PUSAT-PUSAT PERADABAN
DI DUNIA ISLAM
Disusun
Guna Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah
: Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Gufron
Dimyati,M.Si
Disusun oleh:
Sri
Wahyu Ningsih (
2021112124)
Istiqomah ( 2021112172)
Kelas : H
JURUSAN
TARBIYAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam Sejarah Peradaban
Islam, Islam datang membawa peradaban baru yang memiliki keistimewaan serta
corak keislaman secara khusus. Begitupun bentuk
peradaban mewarnai kehidupan dan pemikiran masyarakat Islam di
Indonesia. Dalam konteks peradaban, Islam menampilkan peradaban baru yang
esensinya berbeda dengan peradaban sebelumnya, Islam telah melahirkan revolusi
kebudayaan dan peradaban. Meskipun demikian pengaruh lokal adalah proses alami
yang tidak dapat dihindarkan. Akan tetapi pengaruh ini justru memperkaya
peradaban Islam itu sendiri.
Peradaban Islam berkembang sangat maju dalam
percaturan peradaban , bahkan jauh sebelum kebangkitan bangsa eropa, umat Islam
telah maju dengan peradabannya yang gemilang. Bahkan bangsa eropa tidak mungkin
akan bisa menjadi maju, jika saja tidak belajar dari peradaban Islam. Adapun
beberapa pusat peradaban dalam dunia Islam
yang membantu proses kemajuan Islam di dunia sebagai berikut.
BAB II
PEMBAHASAN
PUSAT-PUSAT PERADABAN
DI DUNIA ISLAM
Dalam konteks peradaban,
Islam menampilkan peradaban baru yang esensinya berbeda dengan peradaban
sebelumnya, peradaban yang ditinggalkan Nabi SAW. misalnya, jelas sangat berbeda dengan peradaban Arab di zaman Jahiliah. Dengan demikian, Islam telah melahirkan
revolusi kebudayaan dan peradaban. Peradaban Islam berkembang sangat maju dalam
percaturan peradaban dunia, bahkan jauh sebelum kebangkitan bangsa eropa, umat
Islam telah maju dengan peradabannya yang
gemilang. Adapun pusat-pusat peradaban di dunia Islam yang mendukung kemajuan Islam di dunia sebagai berikut:
A.
MEKAH
AL-MUKARRAMAH
Mekah Al-Mukarramah merupakan kota tempat lahirnya
agama islam, di mana Nabi Muhammad SAW lahir dan memperoleh wahyu Alqur’an di
kota mekah. Mekah juga merupakan kota budaya islam. Di mana kota mekah
merupakan kota untuk menuntut ilmu, baik pada masa Nabi Muhammad SAW, khulafaur
rasyidin maupun umayyah dan abbasiyah, bahkan hingga
sekarang.
Awalnya mekah merupakan pusat peradaban jahiliah
yang penuh dengan paganisme. Akan
tetapi, seiring dengan perkembangan agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW , kota mekah menjadi kota suci umat islam. Di kota ini juga terdapat ka’bah
di Masjidil Haram yang merupakan kiblat umat islam dalam sholat. Mekah juga
menjadi pusat kajian ilmu-ilmu keagamaan, khususnya menjadi pusat kajian ilmu
hadis dan fiqih.
Dari Madinah setelah posisi dan kekuatan Nabi
Muhammad dan pengikutnya menjadi besar, beliau merebut kembali kota mekah
dengan cara menaklukan kota itu secara damai, pada tahun 8H (630M) sehingga
dikenal dengan fathu makkah, Yaitu
terbukanya kota Mekah. Di samping sebagai kota suci, mekah juga menjadi kota
budaya lantaran kebudayaan islam dikembangkan
oleh Nabi di kota ini, samping Madinah Al-munawwarah.
B.
MADINAH AL-MUNAWWARAH
Madinah Al-munawwarah, awalnya kota ini bernama
Yasrib. Kota Madinah menjadi pusat kebudayaan islam setelah Nabi Muhammad
berhijrah dari Mekah ke Yasrib. Setelah Nabi hijrah ke Yasrib, maka kota
tersebut dijadikan pusat jamaah kaum
muslimin, dan selanjutnya menjadi ibu kota Negara Islam yang segera didirikan
oleh Nabi, dengan di ubah namanya menjadi Madinah.
Dari Madinah Nabi meneruskan perjuangan menyebarkan
agama islam. Di Madinah selama 13 tahun Nabi membina dan mengembangkan
masyarakat islam. Bahkan di Madinah ini, Nabi membangun sistem kehidupan
bermasyarakat Islam yang dicita-citakan.[1]
Di tengah-tengah kota
Madinah, beliau membangun masjid ditempat yang mana beliau dimakamkan disana yang
terkenal dengan nama Masjid Nabawi. Masjid diberi dua pintu yaitu pintu Aisyah
dan pintu Atiqah . Tanah yang dijadikan tanah area masjid merupakan kepunyaan dua anak
yatim yang berada dalam perwalian As-Ad bin Zararah dan tanah tersebut menjadi
tempat menjemur kurma.[2]
Nabi SAW mempersaudarakan
antara semua kaum muslimin yang berbeda-beda suku dan bangsa, yang berlain-lain
warna kulit dan rupa: Al-Wahdatul Islamiyah menggantikan
Al-Wahdatul Qaumiyah, sehingga dengan demikian mereka semua menjadi bersaudara
dan sederajat. Madinah Al-Munawwarah merupakan kota pusat kebudayaan islam di
Arab, karena kota ini merupakan pusat Ilmu pengetahuan dan kota perjuangan Nabi
dalam menegakkan Agama Islam sekaligus pusat peradaban Islam. Ilmu pengetahuan agama islam
yang pertama kali berkembang adalah Ilmu hadis, karena melalui Ilmu hadis ini
kaum muslimin pertama-tama mengetahui hukum-hukum Islam, penafsiran Al-Qur’an,
sunnah Rasulullah dan para sahabat, keteladanan Rasulullah, dan lain
sebagainya. Perkembangan Ilmu Hadis ini berlangsung melalui periwayatan.[3]
Pada zama Nabi dan para
khulafaur rasydin, Maasjid Madinah menjadi kantor besar yang didalamnya diurus
segala urusan pemerintahan. Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga
menjadi pusat kehidupan politik, ekonomi, dan social.
Di kota ini Nabi
dimakamkan. Kota Madinah merupakan kota suci umat Islam setelah Mekah
Al-Mukarramah.
C.
BAGHDAD
Baghdad didirikan pada tahun 762M oleh khalifah
Al-manshur dan Dinasti Abbasiyah(754-755). Satu tim ahli dibentuk untuk memilih
sebuah bidang tanah yang cukup luas, yang terletak antara sungai Tigris dengan
sungai Eufrat. Baghdad berarti “Taman keadilan”. Dalam pembangunan kota Baghdad
khalifah mempekerjakan ahli bangunan terdiri dari arsitektur, tukang batu,
tukang kayu, ahli lukis, ahli pahat dan lain-lain, mereka didatangkan dari
syiria, mosul, bashrah dan kufah yang berjumlah sekitar 100.000 orang. Kota ini
berbentuk bundar, di sekelilingnya dibangun tembok yang besar dan tinggi. Di
sebelah luar tembok di bangun parit besar sebagai saluran air dan sekaligus
sebagai benteng.
Istana khalifah terletak di tengah-tengah kota
Baghdad dengan gaya seni arsitektur Persia, yang dikenal dengan Al-Qashr
Az-Zahabi (Istana Emas). Kota Baghdad sejak awal berdirinya sudah menjadi pusat
peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam islam. Masa keemasan kota
Baghdad terjadi pada masa khalifah harun Ar-Rasyd (786-809M), dan anaknya
Al-Makmun (813-833M). Pada masa abbasiyah, d kota Baghdad juga berdiri akademi
dan sekolah tinggi. Perguruan tinggi yang terkenal adalah perguruan
An-Nizhamiyah, didirikan oleh Nizamul Mulk (5M) dan perguruan Al-Mustanshiriyah
yang didirakan oleh khalifah Al-Muntashir Billah (abad 7H).
Dari Baghdad lahir karya-karya sastra yang indah. Di
antaranya Alfu Lailah wa Lailah (1001 malam). Dari ilmu ini lahir para ilmuwan,
ulama, filsuf, dan sastrawan terkenal, di antaranya: Al- khawarizmi (tokoh
astronomi dan matematika), Al-farabi (fisuf besar), Ar-Razi (filsuf, ahli
fisika, dan kedokteran), Imam Al-Ghazali (ilmuwan dan ulama ternama), Syaikh
Abdul Qadir Al-jailani (pendiri tarekat Qadiriyah), dan lain-lain.
Karena serangan bangsa mongol dibawah Hulagu Khan
pada tahun 1258M kota ini hancur
berantakan. Semua bangunan kota hancur termasuk istana emas. Pada tahun 1400M,
kota ini diserang pula oleh pasukan timur lenk, dan pada tahun 1508M kota ini
juga dihancurkan oleh tentara kerajaan safawi.
D. KAIRO (MESIR)
Setelah panglima jauhar As-Siqili menduduki mesir
pada tahun 358H, maka ia mengambil keputusan untuk memindahkan pusat
pemerintahan dari Fustat, ke kota yang akan dibangun. Pada tanggal 17 sya’ban
358H (969M), jauhar As-Siqili memulai pembangunan kota baru untuk menjadi ibu
kota Dinasti Fathimiyah.
Kota ini mula-mula diberi nama kota “Manshuriyah” di
nibatkan kepada Mansur Al-Mu’iz Lidinilah. Setelah Mu’iz sendiri sampai di
Mesir, namanya di ubah menjadi Qahirah Mu’iziyah. Wilayah Dinasti fathimiyah meliputi
Afrika Utara, Sicilia, dan Syiria.
Setelah pembangunan kota kairo selesai lengkap dengan istanany, Jauhar
As-Siqili mendirikan Masjid Al-Azhar pada 17 Ramadhan 359H (970M). Masjid
Al-Azhar dalam perkembangannya menjadi unuversitas besar.
Kota Kairo mengalami puncak kejayaan pada masa
Dinasti Fathimiyah, yaitu pada masa pemerintahan Shalahuddin Al-Ayyubi,
pemerintahan Baybars, dan pemerintahan An-Nashir pada masa Dinasti Mamlik.
Periode Fathimiyah di mulai dengan Al-Mu’iz dn puncaknya terjadi pada masa
pemerintahan Al-Aziz. Dinasti Fathimiyah dapat ditumbangkan oleh Dinasti
Ayyubiyah yang didirikan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi seorang pahlawan dalam
perang salib. Shalahuddin tetap mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang
didirikan oleh Dinasti Fathimiyah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari
syi’ah menjadi Ahlu Sunnah.
Kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir diteruskan oleh Dinasti Mamluk.
Dinasti ini mampu mempertahankan pusat kekuasaannya dari serangan Bangsa Mongol
di Ain Jalut dibawah pimpinan Baybars yang berkuasa dari 1260-1277 M. Baybars
juga dikenal sebagai pahlawan perang salib pada waktu itu, kairo menjadi
stu-satunya pusat peradaban Islam yang selamat dari serangan Mongol. Kairo pada
waktu itu menjadi pusat peradaban Islam yang terpenting. Pada tahun 1517M,
Dinasti Mamlik dapat dikalahkan oleh Dinasti Usmani.[4]
E. DAMASKUS DI SYIRIA
Kota Damaskus sebelum ditaklukkan bangsa Arab adalah sebagai ibu
kota pemerintahan kolonial Romawi. Kemudian kota Damaskus menjadi pusat
pemerintahan Islam sejak masa ke khalifahan
pada zaman sebelum Islam adalah ibu kota kehalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan, khalifah pertama Bani
Umayyah. Pada masa itu Damaskus menjadi kota paling besar dan paling megah di
wilayah pemerintahan Islam, sebagaimana kota Damaskus juga teristimewa dari
kota-kota lain dengan banyak di aliri sungai
dan dengan memiliki beberapa mata air.damaskus bersal dari kata Ad Damaqs yang berarti sejenis sutera
yang sudah sangat terkenal sejak zaman dahulu jauh sebelum zaman Islam.[5] Di kota Damaskus banyak didirikan gedung-gedung yang indah yang bernilai
seni, terdapat pula Masjid Damaskus yang megah dan agung yang dibangun oleh
khalifah Al-Walid bin Abdul Malik dengan arsiteknya Abu Ubaidah bin Jarrah.
Untuk keperluan pembangunannya khalifah Al-Wlid
mendatangkan 12.000 orang tukang ahli dari Romawi, kecuali bangunannya sendiri
memiliki nilai seni yang luar biasa, juga pilar-pilar dan dindingnya di ukir
dengan ukiran yang indah. Panjang Masjid mencapai 300m dan lebarnya 200m, di
bangun di atas 68 pilar yang kokoh, dengan biaya 11.200.000 dinar.
F.
ISFAHAN
DI PERSIA
Kota Isfahan adalah ibu kota kerajaan shafawi.
Merupakan kota tua yang didirikan oleh yasdajird I (Buhtanashar) Raja Persia.
Kota ini dikuasai Islam pada tahun 19H/640M pada masa Umar bin Khaththab.
Sekarang masuk dalam wilayah iran.
Pada waktu Abbas I Safawiyah menjadikan Isfahan
sebai ibu kota kerajaannya , kota ini menjadi kota yang luas dan indah. Kota
ini terletak di sungai Zandah, dan di atasnya membentang tiga buah jembatan
yang megah.
Pada tahun 625H/1228M terjadi pertempuran besar di
Isfahan, ketika tentara Mongol dating menyerbu negeri-negeri Islam dan
menjadikan Isfahan sebagai salah satu wilayah kekuasaan Mongol. Ketika Timur
Lenk menyerbu negeri-negeri Islam pada tahun 790H/1388M, kota Isfahan jatuh
dibawah kekuasaan Timur Lenk. Kemudian kota Isfahan di kuasai oleh kerajaan
Turki Usmani pada tahun 955H/1548M.
Ketika Timur Lenk menyerbu negeri-negeri Islam pada
tahun 790H/1388M, kota Isfahan jatuh dibawah kekuasaan Timur Lenk.
Kemudian kota Isfahan di kuasai oleh kerajaan Turki
Usmani pada tahun 955H/1548M. pada tahun 1134H/1721M terjadi pertempuran antara
Husein Syah, Raja Syafawi dengan Mahmud Al-Afghani, yang mengakhiri riwayat
kerajaan Syafawi. Pada tahun 1141H/1729M, kota Isfahan dibawah kekuasaan Nadir
Syah.
Di kota ini berdiri bangunan-bangunan indah seperti
Istana, sekolah-sekolah, masjid, menara, pasar dan rumah-rumah dengan ukiran
arsitektur yang indah. Sultan Abbas I membangun Masjid Syah yang merupakan
salah satu Masjid Indah dan megah di dunia.
G. ISTAMBUL DI TURKI
Kota Istambul adalah Ibu kota kerajaan Turki Usmani.
Kota ini awalnya merupakan ibu kota kerajaan Romawi timur dengan nama
konstantinopel. Pada tahun 395 M, Kerajaan romawi pecah menjadi dua, Romawi
timur dan Romawi barat.
Konstantinopel jatuh ke tangan umat islam pada masa
Dinasti Turki Usmani dibawah pimpinan Sultan Muhammad II yang bergelar Muhammad
Al-Fatih pada tahun 1453. Oleh Sultan Muhammad Al-Fatih, kota konstantinopel
yang artinya kota constantin, diubah namanya menjadi Istambul yang artinya kota
Islam. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar wilayah Eropa Timur, Asia
kecil dan Afrika utara. Bahkan daerah-daerah Islam yang lebih jauh juga
mengakui kekuasaan Istambul.
Pengaruh jatuhnya konstantinopel besar sekali bagi
Turki Usmani.kota tua itu adalah pusat kerajaan bizantium yang menyimpan banyak
ilmu pengetahuan dan menjadi pusat Agama Kristen ortodoks. Kesemuanya itu
diwarisi oleh Usmani.
Istambul merupakan pusat peradaban Islam pada masa
kekuasaan Turki Usmani yang terpenting. Bukan saja karena keindahan kotanya
akan tetapi, juga kerena di kota bekas pusat kekuasaan Romawi Timur itu
terdapat pusat-pusat kajian keilmuan yang mendorong puncak kejayaan peradaban
umat Islam.
H.
DELHI (INDIA)
Delhi adalah ibu kota kerajaan
Islam India sejak tahun 608 H/1211 M. Delhi menjadi pusat kebudayaan dan
peradaban Islam di anak benua India.
Delhi terletak di pinggir
sungai Jamna. Mula-mula Delhi dikuasai Islam, ditaklukkan oleh Quthb Ad-Din
Aybak. Tahun 602 H/1204 M oleh Quthb Ad-Din Aybak dijadikan ibu kota kerajaan
Islam Mongol. Zhahiruddin Babur raja Dinasti Mongol pertama, merebut Delhi dari
tangan Dinasti Lodi.
setelah Delhi dihancurkan oleh
tentara Timur Lenk, kekuasaan raja-raja yang berkedudukan di Delhi merosot
tajam. Dinasti Lodi mengambil kota Agra seagai ibu kota, sementara Delhi
menjadi kota yang kurang penting. Kota Agra itu pula untuk pertama kalinya
menjadi ibu kota kerajaan Mongol, ketika Zhahiruddin Babur mengalahkan Dinasti
Lodi. Kota Delhi menjadi ibu kota kerajaan
Mongol pada masa Humayun (1530-1556), seorang raja yang cinta ilmu. Raja
Mongol lainnya, Syah Jehan (1628-1658) mendirikan kota Syahjahanabad. Syah
Jehan mendirikan monemen bersejarah yang sangat indah dan menjadi salah satu Tujuh Keajaiban Dunia. Yaitu Taj Mahal, sebuah monumen untuk
mengenang istri tercintanya Mumtaz Mahal.
I.
ANDALUSIA (SPANYOL)
Andalusia adalah sebuah wilayah
Islam di Spanyol. Setelah Andalusia menjadi wilayah Islam, maka dibangunlah,
kembali kota-kota lama, di samping membangun kota baru, dengan gaya seni
bangunan Islami, di mana kemudian Andalusia terkenal dengan kota-kotanya yang
indah, masjid-masjid yang cantik, istana-istananya yang mengagumkan dan
taman-tamannya yang mempesona.
Pusat-pusat peradaban Islam di Spanyol adalah
sebagai berikut:
1.
Cordava
Cordova merupakan salah satu di
antara kota-kota besar dan ajaib. Cordava adalah kota lama yang di bangun
kembali dengan gaya Islam. Setelah dibangun kembali, luas Cordova menjadi 24
mil panjangnya, dan 6 mil lebarnya, atau 144 mil persegi.
Menurut George Zaidan, bahwa bangunana yang terdapat dalam kota Cordova
antara lain:
Ø 113.000 rumah rakyat,
Ø 430 istana besar kecil,
Ø 6.300 rumah pegawai negri,
Ø 3.873 masjid,
Ø 900 tempat pemandian (hamamaat),
Ø 8.455 toko besar-kecil.
Jumlah penduduk Cordova kurang lebih 500.000 jiwa.
Tercatat bahwa di cordova terdapat 27 lembaga pendidikan, dan 70 buah
perpustakaan. Di perpustakaan pusat terdapat 400.000 buku, di samping itu masih
ada perpustakaan pribadi. Dari kota ini lahirlah filsuf Ibnu Rusyd (Averros).
Kota ini pertama kali dimasuki Islam pada tahun 711
M oleh pasukan Islam di bawah pimpinan Thariq bin ziyad. Ketika Abdurrahman I
yang bergelar Abdurrahman Ad-Dhakil masuk ke Andalusia, telah menjadikan
Cordova sebagai ibu kota dan kota yang indah.
Ia ciptakan taman dengan dipenuhi tuffah (apel), dan
pohon delima. Ditanami juga sebuah pohon palm yang sengaja di datangkan dari
Syiria.
Semasa pemerintahan Abdurrahman
An-Nasir (912-961 M), Abdurrahman III, Cordova diperindah dan diperluas,
istana-istana kecil didirikan seperti Al-Mubarak, Al-Kamil, Ar-Raudah,
AL-Mujaddi dan lain-lain. Sedang ynag terindah adalah Az-Zahra.
2.
Sevilla
Kota Sevilla (Asyibiliyah) dibangun pada masa Dinasti Al-Muwahiddin
memerintah. Kota ini pernah menjadi ibu kota Andalusia. Semula kota ini adalah
rawa-rawa. Pada masa romawi kota ini bernama Romula Agusta, kemudian berubah
menjadi Hispah, sebelum menjadi Ayibiliyah.
Selama di kuasai Islam, kota ini selalu diperindah dengan tanaman-tanaman
berbunga yang harum baunya. Pengaruh Romawi nampak pada penanaman pohon-pohon
zaitun dan tata cara kehidupan di dusun. Sedang orang-orang Arab dan Yahudi
telah meninggalkan sifat-sifat yang serbak mistik.
Sevilla berada di bawah kekuasaan Islam, kurang lbih selama 500 tahun
(712-1248 M). Tidak heranlah jika kini banyak dijumpai sisa-sisa peninggalan
seni dan budaya Islam. Salah satu bangunan yang menjadi kebanggaan umat Islam,
kini telah berubah dari masjid besar menjadi gereja yaitu Santa Maria de la sede.
Masjid besar itu dahulu dibangun pada tahun 1171 M pada masa pemerintahan
Sultan Yusuf Abu Yakub (1163-1184 M). Sevilla jatuh ke tangan Raja Ferdinand
pada tahun 1492 M.
3.
Granada
Granada merupakan kota besar di Andalusia, yang pernah menjadi kebanggaan
kaum muslimin Andalusia. Granada terletak sekitar 288 km sebelah timur kota
Sevilla, oada sebuah daratan tinggi yang subur.
Kebesaran kota Granada terlihat pada peninggalannya yang berupa istana
Alhambra yang didirikan pada tahun 1238M/635H oleh Muhammad bin Al-Ahmar dari
Dinasti Ahmar. Granada menjadi kota terbesar ke lima di Spanyol, pada abad
ke-12 M.
Kota ini terletak di tepi sungsi Genil di kaki Gunung Seirra Nevada,
berdekatan dengan pantai laut Mediterania (Laut Tengah0. Semula Granada adalah
tempat tinggal orang Iberia, kemudian menjadi kota orang Romawi, dan baru
terkenal setelah berada di tangan orang-orang Islam.
J.
TRANSOXANIA
Transoxania adalah wilayah Bukhara dan Samarkand.
Transoxania adalah wilayah yang terletak di Asia Tengah, terletak di sekitar
barat Cina dan Selatan Rusia serta di sebelah Timur Afghanistan. Di wilayah ini
mterdapat dua kota penting yang menjadi pusat peradaban Islam, yaitu:
1.
Samarkand
Samarkand berada di sebelah selatan sungai As-Saghad. Riwayat tentang
kota Samarkand yang tertua disebutkan dalam berita-berita tentang
peperangan-peperangan Iskandar Zurkarnain (Alexander
the Great) di Timur. Menurut riwayat-riwayat tertua dalam bahasa Arab,
iskandarlah yang mendirikan kota Samarkand. Setelah tahun 323 M, kota ini
menjadi bagian dari sebuah kekuasaan yang berpusat di Bactria. Setelah itu kota
tersebut berdiri pula kerajaaan Graeco-Bactrion (Bractia- Yunani) pada masa
Anthiochus II Theos.
Di Samarkand terdapat makam terkenal yang sangat dihormati dan dikunjungi
orang, yaitu makam Qasim bin Abbas, yang dipandang sebagai pembawa agama Islam
ke negeri ini pada masa khalifah Utsman bin Affan. Di samarkand juga terdapat
makam ulama theologi terkenal yaitu Abu
Manshur Al-Maturidi, yaitu seorang ulama pendiri aliran Maturidiyah, penopang
paham Ahlus Sunnah.
Salah satu walisongo, yaitu Maulana Malik Ibrahim (wafat 1419M) jga
disebutkan konon berasal dari daerah Samarkand, karena ia berasal dari
keturunan Ibrahim As-Samarkandi, yang kemudian di jawa dikenal dengan sebutan
Ibrahim Asmarakandi.
2.
Bukhara
Bukhara diperkirakan sudah ada sebelum Islam, kota ini sudah ada ketika
Iskandar zulkarnain datang ke sana. Pengaruh Persia sanagt menonjol pada
bangunan-bangunan kuno. Demikian pula pen garuh cina. Sebalum Islam datang ke
Bukhara penganut agama buddha cukup banyak.
Pada tahun 204 H/819 M al-Makmun, khalifah dari Dinastii Abbasiyah
yang berpusat di Baghdad menyerahkan
urusan pemerintahan negeri Transoxania, khususnya Samarkand dan Bukhara kepada
keluarga Asad ibn Saman. Sejak itu, dua kota ini berada di bawah kekuasaan
Dinasti Samaniyah.
Di kota bukhara ini terdapat makam yang di hormati dan menjadi tempat
ziarah umat Islam, yaitu makam Bahauddin An-Naqsyabandi (wafat pada abad 8 H/14
M), seorang pendiri aliran dalam bidang sufistik, yaitu tarekat Naqsyabandiyah
yang banyak pengikutnya di dunia Islam.
Pada masa kejayaannya di
bukhara terdapat istana Dinasti Samani yang merupakan perguruan tinggi dan
pusat kegiatan ilmu dan kehidupan pengetahuan. Terkenallah Maktab Nuh bin Nashr
As-Samani sebagai perguruan tinggi yang lengkap.
Kota bukhara lahir ulama hadist terkenal yaitu Imam Bukhara yang menulis
kitab shahih Bukhari. Kota Bukhara dikenal sebagai pusat ilmu-ilmu
keagamaanIslam.
Transoxania pernah dihancurkan oleh Jenghiz Khan, dan dibangun kembali
oleh Timur Lenk dan dijadikan ibu kota kerajaannya.
Pada tahun 906 H/1500 M kota Samarkand dan Bukhara jatuh ke tangan
Syaibani, raja Uzbek. Setelah ia wafat, pada tahun itu juga direbut oleh Babur,
raja Mongol di india. Akan tetapi, tahun berikutnya Babur kembali ke India dan
daerah Transoxania kembali dikuasai orang-orang Uzbekistan – yang di dalamnya
terdapat Samarkand dan Bukhara –menjadi bagian dari Uni soviet. Sejak tahun
1992 M, Uzbekistan menjadi negara Muslim merdeka, karena Uni Soviet bubar
dengan sendirinya.
K.
ACEH
Aceh mewakili pusat dunia Islam
di Asia Tenggara. Pada masa kejayaannyaAceh merupakan pusat peradaban di
wilayah dunia islam bagian Timur, yaitu Asia Tenggara. Bahkan aceh merupakan
pintu transmisi jalur perjalanan penyebaran agama Islam ke seluruh wilayah Asia
Tenggara. Karena itu terkenal dengan sebutan Serambi Mekah.
Aceh merupakan pintu gerbang
masuknya Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Di Aceh pernah berdiri
kerajaan-kerajaan Islam yang pertama, yaitu kerajaan Peurlak, Kerajaan Samudra
Pasai, dan Kerajaan Aceh Darus Salam.
Dari Aceh muncul beberapa tokoh
keilmuan yang menandakan kemajuan keilmuan di kalangan umat Islam di Asia
Tenggara. Beberapa ulama prestisius Aceh yang terkenal dengan karya-karyanya
adalah Nuruddin Ar-Raniri, Hamzah Fanshuri, Abdurrauf Singkel, Syamsuddin
Sumatrani, dan lain-lain.[6]
Aceh menjadi kerajaan Islam
yang kuat dan menjadikan Pasai sebagai bagian dari wilayahnya mulai sekitar
pertengahan tahun 1524 disusul Lamuri dan Aceh Dar al-Kamal sehingga
mengukuhkan Aceh sebagai pemegang komodotas lada. Raja pertama yang terkenal
adalah ‘Ali Mughayat Shah kemudian digantikan putranya yaitu ‘Ala’ al-Din
memerintah antara 1548-1571. Selama Aceh dalam perintahnya, Aru dan Johor
berhasil ditaklukkannya. Bahkan dengan bantuan persenjataana Dinasti Ottoman
(1562) Portugis di Malaka diserangnya.
Puncak kejayaan Aceh
berlangsung pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637), menguasai
sepanjang pantai Sumatera mengatur perdagangan Lada. Masa ini pula sekitar Gayo
ndan Minangkabau diislamkan. Sultsn Iskandar Muda digantikan adik iparnya yaitu
Iskandar Thani. Kematiannay dalam usia muda sebelum ada Sultan penggantinya
membuat Aceh memesuki kemundurannya. Istana Sultan Iskandar Muda dilapisi emas
sehingga dikagumi bangsa Barat sebagai masjid besar dengan lima ruangan.[7]
Dari Aceh, Islam berkembang ke
berbagai wilayah Nusantara anatara lain Islam berkembang ke Ampel, Demak,
Cirebon, dan terus berkembang ke Sulawesi, Maluku dan Kalimantan.
Aceh juga merupakan kekuatan
yang sangat ditakuti Belanda semasa penjajahan, karena Aceh memiliki kekuatan
yang sangat dahsyat dalam menghadapi penjajah Belanda.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam konteks peradaban,
Islam menampilkan peradaban baru yang esensinya
berbeda dengan peradaban sebelumnya, peradaban yang
ditinggalkan Nabi SAW. misalnya, jelas sangat
berbeda dengan peradaban Arab di zaman Jahiliah. Dengan demikian, Islam telah melahirkan
revolusi kebudayaan dan peradaban. Peradaban Islam berkembang sangat maju dalam
percaturan peradaban dunia, bahkan jauh sebelum kebangkitan bangsa eropa, umat
Islam telah maju dengan peradabannya yang
gemilang. Adapun pusat-pusat peradaban di dunia Islam yang mendukung kemajuan Islam di dunia sebagai berikut:
1.
Mekah
2.
Madinah
3.
Baghdad
4.
Kairo
5.
Damaskus
6.
Isfahan
7.
Istambul
8.
Delhi
9.
Andalusia
10.
Transoxania
11.
Aceh
DAFTAR PUTAKA
Abdurrahman dudung.2003.Sejarah Peradaban Islam:dari masa klasik
hingga medern. Yogyakarta:Jurusan SPI fak.Adab IAIN Sunan Kalijaga
Hasan, Ibrahim Hasan.2003.sejarah dan kebudayaan islam. jakarta:kalam mulia
Munir Amin Samsul.2010.sejarah
peradaban Islam. Jakarta:amzah
Yatim Badri.1997.Historiografi
Islam. Jakarta:PT logos wacana Ilmu
[1]
Samsul Munir Amin,sejarah peradaban Islam,(Jakarta:amzah,2010),hlm.281-283
[2] Hasan Ibrahim Hasan,sejarah dan kebudayaan islam,(jakarta:kalam mulia,2003),hlm.432
[3] Badri Yatim,Historiografi Islam,(Jakarta:PT logos wacana Ilmu,1997),hlm.55
[4] Samsul Munir Amin,op.cit.,284-287
[5] Hasan Ibrohim Hasan,op.cit.,429
[6] Samsul Munir,op.cit.,290-299
[7] Dudung Abdurrahman,Sejarah Peradaban Islam:dari masa klasik hingga medern,(Yogyakarta:Jurusan
SPI fak.Adab IAIN Sunan Kalijaga,2003),hlm.384
Tidak ada komentar:
Posting Komentar