasi,
untuk menciptakan pola pemikiran Representatif. Sumber Pemikiran, antara lain :
1)
Bahasa Simbolik (gambar, simbol, suara, perkataan, musik, video).
2)
Pengetahuan tidak langsung (model mental, pola fisik, perasaan).
3)
Sensasi Langsung (sentuhan, pemandangan, suara alamiah,
pengalaman).[15]
Karakteristik
SPPKB
1.
Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses mental
siswa secara maksimal.
2.
SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara
terus menerus, diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir
siswa.
3.
SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan pada dua sisi
penting, yaitu : sisi proses dan hasil belajar.
Tahapan-tahapan
dalam SPPKB
·
Tahap Orientasi
·
Tahap Pelacakan
·
Tahap Konfrontasi
·
Tahap Inkuiri
·
Tahap Akomodasi
·
Tahap Transfer
Faktor yang mempengaruhi pemikiran, antara lain :
1)
Lingkungan.
2)
Keinginan atau Kemauan.
3)
Pengalaman Hidup.
4)
Gen.
5)
Pilihan Hidup. [16]
Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL adalah
suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.
Asas-asas
dalam Strategi Pembelajaran CTL
·
Konstruktivisme
·
Inkuiri
·
Questioning (bertanya)
·
Learning Community
·
Modeling
·
Reflection
·
Authentic Assesment
Pembelajaran
Nyata (Authentic Learning)
Menurut
definisi, "belajar otentik" berarti pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata dan proyek-proyek dan yang memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi dan membahas masalah-masalah ini dengan cara yang relevan untuk
mereka.
Pembelajaran
otentik (Authentic Learning) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan siswa menggali, mendiskusikan, dan membangun secara bermakna
konsep-konsep dan hubungan-hubungan, yang melibatkan masalah nyata dan proyek
yang relevan dengan siswa (Donovan, Bransford & Pallegrino, 1999). Istilah
‘otentik’ berarti asli, sejati, dan nyata (Webster’s Revised Unabridged
Dictionary, 1998). Pembelajaran ini dapat digunakan untuk siswa pada semua
tingkatan kelas, maupun siswa dengan berbagai macam tingkat kemampuan.
Kelebihan Authentic Learning
a) Siswa tidak merasa
jenuh terhadap pembelajaran karena pembelaaran dapat terjadi dimana saja.
b) Siswa mempunyai
keterampilan yang lebih dalam menganalisis wacana sosial
c) Siswa mempunyai
pengalaman belajar yang mumpuni dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
d) Pembelajaran berpusat
pada siswa, sehingga memungkinkan siswa memahami materi secara utuh
Kelemahan Authentic
Learning
a) Pembelajaran Otentik
cenderung hanya dapat dilakukan pada siswa yang memiliki taraf intelegensi
diatas rata-rata sehingga pembelajaran berjalan secara aktif.
b) Tidak semua materi
pelajaran dapat menggunakan pembelajaran otentik, karena materi yang sesuai
dengan pembelajaran otentik bersifat studi sosial.
c) Memerlukan waktu,
biaya, dan tenaga ektra dari siswa untuk melaksanakannya. [17]
PENUTUP
Dari pembahasan diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1)
Student Centered Learning adalah sebuah sistem pembelajaran yang berusaha memusatkan subjek
pembelajaran pada peran aktif siswa dalam memahami dan memperoleh pengetahuan.
2)
Beberapa pendekatan dalam Student Centered Learning, antara lain :
a)
Pembelajaran Kooperative (Cooperative Learning).
b)
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Bassed Learning).
c)
Pembelajaran Aktif (Active Learning).
d)
Pembelajaran Inkuiri.
e)
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB).
f)
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
g)
Pembelajaran
Nyata (Authentic Learning).
DAFTAR PUSTAKA
Jensen, Eric. 2011.
Brain-Bassed Learning (Pembelajaran Berbasis Otak). Jakarta : PT.
Indeks Permata Puri Media.
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode
Pembelajaran Buku 2. Cetakan I. Pekalongan : STAIN Press.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Edisi I. Cetakan III. Jakarta:
Kencana Prenada Media.
Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar
Dengan Pendekatan PAILKEM. Cetakan II. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis
Tingkat Satuan Pendidikan. Cetakan I. Jakarta : Gaung Persada Press.
http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/pembelajaran-otentik-outentic-learning.html diakses pada tanggal 3 November 2012 Pukul 17:35
[1] Zaenal Mustakim. Strategi dan Metode Pembelajaran Buku 2. Cetakan I.
(Pekalongan : STAIN Press.2009), hlm 112-113.
[2] Ibid, hlm 113-114.
[3] Ibid, hlm 115
[4] Ibid, hlm
115-122
[5] Ibid, hlm
123-127
[6] Ibid, hlm
127-129
[7] Ibid, hlm
129-132
[8] Ibid, hlm 134
[9] Ibid, hlm
132-133
[10] Ibid, hlm
134-136
[11] Wina Sanjaya. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Edisi I. Cetakan III.
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm 135-138.
·
[13] Hamzah B Uno dan Nurdin Mohamad. Belajar Dengan
Pendekatan PAILKEM. Cetakan II. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 79-95.
[15] Eric Jensen. Brain-Bassed Learning (Pembelajaran
Berbasis Otak). (Jakarta : PT. Indeks Permata Puri Media2011), hlm 194-195.
[17] http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/pembelajaran-otentik-outentic-learning.html diakses pada
tanggal 3 November 2012 Pukul 17:35
Atina Mauila Saftri
BalasHapus2021110284
Kelemahan yang terdapat pada pembelajaran kooperatif salah satunya adalah dalam membangun kesadaran kelompok dibutuhkan waktu yang panjang, dengan begitu apakah pembelajaran dapat efektif? dan bagaimana peran pendidik, agar dapat meminimalisir waktu tersebut?
Kelemahan utama dari Cooperative Learning adalah butuh waktu lama, diperlukan pembimbingan yang lebih Intens dari Pendidik, terutama bagi anak yang terlambat proses pembelajarannya, karena dapat menghambat Iklim Pembelajaran dalam kelompok yang lebih Responsif Pembelajarannya. Untuk waktu, sangat tergantung pada pola/metode penyampaian materi yang dilakukan oleh Pendidik.
Hapusmuhammad sukron
BalasHapus202110328
G
jelaskan Model Kartu Arisan.Metode Pembicara Tamu. Model Make a Match.beserta aplikasinya??
Insya Allah akan saya jawab saat presentasi.......
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKhoirul Fatikhin 2021110291
BalasHapusApakah Student Center Learning dapat diterapkan dalam Satuan pendidikan SD atau MI?????
M. Lendra 2021110299
Hapusmenurut saya semua pendekatan dalam Student Center Learning sangat cocok bagi pola pembelajaran tingkat SD atau MI, karena siswa SD/MI sangat membutuhkan pola pembelajaran PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik), terdapat 7 macam pola/pendekatan
1. Pembelajaran Kooperative (Cooperative Learning)
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Bassed Learning)
3. Pembelajaran Aktif (Active Learning)
4. Pembelajaran Inkuiri
5. Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)
6. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
7. Pembelajaran Nyata (Authentic Learning)
Sedikit tambahan, bahwa untuk siswa SD/MI proporsi yang pantas adalah dilaksanakan pada siswa kelas 5 dan 6 yang pola pikirny telah mampu berfikir secara abstrak dan harus lebih ditekankan lagi proporsiny pada siswa SMP/Mts........
HapusMoh Zuhrufi Sani 2021110322
BalasHapusBagaimana sistem pembelajaran berpusat pada siswa itu sendiri, apakah lebih menekankan pada siswa saja????
Bagaimana ukuran keberhasilan siswa pada sistem Active Learning????
M.Lendra 2021110299
HapusMenurut saya dalam Student Center Learning juga terdapat peran serta guru, terutama dalam menerapkan metode dan pendekatan yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh siswanya. keberhasilannya terletak pada penguasaan materi, pengembangan bakat, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Ukuran keberhasilan Active Learning, antara lain :
Hapus1)Guru, meliputi : aspek kemampuan guru, sikap profesionalisme, latar belakang dan pendidikan guru, serta pengalaman mengajar.
