METODE PENDIDIKAN DALAM RUMAH TANGGA
Mata Kuliah: Hadis Tarbawi II
Disusun oleh:
Suci Kharismaya Putri
2021113167
Kelas
: G
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya
selaku penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang Hadis Tarbawi II dengan judul metode pendidikan dalam rumah
tangga. meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan saya juga berterima
kasih pada Bapak Ghufron Dimiyati selaku Dosen mata Hadis Tarbawi II
Saya sebagai penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang saya tulis secara sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya jika laporan dalam bentuk maupun isinya yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya dan orang lain sekiranya membaca makalah ini. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya selaku penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Saya sebagai penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang saya tulis secara sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya jika laporan dalam bentuk maupun isinya yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya dan orang lain sekiranya membaca makalah ini. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya selaku penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Pekalongan, 15 Februari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Tujuan dari makalah ini dalam
berkeluarga membentuk akidah, ukhuwah islamiyah sebagai pondasi rumah tangga
yang mendasar sebagai wujud penghambaan kepada Allah.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan sangat penting bagi masyarakat
terutama anak-anak. Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dalam
pembentukan karakter, karena sebagian besar kehidupan anak di dalam keluarga sehingga pendidikan yang banyak diterima anak dalam keluarga.
Dan dalam makalah ini akan dibahas mengenai metode pendidikan dalam rumah tangga dan penulis berharap supaya pembaca dapat mengetahui cara
atau metode pembelajaran dalam keluarga yang bertujuan untuk membentuk karakter
kepribadian yang baik agar terhindar dari hal-hal atau perbuatan tercela.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode berasal dari dua perkataaan,
yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara.
Dengan demikian, metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan. Selain itu adapula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu
sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan
disiplin tertentu.[1]
Keluarga adalah bagian dari tiga
institusi pendidikan selain sekolah dan masyarakat. Di tengah keluarga orang-
orang dewasa menjadi guru bagi anak-anak. Ayah, Ibu, kakak, bahkan pembantu
rumah tangga adalah guru-guru yang mempengaruhi keadaan anak baik secara
psikologis ataupun intelektual.[2]
Rumah keluarga muslim adalah benteng
utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan islam. Yang di maksud
dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan
keluarga yang sesuai dengan syariat Islam.[3]
B.
Teori Pendukung
Berdasarkan Al- Qur’an dan
As-sunnah, kita dapat mengatakan bahwa tujuan terpenting dari pembentukan
keluarga adalah hal- hal berikut.
Pertama, mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan rumah
tangga.
Kedua, mewujudkan ketentraman dan ketenangan psikologis
Ketiga, mewujudkan Sunnah Rasulullah dengan melahirkan anak-anak
shaleh sehingga umat manusia merasa bangga dengan kehadiran kita.
Keempat, memenuhi kebutuhan cinta- kasih anak-anak
Kelima, menjaga fitrah anak agar tidak melakukan penyimpangan-
penyimpangan.[4]
Jika kata metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan karakter,
dapat membawa arti metode sebagai jalan untuk menanamkan karakter pada diri
seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi yang
berkarakter. untuk menanamkan karakter pada diri anak ada beberapa metode yang
bisa digunakan, antara lain :
a.
Metode
internalisasi
Metode
ini merupakan upaya memasukkan pengetahuan ( knowing ) dan keterampilan melaksanakan
pengetahuan ( doing ) ke dalam diri seseorang sehingga pengetahuan itu menjadi
kepribadiannya ( being ) dalam kehidupan sehari- hari.
b.
Metode
keteladanan
“Anak
adalah peniru yang baik”. Ungkapan tersebut seharusnya disadari oleh para orang
tua, Sehingga mereka bisa lebih menjaga sikap dan tindakannya ketika berada
atau bergaul dengan anak-anaknya, Berbagai keteladanan dalam mendidik anak
menjadi sesuatu yang sangat penting.
c.
Metode
pembiasaan
Metode
lain yang cukup efektif dalam membina karakter anak adalah melalui pembiasaan.
d.
Metode
bermain
Ungkapan
yang menunjukkan bahwa metode bermain adalah mendidik karakter anak dalam
keluarga.
e.
Metode
cerita
Metode
ini merupakan salah satu yang bisa digunakan dalam mendidik karakter anak.
Sebagai suatu metode, bercerita mengundang perhatian anak terhadap pendidik
sesuai dengan tujuan pendidik.
f.
Metode
nasehat
Metode
ini merupakan penyampaian kata-kata yang menyentuh hati disertai dengan
keteladanan.
g.
Metode
penghargaan dan hukuman
Metode
yang terakhir dianggap dapat membantu dalam menanamkan karakter pada anak
adalah metode dengan penghargaan ( reward ) dan hukuman ( Punishment ).[5]
C.
Materi Hadis
حدثنا إسحاق بن أبي
إسرائيل قال حدثنا النضر بن علقمة أبو المغيرة عن داود بن علي عن أبيه عن بن عباس
: { أن النبي صلى الله عليه و سلم أمر بتعليق السوط في البيت } (رواه البخارى فى
الأدب المفرد, باب تعبيق السوط فى البيت : 1229 ) [ ص 422 ] قال الشيخ الألباني :
صحيح
Terjemahan
Diceritakan kepada kami ishak ibn abi israil.
Menceritakan kepada saya nadhor ibn al qomah bapaknya mughiroh dari abu daud
ibn ali dari bapaknya Dari Ibnu Abbas ra, sesungguhnya Nabi Saw, menyuruh untuk
menggantungkan cemeti (cambuk) di rumah (HR Bukhari).
Mufrodat
أمر = menyuruh
بتعليق = menggantung
السوط = cemeti
فى البيت = di dalam rumah
D. Hadis Pendukung
عَلِّقُواالسَّوْطَ حَيْثُ يَرَاهُ اَهْلُ البَيتِ فَإِ نَّهُ اَدَ بُ
لَهُمْ
Gantunglah cambuk di mana bisa dilihat oleh anggota keluarga,
karena ia lebih mendidik mereka.
وَ الَّتِي تَخَا فُوْ نَ نُشُوْ زَ هُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَ اهْجُرُ وْ
هُنَّ فِي الْمَضَا جِعِ وَ اضْرِ بُو هُنَّ
" Wanita- wanita yang kamu khawatirkan nusyuz (
meninggalkan kewajiban bersuami isteri ) nya maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka “ ( An- Nisa : 34
)
مُرُ وْا أَ وْ لَا دَ كٌمْ بِا الصَّلاَ ةِ وَ هُمْ أَ بْنَا ءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَ اضْرِ بُوْ هُمْ عَلَيْهَا وَ هُمْ
أَ بْنَا
ءَ عَشْرٍ
“ Peliharalah anak-anakmu melakukan shalat
ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah karena meninggalkannya ketika
mereka berumur sepuluh tahun”
Keterangan hadits :
Hadits tersebut menerangkan bahwa
perintah Rasulullah kepada kita untuk menggantungkan cemeti di dalam rumah,
hadits tersebut bukan bermaksud agar orang tua saling memukul anggota
keluarganya akan tetapi maksudnya adalah sekedar untuk membuat rasa takut
terhadap ancaman tersebut, sehingga mereka bisa atau mampu meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang bersifat buruk atau tercela.
Selanjutnya dengan melihat alat untuk
menghukum, menjadikan orang-orang yang berniat jahat takut melakukannya, karena
merasa ngeri dengan bentuk hukuman yang bakal diterimanya, sehingga ia menjadi
motivasi ( pendorong ) bagi mereka dalam beradab dan berakhlak mulia.
Memukul sama sekali bukan dasar dalam
mendidik. Tidak bolehkan menggunakannya kecuali jika seluruh cara mendidik
telah habis atau membebaninya untuk melakukan ketaatan yang diwajibkan.[6]
E.
Refleksi hadis dalam kehidupan
Di dalam rumah tangga, itu sangatlah penting terutama
mengenai kebutuhan. Keharusan untuk menyiapkan kebutuhaan-kebutuhan keluarga
adalah kepala rumah tangga itu sangat penting.
Sang suami sebagai kepala rumah tangga dalam kebutuhan keluarganya
sepenuh hati bersyukur.
Dalam rumah tangga seorang kepala keluarga seharusnya
mengajarkan keluarganya tentang kewajiban-kewajiban agama yang di bahas dalam
kitab-kitab tentang hukum islam, etika islami, dan dalam risalah para ulama.
F.
ASPEK TARBAWI
1.
Kedua
orang tua harus memiliki rasa tanggung jawab dalam mendidik anaknya.
2.
Dapat
menjadi contoh yang baik didalam keluarga
3.
Dalam
mendidik anak memberikan nasehat yang baik kepada anaknya.
4.
Sebagai
orang tua harus bijak dalam menghadapi permasalahan anaknya.
5.
Sebagai
orang tua memberikan motivasi ( dorongan ) untuk berbuat baik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode berasal dari dua perkataaan, yaitu meta dan hodos. Meta
berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara.
Keluarga adalah bagian dari tiga institusi pendidikan selain
sekolah Rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan
melalui pendidikan islam. Yang di maksud dengan keluarga muslim adalah keluarga
yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan
syariat islam.
Metode- metode dalam membentuk karakter
antara lain internalisasi, keteladanan, pembiasaan,bermain,cerita, Nasihat,
penghargaan dan Hukuman.
Hadis di atas menerangkan bahwa
perintah Rasulullah kepada kita untuk menggantungkan cemeti di dalam rumah,
hadits tersebut bukan bermaksud agar orang tua saling memukul anggota
keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Munajjid,
Muhammad Shaleh. 1997. 40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga. Jakarta:
Darul Haq.
An-Nahlawi, Abdurrohman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah
dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press.
Falah, Saiful. 2014. Parents Power.
Jakarta: Republika.
Syarbini, Amirullah. 2014. Model
Pendidikan Karakter dalam Keluarga. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
TENTANG PENULIS
Nama : Suci Kharismaya Putri
Ttl : Parepare, 17 juni 1995
Alamat : Perum. Pasekaran Griya Permai Blok
I No 5 Batang
Motto hidup: Hidup ini teruslah berjalan
jangan pernah pantang menyerah, dan tetap berusaha.
[1] Amirullah Syarbini, Model Pendidikan Karakter dalam
Keluarga, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014), hlm 59
[3] Abdurrohman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah,
Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), hlm. 139
[6] Muhammad Shaleh Al-Munajjid, 40 Nasehat Memperbaiki
Rumah Tangga, (Jakarta: Darul Haq, 1997), hlm. 88-90
Tidak ada komentar:
Posting Komentar