sbm H9 : Model Pembelajaran Pusat Guru - word
sbm H9 : Model Pembelajaran Pusat Guru - ppt
sbm H9 : Model Pembelajaran Pusat Guru - ppt
MAKALAH
MODEL
PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA GURU
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata
kuliyah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen
Pengampu : Muhammad Ghufron, M.S.I
Disusun
Oleh :
Wafiudin
Komarudin 2021110336
Zaelatul
MAghfiroh 2021110337
Nurul
Hidayah 2021110339
Muhajir
Azhari 2021110340
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
Jurusan
Tarbiyah PAI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada disekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai
proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman belajar yang dirancang dan dipersiapkan oleh guru. Belajar juga
merupakan proses melihat, mengamati dan memahami suatu yang ada disekitar
siswa. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan
siswa. Perilaku guru adalah membelajarkan, sedangkan perilaku siswa adalah
belajar.
Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika hasil-hasil
teknologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru di
sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa
lalu yang berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian guru
berperan sebagai sumber belajar (learning
resources) bagi siswa. Siswa akan belajar apa yang keluar dari mulut guru.
Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting.
Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Pada Guru
Pada zaman dahulu, guru merupakan
satu-satunya sumber belajar. Pembelajaran dengan cara seperti ini memungkinkan
penunggalan media pembelajaran. Penunggalan media pembelajaran terjadi apabila
di dalam sebuah proses pembelajaran hanya terdapat satu sumber belajar, yaitu
guru.
Guru akan dianggap oleh siswa
sebagai orang yang selalu benar dalam berpendapat dan siswa hanya bisa menjadi
curahan pendapatnya. Tingkat keaktifan guru dikelas pun sangat tinggi karena
penunggalan sumber tersebut, dalam sistem pembelajaran ini guru lebih banyak
ceramah atau memberikan materi dan pengetahuan hanya dianggap sebagai sebuah
nilai transfer yang harus sampai ke siswa.[1]
B. Model-model
Pembelajaran Berpusat Pada Guru
Adapun model-model pembelajaran interaktif yang berpusat
pada guru ada tiga, diantaranya:
1. Model Presentasi
dan Pengajaran
Presentasi adalah model yang
berpusat pada guru. Presentasi (ceramah) dan penjelasan memakan waktu yang
cukup lama.
·
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru sebelum
mempresentasikan informasi kepada siswa-siswanya :
1. Memastikan bahwa isinya dimengerti
sepenuhnya.
2. Melatih dan menghafalkan ide-ide
kunci dalam ingatan sebelum memberikan presentasi.
3. Mengikuti dengan seksama catatan
tertulis yang telah disiapkan.
·
Empat tugas perencanaan penting yang harus dilakukan oleh
guru sebelum mempresentasikan dan menjelaskan pada siswa :
1. Memilih isi dan tujuan presentasi.
2. Mendiagnosis pengetahuan yang
sebelumnya sudah dimiliki siswa.
3. Memilih Advance organizer (kerangka
pendukung bagi info baru) yang tepat dan kuat.
4. Merencanakan penggunaan waktu dan
ruang.[2]
·
Cara melaksanakan model pembelajaran dengan presentasi :
1. Dalam sebuah pelajaran presentasi,
guru menstrukturisasikan lingkungan belajar dengan cukup ketat dan memastikan
bahwa siswa memerhatikan.
2. Yang terpenting, pelajaran
presentasi membutuhkan aturan yang jelas tentang kapan siswa boleh berbicara.[3]
·
Cara mengimplementasikan lingkungan belajar yang kondusif
untuk pengajaran dengan presentasi :
1. Memulai pelajaran (ketertiban)
Salah satu elemen yang jelas tetapi
sering diabaikan dalam manajemen adalah memulai pelajaran tepat waktu. Disini
guru harus mampu menanamkan sikap kedisiplinan yang baik untuk siswa.
2. Penataan tempat duduk yang tepat
Salah satu prinsip umum adalah bahwa
murid seharusnya memiliki ruang yang cukup untuk belajar dengan nyaman. Guru
harus mampu memanaj penataan tempat duduk yang efektif buat siswanya.
3. Mengatasi disrupsi dari luar
Faktor disrupsi atau gangguan dari luar ini juga dapat
menyita waktu mengajar. Jadi guru harus bisa mengatasi gangguan dari luar ini.
4. Menetapkan aturan dan prosedur yang
jelas
Salah satu faktor utama untuk
memastikan pelajaran berjalan lancar adalah dengan menetapkan aturan dan
prosedur yang jelas sejak awal.
5. Memberikan pekerjaan rumah
Memberikan pekerjaan rumah (PR)
dapat menjadi salah satu bagian yang lebih sulit dari sebuah pelajaran, karena
tidak semua murid mau mengerjakannya dengan ringan hati.[4]
2. Model
Pengajaran Langsung
Pengajaran lngsung yaitu gaya mengajar dimana guru terlibat
aktif dalam mengusung isu pelajaran kepada seluruh kelas.
Model pengajaran langsung dimaksudkan untuk membantu siswa
mempelajari berbagai keterampilan dan pengetahuan dasar yang dapat diajarkan
langsung secara bertahap.[5]
Pengajaran langsung dirancang untuk meningkatkan penguasaan
berbagai keterampilan (pengetahuan procedural) dan pengetahuan factual yang
dapat diajarkan secara bertahap.
·
Elemen-elemen utama pengajaran langsung yang efektif,
diantaranya :
1. Pelajaran yang diinstruksikan dengan
jelas.
2. Presentasi yang terstruktur dan
jelas.
3.
Pacing pengajaran sebagai bagian penting dari pengajaran
langsung.
4.
Modeling.
5.
Penguna pemetaan konseptual.
6.
Tanya jawab interaktif.[6]
·
Cara mengimplementasikan lingkungan belajar yang kondusif
untuk menggunakan pengajaran langsung :
1. Pengajaran ddengan model pengajaran
langsung membutuhkan keterampilan manajemen kelas yang unik.
2. Urusan manajemen kelas untuk metode
ini termasuk mengorganisasikan setting kelas agar biasa mendapatkan efek
maksimum, mempertahankan kecepatan, aliran dan momentum pembelajaran yang
tepat.[7]
3. Model
Pengajaran Konsep
Konsep dalam subyek apapun adalah
pemikiran balok-balok bangunan dasar untuk berpikir terutama bagi individu
untuk menghasilkan berbagai objek dan ide serta membuat aturan dan prinsip
tentang konsep.
Belajar konsep dan berpikir logis
adalah tujuan kritis untuk hampir semua hal yang diajarkan di sekolah. Hal ini
menjadi perancah penting untuk membangun pemahaman siswa tentang berbagai
subjek yang diajarkan di sekolah.[8]
Dengan pengajaran konsep, guru dapat
membantu siswa untuk memperoleh dan mengembangkan konsep-konsep dasar yang
dibutukan untuk pembelajaran lebih lanjut dan pemikiran tingkat tinggi.
Model-model pengajaran konsep talah dikembangkan untuk
mengajarkan konsep-konsep kunci yang berfungsi bagi siswa untuk berpikir dengan
tingkat lebih tinggi lagi dan menjadi dasar pemahaman bersama dan komunikasi.
·
Sebuah konsep pengajaran pada dasarnya terdiri dari empat
fase, yaitu:
1) Mempresentasikan tujuan.
2) Memberikan masukan baik examples
atau non-examples.
3) Menguji pencapaian konsep.
4) Menganalisis proses berpikir siswa.
·
Merencanakan dan Melaksanakan Pengajaran Konsep
Ø Cara merencanakan pengajarn konsep:
a. Memilih konsep.
b. Memutuskan pendekatan yang dipakai.
c. Mendefinisikan konsep.
d. Menganalisis konsep.
e. Memilih dan mengurutkan berbagai
contoh dan bukan contoh.
Ø Cara melaksanakan pengajaran konsep:
a. Mengklasifikasikan maksud dan
establishing.
b. Memberikan masukan dan contoh serta
menguji pencapaian.
c. Menganalisa pikiran dan
mengintegrasikan pembelajaran.
C. Kelebihan
dan Kekurangan Centered Learning
1. Kelebihan
Dalam beberapa tahun terakhir, telah
ada banyak diskusi tentang "kerugian" dari guru-centered learning.
Para peneliti telah cepat untuk meremehkan tradisi dicoba dan diuji pengajaran
dan pembelajaran yang mendukung percobaan student-centered learning.. Namun
demikian, sejumlah manfaat yang melekat dalam metode ini seperti basis
pengetahuan ahli perencanaan, dan pelaksanaan kursus, mengajar disiplin dan
belajar dan evaluasi diatur dan penilaian.
2.
Kekurangan
§ Pembelajaran lebih bersifat pasif
§ Murid tidak diberi kesempatan untuk
mengkonstruk pengetahuan dan pemahaman
§ Kelas sangat terstruktur, ketat
& kaku
§ Kurang memerhatikan perkembangan
sosioemosional murid
§ Hanya membangun motivasi ekstrinsik
ketimbang menumbuhkan motivasi intrinsik
§ Pembelajaran lebih banyak teoretis,
hanya sedikit pembelajaran secara aplikatif
§ Kurang terdapat ruang pembelajaran
kolaborasi dalam kelompok
BAB
III
PENUTUP
Pada zaman dahulu, guru merupakan satu-satunya sumber
belajar.
Seorang guru memilih model-model pembelajaran interaktif
dengan tiga alasan:
1. Sebagai warisan kebudayaan masa
lalul yang berguna sehingga harus dilestarikan
2.
Konsep model pengajara berfungsi
sebagai alat komunikasi yang pening bagi guru.
3.
Mempunyai tujuan untuk membantu
siswa dalam mendapatkan pengetahuan, ketrampilan serta belajar tentang konsep
yang telah ditentukan sebelumnya.
Model-model
pembelajaran interakti yang berpusat pada guru antara lain:
1.
Presentasi dan penjelasan
2.
Pengajaran langsung
3.
Pengajaran konsep
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim,
Zaenal. Strategi dan Metode Pembelajaran
Buku 2. Pekalongan : STAIN Press. 2009.
Muijs,
Daniel dan Reynolds, David. Effective Teaching Teori dan Aplikas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2008.
Arends,
Richard I. Learning to Teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2008.
http://peng-modelpembelajaran-berbasisguru.html.
[2] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran Buku 2, (Pekalongan: STAIN Press,
2009), hlm 104.
[3]
Richard I. Arends, Learning toTeach, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2008), hlm 290.
[4]
Daniel Muijs & David Reynolds, Effective Teaching, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2008), hlm 117-125.
[5] Zaenal Mustakim Op. Cit., hlm
106.
[6] Ibid.
hlm 106-108.
[7]
Richard I. Arends, Op. Cit., 318.
[8] Ibid.
hlm 346.
Kekurangan Centered Learning
BalasHapusHanya membangun motivasi ekstrinsik ketimbang menumbuhkan motivasi intrinsik.
Bagaimana cara menumbuhkannya?dan motivasi intinsik dan ekstrinsik dijelaskan kembali sesuai bahasa pemakalah. Terimakasih
Muhammad rizqon
202 111 0369
Kelas H
Nurul Hidayah
Hapus2021110339
Pada dasarnya motivasi intrinsik itu timbul dan tumbuh dengan sendirinya dari tiap-tiap individu, seperti contoh : kalau anak merasa kurang faham dalam pelajaran dia pasti belajar, kalau lapar pasti timbul keinginan untuk makan dll.
Selanjutnya untuk pengertian,
-Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya seorang yang senang membaca tidak perlu lagi didorong untuk membaca, ia dengan sendirinya akan mencari buku-buku untuk dibacanya.
-Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai yang baik. Jadi faktor pendorongnya bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau mendapat pujian atau hadiah.
M. Nurul Amin
BalasHapus202 111 0383
Siapa pencetus "MODEL PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA GURU"? Dan sejarah penemuannya seperti apa?
Class H
seperti yang telah bapak dosen jelaskan tadi, pertanyaan anda tidak perlu saya jawab...
Hapusmaaf yaaa :)
menurut pemakalah, dalam tahapannya,,,apakah setiap tingkatan sekolah dapat di terapkan model yang memusatkan pada guru?terus apabila ingin di lakukan model seperti itu sebaiknya apa yang kita harus lakukan/perhatikan agar setiap ucapan yang di sampaikan pada siswa dapat di terima dengan baik.
BalasHapussemua tingkatan sekolah bisa saja diterapkan model yang berpusat pada guru, contonya metode ceramah tapi hal ini juga tidak serta merta diterapkan pada semua mata pelajaran. Guru harus pandai2 memilih mata pelajaran apa yg cocok dengan metode itu, disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sesuai tema yang dibahas juga.
HapusTentunya seorang guru sudah mempunyai bekal tersendiri dalam proses pembelajaran, dan penguasaaan materi juga penting, selain itu juga guru harus pandai memilih gaya mengajar atau cara penyampaian agar mudah diterima dan dimengerti oleh siswanya.