Laman

new post

zzz

Minggu, 22 Februari 2015

L-2-07: Tamalia



MASJID PUSAT PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Mata Kuliah  : Hadits Tarbawi II
Disusun oleh  :
TAMALIA                   (2021213028)

KELAS L 
( Reguler Sore )

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
 

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan pertolongan Allah SWT makalah Hadis Tarbawi II ini telah selesai. Selawat salam semoga dihaturkan kepada Nabi Muhammad SWT yang diteladani Hadis dan Sunahnya. Demikian juga sholawat salam semoga dihaturkan kepada keluarga, para sahabat , para tabi’in dan para pengikutnya sampai hari kiamat terutama yang meriwayatkan dan mengajarkan Sunnahnya.
Berfikir secara mendalam dan sistematis untuk menemukan berbagai alternatif pemecahan persoalan kehidupan dalam keberagamaan merupakan ciri manusia muslim yang sebenarnya. Ilmu pengetahuan memberikan keteladanan secara baik dan universal dalam pendidikan. Allah sendiri telah memberikan potensi untuk melakakan kerja pemikiran berupa indra, akal dan hati. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan masjid adalah tempat yang paling berpengaruh dalam proses pengembangan ini.











BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya, masjid adalah pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan. Islam adalah satu ummat yang paling baik. Oleh karenanya jangan mengaku Islam dalam arti kata Islam sempurna, kalau belum memenuhi syarat yang terbaik. Gambaran ini tentunya harus diwujudkan oleh semua orang dan semua kelembagaan yang ada di dalamnya termasuk Masjid. Masjid bagi umat Islam merupakan kebutuhan mutlak yang harus ada dan sejak awal sejarahnya masjid merupakan pusat segala kegiatan masyarakat Islam. Pada awal Rasulullah hijrah ke Madinah maka salah satu sarana yang dibangun  adalah masjid.
Bagi ummat Islam Masjid sebenarnya merupakan pusat segala kegiatan. Masjid bukan hanya sebagai pusat ibadah khusus seperti sholat, i’tikaf tetapi merupakan pusat kebudayaan / muamalat , tempat dimana lahir kebudayaan Islam yang demikian kaya dan berkah. Masjid merupakan salah satu instrument perjuang dalam menggerakkan risalah yng di bawa Rasulullah SAW  dan merupakan amanah beliau kepada umat.
“ Tidak heran, jika masjid merupakan asas utama  dan terpenting bagi pembentukan masyarakat Islam. Karena masyarakat muslim tidak akan terbentuk secara kokoh dan rapi kecuali dengan adanya komitmen terhadap sistem, aqidah dan tatanan Islam. Dan hal ini tidak akan dapat ditumbuhkan kecuali dengan semangat masjid” (Sabili dalam karya Harahap,1993:5)
Berdasarkan latar belakang  permasalahan diatas,  penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah pembahasa Hadis tentang fungsi masjid ynag berjudul “ Masjid Pusat Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan”Dalam makalah ini akan dibahas tentang hadis masjid pusat pendidikan dan ilmu pengrtahuan. Berikut pembahasannya :


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
1.      Pengertian Masjid
Dari pengertian bahasa Masjid berarti tempat ibadah. Akar kata dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa arab. Di ketahui pula bahwa, kata masgid ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke-5 sebelum masehi yang berarti “tiang suci” atau “tempat sembahan”.
Menurut( Sumalyo dalam karya Handryat,2010:52) menyebutkan bahawa kata masjid di sebut sebanyak 28 kali di dalam Al-Qur’an , kata tersebut berasal dari kata sajada-sujud yang berarti taat , patuh,  serta tunduk dengan hormat dan takdim. Oleh karena itu, pada umumnya bangunan masjid dibuat khusus untuk shalat disebut masjid yang berarti tempat untuk sujud.
Sedangkan menurut istilah masjid berarti tempat melakukan segala aktivitas yang berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT semata. Oleh karena itu masjid dapat diartikan sebagai tempat melaksanakan segala aktivitas kaum muslimin berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT.[1]
2.      Pengertian ilmu dan pengetahuan
Secara bahasa pengertian pengetahuan dan ilmu sama artinya, perbedaannya hanya asal dari masing-masing kata itu. Yang pertama asli Indonesia dan yang kedua berasal dari bahasa Arab. Dan sebagai istilah masing-masing kata itu dibedakan pengertiannya ( faisal dalam karya Luthfie ,1994: 208). Pengetahuan ekwivalen dengan : knowledge,kennis sedangkan Ilmu : science, wetenschap. [2]Jadi pengetahuan adalah segala yang diketahuai sebagai hasil dari pengalaman indra dan rohaniah. Ilmu adalah pengolahan pengetahuan. [3]
3.      Pengertian pendidikan
Menurut bahasa pendidikan berasal dari kata pe-didik-an yang lebih menitik beratkan pada proses pengarahan atau pembimbingan. Sedangkan menurut Istilah  pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran ( intelektual) dan tumbuh anak( Dewantara dalam karya Khobir,2013: 3). Sedangkan pendidikan Islam lebih diarahkan kepada keseimbangan dan keserasian hidup manusia. Menurut Al-Syaibany dalam karya Khobir,2013: 3) yang menyatakan Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu  dalam kehidupan pribadi atau kehidupan masyarakat dan kehidupan alam sekitar  melalui proses pendidikan.[4]
B.     Teori pendukung
QS An- Nur 36-37
Îû BNqãç/ tbÏŒr& ª!$# br& yìsùöè? tŸ2õãƒur $pkŽÏù ¼çmßJó$# ßxÎm7|¡ç ¼çms9 $pkŽÏù Íirßäóø9$$Î/ ÉA$|¹Fy$#ur ÇÌÏÈ   ×A%y`Í žw öNÍkŽÎgù=è? ×ot»pgÏB Ÿwur ììøt/ `tã ̍ø.ÏŒ «!$# ÏQ$s%Î)ur Ío4qn=¢Á9$# Ïä!$tGƒÎ)ur Ío4qx.¨9$#   tbqèù$sƒs $YBöqtƒ Ü=¯=s)tGs? ÏmŠÏù ÛUqè=à)ø9$# ㍻|Áö/F{$#ur ÇÌÐÈ
36. Bertasbih[1041] kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,
37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.

Peranan masjid sangat luas , menurut Ibnu Katsit di Tafsir Ibnu Katsir jilid 6 ( Bin Ishaq Alu Syaikh dalam karya Handryant , 2010:53) menjelaskan bahwa ayat ini di sebutkan bahwa masjid merupakan tempat yang disukai Allah Swt. Masjid-masjid yang manusia diperintahkan untuk memelihara dan menjaga kebersihannya dari kotoran dan dari perkataan atau perbuatan sia-sia. Kata bertasbih dapat di artikan sebagai sholat atau dzikrullah , sementara dzikrullah atau mengingat Allah dapat berarti luas tidak hanya dengan ucapan tetapi juga dengan perbuatan. Dari ayat diatas, dapat diketahui pula bahwa sebuah masjid seharusnya memiliki sebuah peran untuk menjadi pengingat manusia dengan Allah ( hablumminallah ). Apabila hablumminallah ini mampu diakomodasikan dengan baik oleh sebuah masjid, secara tidak langsung manusia juga akan memiliki hubungan yang baik antar sesema (hablummninannas) dan lingkungan sekitarnya ( hablumminal alam).[5]
Dari masa kemasa masjid memiliki peran penting dalam meningkatkan pendidikan dan ilmu pengetahuan, antara lain :
1.      Fungsi masjid pada masa Nabi Muhammad Saw
Selain sebagai tempat beribadah, Di masa Nabi ilmu Islam adalah Al-Qur’an dan Hadis ,dan keduanya pulalah yang merupakan pangkal otak dan sekalian inti dari ilmu itu. Dimasa Nabi pelajaran itu dilakukan di masjid dimana Nabi sebagai guru dan mukmin-mukmin sebagai murid yang datang berkumpul. Nabi sebagai guru, bertemu dengan mereka yang mempelajari ilmu agama di masjid. Dan segala pertanyaan yang diajukan akan di jawab dan di terangkan oleh Nabi sendiri. Pada masa Nabi kepustakaan Islam hanya terdiri dari 1 buku yaitu Al-qur’an . ia di pelajari dan di hafalkan di dalam masjid.

2.      Fungsi masjid pada masa sahabat dan tabi’in.
Setelah Nabi wafat pertanyaan-pertanyaan yang dulu selalu diajukan kepada Nabi , setelah beliau wafat dikemukakan kepada para sahabat. Sahabat menjawab dengan peristiwa yang mereka alami dan atau yang mereka ketahui yang berhubungan dengan Nabi semasa hidupnya. Dalam rangka inilah para sahabat mulai mengumpulkan dan menyusun hadis, salah satunya dalam usaha mencari jawaban dari pertanyaan.
Terbentuklah suatu golongan yang dinamakan ahl al’ilm yang menyebarkan Qur’an dan pengetahuan tentang Hadis diseluruh negeri muslim atau negeri-negeri yang ingin di Islamkan. Dikumpulkan orang-orang sekitarnya dan diajarkan mereka prinsip-prinsip ajaran Islam. Dalam bentuk pelajaran inilah lahir benih dari ilmu pengetahuan Islam. Dan masjid adalah saksi dari lahirnya ilmu-ilmu pengertahuan islam.
Kalau dulu ilmu Islam hanya terdiri dariQur’an dan Hadis, dengan meluasnya Islam ke negeri-negeri di luar Jazirah Arab, maka meluas pulalah pelajaran yang di berikan di masjid.[6] Pada masa sahabat dan tabi’in kepustakaan yang hanya terdiri dari satu buku ditambah dengan buku-buku lain, yaitu buku-buku hadis. Dari Qur’an dan Hadis lahir bermacam-macam ilmu sebagai hasil dari Ijtihad.ilmu itu dituliskan di buku-buku. Makin berkembang ilmu , makin banyak jumlah buku, makin besar pula perpustakaan masjid.  
3.      Fungsi masjid pada masa sekarang
Berbagai kekuatan yang mempengaruhi fungsi masjid sebagai pusat umat Islam sadar atau tidak sadar berlangsung terus, mulai dari “penciutan” fungsi yang hanya sebagai pusat Ibadah sampai mulai berkembang pada saat ini dimana terlihat ada kecenderungan gerakan baru dikalangan umat islam untuk dioptimalkan fungsi masjid ini. Masjid bukan saja sebagai pusat ibadah tetapi juga lebih luas dari itu yaitu kebudayaan , muamalat, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan.[7]
Selain itu masjid juga berpotensi juga sebagai penggerak masyarakat yang berkesan dalam menangani masalah-masalah sosial dan memenuhi keperluan masyarakat modern saat ini (Mohd.Tajuddin dalam karya Handryant, 2010:56). Bahkan ismail kamus ( ismail kamus dalam karya Handryant,2020:56) dalam tulisannya yang berjudul “ Makmurlah Masjid Anda” memberi hujah yang kuat untuk mengubah tanggapan masjid sebagai tempat sholat saja. Beliau menegaskan bahwa masjid sebenarnya ialah tempat untuk menyatukan umat Islam dan mengukuhkan ukhuwah antara mereka.[8] Dalam perkembangan modern buku-buku tidak mungkin lagi disimpan di masjid karena jumlahnya sangat banyak. Untuk itu harus dibangun gedung perpustakaan khusus , seperti yang dilakukan khalifah Al-Hakam (961-976 M)di kordoba.
Di zaman modern ilmu itu tambah meluas dan mendalam. Kalau tadinya ruang masjid dapat bertugas sebagai tempat belajar dan suffah tempat asrama, dalam masyarakat tidak mungkin lagi. Diferensiasi dan spesialisasi membawa kepada pembangunan gedung-gedung khusus untuk sekolah dan asrama. Namun masjid tidak ditinggalkan , masjid digunakan sebagai pusat karena ia menjulang di tengah kompleks. Tugas masjid dalam kehidupan di zaman modern  tetap masjid tetap menghubungkan Qur’an dan Hadis dengan ilmu dan menuangkan ilmu kepada Qur’an dan masjid. [9]
Keberadaan Masjid kampus ternyata membuat mahasiswa lebih reasonable, rasional, demokratis, dan tidak radikal.memang belum ada penelitian tentang hal itu tetapi begitulah pada kenyataannya.[10]
C.      Materi Hadis
سَمِعْتُ أَبِي بُرَيْدَةَ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُنَا إِذْ جَاءَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ عَلَيْهِمَا قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْمِنْبَرِ فَحَمَلَهُمَا وَوَضَعَهُمَا بَيْنَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ صَدَقَ اللَّه{ إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ }فَنَظَرْتُ إِلَى هَذَيْنِ الصَّبِيَّيْنِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قَطَعْتُ حَدِيثِي وَرَفَعْتُهُمَا قَالَ أَبُو عِيسَ  هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ إِنَّمَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ الحسين بْنِ وَاقِدٍ
Terjemahan
Abi buroidah berkata : Bahwasannya Rosulullah SAW. berkhutbah kepada kita ketika datang hasan dan husen, keduanya memakai baju gamis berwarna merah, keduanya berjalan dan keduanya jatuh maka Rasulullah turun dari mimbar maka beliau mengangkat mereka (Hasan dan Husen) dan menggendong diantara kedua tangannya, kemudian bersabda “maha benar Allah, sesungguhnya harta kalian dan anak kalian adalah fitnah”
Maka saya melihat kedua anak kecil ini (Hasan dan Husen) keduanya berjalan dan jatuh, kemudian saya tidak sabar (Nabi) sehingga saya memotong perkataan saya dan mengangkat keduanya.
Mufrodat
memakai baju gamis berwarna merah                                       قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ
keduanya berjalan dan keduanya jatuh                                   يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ
mengangkat mereka (Hasan dan Husen) dan menggendong فَحَمَلَهُمَا وَوَضَعَهُمَا
sesungguhnya harta kalian dan anak kalian adalah fitnah       إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ
sehingga saya memotong perkataan saya                               فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قَطَعْتُ حَدِيثِي
D.       Biografi Buraidah
Buraidah atau yang lebih dikenal dengan Buraidah bin Hashib Al-Aslamy. Nama Aslinya adalah Amar bin Hashib Al-Aslamy. Ia berasal dari Bani Aslamy. Buraidah adalah nama laqab (panggilan)Ia menetap di daerah Bashrah. Beliau meriwayatkan hadits kepada Abdullah bin maula serta kedua anaknya yaitu Sulaiman bin Buraidah dan Abdullah. Pada beberapa riwayat beliau disebut Abi Buraidah karena dirwayatkan oleh anaknya sendiri baik Abdullah maupun Sulaiman. Beliau masuk islam pada saat sebelum terjadinya perang Badar. Beliau Wafat 63 H.
E.      Keterangan Hadits
Dan keduanya terjatuh (Hasan dan Husein) ketanah karena mereka masih kecil dan  fisiknya masih lemah, sesungguhnya harta dan anak-anak itu fitnah, yang merupakan ujian dan bencana dari Allah bagi mahluknya untuk mengetahui siapa yang taat dan siapa yang ingkar. Maka saya tidak sabar, untuk menunjukkan kasih sayang kepada keduanya, sehingga saya memotongkan (perkataan disaat khutbah).[11]
F.     Refleksi Hadis Dalam Kehidupan
Berbicara tentang masjid , saat ini semakin optimal dalam pemanfaatannya. Berdasarkan penelitian memang ada beberapa masjid yang sudah terkenal mampu melahirkan kader pejuang dan terkenal dengan berbagai kegiatan inovatifnya.
Ditanah air kita bangga melihat bagaimana pesatnya pertumbuhan kualitas masjid dan semarak rehabilitasi. Kita bangga akan peningkatan fungsi dan kegunaanya. Diharapkan masjid akan menjadi pusat ibadah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.[12]
G.     Aspek-aspek Tarbawi
Masjid dapat diaanggap sebagai lembaga ilmu pengetahuan yang tertua dalam islam, pembangunannya telah dimulai semenjak zaman Nabi dan tersebar ke seluruh negeri Arab bersamaan dengan menyebarnya Islam diberbagai pelosok negeri tersebut, di masjid inilah dimulai mengajarkan Al-Qur’an dan dasar-dasar agama Islam pada masa Rosulullah SAW. di samping tugasya yang utama sebagai tempat untuk menunaikan ibadah. Masjid merupakan tempat yang utama untuk mempelajari ilmu agama dan ilmu lainnya. Zaman Rosulullah SAW dan seterusnya dizaman para sahabat dan tabi’in masjid telah menjadi pusat pengembangan ilmu-ilmu islam kepada seluruh umat. Bermula dari Madinah dan selanjutnya ke Andalusia, masjid-masjid di kota-kota tersebut telah berkembang sebagai pusat-pusat pengajian sehingga menjadi universitas yang terbilang diwaktu itu dan kini menjadi Universitas Al Azhar di Mesir yang masih terus menjadi tumpuan umat islam diseluruh dunia.
Masuk ke masjid untuk belajar, seperti halnya kita akan melakukan ibadah, maksudnya bahwa setiap orang berhak untuk mendengar pelajaran yang diberikan disitu, siapapun orang itu, selama ia mempunyai keinginan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk memahaminya. Belajar dissitu tidak terikat dengan umur, jenis kelamin, atau keahlian.


BAB III
PENUTUP

Masjid bagi umat Islam adalah salah satu instrument perjuangan dalam menggerakkan risalah yang dibawa Rasulullah saw merupakan amanah beliau kepada kita ummatnya. Kita ingin memiliki masjid yang bermanfaat bukan hanya bangunan tua tanpa berdampak manfaat masyarakat. Masjid bukan sekedar tempat sujud. Masjid adalah tempat belajar dan tempat berkembangnya segala macam ilmu pengetahuan, dari mulai masa Nabi saw sampai dengan sekarang. Masjid juga jadi pengikat akan takwa bagi semua orang yang berhubungan dengan ilmu.
Sekian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, aamiin.












DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Shofyan Syafri.2001. Manajemen Masjid, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.

Handryant, Aisyah N.2010.Masjid Sebagai pusat pengembagan masyarakat, Malang : UIN-MALIKI PRESS.

Khobir,Abdul.2013. Filsafat Pendidikan Islam, Pekalongan : STAIN Pekalongan Press.

Kuntowijayo. 2001. Muslim Tanpa Masjid, Bandung: Mizan Media Utama.

Luthfie, R.1994. Masjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.










PROFIL
Description: C:\Documents and Settings\Mustofa-02^\My Documents\306434_104216546355509_598219579_n.jpg
Tamalia , lahir di Batang, Jawa Tengah, pada tanggal 12 Januari 1994. Pendidikan SD kelas 1-2 ditempuh di desa kelahirannya, kelas 3-4 ditempuh di kota Tegal dan kelas 5-6 kembali di desa kelahirannya. Pendidikan SMP ia tempuh di kota Demak , tepatnya di desa Batu , kecamatan Karang Tengah Demak. Kemudian pendidikan SLTA ia tempuh dikota kelahirannya. Kini ia masih melanjutkan study Jurusan Tarbiyah Prodi PAIdi STAIN PEKALONGAN.












[1]  Aisyah N. Handryant, Masjid Sebagai pusat pengembagan masyarakat, ( Malang : UIN-MALIKI PRESS, 2010),Hlm. 51-52
[2]R.Luthfie, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Puataka AL-Husna: 1994), Hlm.208
[3]Ibid., Hlm.210
[4]Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam,( Pekalongan: STAIN Pekalongan Press,2013), Hlm. 3
[5]Aisyah N. Handryant., Loc.Cit., Hlm. 53-54
[6]R.Luthfie.,Loc.Cit., Hlm. 209
[7]Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Masjid,( Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2001), Hlm. 10
[8]Aisyah N. Handryant., Loc.Cit., Hlm. 56
[9]R.Luthfie.,Loc.Cit., Hlm. 216
[10] Kuntowijayo, Muslim Tanpa Masjid,(Bandung: Mizan Media Utama, 2001), Hlm. 133
[12] Sofyan Syafri Harahap,Loc.Cit.,Hlm.12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar