Hakikat, Ciri dan Komponen Strategi
Belajar Mengajar
Syifa Malinda
Nur Hamidah
Inayatus Sholikhah
Kelas H
JURUSAN
TARBIYAH PROGRAM STUDI PAI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
(
IAIN ) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah ke hadirat Allah Swt., karena
rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “Hakikat, Ciri dan Komponen Strategi Belajar Mengajar” ini dapat
terselesaikan.
Ucapan terima kasihpun
penulis haturkan untuk dosen pengampu
mata kuliah ”Strategi belajar Mengajar”.
Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu dengan senang
hati penulis mengharapkan saran dan kritik.
Akhir kata penulis berharap agar makalah
ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya. Semoga segala jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah Swt.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pekalongan,
05 September 2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Didalam
proses belajar- mengajar, guru harus memiliki strategi. Strategi belajar-
mengajar dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Strategi
yang dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar.[1]
Mengajar
adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen- komponen yang saling
mempengaruhi.[2] Untuk
mencapai proses kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien guru harus
mengetahui strategi belajar mengajar. Maka dari itu, makalah ini akan membahas
konsep dasar dari strategi belajar mengajar yaitu hakikat, ciri- ciri dan
komponen strategi belajar mengajar.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang diatas dapat disusun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana
hakikat belajar-mengajar ?
2. Apa saja
ciri-ciri belajar-mengajar ?
3. Apa saja
komponen-komponen belajar- mengajar ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hakikat
Belajar Mengajar
Belajar
merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, karena dengan belajar
seseorang memahami dan menguasai sesuatu sehingga orang tersebut dapat
meningkatkan kemampuannya. Belajar merupakan perkembangan hidup manusia yang
dimulai sejak lahir dan berlangsung seumur hidup.[3]
Burton,
dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivities”, merumuskan pengertian
belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
Dalam buku Educational Psychology, H.C. Witherington, mengemukakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian
atau suatu pengertian.
James
O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dalam kesimpulan yang dikemukakan
oleh Abdillah (2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh
tujuan tertentu.[4]
Dalam
kegiatan belajar-mengajar, peserta didik (siswa) adalah sebagai subjek dan
sebagai objek dari kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, inti proses
pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajara
yang dapat dicapai jika peserta didik hanya dituntut dari segi fisik, tetapi
juga pikiran dan mentalnya. Sebab, belajar hakikatnya adalah
"perubahan" yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan
aktivitas belajar.
Mengajar
merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik karena berkenaan
dengan manusia yang belajar tetapi sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam
keadaan praktis dalam kehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja.
Menurut
Moh. Uzer Usman (2002) mengajar adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan
dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pembelajaran sehingga menimbulkan
proses belajar-mengajar pada diri siswa. Sedangkan menurut Cece Wijaya dan A.
Tabrani Rusyan (1998) bahwa mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi
lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajar.
Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah membimbing siswa dalam
kegiatan belajar. Mengajar adalah suatu aktivitas dari guru dalam usaha
mengorganisasi lingkungan yang berhubungan dengan peserta didik, pengetahuan
dan bahan pembelajaran sehingga menimbulkan proses belajar-mengajar yang
efektif pada diri siswa. Mengajar pada hakikatnya dalam proses yaitu proses
mengatur, mengorganisir lingkungan yang ada disekitar peserta didik, sehingga
dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar.
Akhirnya, bila hakikat belajar adalah "perubahan", maka hakikat
belajar-mengajar adalah proses "pengaturan" yang dilakukan oleh guru.[5]
B. Ciri
Belajar Mengajar
Kegiatan
belajar mengajar sebagai suatu proses pengaturan, memiliki beberapa ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Belajar-mengajar
memiliki tujuan
Tujuan
adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanakan suatu kegiatan.
Secara umum kegiatan belajar mengajar harus mempunyai tujuan yakni untuk
membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Dengan demikian, dalam
belajar-mengajar menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian. Peserta
didik menjadi unsur yang utama, sedangkan unsur yang lain sebagai pengantar dan
pendukung.
2. Kegiatan
belajar-mengajar ditandai dengan suatu penggarapan materi yang khusus. Dalam
hal ini materi materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk
mencapai tujuan. Sudah barang tentu, hal ini perlu memperhatikan
komponen-komponen yang lain. Materi harus sudah didesain dan disiapkan sebelum
berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar.[6]
3.
Dalam kegiatan belajar mengajar
terdapat suatu strategi yang direncanakan, dan di desain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Agar mencapai tujuan secara
optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah
sistematik dan relevan. Secara umum, prosedur kegiatan belajar mengajar
dilakukan melalui tiga tahap:
a.
Kegiatan
pendahuluan
Hal-hal yang dilakukan
dalam kegiatan pendahuluan yang menciptakan kondisi awal pembelajaran meliputi
membina keakraban, menciptakan kesiapan belajar dan suasana belajar yang
demokratis.
b.
Kegitan
inti
Hal-hal yang dilakukan
dalam kegiatan inti yaitu menyampaikan tujuan yang ingin dicapai baik secara
lisan maupun tulisan, menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan
ditempuh dan membahas materi.
c.
Kegiatan
akhir dan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar
Hal-hal yang dilakukan
dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar yaitu
penilaian akhir, analisis akhir, tindak lanjut, mengemukakan topik yang akan
dibahas pada waktu yang akan datang dan menutup kegiatan belajar mengajar.[7]
4. Belajar-mengajar
ditandai adanya aktivitas peserta didik.
Aktivitas
peserta didik dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara mental aktif.
Inilah yang sesuai dengan konsep cara belajar siswa aktif (CBSA). Jadi tidak
ada gunanya melakukan kegiatan belajar-mengajar, jika peserta didiknya pasif,
sebab peserta didiklah yang belajar, maka merekalah yang harus melakukannya.
5. Dalam
kegiatan belajar-mengajar guru berperan sebagai pembimbing.
Sebagai
pembimbing guru harus menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses
interaksi yang kondusif, harus siap sebagai modiator dalam segala situasi
proses belajar mengajar sehingga menjadi tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah
lakunya oleh anak didik.
Dalam
menjalankan peran dan fungsinya, seorang guru yang didukung oleh berbagai
kompetisi sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal.
6. Dalam
kegiatan belajar-mengajar membutuhkan disiplin.
Disiplin
dalam kegiatan belajar-mengajar diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang
diatur sedemikan rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru
maupun anak didik dengan sadar.
7.
Dalam kegiatan belajar-mengajar ada
batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam sistem kelas, batas waktu
menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi
waktu tertentu, kapan tujuan itu harus sudah dicapai.
8.
Dalam kegiatan belajar-mengajar ada
evaluasi. Dari seluruh kegiatan belajar-mengajar, evaluasi
menjadi bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Guru harus melakukan evaluasi
untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.[8]
C. Komponen
strategi belajar mengajar
Kegiatan
belajar mengajar sebagai suatu sistem, mempunyai sejumlah komponen yang
meliputi komponen utama dan komponen penunjang. Berikut komponen- komponen
belajar mengajar:
1.
Tujuan
Tujuan
adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Tidak ada suatu kegiatan yang diprogram tanpa suatu tujuan. Karena hal itu
merupakan hal yang memiliki kepastian dalam menentukan kearah mana kegiatan itu
akan dibawa.
Tujuan
dalam pendidikan adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif, dengan kata
lain terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada peserta didik.
Nilai-nilainya nanti akan menjadi cara anak didik bersikap dan bertindak dalam
kehidupanya.
2. Bahan
pelajaran.
Bahan
Pelajaran adalah subtansi yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar.
Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Oleh karena
itu guru yang akan mengajar harus menguasai bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik.
Ada
2 persoalan dalam menguasai bahan pelajaran yaitu bahan pelajaran pokok dan
menunjang. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang
studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan disiplin ilmu. Sedangkan bahan
pelajaran penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan dalam
mengajar dapat menunjang menyampaikan bahan pelajaran pokok.
3. Kegiatan
Belajar Mengajar
Kegiatan
belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Segala proses yang
diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan
belajar mengajar anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan
pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi tersebut anak didiklah yang lebih
aktif, bukan guru. Guru hanya sebagai motivator dan fasilitator, keaktifan anak
didik menyangkut kegiatan fisik dan mental.
Dalam
kegiatan belajar mengajar guru hendaknya memperhatikan perbedaan individual
anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual dan psikologis, agar guru
mudah dalam melakukan pendekatan mastery learning kepada setiap anak didik
secara individual. Masery learning adalah salah satu strategi belajar mengajar
pendekatan individual yang meliputi program pengayaan dan program perbaikan.
4.
Metode
Metode
adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sebagai
berikut:
a. Tujuan
dengan berbagai jenis dan fungsinya.
b. Anak
didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
c. Situasi
yang bermacam-macam.
d. Fasilitas
yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya.
e. Pribadi
guru serta kemampuan dan profesional yang berbeda-beda.
5. Alat
Alat
adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Fungsi alat yaitu sebagai pelengkap sebagai pembantu memudahkan untuk mencapai
tujuan dan alat sebagai tujuan itu sendiri.
Alat
dibagi menjadi dua macam yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Alat adalah perintah, larangan dan
sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, kapur tulis,
gambar, diagram dan sebagainya.
6. Sumber
pengajaran
Sumber
pengajaran merupakan materi/ bahan untuk menambah ilmu pengetahuan dan hal-hal
baru. Macam-macam sumber belajar:
a. Manusia
(dalam keluarga, sekolah dan masyarakat)
b. Buku
atau perpustakaan
c. Mass
media (majalah, surat kabar, tv, radio)
d. Alat
pengajaran (peta, buku pelajaran, papan tulis, kapur dan lain-lain)
e. Museum
f. Alam
lingkungan
g. Aktivitas
(karyawisata, simulasi)
7. Evaluasi
Evaluasi
adalah suatu tindakan atau proses menentukan nilai yang ada hubungannya dengan
dunia pendidikan. Evaluasi mempunyai tujuan yaitu tujuan umum meliputi mengumpulkan
data-data yang menunjukkan taraf kemajuan murid dan tujuan yang diharapkan,
memungkinkan guru melakukan penilaian aktivitas yang dilakukan, menilai metode
mengajar yang digunakan. Tujuan khusus meliputi merangsang kegiatan siswa,
menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan, memberikan bimbingan yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan bakat siswa yang bersangkutan, memperoleh laporan
tentang perkembangan siswa, untuk memperbaiki mutu pengajaran.[9]
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Belajar
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah
laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Hakikat belajar
adalah "perubahan" yang terjadi dalam diri seseorang setelah
melakukan aktivitas belajar.
Mengajar
adalah suatu aktivitas dari guru dalam usaha mengorganisasi lingkungan yang
berhubungan dengan peserta didik, pengetahuan dan bahan pembelajaran sehingga
menimbulkan proses belajar-mengajar yang efektif pada diri siswa. Mengajar pada
hakikatnya dalam proses yaitu proses mengatur, mengorganisir lingkungan yang
ada disekitar peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta
didik melakukan proses belajar. Akhirnya, bila hakikat belajar adalah
"perubahan", maka hakikat belajar-mengajar adalah proses
"pengaturan" yang dilakukan oleh guru.
Kegiatan
belajar mengajar sebagai suatu proses pengaturan, memiliki beberapa ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Belajar-mengajar
memiliki tujuan
2. Kegiatan
belajar-mengajar ditandai dengan suatu penggarapan materi yang khusus.
3. Dalam
kegiatan belajar mengajar terdapat suatu strategi yang direncanakan, dan di
desain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Belajar-mengajar
ditandai adanya aktivitas peserta didik.
5. Dalam
kegiatan belajar-mengajar guru berperan sebagai pembimbing.
6. Dalam
kegiatan belajar-mengajar membutuhkan disiplin.
7. Dalam
kegiatan belajar-mengajar ada batas waktu.
8. Dalam
kegiatan belajar-mengajar ada evaluasi.
Kegiatan
belajar mengajar sebagai suatu sistem, mempunyai sejumlah komponen yang
meliputi komponen utama dan komponen penunjang. Berikut komponen- komponen
belajar mengajar: tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode,
alat, sumber pengajaran dan evaluasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi , Abu & Joko
Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Aunurrahman.
2010. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
Hasibuan, J.J. &
Moedjiono. 2012. Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mustakim, Zainal. 2009.
Strategi dan Metode Pembelajaran.
Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Suryani, Nunuk &
Leo Agung. 2012. Strategi Belajar- Mengajar. Yogyakarta: Ombak.
PROFIL
Nama : Inayatus Sholikhah
TTL : Batang, 05 Agustus 1996
Alamat
: Desa Pesaren, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang
Nama
: Syifa Malinda
Alamat
: Wiradesa, Pekalongan
Nama
: Nur Hamidah
Alamat
: Ds.Bandung Kec. Pecalungan
[1] Abu Ahmadi & Joko Tri
Prasetya, Strategi Belajar Mengajar
(Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 11.
[2] J.J. Hasibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 3.
[3] Nunuk Suryani & Leo Agung, Strategi Belajar- Mengajar ( Yogyakarta:
Ombak, 2012), hlm. 34.
[4] Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung:
Alfabeta, 2010) hlm. 35.
[5] Nunuk Suryani, Op.Cit., hlm 36-37.
[6] Ibid., hlm. 38.
[7] Zainal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran
(Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm. 63-65.
[8] Nunuk Suryani, Op.Cit., hlm 38-39.
[9] Zainal Mustakim, Op.Cit., hlm. 50- 54.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar