MODEL PEMBELAJARAN
Kelebihan dan kelemahan Teacher Center dan
Student Center
Aqni Rif’atal Athiyyah
NIM. (2317087)
KELAS D
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
karunia ni’mat dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEACHER CENTER DAN STUDENT CENTER
dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhhammad SAW, serta sahabat dan keluarganya. Dan semoga kita mendapatkan
syafa’at nya di yaumulqiyamah nanti, aminn ya Rabbal ‘Alamin.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa
pentingnya model pembelajaran, maka dari itu kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini memuat tentang
“ KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEACHER CENTER DAN STUDENT CENTER” dan sengaja
dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat
dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah………………………………... 4
B.
Rumusan
Masalah…………………………………….... 4
C.
Tujuan…………………………........................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teacher Center................................................ 6
B. Pengertian Student Center................................................ 6
C. Kelebihan dan kelemahan Teacher
Center....................... 8
D. Kelebihan dan kelemahan Student Center........................ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………… ……………. 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan arah
pengajaran di Indonesia yang benuansa kompetitif dan menghargai poses belajar
yang berdampak pada penguasaan kompetensi serta berbagai kebijakan pendidikan
yang dilakukan juga sering berawal dari langah-langkah yang telah dilakukan
oleh Negara lain. Model dan pola pendidikan yang serba diseragamkan,
mulai bergeser menuju paradigma desentralisasi. Demikian juga dengan
pendekantan pembelajaran yang selama ini lebih bersifat normative, lebih
mengutamakan aspek kognitif secara afektif dan psikomotorik, perlahan-perlahan
mulai ditata secara utuh melalui pola pembelajaran yang bernuansa pembelajaran
aktif yang lebih memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Dari sinilah
kemudian berkembang konsep pembelajaran yang lebih berorientasi pada kebutuhan
siswa dan tidak lagi berorientasi pada guru semata. Nuansa dialogis dalam
proses pembelajaran semakin dikembangkan untuk membentuk karakter siswa yang
berani, jujur, bertanggung jawab dan mampu beragumentasi secara ilmiah. Uraian di atas menunjukkan bahwa model
pembelajaran pada tingkat dasar terus mengalami
perubahan. Salah satu bentuk perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari
bentuk Teacher Centered Learning (TCL) ke Teacher Centered
Learning (SCL). Oleh sebab itu dalam makalah ini akan dibahas
mengenai pembelajaran teacher center dan student center. Dan akan kami bahas
juga mengenai kelebihan dan kekurangannya dalam kedua model ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan model pembelajaran Teacher Center?
2.
Apa yang
dimaksud dengan model pembelajaran Student Center?
3.
Apa saja
kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Teacher Center?
4.
Apa saja
kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Studen Center?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui model pembelajaran teacher center.
2.
Untuk
mengetahui model pembelajaran student center.
3.
Untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan model
pembelajaran teacher center.
4.
Untuk
mengetahui kelebihan dan kelemhan model pembelajaran student center.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teacher Center
Model pembelajaran Teacher Center adalah model pembelajaran yang
berpusat pada guru atau pembelajaran yang kadar pembelajarannya sangat
didominasi oleh peran guru. Dalam model ini materi yang akan diajarkan sudah
dirancang terlebih dahulu oleh guru dan disajikan dalam bentuk jadi ke peserta
didik. Jadi siswa tidak harus mengolah materi yang akan dipelajari, kewajiban
siswa adalah menghafal dan memahaminya.[1]
Pada sistem
pembelajaran model Teacher Centered
Learning, guru lebih banyak
melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing).
Pada saat mengikuti pembelajaran atau mendengarkan ceramah, siswa sebatas
memahami sambil membuat catatan. Guru menjadi
pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi
satu-satunya sumber ilmu. Model ini berarti memberikan informasi satu arah
karena yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar
dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan.[2] Salah satu model
pembelajaran dalam teacher center yaitu Model Komando atau Banking Learning
Concept[3]
B. Pengertian Student Center
Pengertian student centered
Learning (SCL) adalah proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner
centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif
dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran
yang keterlibatan siswa secara aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak
seorang peserta didik untuk belajar. Aktifitas siswa menjadi penting ditekankan
karena belajar itu pada hakikatnya adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan
pikirannya untuk membangun pemahaman[4]
Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa
atau peserta didik, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk dapat
membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang
mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa. Melalui
penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa diharapkan dapat
berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu
menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri (Karsen, 2008).
Pada model pembelajaran ini dikandung maksud
bahwa pembelajaran yang memposisikan guru sebagai fasilitator, sehingga peran
guru dalam pembelajaran tidak mendominasi. Model pembelajaran ini
memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa dalam melakukan observasi,
penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan
hipotesis. Tugas guru adalah merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan
siswa untuk ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran, dan jika memungkinkan
guru memberikan umpan balik kepada peserta didik setelah melakukan aktivitas.[5]
Dalam model pembelajaran ini juga dibagi lagi
menjadi beberapa model diantaranya:
1. Independent / Individu
2. Cooperative Learning
3. Collaborative learning
4. Active
5. Self Directed Learning
6. Research Based
7. Case Bade Learning
8. Problem Based Learning[6]
C. Kelebihan dan kelemahan Teacher Center
Dalam penggunaan model pembelajaran ini tentunya memiliki
kelebihan dan kelemahan tersendiri, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Kelebihan dari Teacher Center
a.
Dalam waktu yang singkat guru dapat
menyampaikan materi sebanyak banyaknya.
b.
Organisasi kelas lebih sederhana tidak perlu
mengadakan pengelompokan murid seperti pada model Student Center.
c.
Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan
mudah, walaupun jumlah murid cukup banyak.
d.
Guru sebagai penceramah berhasil baik, maka
dapat menimbulkan semangat, dan kreasi yang konstruktif.
e.
Fleksibel, dalam arti bahwa jika waktu sedikit
bahan dapat dipersingkat, diambil yang penting-penting saja, jika waktu masih
banyak dapat disampaikan sebanyak-banyaknya dan lebih mendalam.[7]
f.
Merupakan mimbar utama bagi pengajar dengan
kualifikasi pakar
g.
Bila pembelajaran diberikan dengan baik, menimbulkan
inspirasi dan stimulasi bagi siswa.
2.
Kelemahan dari
Teacher Center
a.
Guru sulit
untuk mengetahui pemahaman anak didik terhadap bahan-bahan yang diberikan.
b.
Kadang-kadang
guru cenderung ingin menyampaikan bahan yang sebanyak-banyaknya hingga menjadi
bersifat pemompaan.
c.
Anak didik cenderung
menjadi pasif dan ada kemungkinan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan,
berhubung guru dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan lisan.
d.
Jika guru tidak
memperhatikan segi-segi psikologis dari anak didik, ceramah dapat bersifat
melantur dan membosankan. Sebaliknya kalau guru berlebih-lebihan berusaha untuk
menimbulkan humor, isi dan inti ceramah menjadi kabur.
e.
Sulit menduga
hasil yang akan dicapai, karena waktu yang dipergunakan untuk pemaparan materi
cukup panjang.
f.
Peserta didik
tidak bisa berfikir kritis karena terlalu pasif untuk megembangkan pemikirinnya.
g. Terjadi komunikasi satu arah, tidak merangsang siswa
untuk mengemukakan pendapatnya.
h. Tidak kondusif terjadinya critical
thinking.
i.
Suasana tidak optimal untuk pembelajaran secara
aktif dan mandiri.
D.
Kelebihan dan
Kelemahan Student Center
Dalam penggunaan model
pembelajaran ini tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Kelebihan dari
Student Center
a.
Siswa atau peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi
miliknya sendiri karena siswa diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi.
b.
Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Tumbuhnya suasana
demokratis dalam pembelajara sehingga akan terjadi dialog dan
diskusi untuk saling belajar-membelajarkan di antara mahasiswa.
d. Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan
bagi dosen atau pendidik karena sesuatu yang dialami dan disampaikan mahasiswa
mungkin belum diketahui sebelumnya oleh dosen.
e. Mengaktifkan
siswa.
f. Mendorong siswa menguasai
pengetahuan.
g. Mengenalkan
hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata.
h. Mendorong pembelajaran secara
aktif dan berpikir kritis.
i.
Mengenalkan
berbagai macam gaya belajar.
j.
Memperhatikan
kebutuhan dan latar belakang pembelajar.
k. Memberi
kesempatan pengembangan berbagai strategi assessment.
2.
Kelemahan dari
Student Center
a. Sulit diimplementasikan pada kelas besar.
b. Memerlukan waktu lebih banyak.
c. Tidak efektif untuk semua jenis kurikulum.
d.
Tidak cocok untuk mahasiswa yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan
demokratis.[10]
e.
Siswa jadi
tidak terkontrol dan kelas jadi tidak kondusif karena guru tidak ikut berperan
aktif dalam jalannya pembelajaran.
f.
Akan terjadi
pertentangan antar siswa karena perbedaan pendapat yang dilontarkan dari
peserta didik.
g.
Materi atau
pelajaran yang diperoleh kurang maksimal karena waktu untuk guru menerangkan
seedikit, bahkan tidak ada. Akibatnya materi yang disampaikan kurang maksimal.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut kami Teacher Center adalah proses belajar mengajar yang
berpusat pada guru atau dosen. Sistem
pembelajaran Teacher Centered Learning
(TCL), yang ternyata membuat mahasiswa pasif karena hanya mendengarkan kuliah
sehingga kreativitas mereka kurang terpupuk atau bahkan cenderung tidak
kreatif. Pada sistem pembelajaran model TCL, dosen lebih banyak melakukan
kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing). Pada saat mengikuti kuliah atau mendengarkan ceramah,
mahasiswa sebatas memahami sambil membuat catatan, bagi yang merasa
memerlukannya.
Pengertian
student centered Learning (SCL)
adalah proses pembelajaran yang berpusat
pada siswa. yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif
dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran
yang keterlibatan siswa secara aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak
seorang peserta didik untuk belajar. Pada sistem pembelajaran model SCL ini
bisa dilakukan dengan metode diskusi. Karena dalam metode diskusi siswa
dituntut untuk aktif dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu, Prasetya Joko Tri. 1997. Strategi Belajar Mengajar Untuk
Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA.
Kurdi Fauziyah Nuraini. 2009. “Penerapan Student Centered Learnig dari Teacher Centered Learning mata ajar
Ilmu Kesehatan”. FORUM KEPENDIDIKAN. VOLUME 28,
NOMOR 2.
Mustakim Zaenal. 2018. STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN. Pekalongan:
IAIN Pekalongan PRESS.
Sudjana. 2005. Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:Falah Production.
Tim pengembangan
ilmu pendidikan FiP-UPI. 2007. Ilmu dan aplikasi pendidikan. Jakarta:IMTIMA,
Tung Khoe Yao. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.Jakarta:
PT.INDEKS Permata Puri Media.
d.
e.
BIODATA
NAMA : AQNI
RIF’ATAL ATHIYYAH
NIM :
2317087
TTL :BREBES,
26 AGUSTUS 1999
ALAMAT :LAREN-BUMIAYU-BREBES
JL.KH. MASRURI NO.26
RIWAYAT PENNDIDIKAN: - SD N CURUG WETAN 04
TANGERANG-BANTEN (KELAS 1, 2005-2006)
-
SD N LAREN 01
BUMIAYU- BREBES (KELAS 2-6 , 2006-2011)
-
SMP N 01
BUMIAYU(2011-2014)
-
MA AL- MA’HAD
AN-NUR BANTUL YOGYAKARTA (2014-2017)
-
IAIN PEKALONGAN
JURUSAN PGMI
ALAMAT SEKARANG : PP. HIDAYATUL MUBTADIIEN SAMPANGAN
Gg.7 PEKALONGAN TIMUR
NO TELF :085329102743
HOBI : APA SAJA
YANG PENTING BAHAGIA
[1] Zaenal Mustakim, STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN, (Pekalongan: IAIN
Pekalongan PRESS, 2018), hlm. 99
[2] . Sudjana, Metoda
dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung:Falah Production, 2005),
hal. 39.
[3]
Khoe Yao Tung, Pembelajaran dan Perkembangan Belajar,
(Jakarta: PT.INDEKS Permata Puri Media, 2015), hlm 21
[4] Fauziah Nuraini
Kurdi, “Penerapan Student Centered Learnig dari Teacher Centered Learning mata ajar
Ilmu Kesehatan”, FORUM KEPENDIDIKAN, VOLUME 28, NOMOR 2, MARET 2009, hlm. 2
[5] Zainal Mustakim, STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN, (Pekalongan: IAIN
Pekalongan Press, 2018), hlm.100
[6]
Tim pengembangan ilmu pendidikan
FiP-UPI, ilmu dan aplikasi pendidikan, (Jakarta:IMTIMA,
2007). hal. 173
[7] Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar Untuk Fakultas
Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA,1997) hlm. 55
[9] Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar Untuk Fakultas
Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA,1997) hlm. 57
[10] Sudjana, Metoda
dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung:Falah Production, 2005), hlm. 38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar