TAFSIR TARBAWI
"SERUAN ALLAH DAN ROSULNYA”
Muhammad Afa 2021114344
KELAS G
JURUSAN TARBIYAH / PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah menyeru manusia agar dapat melaksanakan kehidupan yang lebih jauh dari sekedar kehidupan binatang yaitu kehidupan yang menjadi dasar perkembangnya pemikiran, akal dan sepiritual manusia. Sedang untuk bisa mencapai kehidupan ini manusia hendaknnya dengan lapang dada menerima seruan Allah dan Rosul-Nya. Apa yang terlitas dihati manusia meski belum terucapkan oleh lisannya maka Allah telah mengetahuinya sehingga demikian seakan Allah telah menjadi pemisah dan pengahalan antara manusia dan hatinya, selain itu manusia kelak pada hari kiamat akan di kumpulkan di sisi Allah dan siap di ajukan dimuka pengadilan-Nya, sehingga dalam setiap perkara umat manusia tidak bisa lepas dari kekuasaan Allah baik didunia maupun di akhirat.
Kehidupan manusia yang sebenarnya hendaknya mengikuti gerak langkah ajaran-ajaran pada nabi karena tanpa melalui jalan tersebut manusia telah mati sekalipun mereka minum air dan makan nasi bahkan bergerak kesana dan kemari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surat Al Anfaal ayat 24 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. (8: 24)
B. Penjelasan ayat :
Alangkah agung nikmat yang Allah swt yang dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, ketika Dia menyempurnakan agama-Nya, melengkapi nikmat-Nya dan meridhai islam sebagai agama-Nya.
Allah swt menyerukan kepada orang-orang mukmin, bahwa apabila Allah dan Rasul-Nya menyampaikan hukum-hukumnya yang berguna untuk kehidupan mereka, hendaklah mereka mengabulkan seruan itu dan menerimanya dengan penuh perhatian serta berusaha untuk mengabulkannya. Karena seruan itu mengandung ajaran-ajaran yang berguna bagi kehidupan mereka, seperti mengetahui hukum-hukum Allah yang diberikan kepada makhluk-Nya, suri teladan hidup yang dapat dijadikan contoh dan pelajaran yang utama untuk meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan serta mengangkat kehidupan mereka kepada martabat yang sempurna, sehingga mereka dapat menempuh jalan lurus yang mendekatkan diri kepada Tuhan. Akhirnya mereka akan hidup di bawah keridaan Allah di dunia mereka akan berbahagia dan di akhirat akan mendapat surga.
Orang-orang yang mau menerima seruan Allah swt dan Rasul-Nya saw, secara dzahir dan bathin, adalah orang-orang yang hidup, sekalipun jasad-jasad mereka telah mati, orang-orang kaya, sekalipun tak memiliki apa-apa, dan mereka adalah orang-orang mulia, sekalipun minim pendukung dan keluarga. Karena itu, manusia yang paling sempurna hidupnya adalah mereka yang paling sigap menyambut seruan Allah swt dan Rasul-Nya saw. Mereka hidup dengan-Nya dan menyampaikan pesan-pesan-Nya. Rasulullah memberikan dakwah mulia ini untuk kaum mukminin, menghimpun mereka dalam perasaan iman, menyeru mereka dengan nama iman dan mengingatkan mereka tentang kandungan iman. Dia panggil mereka dengan seruan iman, agar mereka siap sedia menyambut dakwah-Nya dengan sungguh-sungguh dan perhatian, siaga dan sepenuh kekuatan. Itulah sikap seorang mukmin: Menyongsong perintah-perintah Allah swt dan seruan dakwah-Nya dengan penuh kekokohan jiwa dan kemantapan hati.
Ayat ini juga menyeru manusia agar dapat melaksanakan kehidupan yang lebih jauh dari sekedar kehidupan binatang. Yaitu, suatu kehidupan yang menjadi dasar berkembangnya pemikiran, akal dan spiritual manusia. Sedang untuk bisa mencapai kehidupan ini manusia hendaknya dengan lapang dada menerima seruan Allah Swt dan Rasul-Nya. Apa yang terlintas di hati kalian, meski belum terucapkan oleh lisan kalian, maka Allah Swt telah mengetahuinya. Sehingga dengan demikian seakan Allah telah menjadi pemisah dan penghalang antara manusia dan hatinya, selain itu kalian semua manusia kelak pada hari kiamat akan dikumpulkan di sisi Allah Swt dan siap diajukan di muka pengadilan-Nya. Sehingga dalam setiap perkara kita umat manusia tidak bisa lepas dari kekuasaan-Nya baik di dunia maupun di akhirat. Apa lagi pada ayat-ayat yang lain Allah Swt berfirman, "Kami dekat dengan kalian bahkan lebih dekat dengan urat leher kalian."
Wahai orang-orang yang berpihak dan tunduk pada kebenaran, sambutlah Allah dengan sepenuh hati jika Dia memerintahkan kalian untuk mengerjakan sesuatu. Sambutlah Rasul-Nya sebagai penyampai pesan-pesan Allah apabila dia menyeru kalian untuk mengerjakan perintah dan menegakkan hukum Allah yang menjamin kehidupkan jiwa, raga, pikiran dan kalbu kalian. Ketahuilah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah menguasai dan mengarahkan hati kalian pada apa yang Dia kehendaki. Allah akan membuat dinding pemisah antara diri dan hati kalian jika mendapat bisikan hawa nafsu. Dan jika kalian meniti jalan yang lurus, niscaya Allah akan menyelamatkan kalian, dan kelak kalian akan dikumpulkan Allah di hari kiamat, hari pembalasan.
Dengan menaati Allah dan Rasul-Nya. Maksudnya menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan islam dan muslimin. Demikian juga berarti menyeru kamu kepada iman, petunjuk, dan perkara-perkara agama lainnya, di mana hal itu merupakan sebab kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta sebab hidupnya hati dan ruh.
Allah memperingatkan agar seseorang tidak menolak seruan Allah dan Rasul-Nya dengan firman-Nya. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya. Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai menolak perintah Allah ketika datang, sehingga diadakan penghalang antara seseorang dengan hatinya apabila seseorang menginginkan sesuatu setelah itu, hatinya pun bercerai berai karena Allah membatasi seseorang dengan hatinya. Dia membolak-balikkan hati sesuai yang Dia kehendaki. Oleh karena itu, hendaknya seoarang hamba banyak berdoa, maksudnya Allah-lah yang menguasai hati manusia, sehingga seseorang tidak mampu beriman atau berbuat kufur melainkan dengan iradah (kehendak)-Nya.
Selanjutnya, Allah memperingatkan bahaya dari tindakan menolak atau melecehkan perintah dan Rasul-Nya. Perintah agar bersegera menyambut perintah Allah dan Rasul-Nya untuk mengantisipasi saat-saat kemungkinan seorang hamba tidak sanggup melakukannya karena Allah telah menghalang-halangi hati untuk tunduk. Baik oleh faktor kematian maupun kerusakan atau sesatnya hati sebagai dampak dari perbuatan maksiat maupun sikap i’radh (keengganan untuk taat). Pada akhirnya, hati seperti ini akan mengalami perubahan pandangan dan kehilangan sensivitasnya, tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran, atau membenci kebaikan dan menyukai kejelekan.
Bila seseorang berpaling dari seruan Allah, padahal kondisi sangat mendukung, maka tidak berapa lama Allah akan menghalangi hatinya sehingga tidak memperoleh taufik untuk menyambut seruan Allah meskipun menginginkannya. Itu tiada lain akibat efek buruk dari sikap berpaling yang ada pada diri mereka di permulaan.
Allah swt sangat berkuasa terhadap hati manusia. Dia lebih memilikinya daripada manusia itu sendiri. Kepada-Nya lah tempat kembali mereka di hari kiamat. Allah akan menyempurnakan balasan semua amalan. Orang yang berbuat baik dibalas kebaikannya dan orang yang jelek dibalas berdasarkan kejelekannya. Karena itu, kata Imam ath-Thabari, “Bertakwalah kepada-Nya dan merasalah selalu dilihat oleh-Nya dalam seluruh perkara yang di perintahkan dan yang dilarang, jangan sampai kalian sia-siakan. Janganlah kalian menolak seruan Rasul-Nya ketika menyeru kalian kepada sesuatu yang memberi kehidupan bagi kalian. Akibatnya akan mendatangkan kemurkaan-Nya dan kalian mendapatkan siksa-Nya yang pedih ketika dikumpulkan kepada-Nya di hari kiamat”.
Perintah akan memenuhi seruan Alllah dan RasulNya. Berbanding lurus dengan berbagai larangan Allah dan Rasulnya kepada hambaNya. Sekali lagi, semua seruan Allah tersebut hanya mampu dipenuhi oleh orang beriman. Olehnya itu, peringatan besar kepada kaum mukminin bahwa jika diberi kesempatan untuk berbuat baik maka hendaknya menggunakannya kesempatan tersebut. Inilah dakwah dari Allah dan RasulNya sebab Allah Maha Mampu untuk membatasi antara manusia dan apa yang diinginkannya, antara seseorang dan hatinya, dengan membolak-balikkan hati dan mengarahkannya.
C. Aspek tarbawi
1. Kewajiban untuk bersegera memenuhi panggilan Allah dan RasulNya, dengan melakukan perintahNya dan menjauhi laranganNya, karena hal itu merupakan bagian dari kehidupan seorang muslim.
2. Wajib menggunakan kesempatan untuk berbuat baik sebelum waktunya lewat. Kapan saja seorang mukmin mendapatkan kesempatan itu, maka ketika itu wajib baginya untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
3. Wajib beramar ma’ruf nahi munkar untuk memelihara diri dari fitnah-fitnah yang bersifat umum, yang dapat membinasakan orang yang berbuat adil dan orang yang berlaku zhalim.
4. Wajib mengingat nikmat untuk mensyukurinya dengan cara berbuat taat kepada Allah dan RasulNya.
5. Wajib mensyukuri semua nikmat dengan memuji Allah, menyanjungNya, mengakui anugerah nikmatNya, serta mengaplikasikannya sesuai yang diridhaiNya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Allah Swt menyeru manusia agar dapat melaksanakan kehidupan yang lebih jauh dari sekedar kehidupan binatang yaitu kehidupan yang menjadi dasar perkembangnya pemikiran, akal dan sepiritual manusia. Sedang untuk bisa mencapai kehidupan ini manusia hendaknnya dengan lapang dada menerima seruan Allah dan Rosul-Nya.
Allah memperingatkan agar seseorang tidak menolak seruan Allah dan Rasul-Nya dengan firman-Nya. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya. Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai menolak perintah Allah ketika datang, sehingga diadakan penghalang antara seseorang dengan hatinya apabila seseorang menginginkan sesuatu setelah itu, hatinya pun bercerai berai karena Allah membatasi seseorang dengan hatinya. Dia membolak-balikkan hati sesuai yang Dia kehendaki.
Kehidupan manusia yang sebenarnya hendaknya mengikuti gerak langkah ajaran-ajaran pada nabi karena tanpa melalui jalan tersebut manusia telah mati sekalipun mereka minum air dan makan nasi bahkan bergerak kesana dan kemari.
DAFTAR PUSTAKA
Shihab M.Quraish,Tafsir Al-Mishbah:pesan,kesan dan keserasian Al-Quran, (Jakarta:Lentera Hati,2002)
Shihb Quraish, AL-LUBAB: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-surah Al-Quran, (Tanggerang: Lentera Hati,2012)
Imam Syaikh Al Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi (Jakarta: Pustaka Azzam,2009)
Quthb Sayyid, Tafsir Fi Zhihalil Qur’an dibawah Naungan Al-Quran jilid,(jakarta:Gema Insani Press,2004)
Profil
Nama Muhammad Afa
Nim 2021114344
TTL Batang, 08 September 1995
Alamat Bawang-Batang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar