Laman

new post

zzz

Kamis, 05 Maret 2015

E-4-b : CHOYYUM SASMAYANI


MANFAAT ILMU DIKALANGAN INTERNAL MELALUI MEDIA MASA
Mata kuliah : Hadits tarbawi II


Disusun Oleh:
Choyum Sasmayani                2021113231
Kelas : E

TARBIYAH PAI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015



KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah swt. Penulisan makalah ini dapat selesai dan dapat hadir di hadapan pembaca. Setelah melalui beberapa proses.
Langsung saja, disini guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pelajaran yang dilaksanakannya, mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif. Sebab murid sebagai subjek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
Selain guru media juga sangat berperan terhahadap proses belajar mengajar, media merupakan perantara dari sumber informasi kepenerima informasi. Dengan demikian media digunakan pertama kali sebagai alat bantu penyalur pesan.













PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses komunikasi yang melibatkan guru sebagai sumber informasi, pesan pembelajaran atau yang kita kenal dengan materi pelajaran dan penerima materi itu sendiri yaitu siswa.     
Media komunikasi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan agar komunikasi berjalan secara efektif dan efisien. Yang artinya yaitu media komunikasi diperuntukan agar penerima pesan dapat mengkap secara benar dan utuh segala informasi yang disampaikan sebagai pesan pembelajaran.
Perkembangan konsep mengajar mempengaruhi perkembangan pemanfaatan media pembelajaran.


















BAB ii
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Media adalah bentuk jamak dari (medium), yang berarti sarana komunikasi, istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Adapun tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar.[1]
EACT (1977) sebuah organisasi yang bergerak dalam teknologi pendidikan dan komunikasi, mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi.
Demikian juga Molenda dan Russel (1990), mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (Source) dan penerima (Receiver) informasi. dari berbagai pengertian diatas dapat kita garis bawahi bahwa media adalah perantara dari sumber informasi kepenerima informasi, contohnya: video, televisi, komputer dan lain-lain.
Rossi dan Breidle (1966)., mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, bagi Rossi media sama dengan alat-alat fisik yang mengandung informasi dan pesan pendidikan. Pendapat Rossi itu juga dikemukakan oleh AECT (1977) yang menjelaskan media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. Maka bedanya antara media dan media pembelajaran yaitu terletak pada pesan dan isi tentang pesan-pesan pendidikan termasuk kedalam media pendidikan atau media pembelajaran.[2]
Media merupakan katagori yang sangat luas, diantaranya yaitu teks, audio, visual, video, perekayasa dan orang-orang. Didalam tiap-tiap katagori ini terdapat banyak format. Sebuah format media merupakan bentuk fisik yang didalamnya pesan disertakan dan ditampilkan. Format media mencakup sebagai berikut: papan tulis penanda (visual dan teks), slide powerpoint (teks dan visual), CD (suara dan music) dan multimedia komputer (Audio, teks dan video).
Memilih sebuah format media bisa menjadi tugas yang rumit, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan meliputi sejumlah besar media dan teknologi yang tersedia, keragaman pembelajar dan banyaknya tujuan yang harus diraih.[3]
B.     Teori Pendukung
Perolehan pengetahuan siswa seperti digambarkan Ed-gar Dale menunjukan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal, hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme yang artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut. Hal semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa, oleh sebab itu sebaiknya diusahakan agar pengalaman  siswa menjadi lebih kongkret. Pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, yang dapat dilakukan melalui kegiatan yang mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya.
Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbul verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang. Karena siswa kurang diajak berfikir dan menghayati pesan yang telah disampaikan. Padahal, untuk memahami sesuatu perlu diterlibatkan siswa baik fisik maupun psikis. Pada kenyataanya, memberikan pengalaman langsung kepada siswa bukan sesuatu yang mudah, sebab bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan waktu saja yang menjadi kendala, akan tetapi memang ada sejumlah pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langusng oleh siswa.[4]
Menurut penjelasan peraturan pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, reformasi pendidikan meliputi:
·         Reformasi penyelenggaraan pendidikan, berubah dari paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran.
·         Reformasi pandangan tentang peran manusia dari paradigma manusia sebagai sumber daya pembangunan menjadi paradigma manusia sebagai subjek pembangunan secara utuh.
·         Reformasi pandangan terhadap peserta didik yang berintegrasi dengan lingkungan sosialnya dan menumbuhkan individu sebagai anggota masyarakat mandiri dan berbudaya.
Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional mengembangkan potensi peserta didik sesuai minta dan bakat serta perkembangan psikis peserta didik. Pada (UUSisdiknas) No. 20 Tahun 2003 mengusung perubahan yang bersifat prinsipil, ini artinya perubahan tersebut didasarkan pada ideologi pendidikan yang mengutamakan peserta didik sebagai manusia bebas yang berpotensi menjadi manusia berkemampuan dan berwatak menciptakan tatanan sosialnya sendiri.[5]   
C.    Materi Hadits
·         Hadits : Menyebarkan Ilmu ke kalangan Internal
16- عَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : { عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُوالْقَعْدَةِ وَذُوالْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ . ثُمَّ قَالَ:اَيُّ شَهْرٍ هَذَا؟ قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ قَالَ:فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ سَيُسَمِّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ ,قَالَ:اَلَيْسَ ذَاالْحِجَّةِ؟ قُلْنَا: بَلَى, قَالَ:فَاَيُّ بَلَدٍ هَذَا؟ قُلْنَا : اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ, قَالَ:فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ سَيُسَمَّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ ,قَالَ : اَلَيْسَ الْبَلْدَةَ؟ قُلْنَا :بَلَى, قَالَ : فَاَيُّ يَوْمٍ هَذَا؟ قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ, قَالَ : فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ سَيُسَمِّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ ,قاَلَ :اَلَيْسَ يَوْمَ النَّحْر؟ ِقُلْنَا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ, قَالَ : فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَ اَمْوَالَكُمْ, (قَالَ:مُحَمدٌ وَ اَحْسِبُهُ قَالَ) وَاَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا وَ سَتَلْقَوْنَ ربكُمْ فَيَسْاَلُكَمْ عَنْ اَعْمَالِكُمْ فَلآتَرْجِعُنَ بَعْدِيْ كفارا أو ضُلَالاً يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ. اَلَا لِيُبَلِغَ الشَاهِدُ اْلغَائِبَ,فَلَعَلَ بَعْضُ مَنْ يُبَلِغُهُ يَكُوْنُ اَوْعَى لَهُ مِنْ بَعْضِ مَنْ سَمِعَهُ,ثُمَّ قَالَ:اَلآ هَلْ بَلَّغْتُ؟  }   (رواه مسلم فى الصحيح, كتاب القسامة و المحاربين و القصاص و الديات, باب تغليظ تحريم الدماء و الأعراض و الأموال)
·         TERJEMAHAN
Diriwayatkan dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya beliau telah bersabda: Sesungguhnya zaman telah berputar sebagaimana saat Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu dua belas bulan, dan sekarang ini (saat Nabi bersabda) telah kembali kepada keadaan semula yang Allah tetapkan di kala menciptakan langit dan bumi. Empat bulan diantara bulan-bulan itu adalah bulan haram. Tiga diantaranya berurutan, yaitu Dzulqa’dah, bulan berhenti dari berperang, Dzulhijjah, bulan mengerjakan haji dan bulan Al Muharram, bulan tidak diperkenankan berperang di dalamnya. Dan yang satu lagi berdiri sendiri yaitu Rajab Mudlar. Dikatakan Rajab Mudlar karena merekalah yang sangat menghormati bulan ini. Tak ada seorang arab yang berani merusakkan kehormatanya. Dia terletak antara Jumada dan Sya’ban. Lalu beliau bersabda, “Bulan apakah ini?” Kami menjawab, “Kami tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Lalu beliau diam sehingga kami mengira beliau akan memberinya nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah bulan ini adalah bulan Dzulhijjah?” Kami menjawab, “Ya, benar.” Lalu beliau bersabda, “Negeri apakah ini?” Kami menjawab, “Kami tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Lalu beliau diam sehingga kami mengira beliau akan memberinya nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah negeri ini adalah negeri Makkah?” Ka­­­mi menjawab, “Ya, benar.” Lalu beliau bersabda, “Hari apakah ini?” Kami menjawab, “Kami tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Lalu beliau diam sehingga kami mengira beliau akan memberinya nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah hari  ini adalah hari Nahr (sepuluh Dzulhijjah)?” Kami menjawab, “Ya, benar, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Sungguh, darahmu, hartamu, dan kehormatanmu itu haram atasmu seperti haramnya hari kamu di negeri ini dan pada bulan kamu ini. Di hari-hari dan di bulan-bulan haram tidak boleh dikerjakan sesuatu yang diharamkan. Mereka menyamakan hukum merusak kehormatan hari dan bulan haram di Makkah, dengan hukum merusakan jiwa dan kehormatan manusia. Maka dengan sabda Nabi menegaskan, bahwa mereka diharamkan menumpahkan darah darah dan merusakkan harta orang. Dan hal itu disamakan dengan merusakkan kehormatan hari nahar di negeri Makkah di bulan Dzulhijjah pula. Dan kamu akan menemui Tuhanmu. Lalu Dia akan menanyai kamu tentang segala amal perbuatan kamu . Oleh karena itu, janganlah kamu kembali tersesat sesudahku, yaitu sebagian kamu memenggal leher sebagian lainnya. Hendaklah yang hadir ini menyampaikan berita ini kepada yang tidak hadir karena bisa jadi orang yang disampaikan berita kepadanya lebih memahami dari pada orang yang mendengarkannya.” Kemudian beliau bersabda, “Bukankah aku telah menyampaikan (pesan ini)?. (HR. Imam Muslim)
D.    Refleksi dalam kehidupan
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas pengajaran. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun karakteristik seorang guru dalam mengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.[6]
E.     Aspek Tarbawi
1.      Peran Guru sangatlah penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran,  seharusnya guru memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas pengajaran.
2.      Supaya proses belajar mengajar menjadi efektif perlu adanya keseimbangan keaktifan didalam kelas antara guru dengan siswanya.
3.      Seorang guru harus pandai-pandai memilih dan mengembangkan media unruk proses pembelajaran.
4.      Guru harus bisa menyeimbangkan kecocokan antara media yg digunakan dengan mata pelajaran apa yang sedang diampu.[7]









PENUTUP
Kesimpulan.
media merupakan suatu yang membawa informasi antara sumber (Source) dan penerima (Receiver) informasi. dari pengertian diatas dapat kita garis bawahi bahwa media adalah perantara dari sumber informasi kepenerima informasi, contohnya: video, televisi, komputer dan lain-lain. Adapun tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar.
Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbul verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang. Karena siswa kurang diajak berfikir dan menghayati pesan yang telah disampaikan. Padahal, untuk memahami sesuatu perlu diterlibatkan siswa baik fisik maupun psikis.















BIODATA PENULIS
Description: D:\sasmayani choyum\C360_2014-09-17-09-15-55-800.jpg
Nama saya Choyum Sasmayani, kota asal Pemalang tepatnya Ds.Banglarangan RT/RW 05/02 Kec.Ampelgading Kab.Pemalang, saya lahir pada tanggal 07 September tahun 1995. Usia saya saat ini yaitu 19.th
Saya Mahasiswi STAIN Pekalongan jurusan Tarbiyah PAI, 
Riwayat pendidikan saya, yaitu sebagai berikut:
1)      TK       :  TK Pertiwi Banglarangan.
2)      SD       :  SDN 02 Banglarangan.
3)      SMP    :  SMP N 01 Ampelgading.
4)      MA      :  MA Darul Amanah Sukorejo-kendal.
Sekian terimakasih...



DAFTAR PUSTAKA
Dananjaya Utomo, 2012, Media Pembelajaran aktif, Nuansa.
Daryanto, 2012, Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media.
E. Smaldino Sharon dkk, 2012, Teknologi Pembelajaran dan media untuk belajar, Kencana Prenada Media Grup.
H. Anderson Ronald, 1994, Pemilihan dan pengembangan media untuk pembelajaran,               PT.Raja Grafindo Persada.
Sanjaya Wina, 2012, Media komunikasi pembelajaran, Kencana Prenada Media Grup.




[1] Sharon E. Smaldino, Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar,(jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm:7
[2] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2012), hlm:57-58
[3] Sharon E. Smaldino, Op.Cit, hlm:7
[4] Wina Sanjaya, Op.Cit, hlm:69-70
[5] Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, (Bandung:Nuansa,2012), hlm:9-10
[6] Daryanto, Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Gava Media, 2012), hlm:1
[7] Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan media untuk pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm:18 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar