sbm H10 : model pembelajaran pusat siswa - word
sbm H10 : model pembelajaran pusat siswa - ppt
sbm H10 : model pembelajaran pusat siswa - ppt
MAKALAH
MODEL
PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA SISWA
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliyah : Strategi Belajar
Mengajar
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron,
M.S.I
Disusun Oleh :
Ayu Hidayah 2021110342
Ainun Najib 2021110343
Linda Puspitasari
2021110344
Dian Aklamliana
2021110345
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
Jurusan
Tarbiyah PAI
2012
PENDAHULUAN
Paradigma
pembelajaran dari “guru mengajar” ke “ siswa belajar” telah merubah wajah dunia
pendidikan ke arah yang lebih maju dan lebih humanis. Pembelajaran yang
berorientasi pada guru (teacher oriented) selalu menempatkan siswa pada obyek
yang kurang menguntungkan. Siswa hanya mendengar dan menyimak secara seksama
penjelasan guru dan untuk selanjutnya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
guru. Peran guru sebagai satu-satunya sumber sangat dominan. Hal ini tidak
sepenuhnya salah, namun pada beberapa bagian tertentu hal tersebut dapat
diperbaiki. Paradigma yang berkambang saat ini adalah siswa belajar (students
oriented). Maksudnya, siswa dan aktivitas belajarnya ditempatkan pada posisi
tertinggi sebagai hal utama yang harus difasilitasi, diskenario dan dilakukan
guru. Konsekuensinya, guru lebih banyak menjadi fasilitator dan mediator.
Dengan demikian, perlu adanya penataan yang lebih terprogram dan sistematis
sehingga hasilnya optimal. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan
mengaktifkan belajar siswa (active learning). Ketika belajar siswa aktif, siswa
lebih banyak bekerja. Mereka mempergunakan otak mereka, belajar ide-ide baru,
pemecahan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Lebih dari itu,
belajar aktif menjadi penting sebab untuk belajar sesuatu, siswa perlu
mendengar, melihat, bertanya, dan mendiskusikannya dengan yang lain.[1]
PEMBAHASAN
Pengertian
Pembelajaran Berpusat pada Siswa
Pembelajaran
berpusat pada peserta didik merupakan pembelajaran yang lebih berpusat pada
kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan peserta didik, sehingga pembelajaran akan
menjadi sangat bermakna. Dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik menghasilkan peserta didik yang berkepribadian, pintar, cerdas, aktif,
mandiri, tidak bergantung pada pengajar, melainkan mampu bersaing atau berkompetisi
dan memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik.[2]
Model-Model
Pembelajarannya
Dalam pembelajarana yang berpusat
pada siswa, terdapat beberapa model pembelajarannya, yaitu :
A.
PEMBELAJARAN KOOPERATIF ( COOPERATIVE LEARNING )
1.
Landasan Pemikiran
Sekitar
tahun 1960-an, belajar kompetitif dan individualistis telah mendominasi pendidikan di Amerika
Serikat. Siswa datang ke Sekolah untuk berkompetisi dan tekanan dari orang tua
untuk menjadi yang terbaik. Tentunya
dengan tempat duduk yang terpisah di kelas.
Jika
disusun dengan baik, belajar kompetitif dan individualistis akan evektif dan cara memotivasi siswa untuk
melakukan yang terbaik. Meskipun demikian, terdapat beberapa kelemahan pada
belajar kompetitif dan individualistis.[3]
Untuk menghindarinya dan agar siswa dapat membantu siswa yang lain untuk
mencapai sukses, maka jalan keluarnya adalah dengan belajar kooperatif.
Artzt
dan Newman menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama
sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai
tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama
untuk keberhasilan kelompoknya.
Bernaung
dalam teori konstruktivis, pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama
dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat
tetapi heterogen.[4]
Tujuannya untuk memberi kesempatan pada semua siswa untuk dapat terlibat secara
aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Tugasnya mencapai ketuntasan
materi dari guru, dan membantu teman sekelompoknya mencapai ketuntasan belajar.
Selama
belajar, siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa pertemuan.
Mereka diajarkan keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik,
seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan, berdiskusi, dan
sebagainya. Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang
belum menguasai materi pelajaran.
2.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Johnson
dan Johnson menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah
memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman
baik secara individu maupun secara kelompok. Karena bekerja dalam tim, dengan
sendirinya dpat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar
belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan proses kelompok dan
pemecahan masalah.
Zamroni
mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi
kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual.
Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas social di
kalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul
generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki
solidaritas sosial yang kuat.[5] Maka
siswa akan mengambangkan keterampilan berhubungan dengan sesame manusiayang
akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
Para
ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir
kritis. Keterampilan social atau kooperatif berkembang secara signifikan dalam
pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran
kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatihkan keterampilan
kerja sama dan kolaborasi, dan juga keterampilan tanya jawab. dalam cooperative learning siswa berperan ganda, yaitu
sebagai siswa atau sebagai guru. Jadi inti dari tujuan
pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa, dan memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi
dan belajar bersama-sama siswa lainnya.
3.
Unsur Penting, Prinsip Utama dan Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pertama,
saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa
Kedua,
interaksi antara siswa yang semakin meningkat.
Ketiga,
tanggung jawab individu.
Keempat,
proses kelompok.
Dan prinsip
dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dikerjakan dalam kelompoknya dan berpikir bahwa semua anggota kelompok
memiliki tujuan yang sama.
b. Dalam kelompok terdapat pembagian tugas secara merata dan
dilakukan evaluasi setelahnya.
c. Saling membagi
kepemimpinan antar anggota kelompok untuk belajar bersama selama pembelajaran.
d. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas semua pekerjaan
kelompok.
Ciri-ciri model
pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Siswa dalam kelompok bekerja sama menyelesaikan materi belajar
sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk secara heterogen.
c. Penghargaan lebih diberikan kepada kelompok, bukan kepada
individu.
4.
Efek-efek Cooperative Learning
Tiga macam
hasil yang dicapai model pembelajaran ini:
a)
Efeknya
pada perilaku kooperatif
Kebanyakan
orang menjunjung tinggi perilaku kooperatif dan percaya bahwa perilaku itu
merupakan tujuan penting bagi pendidikan. Misalnya dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
b)
Efeknya
pada toleransi terhadap keanekaragaman
Dari hasil
penelitian Johnson dan Johnson menunjukkan bahwa cooperative learning tidak
hanya mempengaruhi toleransi dan penerimaan yang lebih luas terhadap
siswa-siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi juga dapat mendukung tercapainya
hubungan yang lebih baik diantara siswa-siswa dengan ras dan etnis yang
beraekaragam.
c)
Efeknya
pada prestasi akademik[6]
5.
Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan
Proses
demokrasi dan pern aktif merupakan ciri yang khas dari lingkungan pembelajaran
kooperatif. Agar pembelajaran kooperatif dapat berajalan sesuai dengan harapan,
dan siswa dapat bekerja secara produktif dalam kelompok, siswa perlu diajarkan
keterampilan-keterampilan kooperatif, berfungsi untuk melancarkan peranan hubungan
kerja dan tugas.
6.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
1.
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
2.
Menyajikan
informasi
3.
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok kooperatif
4.
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
5.
Evaluasi
6.
Memberikan
penghargaan
7.
Beberapa variasi dalam model Cooperative Learning
1.
Student Teams Achievement Division (STAD)
Slavin menyatakan bahwa pada STAD
siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru nenyajikan
pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Persiapan-persiapan yang
dibutuhkan STAD, yaitu:
1.
Perangkat
Pembelajaran
2.
Membentuk
kelompok kooperatif
3.
Menentukan
skor awal
4.
Pengaturan
tempat duduk
5.
Kerja
kelompok
2.
Tim Ahli (Jigsaw)
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji
coba oleh Elliot Aroson dan teman-teman dari Universitas Texas dan diadopsi
oleh Salvin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins.
Langkah-langkah
pembelajaran jigsaw:
-
Siswa
dibagi atas beberapa kelompok
-
Materi
pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi
menjadi beberapa sub-bab.
-
Setiap
anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya.
-
Anggota
dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam
kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
-
Setiap
anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar
teman-temannya.
-
Pada
pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis
individu.
3.
Investigasi Kelompok
Dalm implementasi tipe investigasi
kelompok, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 orang
yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan
penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Lalu menyiapkan dan
mempresentasikannya kepada seluruh kelas.
Langkah-langkah
pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 fase, yaitu:
-
Memilih
topik
-
Perencanaan
Kooperatif
-
Implementasi
-
Analisis
dan Sintesis
-
Presentasi
Hasil Final
-
Evaluasi
4.
Think Pair Share (TPS)
Strategi TPS atau berpikir
berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa.
Langkah-langkah
TPS:
-
Berpikir
(Thinking)
-
Berpasangan
(Pairing)
-
Berbagi
(Sharing)
5.
Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau
jenis penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional.
Langkah-langkah
NHT:
-
Penomoran
-
Mengajukan
pertanyaan
-
Berpikir
bersama
-
Menjawab
8.
Karakteristik dan prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
1)
Karakteristik
SPK
-
Pembelajaran
secara tim
-
Didasarkan
kepada menajemen kooperatif
-
Kemauan
untuk bekerja sama
-
Keterampilan
untuk bekerja sama
2)
Prinsip-prinsip
SPK
-
Prinsip
ketergantungan positif (Positive Independence)
-
Tanggung
jawab perseorangan (Individual Accountability)
-
Interaksi
tatap muka (face to face promotion interaction)
-
Partisipasi
dan komunikasi (Partisipation Communication)
9.
Prosedur Pembelajaran Kooperatif
1)
Penjelasan
materi
Tujuan utama
dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
2)
Belajar
dalam kelompok
3)
Penilaian
Penilaian dalam
SPK bisa dilakukan dengan tes atau tulis.
4)
Pengakuan
Tim
Pengakuan
tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim yang paing
berprestasi untuk kemudian diberikan hadiah atau penghargaan.
10.
Keunggulan dan kelemahan SPK
Ø Keunggulan SPK:
1.
Melalui
SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru.
2.
SPK
dapat mengembangkan kemampuan mengungkap ide dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3.
SPK
dapat membantu anak untuk respek kepada orang lain.
4.
SPK
dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar.
5.
SPK
merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik
sekaligus kemampuan sosial.
6.
Dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri.
7.
Meningkatkan
kemampuan siswa menggunakan informasi dan belajar abstrak menjadi nyata.
8.
Meningkatkan
motivasi dan rangsangan untuk berpikir.
Ø Kelemahan SPK:
-
Butuh
waktu lama untuk memahami filosofis SPK.
-
Ciri
utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan.
-
Penilaian
didasarkan pada hasil kerja kelompok.
Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan waktu yang cukup panjang.[7]
B.
PENGAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM
BASED INSTRUCTION)
1.
Pengertian
Istilah Pengajaran Berdasarkan Masalah (PBM) diadopsi dari istilah
inggris Problem Based Instruction (PBI).
Model pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey.
Dewasa ini model pembelajaran ini mulai diangkat, sebab ditinjau secara umum,
pembelajran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi
masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan pada mereka
untuk melakukan penyelidikan dan inquiri. Menurut Dewey, belajar berdasarkan
masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan
antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan pada
siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan system syaraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif, sehingga masalah yang dihadapi dapat
diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.[8]
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok
kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh
siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut,
seringkali siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan
masalah dan berpikir kritis.
2.
Ciri Khusus Pengajaran Berdasarkan Masalah
a.
Pengajuan
pertanyaan atau masalah
b.
Berfokus
pada keterkaitan antar disiplin
c.
Penyelidikan
autentik
d.
Menghasilkan
produk dan memamerkannya
e.
Kolaborasi
3.
Tujuan Pengajaran Berdasarkan Masalah
a.
Membantampilan
berfikir siswa mengembangkan ketrampilan siswa bermasalah
- PBI memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya
sekedar berpikir sesuai yang bersifat kongkret, tetapi lebih dari itu berpikir
terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Dengan kata lain PBI melatih kapada
peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi.
b.
Belajar
peranan orang dewasa yang autentik
- Model pembelajaran berdasarkan masalah amat penting untuk
menjembatani gap antara pembelajaran formal di sekolah dengan aktivitas mental
yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah.
c.
Menjadi
pembelajar yang mandiri
- Dengan bimbingan guru secara berulang-ulang mendorong dan
mengarahkan mereka menagjukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah
nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu
secara mandiri dalam hidupnya kelak.
4.
Manfaat Pengajaran Berdasarkan Masalah
Menurut
sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan
masalah.tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan
menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku,
tapi dari masalah yang ada di sekitar.selain manfaat, model pengajaran
berdasarkan masalahnya memiliki kelebihan dan kekurangan
Kelebihan PBM
sebagai model pengajaran adalah sebagai berikit :
1.
Realistic
dengan kehidupan siswa
2.
Konsep
sesuai dengan kebutuhan siswa
3.
Memupuik
sifat inquiri siswa
4.
Retensi
konsep jadi kuat, dan
5.
Memupuk
kemampuan problem solving
Selain
kelebihan tersebut, PBM juga memiliki beberapa kekurangan antara lain :
1.
Persiapan
pembelajaran (alat, problem, konsep)
2.
Sulitnya
mencari problem yang relevan
3.
Sering
terjadi miss-konsepsi
4.
Konsumsi
waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan.
5.
Pelaksanaan Pengajaran Berdasarkan Masalah
1.
Tugas-tugas
Perencanaan
a.
Penetapan
tujuan
b.
Merancang
situasi masalah
c.
Organisasi
sumber daya dan rencana logistic
2.
Tugas
interaktif
a.
Orientasi
Siswa pada Masalah
b.
Mengorganisasikan
Siswa untuk belajar
c.
Membantu
Penyelidikan mandiri dan kelompok
3.
Linkungan
Belajar dan Tugas-tugas Manajemen
4.
Assesment
dan Evaluasi
PENUTUP
Pembelajaran
yang berpusat pada siswa memang memusatkan perhatian dalam pembelajaran hanya
kepada siswa. Guru sebagai pendamping dalam model pembelajaran ini. Dan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa ini memiliki dua jenis model, yaitu :
1.
Pembelajaran
Kooperatif ( Cooperative Learning )
Cooperative
learning merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai
tujuan bersama. Cooperative learning disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda
latar belakangnya. Jadi, dalam cooperative learning siswa berperan
ganda, yaitu sebagai siswa atau sebagai guru.
2.
Pengajaran
Berdasarkan Masalah (Problem Based
Instruction)
Adapun Ciri Khusus Pengajaran Berdasarkan
Masalah:
a.
Pengajuan
pertanyaan atau masalah
b.
Berfokus
pada keterkaitan antar disiplin
c.
Penyelidikan
autentik
d.
Menghasilkan
produk dan memamerkannya
e.
Kolaborasi
DAFTAR PUSTAKA
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis TIK. Bandung :
Alfabeta.
Trianto. 2009. Mendesain
Model Pembelajaran Inovatis-Progresif : Konsep, Lndasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Zaenal Mustakim. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran . Pekalongan: STAIN Press.
[1] http://aguspurwantoko.blogspot.com/
[2]
Munir, Kurikulum Berbasis TIK,
(Bandung : Alfabeta, 2008), hal. 80,81
[3]
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatis-Progresif : Konsep, Lndasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta
: Kencana Prenada Media Group, 2009), hal. 55
[4]
Trianto, Ibid, hal. 56
[5]
Trianto, Op.Cit, hal. 57-58
[6]
Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: STAIN Press,
2011), hlm. 278
[8]
Trianto, Op.Cit, hal. 91
SUSWATI
BalasHapus2021110358
KELAS : H
Hambatan-hambatan apa sajakah yang dialami dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah?
Beberapa hambatan dalam pelaksanaan PBM (Pembelajaran Berdasarkan Masalah)diantaranya:
Hapus1.Persiapan pembelajaran (alat, konsep)
2.Sulitnya mencari problem yang relevan
3.Sering terjadi miss-konsepsi
4.Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan.
risnatul khikmah (2021110374)kelas H
BalasHapusapakah kooperatif learning dan Problem Based Instruction ini adalah yang terbaik untuk pembelajaran?
Bisakah menggabungkan antara 2 model pembelajaran (berpusat guru dan berpusat siswa) dlm satu pembelajaran?
Berikan contoh2 variasi pembelajaran dari kooperatif learning?
terima kasih..
Dengan semakin berkembangnya IPTEK serta medianya maka seorang guru mempunyai tanggung jawab yang lebih untuk menciptakan suatu model pembelajaran yang lebih efektif dalam rangka tercapainya tujuan pembelajaran salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif learning dan Problem Based Instruction.Kami menganggap 2 model ini sebagai metode yang cukup ampuh,Misalnya dalam Cooperative learning disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi, dalam cooperative learning siswa berperan ganda, yaitu sebagai siswa atau sebagai guru.Sedangkan dalam PBI siswa diajak supaya berpikir lebih kreatif lagi dalam menyelesaikan masalahnya.Beberapa variasi dalam model Cooperative Learning:
Hapus1. Student Teams Achievement Division (STAD)
2. Tim Ahli (Jigsaw)
3. Investigasi Kelompok
4. Think Pair Share (TPS)
5. Numbered Head Together (NHT)
farah dibha (2021110357)
BalasHapusdiatas telah dipaparkan efek2 cooperative. yg saya ingin tanyakan, penjelasan mengenai efeknya dari prestasi akademik apa?
Bariroh
BalasHapus2021111029
kelas :E(H)
apa yang menjadi ciri pembelajaran yang berpusat pada siswa yang membedakan pada pembelajaran yang berpust pada guru?
samakah pembelajaran yang berpust pada masalah dengan metode problem solving dalam pelaksanaanya?
adin refqi l
BalasHapus2021110359
apakah pengunaan model pembelajaran secara kooperatif telah berjalan dengan baik di indonesia?