PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR
“HAKIKAT PENDEKATAN”
Dewi Masyithoh
(2021115181)
Kelas F
JURUSAN TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
PRAKATA
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam
tidak lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami
bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas
tentang Hakikat Pendekatan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Strategi Belajar Mengajar pada semester 5 Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (IAIN) Pekalongan tahun akademik 2017.
Kami
menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, makalah ini
tidak akan terwujud. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami bermaksud mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Orang tua kami tercinta yang telah banyak berdoa untuk kami,dan
dukungan moril maupun materil.
2.
Muhammad Ghufron, M.S.I sebagai dosen pengampu mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar.
3.
Bapak dan Ibu dosen IAIN
Pekalongan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
4.
Teman-teman khususnya kelas PAI - F yang kami hormati.
5.
Dan semua pihak yang telah memberikan dukungan moral dan material.
Demikian makalah ini kami
susun.Semoga dapat berguna dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua.Amin.
Pekalongan, 02 Oktober 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi
interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya.
Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan
menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam
belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan
menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha
menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga
tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik
Guru yang
memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya
akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama
dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka penting meluruskan pandangan
yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik
sebagai individu dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan
pendekatan dalam pengajaran.
B.
Judul
Tema : Pendekatan-pendekatan dalam belajar mengajar
Sub tema : Hakikat Pendekatan
C.
Arti penting untuk di kaji
Penting di kaji karena, ketika kegiatan belajar mengajar itu
berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau
memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Dalam mengajar guru harus
pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru
terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak
selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi
pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Menurut Ahli
Adapun pengertian
pendekatan dalam pembelajaran menurut para ahli sebagai berikut:
1.
Menurut Babbage, Byers dan Redding (1999), bahwa “teaching
approach is a way to begin and introduce ideas” artinya bahwa pendekatan
pembelajaran adalah cara untuk memulai dan mengenalkan berbagai gagasan/materi
ajar.
2.
Menurut Sanjaya (2008), bahwa pendekatan (approach) dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pembelajaran merujuk kepada pandangan tentang terjadi
suatu proses yang sifatnya masih umum. Oleh karenanya strategi atau metode
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung pada pendekatan
tertentu.
3.
Menurut Gulo (2008), bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik
tolak atau sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam
proses pembelajaran. Sudut panjang tertentu tersebut menggambarkan cara
berfikir dan sikap seorang guru dalam menyelesaikan persoalan yang ia hadapi.
4.
Menurut Suprihatiningrum (2013), bahwa pendekatan pembelajaran
merupakan sebuah filosofi atau landasan sudut pandang dalam melihat bagaimana proses
pembelajaran dilakukan sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.
Dari
beberapa pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandag kita yang kemudian dijadikan
landasan dalam pengelolaan proses pembelajaran.[1]
B.
Macam-macam Pendekatan
Apabila di lihat
dari sudut pandang cara mengorganisasi dan menyampaikan materi, maka pendekatan
dalam pembelajaran terbagi dalam beberapa pendekatan yaitu:
1)
Pendekatan Kompetensi
Kompetensi menunjukkan kepada kemampuan
sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya
dengan proses pembelajaran , kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance)
yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar.[2]
2)
Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan
peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian
peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa
yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dilakukan dengan dua cara:
·
Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran.
Hal ini bisa dilakukan dengan metode karya wisata, metode pemberian tugas, dan
lain-lain.
·
Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk
kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti narasumber,
bisa juga sumber tiruan seperti model dan gambar.
3)
Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan
salah satu metode pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk
mengefektifkan dan menyukseskan kueikulum 2004. Dal pembelajaran kontekstual
tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada peserta didk dengan menyediakan
berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan
materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan
strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.
4)
Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik (Thematic
Approach) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam
implementasi kurikulum 2004, terutama di Taman Kanak-Kanak dan Roudlatul Athfal
(TK dan RA), serta pada kelas rendah di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
(SD dan MI).
Pendekatan tematik merupakan
pendekatan pembelajaran untuk mengadakan hubungan yang erat dan serasi antara
berbagai aspek yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar. Oleh
karena itu, pendekatan tematik sering juga disebut pendekatan terpadu (integrated),
perlunya pendekatan tematik dalam pembelajaran yang mempunyai korelasi tinggi
ialah keterpaduan dan bahwa peserta didik ternyata lebih baik bila belajar
menghubung-hubungkan berbagai fakta yang ada.
5)
Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
Hasil dari penelitian dari National
Science Teavher Association (NSTA) 12 menunjukkan bahwa pembelajaran sains
dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbandingan jika
dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek: kaitan dan
aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses dan konsep pengetahuan.
Melalui pendekata STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang
diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalm pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi
masalah itu ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari-hari, yang dalam pemecahannya
menggunakan langkah-langkah ilmiah.
6)
Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan Keterampilan Proses
merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar,
aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pengertian tersebut, termasuk dinataranya keterlibatan fisik, mental dan sosial
peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk mencapaisuatu tujuan.
Indikator-indikator pendekatan
keterampilan proses antara lain kemampuan mengidentifikasi, mengklarifikasi,
menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan,
menerapkan, mengkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan
untuk menghasilkan suatu karya.[3]
Kemampuan-kemampuan atau
keterampilan-keterampilan mendasar antara lain adalah kemampuan atau
keterampilan:
a.
Mengobservasi atau mengamati, termasuk di dalamnya:
1.
Menghitung
2.
Mengukur
3.
Mengklasifikasi
4.
Mencari hubungan ruang/waktu
b.
Membuat hipotesis
c.
Merencanakan penelitian/eksperimen
d.
Mengendalikan variabel
e.
Menginterpretasi atau menafsirkan data
f.
Menyusun kesimpulan sementara (inferensi)
g.
Meramalkan (memprediksi)
h.
Menerapkan (mengaplikasi)
i.
Mengkomunikasikan
Kemampuan-kemampuan
atau keterampilan-keterampilan ini justeru berproses dalam kerja ilmiah dan
digunakan oleh para ahli dalam kerjanya.[4]
C.
Pendekatan dalam Manajemen Kelas
Keharmonisan
hubungan guru dengan peserta didik, tingginya kerjasama diantara peserta didk
tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja
bergantung dari pendekatannya yang guru lakukan dalam rangka manajemen kelas.
Berbagai pendekatan tersebut adalah:
a.
Pendekatan Kekuasaan
Peranan guru adalah menciptakandan
mempertahankan situasi disiplin dalam kelas, sehingga didalamnya terdapat
kekuasaan dalam norma yang harus ditaati oleh anggota kelas.
b.
Pendekatan Ancaman
Dalam mengontrol tingkah laku abak
didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan,
sindiran, memaksa.
c.
Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan proses untuk
membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan
dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak
didik.
d.
Pendekatan Resep
Pendekatan ini dilakukan dengan
memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dikerjakan ileh guru dalam interaksi semua masalah yang terjadi di kelas.
e.
Pendekatan Pengajaran
Yang di dasarkan atas suatu anggapan
bahwa suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya maslah tingkah
laku anak didk, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dipecah.
f.
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Peranan guru adalah mengembangkan
tingkah laku anak didik yang baik. Asumsi tentang pendekatan ini adalah:
·
Semua tingkah laku yang baik maupun yang kurang baik merupakan
hasil dari proses belajar.
·
Ada sejumlah proses psikologi yang fundamental yang dapat digunakan
untuk menjelaskan terjadinya proses belajar.
g.
Pendekatan Iklim Sosio Emosional
Pendekatan ini berdasarkan pada
suasana perasaan dan suasana sosial di dalam kelas sebagai sekelompok individu
cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling (penyuluhan). Antara
guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa harus ada hubungan yang positif.
Karena guru merupakan kunci terhadap pembentukan hubungan pribadi itu, dan
perannya adalah menciptakan pribadi yang sehat.
h.
Pendekatan Proses Kelompok
Pendekatan ini di dasarkan pada
psikologi sosial dan dinamika kelompok. Oleh karena itu asumsi pokoknya yaitu:
·
Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok
sosial.
·
Tugas guru adalah membina dan memelihara kelompok yang produktif
dan kohesif.
i.
Pendekatan Approach
Menekankan pada potensialitas,
kreativitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai
pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
j.
Pendekatan Umum terhadap disiplin
Para ahli pendidikan secara khusus
mengatakan beberapa kombinasi teknik, dengan penekanan yang merefleksikan
keyakinan filosofis, diantaranya terdapat 3 sikap umum yang menyangkut disiplin
yang tepat:
·
Humanisme
Sikap
ini menyakini dalam rasionalitas para siswa
serta kesediaan mereka untuk memperbaiki perilaku mereka sendiri dan
mengatasi masalah mereka sendiri tanpa harus merugikan pihak lain.
·
Negoisasi
Sikap
ini mengharapkan para siswa untuk bertanggung jawab terhadap perilaku buruk
mereka dan bertanggung jawab untuk memperbaikinya, pendekatan ini juga berharap
para guru bisa memodifikasi dan mengarahkan usaha para siswa alam cara-cara
tertentu.
·
Modifikasi Perilaku
Modifikasi
Perilaku merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip teori perilaku yang menekankan
pada pentingnya konsekuensi positif dan negtaif dalam mengendalikan perilaku.
Para guru akan memanfaatkan semua strategi pendisiplinan melalui dampak dan
usaha mereka dalam menguatkan motivasi para siswa.[5]
D.
Pemilihan Pendekatan Pembelajaran
Pemilihan pendekatan pembelajaran bertujuan untuk memilih dan merencanakan
kegiatan belajar mengajar berdasarkan bahan kajian yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran uang sudah dibuat agar dapat dicapai hasil belajar yang maksimal.[6]
E.
Pendekatan dalam Pembelajaran
1.
Pendekatan Individual
Di kelas ada sekelompok anak didik.
Mereka duduk di kursi masing-masing. Mereka berkelompok dari dua sampai lima
prang. Di depan mereka ada meja untuk membaca dan menulis atau untuk meletakkan
fasilitas belajar. Mereka belajar dengangaya yang berbeda-beda. Perilaku mereka
juga bermacam-macam. Cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap
tingkat kecerdasan dan sebagainya, selalu ada variasinya. Masing-masing anak
didik memang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda daru satu anak
didik dengan anak didik lainnya.
2.
Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok memang suatu
waktu diperlukan dan perlu digunakan guna membina dan mengembangkan sikap
sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo
socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama. Dengan
pendekatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa sosial yang tinggi pada diri
setiap anak didik.
3.
Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada
permasalahan anak didk yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan
permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap permasalahan yang dihadapi oleh
anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
4.
Pendekatan Edukatif
Anak didik yang telah melakukan
kesalahan, yakni membuat keributan dikelas ketika guru sedang memberikan
pelajaran, misalnya tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan cara memukul
badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak
bernilai pendidikan. Duru telah melakukan pendekatan yang salah. Guru telah
menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang
lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan
kekuasaan, karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian anak didik.
5.
Pendekatan Pengalaman
Eksperience is the best teacher, pengalaman
adalah guru yang baik. Pengalaman adalah guru bisu yang tidak pernah marah.
Pengalaman adalah guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa pun juga.
Belajar dari pegalaman adalah lebih baik daripada sekedar bicara dan tidak
pernah bebuat sama sekali.
6.
Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah alat pendidikan.
Bagi anak yang masih kecil, pembiasaan ini sangat penting. Karena dengan
pembiasaan itulah akhirnya suatu aktifitas akan menjadi milik anak di kemudian
hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosokl manusia yang berkepribadian
yang baik pula. Sebaliknya, pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok manusia
yang berkepribadian yang buruk pula. Begitulah biasannya yang terlihat dan yang
terjadi pada diri seseorang. Karenanya, di dalam kehidupan bermasyarakat kedua
kepribadian yang bertentangan ini selalu ada dan tidak jarang terjadi konflik
di antara mereka.
7.
Penekatan Emosioanal
Emosi adalah gejala kejiwaan yang
ada di dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan.
Seseorang yang mempunyai perasan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan
jasmaniah maupun rohaniah. Perasaan rohaniah di dalamnya ada perasaan
intelektual, perasaan estetis, perasaan etis, perasaan sosial, dan perasaan
harga diri. Menurut Chalifah Hasan, merasa adalah aktualisasi kerja dari
hati sebagai materi dalam struktur tubuh manusia dan merasa sebagai aktifitas
kejiwaan ini adalah suatu pernyataan jiwa yang bersifat subjektif. Hal ini
mengemukakan suatu kesan senang dan tidak senang.
8.
Pendekatan Rasional
Manusia adalah makhluk yang
diciptakan oleh sang Maha Pencipta, yaitu allah SWT. Manusia adalah makhluk
yang sempurna diciptakan. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya yang
diciptakan oleh Tuhan. Perbedaannya terletak pada akal. Manusia mempunyai akal,
sedangkan makhluk lainnya seperti binatang dan sejenisnya tidak mempunyai akal.
Jadi, hanya manusialah yang dapat berfikir, sedangkan makhluk lainnya tidak
mampu berfikir.
Akal atau rasio mempunyai potensi
untuk menaklukkan dunia. Tetapi jangan sampai mempertuhankan akal. Karena hal
itu akan menggelincirkan keimanan terhadap ajaran agama. Sebaiknya, akal
dijadikan alat untuk membuktikan kebenaran ajaran-ajaran agama. Dengan begitu,
keyakinan terhadpa agama yang dianut bertambah kokoh.
9.
Pendekatan Fungsional
Ilmu pengetahuan yang dipelajari
oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan
berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk
sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunaya untuk kehidupan sehari-hari sesuai
dengan tingkat perkembangannya. Bahkan yang lebih penting adalah ilmu
pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapt merasakan manfaat dari
ilmu untuk kepentingan hidupnya, dengan begitu maka nilai ilmu sudah fungsional
di dalam diri anak.
10.
Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dab pelajaran di sekolah tidak
hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak
mata pelajaran. Semua mata pelajaran itu pada umumnya dapat dibagi menjadi mata
pelajaran umum dan mata pelajaran agama. Berbagai pendekatan dalam
pembahasan terdahulu dapat digunakan untuk kedua jenis mata pelajaran ini.
Tentu saja penggunaannya tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yang dicapai. Dalam prakteknya tidak hanya digunakan satu,
tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan. [7]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandag kita yang kemudian
dijadikan landasan dalam pengelolaan proses pembelajaran.Ketika
kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau
memahami anak didiknya dengan
segala konsekuensinya. Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana.
Pandangan guru terhadap anak didik
akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru
tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik
dan akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.
Saran
Penulis dalam
pembuatan makalah ini sudah berusaha semaksimal mungkin. Dan kami mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam maklah ini. Semoga malakah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan
bagi kita semua.
Bahri Djamarah, Syaiful. dan Zain, Aswan. 1996. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi
dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: Matagraf Yogyakarta.
Mustakim, Zaenal. 2009.Strategi dan Metode Pembelajaran buku 2. Pekalongan:
Matagraf Yogyakarta.
Trianto, 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Group.
Semiawan, Conny. dkk.PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES,. Jakarta:
PT Gramedia.
PROFIL
Nama : Dewi Masyithoh
TTL : Pekalongan, 29 Mei 1997
Alamat : Pringlangu Gg.6 No.45,
Pringrejo
Kota Pekalongan
Hobby : Membaca
Pendidikan : - MII Pringlangu 02 Kota Pekalongan
- MTS Hidayatul Athfal
Banyurip
- MA Hidayatul Athfal
Banyurip
- IAIN Pekalongan
[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:
Matagraf, 2017), hlm.75-76
[5] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran buku 2, (Pekalongan:
Matagraf Yogyakarta, 2009), hlm.38-41
[6] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,(Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2009), hlm.197
[7] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 1996), hlm.62-78
Tidak ada komentar:
Posting Komentar