MAKALAH
“HIDUP DAMAI BERDAMPINGAN”
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :
Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu
: Muhammad Ghufron, M.Ag
Disusun Oleh :
M. Nurul Amin
202 111 0383
Kelas H
JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN
Dalam membangun hubungan dengan orang lain sering kali kita
mengalami konflik dan benturan. Hal ini kadang-kadang membuat kita sulit untuk
dapat hidup damai dengan semua orang. Dan kita harus selalu berusaha hidup
damai dengan orang lain. Tetapi kalau ternyata orang lain menolaknya, itu di
luar kemampuan kita. Janganlah kita terus menyalahkan diri sendiri. Yang
penting kita tidak membencinya dan sudah berusaha taat pada firman Allah. Tugas kita adalah
memberi pengampunan atau menciptakan
damai dengan semua orang.
Dengan hidup damai yang berdampingan hal itu akan
membuat esensial dalam kehidupan manusia, karena dalam kedamaian itu
terciptanya dinamika yang sehat, harmonis dan humanis dalam setiap interaksi
antar sesama. Dalam suasana aman dan damai, manusia akan hidup dengan penuh
ketenangan dan kegembiraan juga bisa melaksanakan kewajiban dalam bingkai
perdamaian. Oleh karena itu, kedamaian
merupakan hak mutlak setiap individu sesuai dengan entitasnya sebagai makhluk
yang membawa amanah Allah untuk memakmurkan dunia ini. Bahkan kehadiran damai
dalam kehidupan setiap mahluk merupakan tuntutan, karena dibalik ungkapan damai
itu menyimpan keramahan, kelembutan, persaudaraan dan keadilan bagi seluruh
umat sesama manusia.
PEMBAHASAN
A.
Hadits
أَنْ صَفْواَنَ بْنَ
سُلَيْمِ أَخْبَرَهُ عَنْ عِدَّةٍ مِنْ اَبْنَاءِ أصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسلَّمَ عَنْ اَبَائِهِمْ دِنْيَةً عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهِ وَسَلّمَ قَالَ: أَلاَ مَنْ
ظَلَمَ مُعَا هِدًا أَوْ انْتَقَصَهُ أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ أَخَدَ
مِنْهُ ثَيْئاً بِغَيْرطيْبِ نَفْسِ فَأَ نَا حَجِيْجُهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ[1]
}رواه أبود فى السنن, كتاب الخراج
والامارة والفيء, باب في تعشيرأهل الذمة اذا اختلفوا بالتجارات}
B.
Terjemahan Hadits
Dari Shafwan bin Sulaim, dari sekelompok
putra-putra shahabat Rasulullah S.A.W., dari ayah mereka yang berdekatan nasab,
dari Rasulullah SAW beliau bersabda: “Barang siapa menganiaya seorang kafir
mu’ahid (dalam berjanjian damai), atau mengurangi haknya, atau memberi beban di
atas kemampuannya, atau akulah lawan berhujahnya kelak di hari kiamat.”[2]
C.
Arti Mufrodat
عِدَّةٍ : Sekelompok
اَبْنَاءِ : Putra-putra
ظَلَمَ : Menganiaya
مُعَا هِدًا : Kafir mu’ahid
انْتَقَصَهُ :
Mengurangi haknya
كَلَّفَهُ : Memberi beban
الْقِيَا مَةِ :
Hari kiamat
D.
Biografi Perawi Hadits
Shafwan
bin sulaim Al-Madani, Abu Abdullah Az-Zuhri, beliau merupakan perawi yang dapat
dipercaya, meriwayatkan banyak hadits, meninggal pada tanggal 32 H dan pada
usia 72 tahun, ( ع ) perawi ini berada di semua kitab hadits
(kutubus as-sittah).[3]
E. Keterangan Hadits
Hadits
diatas menerangkan tentang kerukunan terhadap sesama manusia yaitu dengan
adanya larangan menganiaya seorang kafir mu’ahid, mengurangi haknya, memberinya
beban diatas kemampuannya dan mengambil sesuatu darinya.
Manusia
hidup di dunia ini untuk mencapai kebahagiaan batin. Dalam agama ketentraman
dan kebahagiaan batin ini bukan hanya untuk pribadi saja, tetapi untuk seluruh
manusia yang disebut kemaslahatan atau kesejahteraan umum.
Mewujudkan
kerukunan dan toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama merupakan
bagian menciptakan kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia
yang berlainan agama, sehingga setiap golongan umat beragama dapat melaksanakan
bagian dari tuntunan agama masing-masing dan hidup damai berdampingan antara
umat beragama.[4]
F. Kandungan Aspek Tarbawi
Dari beberapa uraian diatas dapat diambil beberapa aspek tarbawi yang
terkait kajiannya antara lain:
v Kerukunan dan kedamaian merupakan dambaan setiap insan di manapun
ia berada, agar terjalin hidup yang berbahagia dan
sejahtera.
v Salah satu tujuan kehidupan berbangsa dan membangun kesejahteraan hidup
bersama seluruh warga negara dan umat beragama.
v Dalam hidup beragama tidak ada saling membeda-bedakan antara agama ataupun
larangan menganiaya seorang kafir mu’ahid.
v Untuk menciptakan kerukunan dalam perdamaian memerlukan absennya kekerasan struktural atau terciptanya keadilan sosial.
v Perdamaian yang juga mencakup segala bidang kehidupan fisik ,
intelektual, akhlak dan kerohanian.
PENUTUP
Kesadaran
mengenai pentingnya kedamaian sebagai fondasi hidup bersama juga melandasi semangat pendirian
negara Republik Indonesia. Membangun negara di atas kebhinekaan yang sedemikian
rupa ini memang tidak mudah. Potensi konflik dan kekerasan sosial terus menerus
membayangi perjalanan bangsa ini. Dengan kerukunan secara damai itu
sangat penting. Ia mewakili satu semangat untuk hidup bersama secara damai dan berdampingan itu disadari sebagai fondasi yang paling kokoh dalam kehidupan yang
majemuk ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Bey. Tarjamah Sunan Abi Dawud. jilid
III. CV. Asy Syifa. Semarang. 1992
Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Tahzib At-tahzib, (Beirul Lebanon: Al-Fikr,
1995
Al-Munawar,Said Agil Husein. Fiqih hubungan Antar agama. Ciputat Press Jakarta. 2003
Sulaiman, Abi Daud. Sunan Abi Daud.
Beirut: Dar Al Fikr. Juz 3
[3] Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tahzib At-tahzib, (Beirul Lebanon: Al-Fikr,
1995) , Hal. 50.
[4] Prof. Dr. H. Said Agil Husein Al-Munawar, M.A, Fiqih
hubungan Antar agama, (Jakarta: Ciputat Press, 2003), Hal. 22.
Krisna Ayu Diana (2021110348)
BalasHapusMenurut Anda apa yang harus kita lakukan untuk mengatasai atau minimal mengurangi terjadinya kekerasan sosial atau semacam tindakan anarkis yang sekarang ini banyak terjadi dalam masyarakat?
Salah satunya dengan kearifan, sebuah kearifan disini diperlukan untuk membangun dan mempertahankan keberadaban sebuah peradaban. Etika agama dan budaya adalah pembentuk kearifan sekaligus kontrol sosial. Dari tingkat elit hingga masyarakat kelas bawah hampir tak ada bedanya, kekerasan sering digunakan untuk meyelesaikan masalah. Hampir setiap hari, berita media tak luput dari berita dan peristiwa kekerasan. Tak heran jika banyak masalah yang tidak tuntas, malah semakin rumit dan memicu masalah baru. Kekerasan seakan menjadi satu-satunya jalan yang paling absolut untuk menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan tertentu. Padahal, kita bangsa yang beragama dan berbudaya, punya cara, strategi penanganan konflik yang berpedoman kepada agama dan budaya : musyawarah. Agama mengajarkan untuk menyelesaikan masalah secara komunikatif hingga tercapai ishlah (perdamaian). Falsafah dan budaya bangsa kita juga mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara-cara musyawarah untuk mufakat, dan itu menjadi salah satu butir pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila sebagai dasar negara kita. Musyawarah merupakan cermin kearifan yang akan membuat keberlanjutan hubungan antarmanusia bertahan dan rukun secara damai.
HapusDewi Ana (2021110370)
BalasHapus1. dalam aspek tarbawi diatas terdapat point tentang "perdamaian kerohanian". seperti apakah "perdamaian kerohanian" tersebut antar manusia? tlong beri contohnya!
Menurut pendapat saya perdamaian kerohanian tersebut merujuk pada jiwa dan kebatinian seseorang dalam membawa semangat intrinsik yang dipunyai oleh segala jirim (ruang dan tempat) di dunia. Kerohanian disini dikaitkan dengan perlakuan manusia.
HapusSebagai contoh kerohanian perlakuan manusia secara anarkis pada saat Indonesia dijajah oleh belanda setiap akan melakukan shalat jum’at itu tidak boleh. Karena pada saat itu umat Islam belum mempunyai kewenangan, dan setiap melakukan shalat jum’at harus ijin kepada belanda dan kalau tidak ijin akan selalu diberontak.
rohiman
BalasHapus2021110356
apabila dalam sebuah kelompok masyarakat ada salah satu dari mereka yang beda dan menentang kaum mayoritas, apa tindakan yang harus dilakukan,??
Menurut saya dilihat dulu dari redaksi pendapatnya mereka yang berbeda kalau suatu pertentangan itu tidak dengan kenyataan atupun tidak ada pembuktian akan membuat bagi pihak yang menentang kaum mayoritas bisa dinyatakan sebagai hukum rimba, tirani atau kezaliman. Karena di dalam sebuah sekelompok masyarakat tidak selalu membeda-bedakan sesama umat maupun kaum dengan itu akan selalu membawa kehidupan yang selalu rukun dan damai demi tujuan bersama.
Hapussokhiyah
BalasHapus2021110379
bagaimana cara kita menanamkan pentingnya kedamaian sebagai fondasi hidup bersama di negara kita INDONESIA yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa..??
Bahwa setiap sesosok manusia yang mempunyai kemampuan atau skills untuk mengarahkan, mengatur, menggerakkan dan mengantar orang atau masyarakat serta negara yang untuk mencapai tujuan bersama. Salah satunya dengan menanamkan sikap tenggang rasa dan toleransi; merangsang sikap berani, bangga dan bersyukur, bertanggung jawab; latihan pengendalian emosi, dan melatih anak untuk dapat menjaga diri sendiri. Karena kita harus senantiasa menjaga kerukunan antar sesama manusia dan menjunjung tinggi persatuan. Dalam suatu asas kehidupan bernegara tercermin dalam bhineka tunggal ika, yang mengandung arti walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua. Dengan itu akan membuat di negara Indonesia dengan berbagai macam suku bangsa akan selalu menanamkan hidup antar umat beragama merupakan bagian menciptakan kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan agama, sehingga setiap golongan umat beragama dapat melaksanakan bagian dari tuntunan agama masing-masing dan hidup damai berdampingan antara umat beragama serta berbagai macam suku bangsa.
Hapusfarah dibha (2021110357)
BalasHapusapakah kita harus menjaga kerukunan terhadap seorang ataupun sekelompok kafir mu'ahid saja? bgmn dg orang2 kafir yg lainnya? tetap menjaga kerukunan terhadap mereka atau malah memeranginya?
Di dalam kehidupan bermasyarakat tentunya kita tidak sendiri pasti akan selalu bersosial, salah satunya selain kafir Mu’ahid yaitu kafir dzimmi. Kafir Mu’ahid disini kafir yang menjadi warga di suatu negara yang mempunyai perjanjian secara damai tanpa diperangi kecuali ada ingkaran, sedangkan kafir dzimmi setiap orang atau warga yang tidak beragam Islam dan menjadi warga negaranya. Keadaan mereka disini sudah ada dzimmah (perjanjian) dengan suatu warganya. Dan mereka berhak untuk menjadi warga negara, walaupun mereka berbeda agama. Semoga hal ini senantiasa selalu hidup bertetangga dengan hidup damai selalu berdampingan dan bisa selalu hidup bersosial.
Hapusirfaqiyah 2021110354
BalasHapusberbicara mengenai hidup berdampingan sebenarnya apa yang menjadi kuncinya? Seberapa pentingkah poin tentang hidup damai ini? apa yang akan terjadi jika kerukunan dan kedamaian itu kehilangan eksistensi di kehidupan umat?
Sebagai manusia tentu harus menyadari bahwasannya hidup berdampingan dengan orang lain, baik itu sesama muslim ataupun non muslim, beda warna kulit, beda etnis, dan beda suku bangsa. Berdampingan disini bukan berarti selalu bersama dalam segala urusan, tapi berdampingan dalam menjalani kerukunan hidup antar sesama manusia, sesama warga negara Indonesia yang plural ini itu salah satu kuncinya. Dengan keadaan ini tentunya harus selalu disadari bahwa menjalankan hidup tanpa bantuan orang lain itu tidak akan bisa, dalam hal ini sangat penting untuk hidup berdampingan. Dan apabila suatu negara ataupun masyarakat tidak mempunyai rasa hidup bersosial mungkin akan selalu terpecah belah pula dalam kehidupannya, dalam hal ini sangat kita harus sadari hidup berdampingan akan menciptakan kerukunan antar umat.
Hapusapakah istilah "hidup damai berdampingan" itu masih bisa terwujud apabila di suatu tempat ada konflik sesama umat/kaum.?
BalasHapusmuhajir azhari
2021110340
Sebelum merealisasikan suatu kehidupan tentunya kembali pada hakekat seseorang ataupun diri seorang, apakah kehidupan seseorang hanya dibuang saja untuk membuat suatu masalah, tentunya tidak! setiap orang tentunya selalu ingin hidup dengan damai sesama umat ataupun kaum. Kehidupan itu akan selalu terwujud apabila keinginan suatu masyarakat ataupun negara dengan tujuan bersama, dengan hal ini kehidupan akan selalu di warnai dengan kesejahteraan hidup sesama umat ataupun kaum.
Hapushmmm... ngomong doank sich gampang, tp nyatanya belum terealisasi di kehidupan kita...
BalasHapusdalam aspek tarbawi ente ada coretan pena tentang "Dalam hidup beragama tidak ada saling membeda-bedakan antara agama" tuh maksudnya apa ? uraikan secara singkat, padat dan tajam serta terpercaya !
202 111 0366
lukmanul maarif
Mengenai perbedaan disini bisa diredaksikan tidak memandang suatu agama, bisa dikategorikan semisal dalam berkehidupan bermasyarakat maupun negara. Setiap kehidupan pasti ada perbedaan agama, di dalam keluarga maupun bertetangga kita harus saling menghormati kepada mereka. Keadaan mereka juga ingin hidup secara rukun dan damai walaupun berbeda agama. Allah SWT sendiri juga tidak membeda-bedakan sesama umat maupun kaum.
HapusSUSWATI (H)
BalasHapus2021110358
Menurut pemakalah bagaimanakah cara menciptakan hidup damai berdampingan dengan masyarakat yang berbeda agama?
Untuk menciptakan hidup damai bedampingan sesama umat maupun kaum sangatlah penting bisa dilihat disini antara lain:
Hapus• Melihat segala sesuatu yang mengganggu sebagai tanda atau sinyal untuk melakukan hal itu dengan memberitahukan sesuatu yang menyenangkan yang perlu tidak dilanjuti. Misalkan isu-isu/masalah yang membuat suatu masyarakat ataupun yang berbeda agama menjadikan terpecah belah.
• Mencoba mencari keuntungan atau sisi positif dari apa yang sedang terjadi. Kita mencari peluang apa, pintu apa yang terbuka dengan masalah yang ada.
• Menyerahkan masalah kepada Allah SWT. Dan berdoa supaya Allah mengatur sehingga masalah bisa teratasi. Di sini kita menyadari bahwa Ia lebih besar ketimbang masalah ini. Kita bisa untuk melihat apa jalan keluar yang Ia ciptakan.
roudlotul jannah 2021110381
BalasHapusdalam aspek tarbawi dijelaskan bahwa untuk menciptakan kerukunan dalam perdamaian memerlukan absennya kekerasan struktural, bentuk dari kekerasan struktural tersebut seperti apa?
dan apakah ada batasan2 yang harus kita lakukan dalam menjalin kerukunan antar umat???
Kekerasan struktural dalam bentuk disini mewujudkan kerukunan dan toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama merupakan bagian menciptakan kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan agama, sehingga setiap golongan umat beragama dapat melaksanakan bagian dari tuntunan agama masing-masing dan hidup damai berdampingan antara umat beragama. Dalam suatu batas-batasanya di dalam masyarakat maupun negara tidak membeda-bedakan antar uamat beragama.
Hapusrisnatul khikmah
BalasHapuskafir mu'ahid itu kafir yang seperti apa?
sebenarnya yang menjadi konflik di Indonesia itu apa hanya agama saja? tentu tidak kan? Lalu bagaimana jika sudah terjadi konflik, bagaimana mendamaikannya?
Kafir Mu’ahid disini kafir yang menjadi warga di suatu negara yang mempunyai perjanjian secara damai tanpa diperangi kecuali ada ingkaran.
HapusDi dalam suatu negara tentunya tidak hanya agama yang tejadi konflik, tetapi misal dalam hidup berkeluaga, bemasyarakat kadang juga terjadi suatu konflik salah satunya misal perebutan hak waris. Lihat realita yang ada banyak sekali konflik dalam berkehidupan untuk mengatasinya kembali pada hakikat seseorang untuk selalu bisa mengendalikan emosional, karena permasalahan tidak akan selalu ada habisnya kalau kita bener-bener tidak bisa mengendalikan tersebut.
menurut anda bagaimanakah cara menciptakan hidup damai dalam kehidupan bermasyarakat??
BalasHapusCara menciptapkan hidup damai bermasyarakat, dimulai dari diri sendiri, ketika seseorang ingin membuat kehidupan yang bisa nyaman untuk orang lain,itu salah satunya. Maka dengan itu akan tercapai kehidupan bersosial yang secara damai dan menjadikan kehidupan yang sejahtera.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus