MODEL PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA GURU
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : M. Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun oleh:
Etik Farkhah 2021112219
Andre
Burhanuddin 2021112223
Kusyanto
2021112233
Ema
Amalia 2021112234
Kelas
C
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
PENDAHULUAN
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari
kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keberhasilan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara aktif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan
prestasi yang optimal.
Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif,
setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan
cara-cara pengimplemenyasian model-model tersebut dalam proses pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran yang
berpusat pada guru. Di mana guru sebagai sumber informasi.
Dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai model pembelajaran yang berpusat pada guru, yang mencakup pengertian,
ciri-ciri, serta macam-macam model pembelajaran dalam kategori ini.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model Pembelajaran
Model-model pembelajaran sendiri disusun
berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori psikologis,
sosiologis, analisis sistem, atau teori lain yang mendukung. Model-model
pembelajaran menurut teori belajar dikelompokan menjadi empat model
pembelajaran. Model tersebut merupakan pola Umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikanya.[1]
B.
Ciri-Ciri Model
Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1.
Berdasarkan
teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2.
Mempunyai misi
atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir induktif dirancang
untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3.
Dapat dijadikan
pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas. Misalkan metode
synetic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
4.
Memiliki
bagian-bagian model yang dinamakan yaitu:Urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax)
,Adanya prinsip-prinsip reaksi,
Sistem sosial,
Sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan
melaksanakan suatu model pembelajaran.
5.
Memiliki dampak
sebagai akibat terapan model pembelajar. Dampak tersebut meliputi:
a)
Dampak
pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur
b)
Dampak
pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang
6.
Membuat
persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.[2]
C.
Model Pembelajaran yang Berpusat
pada Guru
Seorang
guru memilih model-model pembalajaran interaktif dengan tiga alasan, yaitu:
1. Konsep
model yang menyiratkan sesuatu yang lebih besar dari pada strategi, model atau
teknik tertentu.
2. Konsep
model pengajaran berfungsi sebagai alat komunikasi yang penting bagi guru.
3. Model
pembelajaran yang interaktif yang digunakan oleh guru dalam mengajar mempunyai
tujuan untuk membantu siswa dalam mendapatkan pengetahuan, ketrampilan serta
belajar tentang konsep sebelumnya.
Model-model
pembelejaran interaktif yang berpusat pada guru, antara lain:
a. Presentasi
dan Penjelasan
Presentasi adalah model yang
berpusat pada guru. Presentasi atau ceramah dan penjelasan memakan waktu yang
cukup lama. Secara singkat, hasil-hasil belajar model presentasi ini cukup
jelas dan tidak ruwet malahan hal ini membantu siswa memperoleh, mengasimilasikan
dan menyimpan informasi baru. Sebelum guru mempresentasikan dan menjelaskan
kepada siswa, maka guru perlu meencanakan terlebih dahulu dengan melakukan:
1. Memiih
tujuan dan isi presentasi.
2. Mendiagnosis
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.
3. Memilih
advance organizer yang tepatdan kuat.
4. Merencanakan
penggunaan waktu dan ruang.
Setelah direncanakan kemudian
diadaptasikan kepada siswa yang mempunyai kemampuan. Guru mengadaptasikan
presentasi dengan berbagai cara, diantaranya:
1. Menyiapakan
penggunaan gambar dan ilustrasi (media).
2. Menggunakan
beragam tes.
Membuat Presentasi Interaktif
Presentasi
multimedia biasanya mengacu pada mengintegrasikan lebih dari satu media, dengan
berbagai media tersebut guru dapat meningkatkan presentasi di bidang studi
apapun, misal: seperangkat komputer, dengan itu guru dapat merancang presentasi
yang interaktif dan menarik. Banyak guru yang mengatakan bahwa tipe kegiatan
beajar semacam ini (presentasi) dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan
belajar. Sehingga keduanya (guru dan siswa) sama-sama aktif.
Presentasi
adalah model yang berpusat pada guru yang terdiri atas empat fase, yaitu:
1. Aliran
yang berjalan mulai dari usaha awal guru untuk mengklarifikasikan tujuan dan
menyiapkan siswa untuk belajar.
2. Presentasi
sebuah advance organizer
3. Mempresentasikan
informasi baru untuk memperluas pemahaman siswa.
4. Memperluas
serta memperkuat keterampilan berpikir mereka.
Penggunaan model ini membutuhkan
lingkungan kondisi fisik belajar yang kondusif untuk mempresentasikan dan
mendengarkan, termasuk fasilitas-fasilitas yang tepat untuk menggunakan
teknologi multimedia. Model pengajaran presentasi ini dimaksudkan untuk
menuntaskan tiga hasil belajar siswa, yaitu: membantu siswa memperoleh,
mengasimilasikan serta menyimpan informasi baru; memperluas struktur
konseptualnya; dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan memikirkan tentang
informasi.[4]
b. Pengajaran
Langsung
Pengajaran lngsung yaitu gaya mengajar dimana guru terlibat
aktif dalam mengusung isu pelajaran kepada seluruh kelas.Model pengajaran
langsung dimaksudkan untuk membantu siswa mempelajari berbagai keterampilan dan
pengetahuan dasar yang dapat diajarkan langsung secara bertahap.
Pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran
dimana kegiatannya terfokus pada aktivitas-aktivitas akademik. Tujuan utama
model pembelajaran langsung adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar
siswa. Sedangkan dampak pengajarannya adalah tercapainya ketuntasan muatan
akademik dan keterampilan, meningkatnya motivasi belajar siswa serta
meningkatnya kemampuan siswa. [5]
Pengajaran secra langsung dapat dideskripsikan dengan tiga
fitur, yaitu:
a. Tipe
belajar yang dihasilkanya.
b. Sintaksisi
atau aliran kegiatan instruksional secara keseluruhan.
c. Lingkungan
belajarnya.
Pengajaran
secara langsung dirancang untuk meningkatkan penguasaan berbagai keterampilan
(pengetahuan prosedural) dan pengetahuan faktual yang dapat diajarkan secara
bertahap.
Elemen-elemen
utama pengajaran langsung yang efektif, diantaranya:
1. Pelajaran
yang diinstruksikan dengan jelas.
2. Presentasi
yang terstruktur dan jelas.
3. Pacing
pengajaran sebagai bagian penting dari pengajaran langsung.
4. Modeling.
5. Penguna
pemetaan konseptual.
6. Tanya
jawab interaktif
Kelemahandanketerbatasanpengajaranlangsung
Kefektifanpengajaranlangsungtergantungdarikarakteristiksiswa
yang diajar. Pendekatanterstrukturakanlebihefektifuntuksiswadenganlatarbelakang
yang kurangmenguntungkan (darisiswa yang mempunyaiprestasirendahmenjadipandai).
Masalah yang terkait dengan pengjaran langsung adalah
terlalu pasifnya siswa sehingga menyebabkan ketergantungan yang terlalu tinggi
kepada guru dan akan menjadi kurang mandiri.[6]
c. Pengajaran
Konsep
Dengan pengajaran konsep, guru dapat membantu siswa untuk
memperoleh dan mengembangkan konsep-konsep dasar yang dibutukan untuk
pembelajaran lebih lanjut dan pemikiran tingkat tinggi.
Model-model pengajaran konsep talah dikembangkan untuk
mengajarkan konsep-konsep kunci yang berfungsi bagi siswa untuk berpikir dengan
tingkat lebih tinggi lagi dan menjadi dasar pemahaman bersama dan komunikasi.
Sebuah konsep pengajaran pada dasarnya terdiri dari empat
fase, yaitu:
a.
Mempresentasikan tujuan.
b.
Memberikan masukan baik examples
atau non-examples.
c.
Menguji pencapaian konsep.
d.
Menganalisis proses berpikir siswa.
Merencanakan dan melaksanakan pengajaran konsep
1.
Cara merencanakan pengajarn konsep:
a.
Memilih konsep.
Kurikulum adalah sumber utama untuk memilih konsep yang akan
diajarkan. Konsep itu mingkin terdapat dalam textbooks dan edisi yang
digunakan guru. seringkali menjadi pedoman dalam memilih konsep
b. Memutuskan
pendekatan yang dipakai.
c.
Mendefinisikan konsep.
d. Menganalisis
konsep.
e.
Memilih dan mengurutkan berbagai
contoh dan bukan contoh.
f.
Menggunakan gambar-gambar visual
2.
Cara melaksanakan pengajaran konsep:
a. Mengklasifikasikan maksud dan
establishing.
b. Memberikan masukan dan contoh serta menguji
pencapaian.
Dalam hal ini guru menggunakan pendekatan concept
attainment. Dimana sisiwa memiliki pemahaman tertentu tentang konsep atau
seperangkatnya.kemudian siswa diminta untuk membuat keputusan apakah itu contoh
atau bukan contoh.[7]
PENUTUP
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran dikelas atau yang lain.
Model-model pembelejaran interaktif yang berpusat pada guru,
antara lain:
Presentasi dan pengajaran adalah
model yang berpusat pada guru. Presentasi atau ceramah dan penjelasan memakan
waktu yang cukup lama. Secara singkat, hasil-hasil belajar model presentasi ini
cukup jelas dan tidak ruwet malahan hal ini membantu siswa memperoleh,
mengasimilasikan dan menyimpan informasi baru.
Pengajaran langsung yaitu gaya
mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isu pelajaran kepada
seluruh kelas.Model pengajaran langsung dimaksudkan untuk membantu siswa
mempelajari berbagai keterampilan dan pengetahuan dasar yang dapat diajarkan
langsung secara bertahap.
Pengajaran konsep, guru dapat
membantu siswa untuk memperoleh dan mengembangkan konsep-konsep dasar yang
dibutukan untuk pembelajaran lebih lanjut dan pemikiran tingkat tinggi.
ND
DAFTAR PUSTAKA
Ainurrahman.
2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arends, Richard
I. 2001. Learning to Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mustakim,
Zaenal. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Pekalongan: Stain Pekalongan
Press.
Mustakim,
Zaenal. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Pekalongan: Stain Pekalongan
Press.
Rusma. 2011. Model-Model
Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo 2011.
[1]Rusma, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: PT Raja Grafindo 2011) hal 132-134.
[2]Ibid.
[3]Zaenal Mustakim, Strategi Belajar Mengajar (Pekalongan: Stain Pekalongan
Press, 2013), hlm. 270.
[4] Richard I. Arends, Learning to Teaching (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001), hlm.263-264.
[5]Ainurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm.169.
[6]Zaenal, Op. Cit., hlm. 271-274.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar