MAKALAH
REBOISASI DAN PENGHIJAUAN
Disusun untuk memenuhi tugas :
Mata kuliah : Hadits tarbawi II
Dosen
pengampu : Muhammad Hufron Dimyati,
M.Si
Disusun
Oleh :
WAKHID ROHMANSYAH
232 107 241
KELAS A
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN
Alam beserta isinya
telah diciptakan allah dengan segala keteraturannya. Bumi dan gunung-gunung
yang diciptakan allah merupakan suatu sistem keseimbangan dengan ditumbuhi
tanaman-tanaman menurut ukurannya masing-masing Hutan, lembah, gunung,
tumbuh-tumbuhan, dataran rendah, laut, semuanya merupakan suatu keseimbangan
yang saling berkaitan.
Tumbuhan hidup
menyimpan air dan menahan tanah dari kelongsoran, dan keseimbangan untuk tidak
terjadi kerusakan baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Gunung yang
dipenuhi dengan hutan-hutan yang lebat memiliki kekokohan. Tetapi, gunung yang
gersang pun, yang hanya memiliki batu-batuan kering juga memiliki kekokohan.
Dan mengubahnya tanpa mengetahui hakikat penciptaannya dapat menimbulkan
kerusakan dan ketidak teraturan.
Terkati dengan tugas
manusia tersebut, realita yang terjadi saat ini adalah berbanding terbalik
dengan apa yang seharusnya. Manusia dan alam yang seharusnya hidup rukun
berdampingan dan bersahabat dengan lingkungan yang ditinggalinya malah
menyalahgunakan kekuasaan yang diamanatkan kepadanya. Perusakan dan pencemaran
terhadap lingkungan, serta eksploitasi besar-besaran terhadap sumberdaya alam
merupakan kegiatan yang sudah lumrah terjadi. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan
pada alam yang ditandai dengan terjadinya bencana dimana-mana.
REBOISASI DAN PENGHIJAUAN
A.
Hadits
عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: إن قامت على أحدكم القيامة وفي يده فسلة فليغرسها
( رواه أحمد في المسند المكثرين, مسند أنس بن مالك
)
“Sekiranya hari kiamat hendak datang bagimu, sedangkan di
tangan salah seorang diantara kalian ada bibit kurma maka tanamlah.” (HR.
Imam Ahmad)
B.
Mufrodad
إن قامت : hendak datang
القيامة : hari kiamat
فسلة : bibit kurma
فليغرسها : maka tanamlah
C.
Keterangan hadits
Agama
islam sangat menganjurkan untuk bercocok tanam hingga akhir zaman walaupun
sebentar lagi orang yang menanam tersebut meninggal termasuk ketika hari kiamat
hendak terjadi. Meskipun penanam tanaman tersebut tidak sempat menikmatinya.
Kita tentu masih ingat pepohonan yang sudah besar dan berbuah, sebagiannya
adalah ditanam oleh orang-orang yang telah meninggal. Meskipun orang-orang
tersebut sudah meninggalkan dunia yang fana ini, tetapi manfaat dari pohon yang
mereka tanam masih dapat kita nikmati.
D.
Biografi perawi
Anas bin malik bin
nadzor bin Dhomdom bin Zaid bin HHarom bin jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi
bin An Najjar, Abu Hamzah Al Ansori Al Khazraji. Dia termasuk kerabat
Rosulullah dari jalur istri. Ia juga muridnya, pengikutnya dan sahabat yang
terakhir meninggal dunia.[1]
Ia adalah pembantu Rosulullah. Dan ia juga
termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadits darinya. Ibunya adalah Ummu
sulaim Malikah binti Milhan bin Kholid bin Zaid bin Harom, istri Abi Tholhah
Zaid bin Sahl Al Ansori. Ketika Nabi SAW datang ke Madinah, Anas berumur 10
tahun. Dan ketika itu juga, ibunya datang kepada Nabi SAW dan berkata kepadanya
: “ini adalah Anas anak yang pandai yang akan menjadi pembantumu”. Maka Nabi
pun menerimanya.
Ia
lahir ketika Rosul datang ke Madinah. Anas
berumur 10 tahun, dan ketika beliau wafat Anas berumur 20 tahun. Jadi Anas
lahir 10 tahun sebelum tahun hijriyah atau bertepatan dengan tahun 612 Masehi.
Ibunya juga seorang yang pandai dan telah masuk Islam, sehingga Anas pun masih
kecil telah memeluk agama islam.
Rosulullah SAW memberikan gelar kepadanya
dengan Abu Hamzah (singa). Dan ia adalah seorang Mufti, Qori, Muhaddits, Perowi
islam.
E.
Aspek Tarbawi
Kecenderungan
manusia adalah tidak mau tahu dengan apa yang akan terjadi pada tahun-tahun
mendatang. Apakah fasilitas yang disediakan oleh alam yang dikurasnya
habis-habisan nantinya berimbas buruk pada keseimbangan alam ataupun
kemungkinan-kemungkinan terburuk yang lain.
Oleh karenanya,
keseimbangan alam haruslah dijaga. Eksploitasi secara besar-besaran terhadap
sumberdaya alam haruslah dihentikan. Salah satunya adalah dengan melakukan
reboisasi atau penghijauan kembali terhadap hutan-hutan yang telah dibabat
habis oleh sekalangan oknum tak bertanggung jawab.
Islam adalah agama rahmatan
lilalamin. Agama yang menebar kasih sayang tidak hanya kepada manusia yang
berakal, tetapi kepada seluruh isi semesta raya ini seperti bebatuan, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan yang tak memiliki akal.
Ahli Hadits Abad
ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy-rahimahullah-
berkata saat memetik faedah dari hadits di atas, “Tak ada sesuatu
(yakni, dalil) yang paling kuat menunjukkan anjuran bercocok tanam sebagaimana
dalam hadits-hadits yang mulia ini, terlebih lagi hadits yang terakhir
diantaranya, karena di dalamnya terdapat targhib (dorongan) besar untuk
menggunakan kesempatan terakhir dari kehidupan seseorang dalam rangka menanam
sesuatu yang dimanfaatkan oleh manusia setelah ia (si penanam) meninggal dunia.
Maka pahalanya terus mengalir, dan dituliskan sebagai pahala baginya sampai
hari kiamat”.
DAFTAR PUSTAKA
Moh.
Mahfud MD dkk. (ed.). Spiritualitas Al-Qur’an dalam Membangun Kearifan
Ummat. (Yogyakarta: UII Press. 1999) hal. 22
Al-Bugha. Musthafa Dieb. Dkk. 2008. Syarah Arba’in
Imam Nawawi. Jakarta :Alkautsar
[1] Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha dan Syaikh Muhyiddin, Syarah Hadits Arba’in
Imam Nawawi (Jakarta : al kautsar,2008) hlm.125
kog gax ad coment.....
BalasHapussaya mau koment ya
BalasHapusmaaf terlambat.
1. apakah antara reboisasi dengan penghijauan tidak sama ( berbeda). jelaskan ya.
2. upaya reboisasi dan penghijauan sebenarnya telah dicanangkan oleh pemerintah dari tahun-tahun yang lalu. pertanyaannya.
apakah program itu sudah berhasil menurut pengamatan anda. karena yang saya lihat bukan reboisasi dan penhijauan menyeluruh tapi hanya sebagian.
3. apa manfaat dari reboisasi dan penghijauan.
4. apakah anda setuju dengan penghapusan reboisasi tapi di adakan program ikhyaul amwat di indonesia.
jelaskan kanthi jelas.
trima ksih komentnya . .
Hapus1. reboisasi da peng hijauan itu beda mas,jika Reboisasi adalah Penghutanan kembali tanah-tanah hutan yg gundul dengan ditananami tanaman kera. Reboisasi dilaksanakan oleh Pemerintah. dan Penghijuan adalah Penanaman kembali tanah gundul yg dilakukan oleh masyarakat sekitar tempat tersebut, jadi yang membedakan adalah sang penyelenggaranya, jika reboisasi d selenggarakan oleh pemerintah dan penghijauan di selenggarakan oleh masyarakan karna kesadaran dari masyarakat itu sendiri,..
2. alhamdulilah yang saya ketahui dari berbagai media upaya reboisasi yang diselenggarakan pemerintah saat ini sudah menyeluruh mas, di seluruh propinsi, kabupaten bahkan kecamatan, pemerintahnya slalu menggembaar gemborkan agar masyarakatnya slalu memberdayakn penghijauan. jika sampean kurang begitu percaya, bisa di tanyakan kepada pemerintah yang terkait, pasti jawaban beliau hampir sama dengan saya. insya alah.
3.Penghijauan dan REBOISASI merupakan amalan sholeh yang mengandung banyak manfaat bagi manusia di dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia. Tanaman dan pohon yang ditanam oleh seorang muslim memiliki banyak manfaat, seperti pohon itu bisa menjadi naungan bagi manusia dan hewan yang lewat, buah dan daunnya terkadang bisa dimakan, batangnya bisa dibuat menjadi berbagai macam peralatan, akarnya bisa mencegah terjadinya erosi dan banjir, daunnya bisa menyejukkan pandangan bagi orang melihatnya, dan pohon juga bisa menjadi pelindung dari gangguan tiupan angin, membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi polusi udara, dan masih banyak lagi manfaatnya mas.
4.menurut saya, program ikhyaul amwat atau program menghidupkan tanah mati, itu satu tujuan dengan reboisasi dan penghijauan, sama sama bertujuan untuk melestarikan lingkungan, mungkin nama dan programnya saja yang agak berbeda, namun visi dan misinya insya allah sama. dan saya setuju saja dengan hal itu.
trima kasih