MATA KULIAH PENGEMBANGAN KERIKULUM
(PENGANTAR PENGEMBANGAN KURIKULUM)
Disusun
oleh :
Wasis budiarto & Bstur Rokhmani
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG
PEKALONGAN
KATA PENGANTAR
Bismilaahirrahmanirrahim
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadrat
Allah Swt yang telah memberikan kekuatan
dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “ PENGEMBANGAN KURIKULUM“ ini
dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga
akhir zaman. Makalah ini merupakan materi yang disajikan sebagai tugas mata
kuliah Pengembangan Kurikulum di semester empat yang dosen pengampunya adalah
Bapak Gufron, MSI kls T4.A STAIKAP Pekalongan. Makalah ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai pengertian dan pemanfaatan
kurikulum. Hal ini dimaksudkan untuk
membangun paradigma pembaca agar dapat mengetahui betapa pentingnya pengembangan
kurikulum dalam pendidikan. Dengan kemampuan yang sangat terbatas, penulis
sudah berusaha dan mencoba mengekplorasi, menyintesiskan dan mengorganisasikan
dari beberapa buku. Namun demikian, apabila dalam makalah ini dijumpai
kekurangan dan kesalahan baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis
dengan senang hati menerima kontruktif dari pembaca Akhirnya,semoga makalah
yang sederhana ini bermanfaat adanya,. Amin yaa robbal ‘alamin. Selamat
membaca
Pekalongan, 28
Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar
isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B.
Rumusan masalah
C. Metode pemecahan masalah
D. Sistematika Penulisan Makalah
BAB II PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.
Pengertian kurikulum dan pengembangan kurikulum
B. Perlunya pengembangan kurikulum
C. Pihak - pihak yang terlibat dalam
pengembangan kurikulum
D. Waktu pelaksanaan pengembangan kurikulum
E. Langkah -
langkah pengembangan kurikulum tinggi
melalui SIM
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B.
Saran-saran/Rekomendasi
C. Daftar pustaka
D. Biografi penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Maslah
Pendidikan merupakan akar dari kemajuan sebuah negara.
Karena dengan pendidikan yang baik akan membentuk generasi yang handal dan
paindai dalam setiap bidang yang berperan ditengah masyarakat, sehingga dapat
membuat perubahan kerarah kemejuan yang lebih baik. Kita bisa mengenang
sejarah, mengapa nusantara dijajah bangsa belanda sampai 350 tahun dan dijajah
jepang 3 setengah tahun. Karena pendidikan yang belum merata dan bahkan hanya
orang-orang tertentu yang dapat belajar atau mengenyam pendidikan. Sehingga
tidak punya daya untuk melawan kekejaman para penjajah. Tapi tuhan berkehendak
lain, sepandai-pandainya tupai melompat jatuh juga. Orang pribumi yang tidak
mengenyam pendidikan berjuang dengan tenaga dan orang-orang terpelajar dengan
cara negoisasi dan perjanjian yang dilakukan oleh ploklamator Ir. Soekarno dan
kawan-kawan. Sehingga timbul persatuan kan kesatuan. Hikmahnya disamping dapat
lepas dari kekejaman penjajah, nusantarapun dapat bersatu untuk menjadi negara
Indonesia dengan dasar idiologi Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Kita bisa
katakan bahwa dalam pengeloaan organisasi apapun tidak lepas dari sebuah
kurikulum atau sebuah rencana. Negara Indonesiapun mempunyai kurikulum yaitu
pancasila dan pendidikan diindonesiapun harus punya kurikulum yang tidak lepas
dari pengimplementasikan kurikulum atau rencana besar sebuah negara. Oleh
karena itu pentingnya kurikulum dalam pendidikan, sehingga diharapkan ada
sebuah kurikulum yang terbaik. Hal ini tidak terlaksana tanpa adanya
pengembangan kurikulum yang baik pula.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan terfokuskannya kajian
makalah ini. Adapu rumusan masalahnya sebagai
berikut.
1. Apa pengertian kurikulum dan pengembangan kurikulum ?
2.
Mengepa perlu adanya pengembangan kurikulum ?
3. Siapa yang terlibat dalam
pengembangan kurikulum?
4. Kapan dilakukannya sebuah pengembangan kurikulum ?
5. Bagaimana langkah-langkah pengembangan kurikulum ?
C. Metode Pemecahan masalah
Metode
pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka
yaitu dengan menggunakan beberapa referensi lainnya yang merujuk pada
permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan
menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah,
melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran,
perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber; dan penyintesiskan serta
pengorganisasian jawaban permasalahan
D.
Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam 3 bagian
meliputi :
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan
sistematika penulisan makalah;
Bab II, adalah pembahasan
Bab III, bagian
penutup yang terdiri dari simpulan,saran-saran, daftar pustaka dan biografi
penulis
BAB III PENGEMBANGAN
KURIKULUM
A. Pengertian kurikulum dan pengembangan
kurikulum Setiap orang, kelompok masyarakat, atau bahkan ahli pendidikan dapat
mempunyai penafsiran yang berbeda tentang pengertian kurikulum. Berdasarkan
studi yang telah dilakukan oleh banyak ahli, dapat disimpulkan bahwa pengertian
kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi yang berbeda, yakni menurut pandangan
lama dan pandangan baru (Oemar Hamalik, 2007) Pandangan lama, atau sering juga
disebut pandangan tradisional, merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah.
Pengertian tadi
mempunyai implikasi sebagai berikut:
(1) kurikulum terdiri atas sejumlah mata
pelajaran;
(2) mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan,
sehingga penyampaian mata pelajaran pada siswa akan membentuk mereka menjadi
manusia yang mempunyai kecerdasan berpikir;
(3) mata pelajaran menggambarkan
kebudayaan masa lampau;
(4) tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk
memperoeh ijazah,
(5) adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk
mempelajari mata pelajaran yang sama;
(6) sistem penyampaian yang digunakan
oleh guru adalah sistem penuangan (imposisi).
Sebagai perbandingan, ada baiknya
kita kutip pula pendapat lain, seperti yang dikemukakan oleh Romine (1954) .
Pendapat ini dapat digolongkan sebagai pendapat yang baru (modern), yang
dirumuskan sebagai berikut: “Curriculum is interpreted to mean allof the
organized courses, activities, and experiences which pupil have under direction
of the school, whether in the clasroom or not”
Implikasi perumusan di atas
adalah sebagai berikut:
(1) tafsiran tentang kurikulum bersifat luas, karena
kurikulum bukan hanya terdiri atas mata 5 pelajaran (courses) tetapi meliputi
semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah;
(2) tidak
ada pemisahan antara intra dan ekstra kurikulum;
(3) pelaksanaan kurikulum
tidak hanya dibatasi pada keempat dinding kelas saja, melainkan dilaksanakan baik
didalam maupun diluar kelas, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai;
(4)
sistem penyampaian yang dipergunakan oleh guru disesuaikan dengan kegiatan atau
pengalaman yang akan disampaikan, oleh karena itu guru harus mengadakan
berbagai kegiatan belajar mengajar yang bervariasi , sesuai dengan kondisi
siswa;
(5) tujuan penididikan bukanlah untuk menyampaikan mata pelajaran
(courses) atau bidang pengetahuan yang tersusun (subject
1. Beberapa pengertian
Kurikulum :
a. Pengertian Kurikulum secara Etimologis
Secara etimologis istilah
kurikulum yang dalam bahasa Inggris ditulis “curriculum” berasal dari bahasa
Yunani yaitu “curir” yang berarti “pelari”, dan “curere” yang berarti “tempat
berpacu”. Tidak heran jika dilihat dari arti harfiahnya, istilah kurikulum tersebut
pada awalnya digunakan dalam dunia Olah raga, seperti bisa diperhatikan dari
arti “pelari dan tempat berpacu”, yang mengingatkan kita pada jenis olah raga
Atletik
b. Pengertian Kurikulum berdasarkan Istilah
Berawal dari makna “curir” dan “curere”
kurikulum berdasarkan istilah diartikan sebagai “Jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memeroleh medali atau
penghargaan”. Pengertian tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam dunia
pendididikan dan diartikan sebagai “Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memeroleh ijazah”
c.
Kurikulum menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Menurut UU no. 20 tahun 2003,
kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Bab I Pasal
1 ayat 19). 2.
Beberapa definisi Kurikulum Di bawah ini kami berikan sejumlah
definisi kurikulum menurut beberapa ahli kurikulum.
a. J.Galen Saylor dan
William M.Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching and
Learning (1956) menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: “The Curriculum
is the sum total of school’s efforts to influence learning, whwther in the
classroom , on the playground, or out of school”. Jadi segala usaha sekolah
untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah
atau diluar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang
disebut kegiatan ekstra-kurikuler.
b. Harold B. Albertsycs dalam Reorganizing
the High School Curriculum (1965) mengandung kurikulum sebagai “ all of the
activities that are provided for students by the shcool”. Seperti halnya dengan
definisi Saylor dan Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran,
akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, didalam dan diluar kelas ,
yang berada di bawah tanggung jawab sekolah. Definisi melihat manfaat kegiatan
dan pengalaman siswa diluar mata pelajaran tradisional.
c. J.Lloyd Trump dan
Delmas F.Miller dalam buku SecondarySchool Improvemant (1973) juga menganut
definisi kurikulum yang luas. Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk
metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program,
perubahan tenaga pengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi
dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan memilih
mata pelajaran. Ketiga aspek pokok, program, manusia dan fasilitas sngat erat
hubungannya, sehingga tak mungkin diadakan perbaikan kalau tidak diperhatikan
tiga-tiganya.
d. Smith dan kawan-kawan memandangkurikulum sebagai rangkaian
pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak , jadi dapat
disebutkan potential curriculum. Namun apa yang benar-benar dapat diwujudkan
pada anak secara individual , misalnya bahan yang benar-benar diperolehnya,
disebut actual curriculum.Secure etimologi kurikulum berasal dari bahasa
inggris. Secara terminologi kurikulum adalah rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar-mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Sedangkan
pengembangan kurikulum adalah suatu proses pengayaan dan penehaan sebuah
kurikulum yang akan diterapkan dalah sebuah pendidikan dengan sebaik-baiknya
melalui prosedur-prosedur yang mutahkir. Sehingga dapat menciptakan perubahan
kearah yang lebih baik, membentuk generasi bangsa yang cerdas dan berakhlak
mulia.
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah
proses perencanaan dan penyusunankurikulum oleh pengembang kurikulum
(curriculum developer) dan kegiatan yangdilakukan agar kurikulum yang
dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yangdigunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Definisi yang dikemukakan terdahulu menggambarkan
pengerian yangmembedakan antara apa yang direncanakan (kurikulum) dengan apa
yangsesungguhnya terjadi di kelas (instruction/pengajaran). Memang banyak
ahlikurikulum yang menentang pemisahan ini, tetapi banyak pula yang
menganutpendapat adanya perbedaan antara keduanya. Kelompok yang menyetujui
pemisahanitu beranggapan bahwa kurikulum adalah rencana yang mungkin saja
terlaksana tapimungkin juga tidak, sedangkan apa yang terjadi di sekolah /kelas
adalah sesuatu yangbenar – benar terjadi yang mungkin berdasarkan rencana
tetapi mungkin juga berbedaatau bahkan menyimpang dari apa yang direncanakan.
Perbedaan titik pandang initidak sama dengan perbedaan cara pandang antara
kelompok ahli kurikulum dan ahlipengajaran. Baik ahli kurikulum maupun ahli
pengajaran mempelajari fenomenakegiatan kelas, tetapi dengan latar belajang
teoretis dan tujuan yang berbeda. Sementara itu, Unruh dan Unruh (1984: 97)
mengatakan bahwa proses pengembangan ~~
Pengembangan Kurikulum
kurikulum
adalah “a complex process of assessing needs, identifying desired
learningoutcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and
meeting the cultural, social,and personal needs that the curriculum is to
serve.”Kurikulum, sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi
yangstrategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum.
Begitupentingnya kurikulum sebagai sentra kegiatan pendidikan maka harus
benar-benardikembangkan. Pengembangan kurikulum dilakukan karena sifat
kurikulum yangdinamis, selalu berubah, menyesuaikan diri dengan kebutuhan
mereka yang belajar. Disamping itu, masyarakat dan mereka yang belajar
mengalami perubahan makalangkah awal dalam perumusan kurikulum ialah
penyelidikan mengenai situasi(situation analysis) yang kita hadapi, termasuk
situasi lingkungan belajar dalam artianmenyeluruh, situasi peserta didik, dan
para calon pengajar yang diharapkanmelaksanakan kegiatan.
B. Perlunya Pengembangan Kurikulum Kurikulum
haruslah bersifat dinamis, sehingga dapat menesuakan baik dengan waktu atau
tempat. Sehingga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu
pengembangan kurikulum sangat diperlukan untuk menambah kualitas dan kebutuhan
objek yang akan melaksanakan sebuah kurikulum. Seperti yang dikemukakan oleh
Ralph Tyler (1949) tentang faktor-faktor ditentukannya sebuah kurikulum :
1.
Falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru (aspek filosofis)
2. Harapan
dan kebutuhan masyarakat (Orang tua, kebudayaan masyarakat, Pemerintah, agama, ekonomi,dan sebagainya
(aspek sosiologis)
3. Hakikat anak antara lain taraf perkembangan fisik,
mental, psikologis, Emosional,
sosial serta cara anak belajar (aspek psikologis)
4. Hakikat pengetahuan atau
disiplin ilmu (bahan pelajaran) Sehingga
pengembangan kurikulum sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan dalam sebuah
pendidikan. Dengan melihat apa yang disampaikan oleh Ralph Tyler dapat diambil
sebuah kesimpulan kebutuhan itu melingkupi filosofis, sosiologis, psikologis
dan bahan pembelajaran.
C. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam
Pengembangan Kurikulum
Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam
Pengembangan Kurikulum, yaitu :
A. Peranan Para Administrator Pendidikan
Peranan para administrator di tingkat pusat dalam pengembangan kuriku-lum
adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar serta program inti
kurikulum (Sukmadinata, 2004). Kerangka dasar dan program inti tersebut akan
menentukan minimum course yang dituntut. Atas dasar kerangka dasar dan program
inti tersebut para administrator daerah
dan administrator lokal mengembangkan kurikulum sekolah bagi daerahnya
yang sesuai dengan kebutuhan daerah. Administrator pendidikan terdiri dari:
1)
Administrator Pusat : direktur dan kepala pusat
2) Administrator Daerah: Kepala Kantor Wilayah
3) Administrator Lokal: Kepala Kantor
Kabupaten, Kecamatan dan Kepala Sekolah.
B. Peranan Para Ahli
Pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli
pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin ilmu. Dengan
mengacu pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditetap-kan pemerintah, baik
kebijaksanaan pembangunan secara umum maupun pembangunan pendidikan,
perkembangan tuntutan masyarakat dan masukan dari pelaksanaan pendidikan dan
kurikulum yang sedang berjalan, para ahli pendidikan memberikan alternative
konsep pendidikan dan model kurikulum yang dipandang paling sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan masyarakat.
C. Peranan Guru Guru adalah sebagai
perencanan, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Sekalipun ia
tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang kurikulum, guru merupakan
penerjemah kurikulum.Dia yang mengolah, meramu kembali kurikulum dari pusat
untuk disajikan dikelasnya. Oleh karena itu guru bisa dikatakan sebagai barisan
pengem-bangan kurikulum yang terdepan. Adapun peran guru dalam mengem-bangkan
kurikulum antara lain:
1) Guru sebagai
perencana pengajaran. Artinya, guru harus membuat perencanaan pengajaran dan
persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar.
2) Guru sebagai pengelola pengajaran harus
dapat menciptakan situasi belajar yang memungkinkan tujuan belajar yang
telahditentukan.
3) Guru sebagai evaluator.
Artinya, guru melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah anak didik telah
mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.
Guru merupakan titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka
timbul kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk
mencapai tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk
itu guru perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar. Penguasaan ketrampilan
tersebut bergantung pada bahan yang dimilikinya dan latihan keguruan yang telah
dialaminya.
Pengembangan kurikulum dari segi pengelolaannya dibedakan menjadi :
1)
Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Disini guru tidak mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi yang bersifat makro, mereka berperan dalam
kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim khusus, guru menyusun
kurikulum dalam jangka waktu 1 tahun, atau 1 semester. Menjadi tugas guru untuk
menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan pelajaran
sesuai kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak, memilih metode dan media
mengajar yang bervariasi, kurikulum yang tersusun sistematis dan rinci akan
memudahkan guru dalam implementasinya.
2) Peranan guru dalam
pengembangan kurikulum desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh
sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah. Pengembangan
kurikulum ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah
serta kemampuan sekolah tersebut. Jadi kurikulum terutama isinya sangat
beragam, tiap sekolah punya kurikulum sendiri. Peranan guru lebih besar
daripada dikelola secara sentralisasi, guru-guru turut berpartisipasi, bukan
hanya dalam penjabaran dalam program tahunan/semester/satuan pengajaran, tetapi
didalam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya.
D.
Peranaan Orang tua Murid
Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal,
pertama dalam penyusunan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak
semua orang tua dapat ikut serta hanya terbatas kepada beberapa orang saja yang
cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang memadai. Kedua, dalam pelaksanaan
kurikulum diperlukan kerja sama yang sangat erat antara guru dengan para orang
tua murid. Sebagian kegiatan belajar yang dituntut kurikulum dilaksanakan
dirumah. Dan orang tua mengikuti atau
mengamati kegiatan belajar anakanya dirumah.
E. Peran Komite Sekolah
Komite
Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan
(BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu mengalami
perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat
dalam mendukung dan mewujud-kan mutu pendidikan. Komite Sekolah adalah badan
mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik
pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan
di luar sekolah. Mengacu pada peranan Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu
pendidikan, sudah barang tentu memerlukan dana. Dana dapat diperoleh melalui
iuran anggota sesuai kemampuan, sumbangan sukarela yang tidak mengikat, usaha
lain yang tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan pembentukan Komite
Sekolah. Sekolah bukanlah suatu lembaga yang terpisah dari masyarakat. Sekolah
merupakan lembaga yang bekerja dalam konteks sosial. Sekolah mengambil siswanya
dari masyarakat setempat, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan
sosial dan finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan
masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka
penyelenggaraan pendidikan.
F. Peran Pengusaha Berkaitan dengan peranan
masyarakat dalam pendidikan dalam UU No.20/2005 Sisdiknas pasal 54 tentang
Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan menyebutkan :
(1) Peran serta
masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok,
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.
(2) Masyarakat
dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
(3) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Banyak yamg
terlibat dalam perkembangan kurikulum.
Karena kurikulum yang akan diterapkan haruskah yang berkualitas, yang mampu
menciptakan sebuah perubahan dilembaga pendidikan dan terlebih lagi
dimasyarakat.
Model Pengembangan
Kurikulum • Ada tiga: •
(1) Model Tyler, •
(2) Model Orientasi Kurikulum
(Miller) •
(3) Model Kompilasi.
Model Tyler •
Model ini dikendalikan oleh tujuannya.
• Teknis penyelesaian tugas pengembangan kurikulumdilakukan secara linier dan
menyeluruh. • Tujuan ditetapkan pada awal proses, kemudiandijadikan pedoman
setiap langkah berikutnya dalamproses pengembangannya. • Model ini memasukkan
beberapa faktor yangdirekomendasikan untuk digunakan lebih lanjut.Keputusan
perencanaan berada dalam kerangka rasional yang menekankan pada kemajuan
secarabertahap.Langkah-langkah Model Tyler
Mengidentifikasi tujuan umum dan khusus
Memilih kegiatan belajar yang akanmendukung dan memungkinkan siswa
mencapai tujuan Mengorganisasi
pengalaman belajar dalambentuk yang koheren dan logis Menetapkan efektivitas kurikulum.
Model
Orientasi Kurikulum (Miller)
Suatu
pendekatan pengembangan kurikulum yang mengidentifikasi keyakinan
danpemahamannya terhadap konsep kurikulum.Dengan kata lain, guru Penjas akan
memulaiproses pengembangan kurikulum denganmerespon, mengelaborasi,
danmenyebutkan orientasi masing-masingterhadap konsep kurikulum.Lanjutan Miller menyebut model pengembangankurikulum
ini dengan suatu orientasi kurikulum.
Kegiatannya meliputi analisis klarifikasiterhadap keyakinan mengenai:
bidang studitertentu; siswa dan kebutuhannya, sertaguru; masyarakat dan
kebutuhannya; dangambaran tentang guru yang ideal.
Model Kompilasi •
Model ini
dihasilkan dari kompilasi antarapermainan, latihan (drills), dan aktivitas yang
diatur menurut tingkat kelas dan diselesaikan oleh guru Penjas dalam sebuah
sekolah. • Dalam banyak contoh, dokumen kurikulum yangdemikian tidak secara
jelas menetapkan apa materiyang harus diajarkan, tujuan khusus yang harus
dicapai, atau dampak eksplisit yang diharapkan.Kurikulum ini biasanya hanya
sedikit memberikanarah untuk seluruh program, sehingga hanya menjadisumber
daftar aktivitas bagi guru.Lanjutan • Penekanan setiap program akan tergantung
kepadaminat, kebutuhan, kemampuan, dan persepsi guru Penjasdi sekolah
masing-masing. • Tanpa menggunakan tujuan atau harapan yang ditetapkansecara
jelas sebagai landasan kerangka konseptual dalampenetapan aktivitas, kurikulum
demikian akanmenghasilkan pilihan program yang dibuat tanpalandasan rasional
untuk penentuan aktivitas. • Kurikulum tersebut memuat materi (means) tetapi
tidakmenyediakan tujuan (ends), yang mengabaikan,komponen yang penting dalam
penerapannya bagi guru.Prinsip- Prinsip-prinsip Pengembangan prinsip
Pengembangan kurikulum E. Waktu Pelaksanaan Pengembangan Kurikulum Dalam rangka
mengembangkan sebuah kurikulum, pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan
kurikulum haruslah dapat mempertimbangkan waktu yang baik dalam
melaksanakannya.
Waktu pengembangan kurikulum dapat dilihat dari beberapa aspek
antara lain :
1. Awal tahun
ajaran pendidikan Awal tahun dapat dijadikan waktu pengembangan kurikulum
apabila segala penunjang dalam pelaksanaan kurikulum sudah dipersiapkan
semuanya dan sosialisasinya sudah diberikan sebelum awal tahun ajaran. Apabila
dapat dilaksanakan awal tahun itu lebih baik, karena periode pelaksanaan
kurikulum tepat satu tahun ajaran pendidikan.
2. Pertengahan tahun ajaran pendidikan Pertengahan tahun ajaran
dapat dilaksanakan pengembangan kurikulum. Tapi belum terlalu efektif, sehingga
pelaksanaannya hanya bersifat ujicoba atau sosialisasi lapangan yang akan
menjadi bahan analisis.
3. Akhir
tahun pejaran pendidikan Diakir tahun memang tidak efektif, tapi ini dapat
dilakukan apabila kegiatan penerapan pengembangan kurikulum akan dilaksanakan
pada awal tahun, Sehingga hanya bersifat sosialisasi.
E.
Langkah-Langkah Dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam garis besarnya kita
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.) Kumpulkan keterangan mengenai
faktor-faktor yang turut menentukan
kurikulum serta latar belakangnya. - Apakah definisi kurikulum yang akan
dikembangkan ? - Apakah faktor-faktor utama yang mempengaruhi kurikulum itu ? -
Apa, kepada siapa, apa sebab, bagaimana orhanisasi bahan yang akan diajarkan. -
Adakah alternatif lain ?
2.) Tentukan matapelajaran atau matakuliah yang akan
diajarkan. - Berhubung dengan
pertimbangan diatas, matapelajaran apa yang
paling serasiuntuk diberikan ? - Bagaimanakah scope dan sequencenya ?
3.) Rumuskan tujuan tiap matapelajaran ? - Apakah pada umumnya diharapkan dari
siswa ?
4.) Tentukan hasil belajar yang diharapkan dari siswa dalam tiap mata
pelajaran ? - Apakah standard hasil
belajar siswa dalam tiap mata pelajran dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor ?
5.) Tentukan topik-topik tiap mata
pelajaran. - Baganmanakah menentukan topik tiap mata pelajaran,beserta luas
dan Urutan bahannya berhubungan dengan
tujuan yang telah dirincikan ? - Bagaimanakah organisasi yang serasi bagi
topik-topik itu ?
6.) Tentukan syarat-syarat yang dituntut dari siswa. - Bagaimanakah tingkat perperkembangan dan
pengetahuan siswa ? - Apakah syarat agar siswa agar dapat mengikuti pelajaran ?
- Kegiatan-kegiatan apakah yang harus dapat dilakukan siswa agar dapat Mencapai
tujuan pelajaran ?
7.) Tentukan bahan yang harus dibaca oleh siswa. - Sumber
bahan apa yang tersedia antara lain diperpustakaan ? - Sumber bacaan apa yang
dapat disediakan ? - Bacan apa yang esensial dan bacaan apa sebagai pelengkap
atau sebag ai rujukan ?
8.) Tentukan
strategi mengajar yang serasi serta sediakan berbagai sumbr/alat peraga proses
belajar mengajar. - Berhubung dengan bahan pelajaran dan taraf perkembangan dan pengetahuan siswa strategi
mengajar yang bagaimana akan paling efektif ? - Alat intruksional/alat peraga
apakah yang telah ada dan alat serta sumber apakah dapat disediakan ?
9.) Tentukan alat-alat evaluasi hasil
belajar siswa serta skala penilaiannya. - Alat apa, kegiatan apa yang akan
digunakan untuk mengukur taraf kemajuan
siswa - Aspek-aspek apa yang akan
dinilai ? - Bagamanakah cara memberi nilai siswa ? - Apakah akan diberi weight
yang berbeda untuk aspek tertentu ?
10.) Buat disain rencana penilaian kurikulam
secara keseluruhan serta strategi perbaikannya.
- Kapan dan berapa kali harus diadakan evaluasi kurikulum serta
revisinya ? - Alat, proses atau prosedur apakah dapat digunakan ?
BAB IV
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Dalam pengembangngan kurikulum haruslah memperhatikan beberapa
aspek yang digunakan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Baik
adari aspek waktu pelaksanaan, objek kajian, langkah – langkah pelaksanaan dan
metode serta tujuan yang jelas.
B.
SARAN-SARAN
Dalam pengembangan sebuah kurikulum haruslah berpedoman dengan
dasar – dasar yang sudah ditentukan baik undang- undang atau kurikulum
yang sudah berlaku. Tujuannya, disamping
sebagai payng hukum tapi juga sebagai acuan untuk pengembangan yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Simanjuntak,
Juliper.Pengertian, Peranan, Dan Fungsi Kurikulum. Sumatra Utara
Nasution. 2012. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung : PT Bumi Aksara https://gledysapricilia.files.wordpress.com/2012/06/pengembangan-kurikulum.pdf
http://weblogask.blogspot.com/2013/06/pihak-terlibat-penembangan-kurikulm.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Sri%20Winarni,%20M.Pd./Model%20Pengembangan%20Kurikulum%20[Compatibility%20Mode].pdf
DATA PENULIS :
NAMA
: WASIS BUDIARTO
ALAMAT :
KARANGGONDANG KARANGANNYAR PEKALONGAN
HOBI
: MEMBACA
MOTTO : “HIDUP ITU
INDAH” CITA-CITA : PENULIS TERKENAL
NAMA :
BASTUR ROKHMANI
bagaimana cara mengatasi hambata-hambatan dalam pengembangan kurikulum ? misal guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum , hal ini disebabkan kurangnya waktu atau adanya ketidak sesuaian pendapat antar guru maupun dengan kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum
BalasHapusBagaimana cara mengembangkan kurikulum yang baik ???
BalasHapusBagaimana cara mengembangkan kurikulum yang baik ???
BalasHapusMengapa perlu adanya kurikulum dalam sebuah bentuk pendidikan?
BalasHapusSerta apa perbedaannya kurikulum formal yang di terapkan dalam sebuah lembaga formal dengan lembaga nonformal/pondok pesantren?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus