VARIASI MENGAJAR
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun oleh :
Kelas A
1. Rif’atul Zami Izzati 202109002
2. Ovi Zuchrotunnisa 202109003
3. M. Nur Hasanudin 202109004
4. Ichsan Bahrudin 232005127
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan pendidik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal. Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam upaya mengembangkan kreativitas dan sikap inovatif pendidik untuk itu perlu di bina dan di kembangkan kemampuan professional guru untuk mengelola program pengajaran dengan strategi belajar yang karya dengan variasi.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berperan menciptakan lingkungan belajar bagi para peserta didik untuk mencapai pendidikan yang baik. sekolah perlu menyusun suatu program yang tepat yang tentunya harus di dukung oleh tim pendidik yang memenuhi sifat-sifat pendidik yang telah di tentukan dalam suatu pendidikan, sehingga memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan belajar secara efisian dan sampai pada tujuan yang di harapkan.
Dan dalam makalah ini, untuk mencapai tujuan yang di harapkan maka kami akan berusaha mengulas sebagian pendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran, yakni tentang variasi dalam mengajar, yang dalam hal ini pendidiklah yang paling berperan dalam mengatur variasi yang tepat dan baik bagi peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Variasi Mengajar
Variasi dapat diartikan selingan, selang seling, atau pergantian. Menurut Udin S. Winataputra, Variasi sebagai keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton.
Sedangkan menurut Uzer Usman, variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi.
Fungsi Variasi Mengajar
1. Sebagai penarik perhatian siswa.
B. Tujuan Variasi Mengajar
Adapun tujuan dari variasi mengajar yaitu:
1. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengaja.
2. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi.
3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4. Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual.
Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno dalam buku SBM, tujuan variasi mengajar yaitu :
- Agar perhatian siswa meningkat.
- Memotivasi siswa.
- Menjaga wibawa guru.
- Mendorong kelengkapan fasilitas pengajaran.[3]
C. Prinsip-prinsip Variasi Mengajar
Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut :
1. Dalam menggunakan ketrampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu.
D. Manfaat Variasi Mengajar
Rasulullah SAW, menerapkan pengajaran yang sangat memperhatikan perkembangan siswa (sahabat)nya, agar mereka tidak terasa jemu dalam belajar, tersirat dalam hadits H.R. Bukhori yang artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata : Nabi SAW, berselang seling dalam memberikan pelajaran agar terhindar dari kebosanan.
Adapun manfaat dari variasi tersebut menurut Uzer Usman adalah :
- Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan.
- Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksploitasi.
- Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang belajar.
- Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik, dll.
E. Aspek-aspek Variasi Mengajar
Ketrampilan mengadakan variasi mengajar dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek yaitu:
1. Variasi Gaya Mengajar
Menurut Abu Ahmadi, gaya mengajar adalah tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam melaksanakan proses pengajaran.
Menurut Abdul Qadir Munsyi, gaya mengajar adalah gaya yang dilakukan guru pada saat mengajar di muka kelas.
Menurut Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak tanduk guru sebagai pernyataan kepribadian dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
a) Macam-macam Gaya Mengajar
1. Gaya mengajar klasik
Guru masih menerapkan konsepsi sebagai satu-satunya sumber belajar dengan berbagai konsekuensi yang diterimanya.
Guru mendominasi kelas dengan tanpa memberi kesempatan siswa untuk kreatif.
2. Gaya mengajar teknologi
Gaya mengajar teknologis ini mensyaratkan guru untuk berpegang pada media yang tersedia. Guru memberikan kesempatan kepada anak didiknya untuk mempelajari pengetahuan yang sesuai dengan minatnya sehingga memberi manfaat pada diri siswa itu sendiri.
3. Gaya mengajar personalisasi
Gaya mengajar guru menjadi salah satu kunci keberhasilan siswa. Pada dasarnya guru mengajar bukan untuk memandaikan siswa semata, akan tetapi juga memandaikan dirinya sendiri. Siswa harus dipandang sebagai seorang pribadi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.
4. Gaya mengajar interaksional
Dalam kehidupan manusia (siswa) disamping sebagai makhluk individu juga makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia hendaknya melakukan interaksi sosial dengan berbagai poblematika yang harus dihadapi. Siswa juga dilibatkan dalam pembentukan interaksi soasial yang mengharuskan ia mampu belajar secara mandiri.
b) Pendekatan gaya mengajar
Pendekatan dapat dimaknai sebagai proses, pembuatan, cara mendekati, atau usaha dalam rangka kegiatan penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti.
Dalam gaya mengajar, pendekatan mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan. Artinya gaya mengajar tidak akan efektif dan efisien apabila tidak melakukan pendekatan pada saat menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik. Secara umum terdapat bermacam-macam pendekatan yakni :
a. Pendekatan filosofis
Dalampendekatan ini, gaya mengajar guru hendaknya disadarkan paada nilai-nilai kebenaran, yaitu memandang siswa sebagai makhluk rasional yang mampu berpikir dan perlu dikembangkan.
b. Pendekatan induksi
Merupakan pendekatan gaya mengajar dalam bentuk analisa secara ilmiah, yakni berasal dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum atau kaidah yang bersifat umum.
c. Pendekatan deduksi
Adalah gaya mengajar dalam bentuk analisa ilmiah yang bergerak dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus.
d. Pendekatan sosio cultural
Merupakan pendekatan gaya mengajar yang berpandangan bahwa siswa adalah makluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai homo socius dan homo sapiens dalam kehidupan bermasyarakat dan berkebudayaan.
e. Pendekatan fungsional
Adalah pendekatan gaya mengajar guru dengan penekanan pada pemanfaatan materi ajar bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
f. Pendekatan emosional
Adalah pendekatan gaya mengajar untk menyentuh perasaan yang mengharuskan dengan tujuan menggugah perasaan dn emosi siswa agar mampu mengetahui, memahami, dan menetapkan materi pelajaran yang diperolehnya.
Adapun secara teknis pendekatan gaya mengajar dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Pendekatan kelompok
Siswa dikelompokkan sedemikian rupa sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai secara bersama-sama dalam kelompok tersebut.
Pendekatan gaya mengajar kelompok dapat diwujudkan dalam pengajaran :
• Enrty behavior yaitu gaya mengajar dimana guru dianjurkan mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dimulai.
• Student active learning yaitu cara belajar siswa aktif (CBSA) yang menekankan pada gaya mengajar guru sebagai pemimpin belajar, fasilitator, moderator, motivator, dan evaluator belajar.
b. Pendekatan individual
Setiap siswa mempunyai kecenderungan, minat, bakat, dan kemampuan masing-masing. Dalam pendekatan gaya mengajar ini dapat ditempuh dengan cara pengajaran :
• Mastery learning (belajar tuntas) yaitu belajar tuntas dapat dimaknai sebagai penguasaan hasil belajar siswa secara penuh pada seluruh bahan yang dipelajari.
• Personalized system of instruction (PSI) yaitu system pngajaran individual yang sudah deprogram sedemikian rupa dengan disertai metode dan media yang representatif.
c) Komponen-komponen variasi gaya mengajar
Variasi gaya mengajar guru ini meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
a) Variasi suara
Adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat. Suara guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan.
b) Penekanan/pemusatan perhatian
Perhatian menurut Ghazali adalah keatifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.
c) Pemberian waktu
Pemberian waktu diartikan sama dengan kesenyapan atau kebisuan guru. Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara tiba-tiba demi pihak guru ditengah-tengah menerangkan sesuatu.
d) Kontak pandang
Ketika proses belajar berlangsung jangan sampai guru menunduk terus atau melihat langit-langit dan tidak berani mengadakan kontak mata para siswanya dan jangan sampai pula guru hanya mengadakan kontak pandang dengan satu siswa secara terus menerus tanpa memperhatikan siswa yang lain.
e) Gerakan anggota badan atau mimic
Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan tangan dan anggota badan lainnya adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi, gunanya adalah untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas penyanpaian materi.
f) Perpindahan posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat menbantu dalm menarik perhatian anak didik, dapat pula meningkatkan kepribadian guru dan hendaklah selalu diingat oleh guru, bahwa perpindahan posisi itu jangan dilakukan secara berlebihan. Bila dilakukan berlebihan guru akan kelihatan terburu-buru, lakukan saja secara wajar agar siswa memperhatikan.
2. Variasi Media, Metode dan Bahan Ajar
a. Variasi bahan ajar
Yang dimaksud dengan variasi bahan ajar adalah bahwa guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya mengajarkan meteri-materi pokok saja tetapi harus diselingi (divariasikan) dengan materi-materi penunjang.
b. Variasi media
Denagn variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki anak anak didik dapat dikurangi untuk menarik perhatian anak didik misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara lebih dahulu, kemudian menulis dipapan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkrit. Ada tiga variasi penggunaan media yakni media pandang, media dengar dan media taktil.
c. Variasi metode
Variasi metode yaitu guru dalam proses belajar mengajar tidak terpaku dengan satu metode/bisa memvariasikan penggunaan berbagai metode dengan tujuan agar anak didik tidak merasa bosan/jenuh sehingga proses pembelajaran bisa tetap berjalan lancar.
3. Variasi interaksi Guru dengan murid
Menurut Roestiah (1994), interaksi yaitu proses dua arah yang mengandung tindakan atau perbuatan komunikator maupun komunikan.
Sedangkan menurut Zahra (1996), interaksi merupakan kegiatan timbal balik. Interaksi belajar mengajar berarti suatu kegiatan sosial karena antara peserta didik dan dan gurunya ada suatu komunikasi sosial atau pergaulan.
Ciri-ciri interaksi edukatif dalam proses pembelajaran antara guru dan murid adalah sebagai berikut :
a. Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan.
b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan.
c. Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
d. Ditandai dengan adanya aktivitas siswa.
e. Dalam interaksi belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
f. Di dalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin
g. Ada batas waktu.
· Bentuk-bentuk dan pola interaksi guru dan murid
Menurut Roestiah mengemukakan bukan bentuk interaksi belajar mengajar yaitu :
a) Gurulah yang aktif sedangkan siswa pasif.
b) Guru merupakan salah satu sumber belajar.
c) Terjadi interaksi antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa.
d) Siswa memperoleh pengalaman dari teman-temannya sendiri, kemudian pengalaman tersebut dikonsultasikan kepada guru.
Pola-pola interaksi guru-murid menurut Usman (2000), sebagai alternatif variasi interaktif dapat diklasifikasikan setidaknya ada lima jenis, yaitu :
1. Pola guru-anak didik.
2. Pola guru-anak didik-guru.
3. Pola guru-anak didik-anak didik.
4. Pola guru-anak didik, anak didik-guru, anak didik-anak didik.
5. Pola melingkar.
Pengkondisian kelas tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yakni mengubah posisi duduk siswa di kelas.
F. Variasi Mengajar pada model-model Belajar
Model-model dalam belajar yaitu :
1. Visual
Bagi pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan menggunakan “gambaran keseluruhan” (melakukan tinjauan umum), yakni dengan membaca bahan pelajaran secara sekilas.
2. Auditorial
Bagi pelajar auditorial, belajar yang efektif adalah dengan mendengar.
3. Kinestik
Bagi pelajar kinestik, belajar yang efektif adalah dengan melibatkan diri langsung denagn aktivitasnya, jadi mereka cenderung pada eksperimen (gerak).
Selain model belajar tersebut, ada juga teori-teori yang mengkalasifikasikam gaya/model belajar. Litzinger dan Osif menyebutkan tipe-tipe belajar diantaranya :
a. Tipe belajar akomodir
Pada tipe ini anak lebih menyukai gaya belajar aktif. Mereka cenderung menyandarkan diri pada intuisi dari pada logika dan senang menghubungkan belajar dengan makan dan pengalaman pribadi.
b. Tipe belajar assimilator
Siswa menyukai penemuan pengetahuan yang akurat dan terorganisasi serta cenderung mengormati pandangan orang-oerang yang dianggapnya pakar dibidang iu.
c. Tipe belajar konverger
Lebih tertarik pada relevansi informasi. Mereka ingin memahami secara terinci bagaimana sesuatu bekerja sehingga mereka dapat mempraktekannya sendiri.
d. Tipe belajar diverger
Tipe belajar diverger menikmati belajar yang self-directed dan suka belajar mandiri, simulasi, bermain peran. Informasi seharusnya disuguhkan kepada mereka secara terinci dan sistematik.[5]
KESIMPULAN
variasi mengajar sangat di perlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, metode dan bahan ajar, dan variasi interaksi, mutlak di kuasai oleh guru untuk menggairahkan belajar anak didik dalam waktu relative lama dalam suatu pertemuan kelas.
Variasi mengajar sangat penting untuk dimiliki oleh setiap guru guna tercapainya tujuan pendidikan. Dalam penggunaan variasi mengajar perlu bagi seorang guru untuk memperhatikan prinsip-prinsip dalam mengadakan variasi mengajar. Untuk mengadakan variasi yang baik perlu di lengkapi oleh media yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Tujuan mengadakan keterampilan variasi mengajar adalah untuk menciptakan lingkungan belajar mengajar yang menarik dan kondusif, sehingga dapat menarik perhatian peserta didik terhadap materi yang di berikan. Guru yang hanya menguasai materi pelajaran saja tanpa menguasai metode dan variasi mengajar yang baik, maka kegiatan belajar mengajar terasa kaku dan akan sulit pula materi yang di berikan dapat diterima dengan maksimal.
Daftar Puataka
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi & metode pembelajaran. Pekalongan : STAIN Pekalongan Perss.
Djamaroh, Syaiful Bahri dan Awan Zain. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT. Refika Aditama.
[1] Zaenal Mustaqim, Strategi & metode pembelajaran, (Pekalongan : STAIN Pekalongan Perss, 2009), hlm. 220.
[2] Syaiful Bahri Djamaroh dan Awan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), hlm.181.
[4] Syaiful Bahri Djamaroh dan Aawan Zain, Ibid., hlm. 186.
[5] Zaenal Mustakim, Ibid., hlm. 225-267.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar