Laman

new post

zzz

Selasa, 02 Oktober 2018

SBM E E1 MODEL PEMBELAJARAN ”TEACHER CENTER”


MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
”TEACHER CENTER”
Muhammad Khanif
NIM. (2023116193)
Kelas E

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018




            Alhamdullilah,puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudulTEACHER CENTERini dapat diselesaikan tepat waktu. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SW.,keluarganya,dan sahabatnya.
            Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semuapihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terselesaikan makalah ini.
            Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan makalah ini. Semoga dengan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.

 

                                                                        Pekalongan, 1 oktober 2018


Penulis                        










           
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...3

BAB I      PENDAHULUAN…………………………………………………..4
A.    Latar Belakang Masalah………………………………………...4
B.     Rumusan Masalah………………………………………………4
C.     Metode Pemecahan Masalah…………………………………...4
D.    Sistematika Penulisan Masalah…………………………………5

BAB II    PEMBAHASAN ……………………………………………………6
A.    Pengertian model pembelajaran …………………………………6
B.     Makna Teacher Cente………………………………………….7
C.     Macam-macam model pembelajaran teacher center………….8

BAB III   PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………...
B.     Saran ……………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….










BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
                 Pembelajaran berpusat pada guru merupakan salah satu cara belajar di Indonesia.Pada zaman dahulu, guru merupakan satu-satunya sumber belajar. Guru adalah sebuah sanjungan untuk orang yang ditinggikan erajatnya oleh masyarakat karena dianggap memiliki pengetahuan yang luas. Sejak zaman sebelum penjajahan, Indonesia telah memiliki berbagai nama sebutan untuk guru, Resi dan Empu pada zaman Hindu-Buddha dan Kyai untuk zaman Islam.
                 Pembelajaran yang berpusat pada guru akan cenderung membuat siswa pasif dalam belajar. Siswa cenderung mendengarkan, memperhatikan dan didikte cara belajarnya oleh sang guru. Hal ini bukan berarti buruk seluruhnya. Pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki kelebihan, yaitu kebulatan pesan. Kebulatan pesan ini mampu mempengaruhi dan membatasi daya pikir dan ruang gerak peserta didik sehingga mampu memberikan semacam respon yang diharapkan oleh stimulator.
                 Penelitian tentang kegiatan pembelajaran berusaha menemukan model pembelajaran.Model-model yang ditemukan dapat diubah, diuji kembali dan dikembangkan, selanjutnya dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan pola pembelajaran yang digunakan.
B.     Rumusan Masalah
                 Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan suatu masalah sebagai acuan untuk mengfokuskan kajian masalah tersebut. Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1.        Apa yang di maksud dengan model pembelajaran ?
2.        Apa yang di maksud dengan Teacher center ?
3.        Model-model Pembelajaran Teacher Center ?
C.     Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran
2.      Untuk mengetahui makna Teacher Center
3.      Untuk mengetahui macam-macam model pembelajaran teacher center

D.     Metode Pemecahan Masalah
                 Metode pemecahan masalah yang digunakan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.

E.      Sistematika Penulisan Makalah
                 Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi :

Bab I        Pendahuluan yang terdiri dari :
·      Latar Belakang Masalah,
·      Rumusan Masalah,
·      Tujuan Penelitian,
·      Metode Penulisan Masalah dan
·      Sistematika Penulisan Masalah.
Bab II       Pembahasan yang terdiri dari
·      pengertian model pembelajaran,
·      makna Teacher Center dan
·      Macam-macam model pembelajaran Teacher Center.
Bab III     Penutup yang terdiri dari
·       kesimpulan dan
·       saran

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Model Pembelajaran
               Pengertian mengenai model pembelajaran menurut para ahli sampai saat ini, penggunaan istilah model, pendekatan, strategi dan metode masih kurang tepat dan saling tumpang tindih.Ketidaktepatan penggunaan istilah tersebut sedikit banyak mempengaruhi guru dan calon guru sebagai pendidik dalam membuat administrasi (perencanaan) pembelajaran serta melaksanakannya.
               Adapun pendapat beberapa ahli terkait model pembelajaran dalam bukunya Suprihatingrum antara lain :
Ø    Menurut Paul D Eggen (1979), bahwa “the model was described as being potentially a large in scope, capable of organizing several lessons or a unit of study”. Bahwa model dijabarkan menjadi potensi yang tidak terbatas lingkupnya, dan model mampu mengorganisasikan beberapa pelajaran atau satuan pembelajaran.
Ø    Menurut Arends (1997), bahwa “the term teachingmodel refers to a particular approach to instruksion that includes its goals, syntax, environment, and management system”. Banwa istilah model pembelajaran megarah pada suatu pembelajaran tertentu termasuk tujuan , sintaks, lingkungan dan system pengelolaannya.
Ø    Menurut Suprihatiningrum (2013), bahwa model pembelajaran mempunyai empat cirri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi ataupun prosedur tertentu lainnya, antara lain: rasional teoritik, landasan pemikiran (tujuan pembelajaran), tingkah laku mengajar, dan lingkungan belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.[1]
               Dapat di simpulkan mengenai pengertian model pembelajaran menurut para ahli, Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain (Joyce and Weil, 1980: 1).Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikanya.
               Model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang di dalamnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dalam mentransfer pengetahuan, keterampilan, maupun nilai-nilai kepada peserta didik.
B.            Pengertian Teacher Center
               Teacher  Centered  Learning (TCL) Menurut  Smith  dalam Sanjaya  yang  dikutip  ulang  oleh Parwati bahwa Teacher Centered Teaching  (TCL)  adalah  suatu pendekatan belajar yang berdasar pada pandangan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan
dan  keterampilan.  Selanjutnya Parwati  menegaskan  Cara pandang  ini  memiliki  beberapa ciri sebagai berikut:
o          Memakai  pendekatan berpusat  pada  guru,  yaknigurulah  yang  harus  menjadi
pusat dalam pembelajaran.
o          Siswa  ditempatkan  sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai  organisme  yang pasif,  sebagai  penerima informasi  yang  diberikan guru. 
o          Kegiatan  pembelajaranterjadi pada tempat dan waktu tertentu. Siswa hanya belajar manakala  ada  kelas  yang telah  didesain  sedemikianrupa sebagai tempat belajar.
Tujuan  utama  pengajaranadalah  penguasaan  materi pelajaran.  Keberhasilan suatu proses  pengajaran  diukur  dari sejauh  mana  siswa  dapat menguasai materi  pelajaran  yang disampaikan guru.[2]
Dampak  dari  sistem pembelajaran  TCL  adalah  guru kurang  mengembangkan  bahan pembelajaran  dan  cenderungseadanya  (monoton). Guru mulai tampak  tergerak  untuk mengembangkan  bahan pembelajaran  dengan  banyak membaca  jurnal  atau  download artikel  hasil-hasil  penelitian terbaru  dari  internet,  jika siswanya  mempunyai  kreativitas tinggi,  banyak  bertanya,  atau sering mengajak diskusi.[3]

C.            Model-model Pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Center)
                        Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.[4]
                        Pada sistem pembelajaran model teacher center, pembelajaran yang menempatkan guru sebagai ahli yang memegang control selama proses pembelajaran, baik organisasi, materi maupun waktu.[5]
                        Model pembelajaran adalah suatu perencanaan  atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Adapun model-model pembelajaran teacher center, antara lain:

1.        Model Komando atau Banking Learning Concept
        Sejauh ini model-model pembelajaran yang bersifat teacher center terlihat pada model pembelajaran model komando atau banking learning concept.Pembelajaran model ini selalu betolak belakang antara posisi guru dan peserta didik, yakni jika guru ceramah siswa mendengarkan dengan tekun, guru bertanya siswa menjawab, guru mengerti siswa tidak tahu apa-apa, guru mendiktekan teks siswa mencatat, guru pandai siswa bodoh, guru sebagai subjek siswa sebagai objek, guru membuat program belajar siswa menerima program, dan seterusnya. Model komando ini diterapkan sekitar tahun 1960-an. Dalam proses pembelajaran model komando, biasanya guru mempersiapkan bahan untuk diterapkan pada siswa. Jadi model komando tidak melibatkan siswa dalam bentuk menyepakati kontrk belajar.[6]
2.        Independent/Individual
Independent atau Individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu.
Tujuan individual bagi para peserta didik adalah pemberian kesempatan  dan keleluasaan siswa agar mereka secara mandiri dapat mengatur tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Manfaat sitem pembelajaran independent/Individual ini mampu memenuhi kepentingan peserta didik secara individual, sebagai berikut:
·           Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal
·           Keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri
·           Dalam pembelajaran ini guru berperan sebagai penasihat atau pembimbing.[7]
3.        Cooperative
     Menurut Isjoni(2012:  15)Pembelajaran  kooperatif  (cooperative learning)  merupakan  pembaharuan  dalampergerakan  reformasi  pendidikan. Asas  daripembelajaran  kooperatif  adalahmengaktifkan  peserta  didik  untuk  belajarbersama-sama  agar  tercipta  pembelajaranbermakna  (meaning  full  learning).Pembentukan  kelompok-kelompokdidasarkan  pada  kumpulan  peserta  didikyang heterogen.[8]
     Pembelajaran Cooperative mempunyai beberapa manfaat antara lain:
·      Meningkatkan kepercayaan diri dalam bekerja sama dan bersosialisasi
·      Memperbaiki kemampuan berfikir
·      Meningkatkan motivasi belajar
·      Meningkatkan rasa menghargai keberadaan orang lain
·      Meningkatkan prestasi belajar dengan meningkatkan prestasi akademik
·      Meningkatkan kesadaran perlunya kemampuan dalam bekerja sama (team work).[9]
4.        Collaborative
Collaborative pada dasarnya merupakan sama persis pada model cooperative yang dilakukan secara berklompok akan tetapi tidak diarahkan  untuk berkompetisi dan tidak diarahkan hanya pada satu kesepakatan tertentu, bertujuan untuk memperluas wacana siswa, mengelola perbedaan dan konflik karena membangun kerjasama, toleransi, belajar menghargai pendapat orang lain dan belajar mengemukakan pendapat.
Manfaat dari model pembelajaran collaborative diantaranya :
·           Mengembangkan daya nalar pengetahuan yang dimiliki
·           Memupuk rasa tenggangrasa
·           Empati
·           Simpati
·           Menghargai orang lain
·           Mendapat pengetahuan baru
5.        Active
        Active learning mengacu pada teknik di mana peserta didik melakukan lebih banyak aktivitas dan bukan hanya mendengarkan fasilitator.Peserta didik melakukan beberapa hal termasuk menemukan, mengolah, dan menerapkan informasi.Active learning bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristika pribadi yang mereka miliki.
        Di samping itu active learning juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Manfaat active learning adalah untuk memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan pengajar.
        Prosedur pelaksanaan active learningadalah :
·           Penentuan kebutuhan untuk pembelajaran dan peserta didik
·           Menyusun hasil pembelajaran (secara umum)
·           Menetapkan tujuan pembelajaran
·           Merancang aktifitas pembelajaran
·           Rangkaian aktifitas pembelajaran
·           Mengawali rencana secara terperinci
·           Meninjau kembali rancangan secara rinci
·           Mengevaluasi hasil keseluruhan[10]
DAFTAR PUSTAKA

Abduramansyah, dan Hartato,Kasinyo,2009, Metodologi Pembelajaran Berbasis Active Learning, Palembang:Grafika Telindo.
D, Sudjana   S.,2005, Metode   dan   Teknik Pembelajaran   Partisipatif, Bandung: Production,
harto,Kasinya, 2012Desain Pembelajaran Agama Islam untuk Sekolah dan Madrasah, (jakarta:PT rajaGrafindo Persada
Mustakim,Dr. H. Zaenal, M. Ag,2017,Strategi dan Metode Pembelajaran, Edisi Revisi, Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.
Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press.
Parwati, A. Rani. Pergeseran  peran  guru  dari  pembelajaran  tradisional  ke  pembelajaran modern,  http://ariraniparwati.blogspot.com/2013/03/pergeseran-peran-guru-dari-pembelajaran. diakses 1 oktober 2018
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembang Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Press.
Suryani, Dr. Nunuk, M. Pd & Drs. Leo Agung, S. M. Pd, 2012, STRATEGI BELAJAR MENGAJAR, Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Suharyati,Eny Ike , Februari 2016,PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM MENINGKATKANKEMAMPUAN SISWA MENDESKRIPSIKAN KONDISI FISIK WILAYAH DAN  PENDUDUKINDONESIA, (Widya Wacana Vol. 11 Nomor 1, Februari 2016)


BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan

               Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.
               Pengembangan model-model pembelajaran merupakan suatu keniscayaan yang harus dipersiapkan dan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran disekolah yang terlibat langsung dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tugas guru bukan semata-mata mengajar, tetapi lebih kepada membelajarkan siswa.Oleh karena itu seorang guru harus dapat menguasai berbagai model pembelajaran yang ada agar kegiatan pembelajaran dapat lebih variatif dan tidak monoton sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.

B.            Saran
               Dengan mengetahui berbagai model-model pembelajaranyang berpusat pada guru hendaknya, kita sebagai calon pendidik dapat memahami dan mengetahui model-model pembelajaran apa yang cocok untuk digunakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran, sehingga penggunaan model pembelajaran  akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pemebelajaran.
               Mengenai penulisan kata, penulis memita saran dan kritiknya bila mana didalamnya terdapat kekeliruan, penulis minta maaf atas segala kesalahannya.Semoga kita dapat mengambil manfaat dari apa yang telah tertulis di makalah ini.

LAMPIRAN



BIODATA DIRI

Nama                           : Muhammad Khanif
NIM                            :  2023116193
Alamat                        : Kranji Kedungwuni Timur
Riwayat Pendidikan   :
·         TK Nurul Anam Kranji Kedungwuni
·         MI Walisongo Nurul Anam Kranji 02
·         SMP Islam Walisongo
·         SMK N 1 Karangdadap



[1]Dr. H. Zaenal Mustakim, M. Ag, Strategi dan Metode Pembelajaran, Edisi Revisi, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2017), hal. 64
[2]Parwati, A. Rani. Pergeseran  peran  guru  dari  pembelajaran  tradisional  ke  pembelajaran modern,  http://ariraniparwati.blogspot.com/2013/03/pergeseran-peran-guru-dari-pembelajaran. diakses 1 oktober 2018
[3]Sudjana   S.,   D, Metode   dan   Teknik Pembelajaran   Partisipatif,   (Bandung: Production, 2005),
[4]Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Press. 2011). Hal. 132.
[5] Dr. H. Zaenal Mustakim, M. Ag, Op Cit, hal, 76
[6]Kasinya harto, Desain Pembelajaran Agama Islam untuk Sekolah dan Madrasah, (jakarta:PT rajaGrafindo Persada, 2012), hal. 75
[7]Zaenal Mustakim, M. Ag, Strategi dan Metode Pembelajaran, Buku 1, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hal. 91-93
[8]Eny Ike Suharyati, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SISWA MENDESKRIPSIKAN KONDISI FISIK WILAYAH DAN  PENDUDUK
INDONESIA, (Widya Wacana Vol. 11 Nomor 1, Februari 2016), hal. 60
[9]Dr. Nunuk Suryani, M. Pd & Drs. Leo Agung, S. M. Pd, STRATEGI BELAJAR MENGAJAR, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hal. 80-82
[10]Kasinyo Hartato dan  Abduramansyah, Metodologi Pembelajaran Berbasis Active Learning, (Palembang:Grafika Telindo, 2009). hal. 152-153

Tidak ada komentar:

Posting Komentar