STRATEGI BELAJAR
MENGAJAR
Disusun
oleh :
1.
M. Syarif Hidayatullah (2021114002)
2.
Febryan Bachtiar Hidayat (2021114024)
3.
Fina Mardhotul Maula (2021114027)
4.
Ririn Kartinaningsih (2021114029)
Kelas : G
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang
karena anugrahnya dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “STRATEGI BELAJAR MENGAJAR”. Sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan nabi besar kita, yaitu
Nabi Muhammad Saw. Yang telah menunjukan kepada jalan kita jalan yang lurus
berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugrah serta rahmat bagi
seluruh alam semesta.
Pemakalah sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang menjadi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dengan judul STRATEGI BELAJAR MENGAJAR. Disamping
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Muhammad Hufron, M.S.I. selaku
dosen pengampu mata kuliah, serta kami ucapkan semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga makalah ini bisa bermanfaat dan kami harapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya bisa kami diperbaiki.
Pekalongan, 2 September 2016
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi secara umum bias diartikan sebagai pola umum kegiatan guru
murid dalam perwujudan kegiatan mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Istilah Strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran.
Pengertian strategi tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan, yang dapat
diartikan sebgaia suatuseni dan ilmu untuk membawa pengajaran dikelas demikian
rupa sehingga tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Belajar dan mengajar sendiri ham5per sama akan tetapi berbeda pengertian .
Sedangkan belajar merupakan perkembangan hidup manusia yang dimulai sejak lahir
dan berlangsung seumur hidup. Mengajar merupakan suatu perubahan atau
pekerjaaan yang bersifat unik tetapi sederhana.
Mengajar bukan tugas yang ringan
bagi seorang guru. Dalam prosesmengajar guru berhadapan dengan siswa, mereka
bukan hanya individu dengan segala hal dan masalahnya. Masalah mengajar banyak
ditimpa seorang guru khususnhya dalam proses pembelajaran dan pengelolaan
kelas.
Strategi belajar mengajar banyak digunakan guru sebagai acuan dalam proses pembelajaran di kelas. Banyaknya
guru yang kurang paham dan tidak mengetahui akan strategi dalam mengajar, dan
strategi belajar mengajar di gunakan sebagai sarana peserta didik untuk belajar
efektif. Adanya stategi belajar mengajar hendaknya digunakan oleh guru agar
tujuan pembelajaran dan mengajar berjalan sesuai yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Teori
A. Hakekat Strategi Belajar Mengajar
1. Pengertian Strategi
Strategi secara umum bias diartikan sebagai
pola umum kegiatan guru murid dalam perwujudan kegiatan mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan [1].
Istilah Strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran. Pengertian
strategi tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan, yang dapat diartikan
sebgaia suatu seni dan ilmu untuk membawa pengajaran
dikelas demikian rupa sehingga tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara
efektif dan efisien.
Strategi dapat diartikan “ a plan of
operation achieving something “ rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu.
2. Belajar
Belajar
merupakan hal sangat penting bagi setiap orang karena dengan belajar sesorang
memahami dan menguasai sesuatu sehingga orang tersebut dapat meningkatkan
kemampuannya. Belajar merupakan perkembangan hidup manusia yang dimulai sejak
lahir dan berlangsung seumur hidup.
Menurut Nana Sudjana, belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan oleh sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
3. Mengajar
Mengajar merupakan suatu perubahan atau
pekerjaaan yang bersifat unik tetapi sederhana.
Sedangkan menurut Moh. Uzer Usman mengajar adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan
dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pembelajaran sehingga menimbulkan
proses belajar mengajar pada diri siswa.
4.
Hakekat Belajar
Mengajar
Belajar Mengajar adalah
dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan apa
yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek maupun sebagai objek
pembelajaran, sedangkan mengajar merupakan apa yang harus dilakukan oleh guuru
sebagai pengajar
Dua konsep tersebut
menjadi terpadu menjadi suatu kegiatan manakalah terjadi interaksi guru dan siswa, pada saat
pembelajaranberlangsung. Inilah hakekat belajar mengajar sebagai suatu proses. [2]
Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptkan
kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ketujuan. Disini
tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajara yang mengairahkan
dan menyenangkan bagin semua anak didik. [3]
B. Ciri-ciri Strategi Belajar Mengajar
Kegiatan
belajar-mengajar sebagai suatu proses pengaturan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Belajar-mengajar
memiliki tujuan, yakni untuk membentuk peserta didik dalam suatu perkembangan
tertentu.
2.
Kegiatan
belajar-mengajar ditandai dengan suatu penggarapan materi yang khusus.
3.
Dalam
belajar-mengajar terdapat suatu strategi yang direncanakan, dan di desain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4.
Belajar-mengajar
ditandai dengan aktivitas peserta didik. Aktivitas peserta didik dalam hal ini,
baik secara fisik maupun secara mental aktif.
5.
Dalam kegiatan
belajar-mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai
pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar
terjadi proses interaksi yang kondusif.
6.
Dalam kegiatan
belajar-mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam kegiatan belajar-mengajar
diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut
ketentuan yang sudah ditaati oleh guru dan peserta didik dengan sadar.
7.
Dalam kegiatan
belajar-mengajar ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
dalam system kelas, batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bias
ditinggalkan.
8.
Dalam kegiatan
belajar-mengajar ada evaluasi. Dari seluruh kegiatan belajar-belajar, evaluasi menjadi bagian penting yang tidak
bisa diabaikan.[4]
C. Komponen Strategi
Belajar Mengajar
Sebagai suatu
sistem tentu saja interaksi edukatif mengandung sejumlah komponen yang meliputi
tujuan, bahan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber,
dan evaluasi. Lebih jelas mengenai hal
ini ikutilah uraian berikut.
1.
Tujuan
Kegiatan yang tidak pernah absen dari
agenda kegiatan guru dalam memprogramkan kegiatan pengajaran adalah pembuatan
tujuan pembelajaran. Tujuan mempunyai arti penting dalam kehiatan belajar
mengajar. Tujuan dsapat memberikan arah yang jelas dan pasti ke mana kegiatan
pembelajaran akan dibawa oleh guru. Dengan berpedoman pada tujuan guru dapat
menyeleksi tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang harus
ditinggalkan.
Didalam tujuan pembelajaran terhimpun
sejumlah norma yang akan ditanamkan ke dalam diri setiap anak didik. Tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran dapat diketahui dari penguasaan anak didik
terhadap bahan yang diberikan selama kegiatan belajar berlangsung. Oleh karena
di dalam tujuan terpatri sejumlah norma, maka tujuan dimasukkan ke dalam salah
satu komponen belajar mengajar.
2.
Bahan Pelajaran
Bahan adalah substansi yang akan
disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses
belajara mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar
pasti mempelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran yang akan disampaikan
kepada anak didik.
Bahan pelajaran mutlak harus dikuasai guru
dengan baik. Ada dua permasalahan dalam penguasaan bahan pengajaran ini, yakni
penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran
adalah unsur inti dalam kegiatan belajar mengajar. Karenanya harus diupayakan
untuk dikuasai oleh anak didik.
3.
Kegiatan
Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti
kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan
dilaksanakan dalam kegiatan kegiatan belajar mengajar. Suatu komponen pelajaran
akan berproses di dalamnya. Komponan inti yakni manusiawi, guru dan, anak didik
melakukan kegiatan dengan tugas dan tanggung jawab dalam kebersamaan
berlandaskan interaksi normatif untuk bersama-sama mencapai tujuan
pembelajaran.
4.
Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang tel;ah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran. Dalam melaksanakan
tugas guru sangat jarang mempergunakan satu metode, tetapi selalu memakai lebih
dari satu metode. Karena karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan
kelemahan menuntut guru untuk menggunakan metode yang bervariasi.
Sebagai seorang guru tentu saja tidak
boleh lengah bahwa ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam penggunaan
metode. Perhatian diarahkan pada pemahaman bahwa ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penggunaan metode mengajar yaitu tujuan yang berbagai jenis dan
fungsinya, anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya, situasi dengan
berbagai keadaannya, fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, serta
pribadi buruk dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
5.
Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai segala sesuatu
yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan, alat tidak hanya sebagai pelengkap,
tetapi juga sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan.
Dalam kegiatan belajar mengajar biasanya
dipergunakan alat nonmaterial dan alat material. Alat nonmaterial berupa
suruhan, perintah, larangan, nasehat, dan sebagainya. Sedangkan alat material
atau alat bantu pengajaran berupa globe, papan tulis, batu kapur, gambar,
diagram, lukisan, slide, video, dan sebagainya.
Alat material termasuk alat bantu
audiovisual didalamnya. Penggunaan alat bantu audiovisual dalam proses belajar
mengajar sangat didukung oleh Dwyer (1967) salah seorang tokoh aliran realisme.
Aliran realisme berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika
digunakan bahan-bahan audiovisual yang mendekati realitas. Menurut Miller dan
kawan-kawan (1957) lebih banyak sifat bahan audiovisual yang menyerupai
realitas, makin mudah terjadi belajar. Karenanya, ada kecenderungan dari pihak
guru untuk memberikan bahan pelajaran sebanyak mungkin dengan memberikan
penjelasan yang mendekati realitas kehidupan dan pengalaman anak didik.
6.
Sumber
Pelajaran
Belajar mengajar tidaklah berproses dalam
kehampaan, tetapi ia berproses dalam kemaknaan. Di dalamnya ada sejumlah nilai
yang disampaikan kepada anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan
sendirinya, tetapi diambil dari berbagai sumber guna diapakai dalam proses
belajar mengajar.
Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali,
ada di mana-mana, di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan
sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada
kreativitas guru, waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan lainnya. Segala
sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai kepentingan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7.
Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik
dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi
dilakukan dengan guru memakai seperangkat instrumen penggali data seperti tes
perbuatan, tes tertulis, dan tes lisan. Oleh karenanya, menurut Edwind Wand dan
W. Brown, bahwa evaluation refer to the
act or prosess to determining the value of something. Evaluasi adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Baik evaluasi produk yang di arahkan pada
keberhasilan belajar anak didik maupun evaluasi proses yang diarahkan pada
keberhasilan guru dalam mengajar, keduanya adalah kegiatan untuk mengumpulkan
data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya (bukan sebanyak-banyaknya), yang
berkenaan dengan kemampuan anak didik atau kualitas kegiatan guru, guna
mengetahui sebab akibat dari suatu aktivitas pengajaran dan hasil belajar anak
didik yang mendorong serta mengembangkan kemampuan belajar.
Dari konsepsi tersebut, maka tujuan
evaluasi adalah untuk mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan
anak didik dalam menvapai tujuan yang diharapkan, memungkinkan guru menilai
aktivitas atau pengalaman yang didapat, dan menilai metode mengajar yang
dipergunakan.[5]
II. Aplikasi
Proses belajar strategi
belajar-mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisir.
Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan
tujuan pendidikan. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang
menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan
serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Aplikasi proses strategi
belajar-mengajar melalui beberapa tahap pengelolaan dan pelaksanaan sebagai berikut
yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Selanjutnya untuk meningkatkan hasil belajar dalam bentuk pengaruh
instruksional dan untuk mengarahkan pengaruh pengiring terhadap hal-hal yang
positif dan berguna bagi siswa. Guru harus pandai memilih apa isi pembelajaran
serta bagaimana proses belajar itu harus dikelola dan dilaksanakan di kelas.
Ada juga jenis belajar yang perlu dibedakan, yakni “belajar konsep” dan
“belajar proses.”
Ada
dua hal yang turut menentukan keberhasilan dalam kegiatan belajar-mengajar,
yakni pengaturan proses belajar-mengajar dan pengajaran itu sendiri, dan
keduanya saling tergantung satu sama lain. Kemampuan mengatur proses
belajar-mengajar yang baik, akan menciptakan situasi yang memungkinkan siswa
belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Siswa dapat
belajar dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dan dalam kondisi yang
merangsang untuk belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar siswa memerlukan
sesuatu yang memungkinkan untuk berkomunikasi secara baik dengan guru, teman
maupun lingkungannya. Kebutuhan akan perhatian, bimbingan dan bantuan guru yang
berbeda untuk setiap individu siswa.
Untuk
menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi
belajar siswa, memerlukan pengorganisasian proses belajar-mengajar dengan baik.
Proses belajar mengajar merupakan suatu rentetan kegiatan guru menumbuhkan
organisasi belajar-mengajar yang efektif, meliputi tujuan, bahan, metode,
media, pengaturan waktu serta pengelompokan siswa dalam belajar.[6]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Strategi secara
umum biasa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru murid dalam perwujudan
kegiatan mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Menurut
Nana Sudjana, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh sesorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Mengajar
adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak
didik dan bahan pembelajaran sehingga menimbulkan proses belajar mengajar pada
diri siswa.
Ada beberapa
komponen yang ada dalam strategi belajar
mengajar yang sudah di jabarkan makalah ini yang diantaranya, tujuan, bahan
pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber ajaran, dan
evaluasi. Selain itu ada beberapa ciri-ciri yang telah disebutkan dalam isi
makalah.
Nama : M. Syarif Hidayatullah
Tempat, Tanggal
Lahir : Pekalongan, 9 Oktober 1996
Alamat : Ds. Wiroditan 09/02
Kec. Bojong Kab. Pekalongan
No. Hp :
Nama : Febryan Bachtiar Hidayat
Tempat, Tanggal
Lahir : Pekalongan, 10 Februari 1996
Alamat : Krapyak lor Gg 5/11 Kota Pekalongan
No. Hp : 085731596475
Nama : Fina Mardhotul Maula
Tempat, Tanggal
Lahir : Pemalang, 27 April 1996
Alamat : Jl. Gatot Subroto 1 Kenanga 3 Kab. Pemalang
No. Hp : 087733384292
Nama : Ririn Kartinaningsih
Tempat, Tanggal
Lahir : Pemalang, 24 September 1996
No. Hp : 082313946598
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi., dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaifudin Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
_____________________. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta:
Gama Media.
Suryani, Nunuk., dkk. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar