MAKALAH
PENDIDIKAN INKONVENSIONAL
Disusun
guna memenuhi tugas:
Mata kuliah :
Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu :
M. Ghufron Dimyati
Disusun
oleh:
Ana
Khoirunifah (2021 111 235)
Jihad
Syar’i (2021 111 250)
Faisal
Fahmi (2021 111 255)
Kelas I
TARBIAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISALAM NEGERI
PEKALONGAN
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan sebuah gambaran masyarakat kecil. Di dalamnya terdapat
beberapa peserta didik yang berbeda-beda. Dengan perbedaan itu seorang guru
diharapkan dapat memberikn pelajaran yang sama namun dapat diterima oleh
peserta didik yang berbeda-beda tersebut.
Seorang pendidik sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Seorang guru hendaknya dalam menyampaikan materi pelajaran tidak monoton cara
penyampaiannya. Metode yang digunakan hendaknya bervariasi.
Untuk itulah para pendidik dituntut juga menguasai materi dengan baik
sekaligus mampu menyampaikan materi tersebut dengan menggunakan metode yang
baik pula yang ada dalam macam-acam metode inkonvensional, lebih jelasnya kami
akan membahas lebih lanjut tentang metode-metode pembelajaran inkonvensional
yang lainnya dalam makalah kami.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Inkonvensional
Metode Inkonvensional
adalah suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan
yang masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa
sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta
guru-guru ahli yang menanganinya.
Selain itu metode mengajar inkonvensional bisa juga diartikan sebagai suatu
metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, seperti : metode pengajaran modul, pengajaran berprogram,
pengajaran unit, metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), metode KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) dan metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).[1]
B. Macam-Macam Metode
Inkonvensional
a. Metode Pengajaran Modul
Modul adalah suatu proses
pembelajaran mengenai suatu satuan
bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, opersional, dan terarah untuk
digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para
guru. Dalam formatnya, modul meliputi : pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes
awal, pengalaman belajar, sumber belajar dan tes akhir.
b.
Metode Pengajaran Berprogram
Metode pengajaran
berprogram adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk mempelajari
materi tertentu, terbagi atas bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan
untuk mencapai tujuan tertentu pula.
Sebagai contoh metode
ini adalah pengajaran dengan menggunakan alat tape recorder, film, radio,
komputer, internet, dll.[2]
c.
Metode Pengajaran Unit
Metode ini juga disebut
dengan metode proyek yang memberi makna bahwa metode pengajaran unit adalah
suatu sistem pengajaran yang berpusat pada suatu masalah yang dipecahkan secara
keseluruhan sehingga mempunyai arti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
metode ini mempunyai kriteria : adanya tujuan yang luas dan menyeluruh,
perencanaan bersama, berpusat pada suatu masalah, dan berpusat pada siswa.
d.
Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Metode CBSA adalah
metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi subyek didik
seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih
efektif dan efisien. Dalam metode ini guru tidak boleh menganggap siswa sebgai
anak kecil yang tidak bisa mandiri dalam belajar, akan tetapi guru sebagai
mitra siswa untuk bersama-sama aktif dalam proses pembelajran.
Gibs (1972) diikuti E.
Mulyasa menyatakan bahwa untuk merealisasikan peningkatan keaktifan belajar
siswa perlu ditempuh langkah-langkah sebagai beriut:
1. Dikembangkan rasa percaya diri kepada para peserta didik, dan mengurangi
rasa takut.
2. Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah
secara bebas dan terarah.
3. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.
4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
5. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran
secara keseluruhan.
e.
Metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
KBK adalah konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas
dengan standar performance (kompetensi) sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Ada tiga landasan
secara teoritis kurikulum berbasis kompetensi yaitu :
Pertama, adanya pergeseran pembelajaran kelompok, kearah pembelajaran individual. Kedua, pengembangan konsep belajar
tuntas atau belajar penguasaan adalah suatu falsafah pembelajaran yang
mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat, semua peserta didik
dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang baik. Ketiga, pendefinisian kembali terhadap
bakat.
f.
Metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP merupakan
kkurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan, terdiri dari guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan
pendidikan. Untuk merealisasikan KTSP ini tentu disesuaikan dengan satuan
pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik peserta didik. Adapun
tujuan KTSP adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan
insiatif sekolah, meningkatkan keperdulian warga sekolah dan masyarakat,
meningkatkan kompetensi yang sehat anta satuan pendidikan tentang kualitas
pndidikan yang akan dicapai.[3]
g. Metode Audio Visual
Metode audio visual
yaitu suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menggunakan alat-alat media
pengajaran yang dapat diperdengarkan, atau memperagakan bahan-bahan tersebut,
sehingga siswa/murid-murid dapat menyaksikan secara langsung dan mengamati
secara cermat, memegang/merasakan bahan-bahan peragaan tersebut. Pada setiap
kali penyajian bahan pelajaran semestinya guru menggunakan media pengajaran,
seperti lembaran balik, papan planel, proyektor, dan lain sebagainya.
h. Metode Pemecahan masalah (problem solving)
Problem solving, adalah
suatu cara penyajan bahan pelajaran dengan jalan dimana siswa dihadapkan dengan
kondisi masalah. Dari masalah yang sederhana, menuju kepada masalah yang
sulit/muskil.
John Dewey (AS),
sebagai tokoh pencipta metode problem solving ini menyarankan agar dalam
pelaksanaan melalui metode ini siswa/siswi dibiasakan percaya pada diri sendiri
untuk mengatasi kesulitan/masalah yang sedang dihadapinya. Baik mengenai
dirinya sendiri, lingkungan maupun lingkungan dalam arti yang lebih luas, yakni
masyarakat.
i.
Metode Insersi (Sisipan, Lampiran)
Metode lampiran
(insersi) merupakan metode yang baru diperkenalkan belakangan ini. Sehingga
metode ini belum begitu dikenal dan populer, tetapi telah sering terlaksana
dalam berbagai media dan berdaya guna.
Metode lampiran
(insersi) yaitu cara menyajikan bahan/materi pelajaran dengan cara inti sari
ajaran-ajaran Islam atau jiwa agama/emosi religius diselipkan/disisipkan di
dalam mata pelajaran umum (ilmu-ilmu yang bersifat sekuler).
j. Metode Role Playing
Metode Role Playing
adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung
kepada apa yang diperankan.
k.
Cooperative Script
Cooperative Scrip adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan
dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Adapun langkah-langkahnya yaitu:
Ø
Guru membagi siswa
untuk berpasangan.
Ø
Guru membagikan
wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
Ø
Guru dan siswa
menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar.
Ø
Pembicara membacakan
ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap dan membantu mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
Ø
Bertukar peran, semula
sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan
seperti di atas
Ø
Kesimpulan guru.
Ø
Penutup.
l.
Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa
diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil
nomor dari siswa.
m.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
n.
Metode Menyelubung (Wrapping)
Metode menyelubung
maksudnya ialah : cara menyajikan bahan/materi pelajaran agama atau hikmah
keimanan dan sebagainya, sengaja dibungkus atau diselubungi dengan
bentuk-bentuk lain, misalnya kisah cerita atau dengan ilmu-ilmu lain seperti
sejarah, ilmu-ilmu sekuler yakni ilmu umum yang ada disekolah atau diperguruan
tinggi. Yakni nilai norma agama diselubungi ilmu umum.
C. Beberapa Contoh Metode
Inkonvensional
1.
Kartu Sortir ( Card Sort)
Ini merupakan bagian
kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat,
fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang di utamakan
dapat membantu untuk memberikan energi kepada kelas yang telah letih.
Prosedur:
a. Berilah
masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang
cocok dengan satu atau lebih kategori.
b. Mintalah
peserta didik untuk mencarri temannya di
ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori ssama.
c. Biarkan
peserta didik dengan kartu kategori yang sama menyajikan sendiri kepada orang
lain.
d. Selain
masing-masing kategori dipresentasikan,
buatlah beberapa unit mengajar yang anda (guru) rasa penting.
2. Tim Quiz (Team Quiz)
Teknik ini meningkatkan
kemampuan tanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka pelajari yang
menyenangkan dan tidak menakutkan.
Prosedur:
a. Pilihlah
topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.
b. Bagilah
peserta didik menjadi 3 tim.
c. Jelaskan
bentuk sesinya dan mulailah presentasi.
d. Minta tim A
untuk menyiapkan quiz yang berjawaban singkat.
e. Tim A
menguji tim B. Jika tim B tidak bisa
menjawab beri kesempattan tim C untuk
menjawab.
f. Ketika kuiz
selesai lanjutkan dengan bagian kedua dimana dimulai dari tim B
g. Setealh
tim B selesai, lanjutkan pada tim C
untuk memberi quiz seperti tadi.
3. Poin Kaunterpoin (Point- Counterpoint)
Kegiatan ini merupakan
sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih
mendalam tentang berbagai isu kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah
perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat.
Prosedur:
a. Pilihlah
sebuah masalah yang mempunyai dua bidang atau lebih.
b. Bagilah kelas
ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah bidang yang telah ditentukan, dan
tiap minta kelompok untuk berargumen untuk mendukung materi yang didapatkan.
c. Gabungkan
kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara
sub-sub kelomppok.
d. Jelaskan
bahwa peserta didik bisa memulai
perdebatan.
e. Simpulkan
kegiatan tersebut.
4. Belajar Melalui Jigso (Jigsaw Learning)
Jigsaw learning
merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan
teknik “ pertukaran dengan kelompok ke kelompok”( group-to-group exchange)
dengan suatu perbedaan penting : setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini
adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat
atau dipotong dan disaat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang
lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari suatu yang dikombinasikan dengan
materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan
pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
Prosedur:
a. Pilihlah
materi belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian.
b. Hitunglah
jumlah bagian belajar dengan jumlah peserta didik.
c. Bentuklah
kelompok, berilah tugas pada tiap kelompok denganbagian tadi, kelompok satu
dengan yang lainnya berbeda-beda.
d. Mintalah anggota
kelompok untuk mengajarkan materi yang telah dipelajari kepada yang lain.
e. Kumpulkan
kembali peserta didik untuk memberi usulan dan sisakan pertanyaan guna
memastikan pemahaman yang tepat.
5.
Peta Pikiran (Mind
Maps)
Peta pikiran adalah
cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide,
mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan
peserta didik membuat peta pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikasi
secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang
mereka rencanakan.
Prosedur:
a. Pilih topik
untuk pemetaan pikiran.
b. Konstruksikan
bagi kelas peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warns, simbol atau
khayalan. Ajaklah peserta didik untuk menceritakan contoh-contoh sederhana dari
kehidupan sehari-hari yang dapat
dipetakan.
c. Berikanlah
kertas, pen, dan sumber-sumber lain yang dapat membantu peserta didik membuat peta pikiran.
d. Berikanlah
waktu yang cukup bagi peserat didik untuk mengembangkan peta pikiran mereka.
e. Perintahkan
peserta didik untuk saling membagi peta pikirannya.[4]
D. Variasi Metode Dalam Mengajar
1. The power of two
·
Siswa dikelompokkan
yang terdiri dari dua orang
·
Melemparkan masalah
atau pertanyaan
·
Diperintahkan,
masing-masing menjawab masalah
·
Mendiskusikan jawaban
·
Diambil jawaban yang
paling tepat
·
Disaring, umtuk
menemukan jawaban yang tepat
2. Critical insident
·
Mengingat pengalaman
masa lalu yang mengesankan
·
Menanyakan pendapat
masing-masing tentang pengakuan dan mencari solusinya
·
Mengulas apa yang telah
diceritakan
·
Mengambil pelajaran
dari pengalaman itu
3. Every one is teacher here
·
Memberikan bahan
bacaaan
·
Menyuruh siswa membaca
sebentar
·
Menyuruh setiap siswa
membuat pertanyaan dari bacaan dalam kertas
·
Mengambil kertas yang
berisi tulisan
·
Mengacak ketas dan membagikan
lagi kepada siswa
·
Siswa diminta lagi
untuk menjawab
4. Snowballing
·
Melempar masalah
·
Masing-masing diminta
berpendapat
·
Sharing dengan teman
disebelahnya
·
Hasil 2 orang
didiskusikan oleh 4 orang
·
Menjadi 2 kelompok
besar
·
Presentasi
masing-masing kelompok
5. Card sort
·
Motivasi
·
Membagi tulisan berisi
tulisan secara acak
·
Menempel induk tulisan
di papan tulis
·
Mengelompokkan siswa
sesuai kelompok
·
Menyesuaikan dengan
induk kata
·
Presentasi
6. Information search
·
Membentuk kelompok
(individual)
·
Memberi bacaan
·
Memberikan pertanyaan
untuk dijawab
·
Menjawab pertanyaan per
kelompok
·
Presentasi
7. Call on the next speaker
·
Siswa dibagikan kertas
untuk membuat pertanyaan
·
Pertanyaan diambil dan
dibagikan kembali secara acak
·
Menunjuk salah satu
siswa untuk menjawab dengan waktu terbatas
·
Siswa tadi menunjuk
siswa lain untuk melanjutkan
8. Small group discussion
·
Siswa dibagi kedalam
4-5 kelompok
·
Memberi bacaan untuk
masing-masing kelompok
·
Mendiskusikan bacaan
·
Menunjuk jubir
·
Jubir mempresentasikan
didepan
·
Kelompok lain bertanya
atau menanggapi
9. Poster session
·
Siswa membuat
permasalahan
·
Membentuk kelompok
·
Meminta kelompok untuk
mencari solusi dari masalah tersebut
·
Solusinya dituangkan
dalam gambar atau pester
·
Presentasi poster
10. Index card match
·
Buatlah pertanyaan yang
berpasangan atau jawabanya sebanyak jumlah siswa
·
Bagikan kepada setiap
siswa secara acak
·
Siswa diminta untuk
mencari pasanganya
·
Bagi yang sudah ketemu
pasanganya duduk berdampingan
·
Masing-masing pasangan
diminta untuk membacakan kertas yang dipegangnya
·
Siswa yang lain ikut
menilai
·
Guru mengklasifikasi
11. True of false
·
Guru memberikan
pernyantaan yang benar dan pernyataan yang salah kepada sejumlah siswa
·
Setiap siswa diberi
satu pernyataan
·
Siswa membaca dan
menilaipernyataan tersebut
·
Guru membuat dua
kelompok yakni, yang memegang pernyataan benar dan yang memegang pernyataan
yang salah
·
Setiap siswa diminta
untuk membacakan pernyataanya dan siswa yang lain menilai
·
Guru mengklasifikasi
12. Pohon jawaban
·
Guru buat pernyataan
yang berpasangan atau pernyataan dan jawaban
·
Satu pernyataan atau
jawaban ditempel-tempelkan dipohon
·
Pernyataan atau jawaban
yang lain dibagikan kepada setiap murid
·
Siswa diminta
pernyataan atau pertanyaan
·
Siswa diminta mengambil
pasanganya dipohon
·
Siswa diminta
membacakan pertanyaan dan jawabanya, siswa lain menilai
·
Guru mengklarifikasi
13. Learning smart with question
·
Memberikan bacaan baru
atau asing
·
Membaca secara kelompok
(minimal dua orang)
·
Mengutarakan bacaan
sebatas pemahaman
·
Mempertanyakan yang
belum dipahami
·
Siswa yang tahu
presentasi
·
Guru mengklarifikasi
14. Branstorming (inventarisasi pendapat dengan bebas tanpa diseleksi)
·
Menentukan topik
·
Mengajak siswa
menyampaikan hal yang berhubungan dengan topik
·
Guru mencatat dipapan
tulis
15. Elisitasi (inventarisasi pendapat dengan selektif)
·
Menentukan topik
·
Mengajak siswa
manyampaikan hal yang berhubungan dengan topik (presenter yang menyeleksi)
·
Menuliskan kata
(pendapat) yang diseleksi
16. Poster comment
·
Sediakan gambar
·
Siswa diminta mengamati
gambar
·
Siswa diminta
mengomentari dan menilai
17. Reding guide
·
Membagikan bahan ajar
(berisi daftar pertanyaan dan bacaan)
·
Diminta untuk
membacakan bahan tersebut
·
Siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan tersebut
·
Siswa diminta
menyampaikan jawabanya
·
Guru klarifikasi
18. Billboard ranking
·
Guru memberikan
gambaran yang berisi beberapa karakteristik tentang sesuatu
·
Siswa meranking
karakteristik tersebut sesuai dengan prioritas masing-masing
·
Ditempel dan
ditampilkan di papan tulis
·
Siswa menjelaskan
hasilnya
·
Siswa lain menanggapi[5]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Metode dalam pembelajaran inkonvensional juga dibagi menjadi beberapa macam
metode diantaranya yaitu :
1.
Metode pengajaran modul
2.
Metode pengajaran berprogram
3.
Metode pengajaran unit
4.
Metode CBSA ( Cara belajar siswa aktif)
5.
Metode Kbk
6.
Metode KTSP
7.
Metode Audio Visual
8.
Metode Pemecahan masalah (problem solving)
9.
Metode Insersi (Sisipan, Lampiran)
10.
Metode Role Playing
Selain macam-macam juga ada bebrapa contoh metode inkonvensional
diantaranya:
1.
Kartu Sortir
2.
Tim Quis
3.
Poin Kunterpoin
4.
Belajar melalui jigsaw
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim Zaenal. 2011.
Strategi & Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Stain Press.
Thoifuri. 2008.Menjadi Guru Inisiator.Kudus: STAIN kudus press.
[1]Zaenal Mustakim,
Strategi Dan Metode Pembelajaran,
(Pekalongan:STAIN Pekalongan, 2009) hlm
134
[2]Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Kudus: STAIN kudus press,
2008) hlm.70-71
[3] Op cit, hlm 135-137
[4]Zaenal
Mustakim, Straategi Dan Metode
Pembelajaran, (Pekalongan:STAIN Pekalongan,
2009) hlm 137-143
[5]Zaenal
Mustakim, Straategi Dan Metode
Pembelajaran, (Pekalongan:STAIN Pekalongan,
2011) hlm 249-253
assalamu'alaikum wr.wb
BalasHapuswildan faza
2021 111 206
di dalam macam2 metode disebutkan ada kurikulum kbk dan ktsp,, apakah kurikulum termasuk metode ?? jelaskan
wassalamu'alaikum
Hapuslangsung saja ya, kalau menurut saya, kurikulum kbk maupun ktsp itu bukan sebuah metode, namun di dalam kurikulum tersebut terdapat tata cara bagaimana seharusnya pembelajaran dilaksanakan. Kan di dalam kurikulum pasti terdapat konsep atau hal-hal yang mengatur bagaimana kegiatan belajar mengajar itu dilaksanakan. Jadi yang dikatakan sebagai metode itu adalah tatacara yang ada di dalam kurikulum, bukan nama dari kurikkulum tersebut.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus