MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA GURU
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I
Oleh:
Umi Habibah 2022111056
Nailatul Mustaqimah 2022111064
Siliana 2022111068
PBA B
SEKOAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Keberhasilan
proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan
model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas
keterlibatan siswa secara efektif didalam proses pembelajaran. Pengembangan
model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan
menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang
optimal.
Untuk dapat
mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki
pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara
pengimplementasian model-model tersebut dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran yang efektif memiliki keterkaiatan dengan tingkat pemahaman guru
terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas. Demikian juga
pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia,
kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran.
Mempertimbangkan
pentingnya hal di atas maka pada bagian ini anda di ajak untuk membahas secara
mendalam model-model pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Model-model Pembelajaran Interaktif
yang Berpusat Pada Guru
A.
Presentasi dan Penjelasan
Presentasi
adalah model yang berpusat pada guru. Presentasi dan penjelasan memakan waktu
yang cukup lama. Secara singkat hasil-hasil belajar model presentasi ini cukup
jelas sehingga membantu siswa memperoleh, menyimpan informasi baru, memperluas
konseptual dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan memikirkan tentang
informasi. Namun sebelum guru mempresentasikan dan menjelaskan kepada siswa,
guru harus merencanakan terlebih dahulu dengan melakukan:
1)
Memilih tujuan dan isi presentasi.
2)
Mendiagnosis pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.
3)
Memilih advance organizer yang tepat dan kuat.
4)
Merencakan penggunaan waktu dan ruang.
Model presentasi ini terdiri dari empat fase utama, yaitu:
1.
Mengklarifikasikan tujuan pelajaran dan menyiapkan siswa untuk
belajar.
2.
Presentasi sebuah advance organizer.
3.
Mempresentasikan info baru yang dimaksud.
4.
Memantau dan memeriksa pemahaman siswa serta memperluas dan
memperkuat keterampilan berpikir mereka.[1]
B.
Pengajaran Langsung
1.
Pengertian Pengajaran Langsung
Pengajaran
langsung adalah suatu model pembelajaran dimana kegiatannya terfokus pada
aktivitas-aktivitas akademik. Sehingga dalam implementasi kegiatan pembelajaran
guru melakukan kontrol yang ketat terhadap kemajuan belajar siswa,
pendayagunaan waktu serta iklim kelas yang dikontrol secara ketat pula.
Pemberian arahan dan kontrol secara ketat didalam pengembangan model
pembelajaran langsung ini terutama sekali dilakukan ketika guru menjelaskan
tentang tugas-tugas belajar, menjelaskan materi pelajaran. Tujuan utama model
ini adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Sedangkan dampak
pengajarannya adalah terciptanya ketuntasan muatan akademik dan keterampilan,
meningkatnya motivasi belajar siswa serta kemampuan siswa. Sedangkan dampak
pengiring meningkatnya percaya diri siswa.[2]
2.
Perencanaan Pengajaran Langsung
Sebelum
melakukan pengajaran langsung, hendaknya guru merencanakan pengajaran langsung
terlebih dahulu yaitu sebagai berikut:
a.
Menyiapkan tujuan
Ketika
menyiapkan tujuan untuk pelajaran dengan model pengajaran langsung, format
behavioral yang lebih spesifik merupakan pendekatan yang lebih disukai. Untuk
analisis tugas melibatkan tindakan membagi keterampilan yang kompleks menjadi
bagian-bagian komponennya sehingga dapat diajarkan secara langkah demi langkah.
b.
Melaksanakan Analisis Tugas
Analisis tugas
adalah alat yang digunakan guru untuk mendefinisikan dengan persis sifat
keterampilan tertentu atau keping pengetahuan yang di strukturisasikan dengan
baik yang ingin mereka ajarkan. Analisis tugas membantu guru untuk menentukan
dengan tepat apa yang perlu dilakukan siswa agar dapat melakukan keterampilan
yang diinginkan. Hal itu dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut:
1)
Mencari tahu apa yang dilakukan seseorang yang berpengetahuan luas
ketika keterampilan yang dimaksud sedang dilakukan.
2)
Membagi keterampilan menjadi beberapa subketerampilan.
3)
Susun beberapa subketerampilan itu dengan urutan logis, yang
menunjukkan subketerampilan mana yang mungkin menjadi prasayarat bagi yang
lainnya.
4)
Rancang berbagai strategi untuk mengajarkan setiap subketerampilan
dan tata cara mengombinasikannya.
c.
Merencanakan Waktu dan Ruang
Merancang dan
mengolah waktu sangat penting bagi pelajaran dengan model pengajaran langsung.
Guru harus memastikan bahwa waktunya cukup dengan kecerdasan dan kemampuan
siswa, serta siswa termotivasi untuk tetap terlibat sepanjang pelajaran.
3.
Melaksanakan Pelajaran dengan Model Pengajaran Langsung
Langkah-langkah
melaksanakan pelajaran dengan model pengajaran langsung antara lain:
a.
Memberikan tujuan dan establishing set
Terlepas dari
model pengajaran yang sedang digunakan, guru yang baik memulai pelajaran yang
sedang digunakan, guru yang baik memulai pelajarannya dengan menjelaskan
tujuannya, establishing set dan mendapatkan perhatian siswa. Hal ini memberikan
isyarat tentang apa yang akan terjadi. Selain itu, seharusnya siswa diberi tahu
tentang keterkaitan antara pelajaran hari itu dan pelajaran sebelumnya.
b.
Melaksanakan demonstrasi
Untuk
mendemonstrasikan sebuah konsep atau keterampilan tertentu secara efektif guru
diharuskan untuk mencapai tingkat menguasai, atau memahami sepenuhnya, konsep
yang dimaksud sebelum mendemonstrasikannya, dan berlatih melakukan sendiri
seluruh aspek demonstrasi itu dengan seksama sebelum menyampaikannya di kelas.
c.
Menguasai dan memahami sepenuhnya
Untuk
memastikan bahwa siswa akan mengobservasi perilaku yang benar dan bukan
perilaku yang tidak benar, guru harus mengikuti dengan cermat apa yang
dimasukkan dalam demonstrasinya. Hal yang penting disini adalah bila guru ingin
siswa-siswanya melakukan sesuatu dengan benar, mereka harus memastikan bahwa
hal itu didemonstrasikan dengan benar.
d.
Berlatih
Penting bagi
guru untuk menyiapkan dan belatih sehingga sistem penomoran yang
didemonstrasikan konsisten dengan apa yang akan ditemukan siswa di perpustakaan.
Bila demonstrasi itu terdiri atas langkah-langkah seperti menghidupkan
komputer, memasukkan informasi pengidentifikasi buku itu, menulis call
numbernya kemudian menuju ke rak-rak buku yang sesuai, penting bahwa
langkah-langkah ini dilatihkan sampai titik yang tidak ada langkah yang terlupa
selama demonstrasi aktual.
e.
Memberikan guided practice
Salah satu langkah kritis didalam model pengajaran langsung adalah
bagaimana guru mendekati guided practice. Saat ini ada cukup banyak
bukti penelitian yang dapat menuntun upaya-upaya pemberian kesempatan untuk
praktik atau latihan. Guided practice(praktik terbimbing) meningkatkan retensi,
membuat keterampilan lebih otomatis, dan meningkatkan transfer ke
situasi-situasi baru.
f.
Memberikan praktik yang pendek dan bermakna
Di kebanyakan
kasus, khususnya dalam kasus keterampilan, penting untuk memerintahkan siswa
untuk melakukan keterampilan yang dikehendaki untuk jangka waktu pendek, dan
bila keterampilan itu kompleks, menyederhanakan tugas pada tahap awal. Akan tetapi,
tugas praktik yang pendek dan disederhanakan ini tidak boleh mendistorsi pola
keterampilan secara keseluruhan.
g.
Memberikan praktik untuk meningkatkan Overlearning
Overlearning
adalah sebuah keterampilan
menghasilkan keotomatisan yang dibutuhkan untuk menggunakannya diberbagai
kombinasi keterampilan dan dalam situasi-situasi baru. Hanya melalui Overlearning
dan penguasaan totallah sebuah keterampilan dapat digunakan secara efektif
dalam situasi-situasi baru.
h.
Memperhatikan tahap-tahap awal praktik
Tahap-tahap
awal praktik sangat kritis, karena selama periode inilah tanpa pengetahuan mereka, pelajar dapat menggunakan
teknik-eknik yang tidak benar, yang kelak memaksa mereka untuk belajar
meninggalkannya. Selama tahap-tahap awal praktik ini pulalah pelajar ingin
mengukur kinerjanya, meskipun ini bertentangan dengan teknik ini.
i.
Memeriksa pemahaman dan memberikan umpan balik
Hal
ini merupakan aspek yang sangat penting dalam pelajaran dengan model pengajaran
langsung, karena tanpa pengetahuan tentang hasil-hasil, praktik menjadi tidak
banyak artinya bagi siswa. Faktanya, tugas terpenting guru yang menggunakan
model pengajaran langsung adalah memberikan umpan balik yang bermakna kepada
siswa dan pengetahuan tentang hasil. Guru dapat memberikan umpan balik dengan
banyak cara, misalnya secara verbal, dengan merekam, menguji, atau melalui
komentar tertulis.[3]
4.
Pengajaran konsep
Kebanyakan para
guru sepakat bahwa dalam penyampaian informasi kepada siswa tentang cara
memikirkannya lebih penting lagi. Konsep dalam subyek apapun adalah pemikiran
balok-balok bangunan dasar untuk berpikir terutama bagi individu untuk
menghasilkan berbagai objek dan ide serta membuat aturan dan prinsip tentang
konsep.
Dengan
pengajaran konsep, guru dapat membantu siswa untuk memperoleh dan mengembangkan
konsep-konsep dasar yang dibutuhkan untuk pembelajaran lebih lanjut dan
pemikiran tingkat tinggi.
Pengajaran
konsep tidak dirancang untuk mengajarkan informasi dalam jumlah besar kepada
siswa. Tetapi dengan mempelajari dan menerapkan konsep-konsep kunci dalam
subjek tertentu, siswa akan mampu mentransfer berbagai pembelajaran spesifik ke
bidang-bidang yang lebih umum.
Pendekatan yang
digunakan dalam pengajaran konsep adalah pendekatan Direct presentation (presenentasi
langsung) dan pendekatan concept Attainment (pencapaian konsep).
Sebuah konsep
pengajaran pada dasarnya terdiri dari empat fase, yaitu :
1.
Mempresentasi tujuan
2.
Memberikan masukan baik examples atau non-examples
3.
Menguji pencapaian konsep
4.
Menganalisis proses berpikir siswa
Concept
Learning (belajar
konsep) pada dasarnya adalah meletakkan berbagai macam masalah ke dalam
golongan dan setelah itu mampu mengenali golongan itu. Sifat konsep yaitu :
a.
Konsep dapat ditempatkan kedalam kategori-kategori seperti objek
atau ide lain kemudian diberi nama atau label
b.
Konsep dipelajaran melalui contoh-contoh dan bukan contoh, maka itu
guru harus memberikan contoh dan bukan contoh yang jelas untuk konsep yang
sedang yang sedang diajarkan kepada siswa guna memastikan pemahaman menyeluruh
tentang konsep
c.
Konsep bisa diperngaruhi oleh konteks social
d.
Konsep memiliki definisi dan label
e.
Konep memiliki atribut-atribut kritis yang dapat digunakan untuk
membedakan antara sebuah konsep yang satu dengan yang lainnya
f.
Konsep memiliki atribut yang non-kritis[4]
5.
Prinsip Dasar Pendidikan Kontekstual
1.
Prinsip Dasar Pendidikan Kontekstual
Menurut Johnson
bahwa pendidikan kontekstual memiliki tiga prinsip dasar, yaitu: (1) belajar
menghasilkan perubahan perilaku anak didik yang relatif permanen, artinya dosen
dan guru sebagai perilaku perubahan (agent of change); (2) anak didik
memiliki potensi, kemampun yang merupakan benih kodrati untuk ditubuhkembangka
tanpa henti; (3) perubahan tau pencapian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami
linear sejalan proses kehidupan.
2.
Strategi Pendidikan Kontekstual
Terdapat tujuh
strategi yang dapat ditempuh dalam pendidikan kontkstual, yaitu: (1) pengajaran
berbasis problem; (2) menggunakan konteks yang beragam; (3) mempertimbangkan
kebhinekaan siswa; (4) memberdayakan siswa untuk belajar sendiri; (5) belajr
melalui kolaborasi; (6) menggunakan penilaian otentik; (7) mengejar standar
tinggi.
6.
Prinsip Ilmiah dalam CTL
Menurut Johnson
terdapat tiga prinsip ilmiah dalamCTL, yaitu:
1.
Prinsip kesaling bergantungan, saling ketergantungan mewujudkan
diri.
2.
Prinsip diferensial, menjadi nyata ketika CTL menyadarkan siswa
bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan kekuatan.
3.
Prinsip pengorganisasian diri, terlihat ketika para siswa mencari
dan menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda-beda.[5]
Ø Merencanakan
dan melaksanakan pengajaran konsep
Cara merencanakan pengajaran konsep:
a.
Memilih konsep
kurikulum adalah sumber utama untuk memilih konsep yang akan
diajarkan. Konsep itu mungkin terdapat dalam textbook dan edisi yang
digunakan guru seringkali menjadi pedoman dalam memilih konsep (kunci yang akan
diajarkan).
Kerangka kerja kurikulum dan pedoman kurikulum local adalah sumber
lain untuk memilih konsep yang akan diajarkan. Konsep akan ditentukan dalam
ide-ide generalisasi pokok suatu unit pelajaran.
Guru juga perlu mengambil keputusan tentang mana perbendaharaan kata
yang perlu diajarkan secara langsung sebagai konsep dan mana yang tidak. Dalam
proses memilih konsep yang akan diajarkan, guru hrus mengingat suatu hal ini,
yaitu membantu siswa memahami sebuah konsep lebih dari sekedar membuat mereka
mampu memberikan definisi tentang perbendaharaan kata.
a.
Memutuskan pendekatan yang dipakai
b.
Mendefinisikan konsep
c.
Menganalisis konsep
d.
Memilih dan mengurutkan berbagai contoh dan bukan contoh
e.
Menggunakan gambar-gambar visual
Ø Cara
melaksanakan pengajaran konsep
a.
Mengklasifikasikan maksud dan establishing
b.
Memberikan masukan dan bukan contoh serta menguji pencapaian
Dalam hal ini guru menggunakan pendekatan concept attainment.
Dimana siswa memiliki pemahaman tertentu tentang konsep atau seperangkatnya,
kenudian siswa diminta untuk membuat keputusan, apakah itu contoh atau bukan
contoh. Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan ini :
1.
Memberikan contoh-contoh kepada siswa, sebagaian mempresentasikan
konsep yang dimaksud
2.
Memaksa siswa untuk menghipotesiskan tentang atribut konsep dan
mencatat alasan spekulasinya, disini guru boleh mengajarkan beberapa pertanyaan
tambahan untuk membentu memfokuskan siswa
3.
Bila siswa sudah tampak mengetahui konsepnya, siswa menamai konsep
tersebut dan mendeskripsikan konsep yang mereka gunakan untuk
mengidentifikasinya
4.
Guru mengevaluasi, apakah siswa sudah mencapai konsep itu dengan
meminta mereka untuk mengidentifikasi contoh-contohnya.
c.
Menganalisa pikiran dan mengintegrasikan pembelajaran.[6]
BAB III
PENUTUP
Ø
Kesimpulan
Presentasi adalah
model yang berpusat pada guru, Namun sebelum guru mempresentasikan dan
menjelaskan kepada siswa, guru harus merencanakan terlebih dahulu dengan
melakukan:
a.
Memilih tujuan dan isi presentasi.
b.
Mendiagnosis pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.
c.
Memilih advance organizer yang tepat dan kuat.
d.
Merencakan penggunaan waktu dan ruang.
Model-model pembelajaran interakti
yang berpusat pada guru antara lain:
1. Presentasi
dan penjelasan
2. Pengajaran
langsung
3. Pengajaran
konsep
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. Learning to Teach. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar. 2008.
Mustakim, Zaenal. Strategi dan Metode Pembelajaran Buku.
Pekalongan : STAIN Press. 2009.
Tanireja,Tukian
dkk.Model-model pembelajaran inovatif. Bandung :Alfabeta. 2011.
Aunurrahman.Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.2009
[1] Zaenal Mustakim, Strategi
dan Metode Pembelajaran Buku, (Pekalongan: STAIN Press, 2009), hlm 270-271
Tidak ada komentar:
Posting Komentar