2)Sarana belajar, meliputi : Ruang kelas, Media dan sumber belajar.
3)Lingkungan belajar.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus2021110288
BalasHapusfaktor apa saja yang dapat menghambat proses pembelajaran menggunakan student center learning? dan bagaimana cara mengatasinya?
Kelebihan dari sistem SCL
HapusSiswa lebih paham terhadap materi yang dipelajarinya.
Siswa akan lebih mudah menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya.
Pada akhirnya siswa akan menjadi tenaga ahli yang benar-benar profesional dibidangnya.
Kelemahan sistem SCL
Sebenarnya bisa dikatakan hampir tidak ada kelemahan dari sistem SCL ini, hanya penerapannya sering disalahgunakan baik oleh guru maupun oleh murid, banyak orang-orang yang mengeluh akan sulitya menerapkan sistem SCL ini karena guru dan murid dituntut harus berkerja sama dengan aktif dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada.
apakah Pembelajaran berpusat pada siswa
BalasHapus(Student Centered Learning)dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi??? jelaskan!!!
muthoharoh
2021110329
Insya Allah bisa dimanapun, kapanpun, dlm kondisi apapun, semua tergantung pda kreatifitas Guru dalam Pengkondisian Kelas, demi tercapainya tujuan Student Centered Learning.........
Hapuskhoirul furqon
BalasHapus2021110327
minta penjelassannya metode bola salju itu yang seperti apa????
trus pada zaman yang sekarang ini lebih tepat yang mana, apakah berpusat pada guru atau siswa???
untuk bola salju sya jelaskan saat presentasi....
HapusPendidikan masa kini sangat membutuhkan Keaktifan dan Kerjasama Siswa, hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing Kognitif di Era Globalisasi dimana SDM di Indonesia selalu kalah saing dan mudah untuk terkontaminasi dgn Pendidikan dan Kebudayaan Asing............
apakah sama??antara strategi pmbelajaran inkuiri dengan SPPKB??..kmudian mngapa dlm tahapan SPPKB ada tahap inkuiri nya?mohon d jelaskan??dan bgmna aplikasinya dlm sbuah pndidikn??dn strategi ini berlaku untuk karakter pserta didik yg spt apa?? terimakasih,,,,
BalasHapusSPI (pembelajaran Inkuiri) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada sebuah Proses Berpikir yang berlandaskan pada Proses Belajar dan Hasil Belajar.
HapusInkuiri dalam SPPKB merupakan tahap Inkuiri guru memberikan kesempatan agar siswa mampu berpendapat dan berani untuk menyampaikan Ide/Gagasan dalam proses pembelajaran di kelas.
jadi saya rasa sangat berbeda, SPI sebagai Strateginya dan Inkuiri dalam SPPKB sebagai Tahapan/Proses Berfikir dan Berpendapat.
Aplikasiny terhadap Siswa adalah untuk meningkatkan keaktifan dan keberanian siswa tersebut.
Hapussaya rasa SPPKB dan SPI sangat diutamakan bagi siswa yang memiliki bakat Public Speaking dan Organisasi, sehingga guru harus mampu membimbing Siswa tersebut kedalam kegiatan Intra dan Ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat tersebut.
dewi zulaikha kelas G ( 2021110330 )
BalasHapuspertanyaan:Pembelajaran Otentik cenderung hanya dapat dilakukan pada siswa yang memiliki taraf intelegensi diatas rata-rata sehingga pembelajaran berjalan secara aktif.yang saya tanyakan apakah hanya siswa yang diatas rata- rata saja padahal didalam kelas itu kan ada yang IQU nya lemah/ dibawah rata- rata?jelaskan
M.Lendra 2021110299
Hapussaya rasa dpt dipergunakan bagi seluruh siswa, yang terpenting, bagaimana guru mampu meningkatkan peran partisipatif siswa dalam proses pembelajaran
Model pembelajaran kartu arisan referensi bukunya apa?
BalasHapus