MANFAAT ILMU
DIKALANGAN INTERNAL MELALUI MEDIA MASA
Mata kuliah : Hadits tarbawi II
Disusun Oleh:
Choyum Sasmayani 2021113231
Kelas : E
TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Dengan
mengucapkan puji syukur kepada Allah swt. Penulisan makalah ini dapat selesai
dan dapat hadir di hadapan pembaca. Setelah melalui beberapa proses.
Langsung
saja, disini guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas
dan kualitas pelajaran yang dilaksanakannya, mengajar adalah membimbing
kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian aktivitas murid
sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga muridlah yang
seharusnya banyak aktif. Sebab murid sebagai subjek didik adalah yang
merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
Selain
guru media juga sangat berperan terhahadap proses belajar mengajar, media
merupakan perantara dari sumber informasi kepenerima informasi. Dengan demikian
media digunakan pertama kali sebagai alat bantu penyalur pesan.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya merupakan
suatu proses komunikasi yang melibatkan guru sebagai sumber informasi, pesan
pembelajaran atau yang kita kenal dengan materi pelajaran dan penerima materi
itu sendiri yaitu siswa.
Media komunikasi pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan agar komunikasi berjalan secara efektif dan
efisien. Yang artinya yaitu media komunikasi diperuntukan agar penerima pesan
dapat mengkap secara benar dan utuh segala informasi yang disampaikan sebagai
pesan pembelajaran.
Perkembangan konsep mengajar
mempengaruhi perkembangan pemanfaatan media pembelajaran.
BAB ii
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media adalah
bentuk jamak dari (medium), yang berarti sarana komunikasi, istilah ini merujuk
pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima.
Adapun tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar.[1]
EACT (1977)
sebuah organisasi yang bergerak dalam teknologi pendidikan dan komunikasi,
mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran
informasi.
Demikian
juga Molenda dan Russel (1990), mendefinisikan media adalah sesuatu yang
membawa informasi antara sumber (Source) dan penerima (Receiver) informasi.
dari berbagai pengertian diatas dapat kita garis bawahi bahwa media adalah
perantara dari sumber informasi kepenerima informasi, contohnya: video, televisi,
komputer dan lain-lain.
Rossi dan
Breidle (1966)., mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan
bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, bagi Rossi media sama dengan
alat-alat fisik yang mengandung informasi dan pesan pendidikan. Pendapat Rossi
itu juga dikemukakan oleh AECT (1977) yang menjelaskan media sebagai segala
bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. Maka
bedanya antara media dan media pembelajaran yaitu terletak pada pesan dan isi
tentang pesan-pesan pendidikan termasuk kedalam media pendidikan atau media
pembelajaran.[2]
Media merupakan katagori yang sangat luas, diantaranya
yaitu teks, audio, visual, video, perekayasa dan orang-orang. Didalam tiap-tiap
katagori ini terdapat banyak format. Sebuah format media merupakan bentuk fisik
yang didalamnya pesan disertakan dan ditampilkan. Format media mencakup sebagai
berikut: papan tulis penanda (visual dan teks), slide powerpoint (teks dan
visual), CD (suara dan music) dan multimedia komputer (Audio, teks dan video).
Memilih
sebuah format media bisa menjadi tugas yang rumit, faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan meliputi sejumlah besar media dan teknologi yang tersedia,
keragaman pembelajar dan banyaknya tujuan yang harus diraih.[3]
B.
Teori
Pendukung
Perolehan
pengetahuan siswa seperti digambarkan Ed-gar Dale menunjukan bahwa pengetahuan
akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal, hal ini
memungkinkan terjadinya verbalisme yang artinya siswa hanya mengetahui tentang
kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut. Hal
semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa, oleh sebab itu
sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa
menjadi lebih kongkret. Pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, yang dapat dilakukan melalui kegiatan
yang mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya.
Penyampaian
informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbul verbalisme dan
kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin
kurang. Karena siswa kurang diajak berfikir dan menghayati pesan yang telah
disampaikan. Padahal, untuk memahami sesuatu perlu diterlibatkan siswa baik
fisik maupun psikis. Pada kenyataanya, memberikan pengalaman langsung kepada
siswa bukan sesuatu yang mudah, sebab bukan hanya menyangkut segi perencanaan
dan waktu saja yang menjadi kendala, akan tetapi memang ada sejumlah pengalaman
yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langusng oleh siswa.[4]
Menurut
penjelasan peraturan pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional, reformasi pendidikan meliputi:
·
Reformasi
penyelenggaraan pendidikan, berubah dari paradigma pengajaran menjadi paradigma
pembelajaran.
·
Reformasi
pandangan tentang peran manusia dari paradigma manusia sebagai sumber daya
pembangunan menjadi paradigma manusia sebagai subjek pembangunan secara utuh.
·
Reformasi
pandangan terhadap peserta didik yang berintegrasi dengan lingkungan sosialnya
dan menumbuhkan individu sebagai anggota masyarakat mandiri dan berbudaya.
Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
mengembangkan potensi peserta didik sesuai minta dan bakat serta perkembangan
psikis peserta didik. Pada (UUSisdiknas) No. 20 Tahun 2003 mengusung perubahan
yang bersifat prinsipil, ini artinya perubahan tersebut didasarkan pada
ideologi pendidikan yang mengutamakan peserta didik sebagai manusia bebas yang
berpotensi menjadi manusia berkemampuan dan berwatak menciptakan tatanan
sosialnya sendiri.[5]
C.
Materi
Hadits
·
Hadits :
Menyebarkan Ilmu ke kalangan Internal
16- عَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ : { عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ
إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ
حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُوالْقَعْدَةِ وَذُوالْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ
وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ . ثُمَّ قَالَ:اَيُّ
شَهْرٍ هَذَا؟ قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ قَالَ:فَسَكَتَ حَتَّى
ظَنَنَّا اَنَّهُ سَيُسَمِّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ ,قَالَ:اَلَيْسَ ذَاالْحِجَّةِ؟
قُلْنَا: بَلَى, قَالَ:فَاَيُّ بَلَدٍ هَذَا؟ قُلْنَا : اللهُ وَرَسُوْلُهُ
اَعْلَمُ, قَالَ:فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ سَيُسَمَّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ
,قَالَ : اَلَيْسَ الْبَلْدَةَ؟ قُلْنَا :بَلَى, قَالَ : فَاَيُّ يَوْمٍ هَذَا؟
قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ, قَالَ : فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا اَنَّهُ
سَيُسَمِّيْهِ بِغَيْرِ اِسْمِهِ ,قاَلَ :اَلَيْسَ يَوْمَ النَّحْر؟ ِقُلْنَا:
بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ, قَالَ : فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَ اَمْوَالَكُمْ, (قَالَ:مُحَمدٌ
وَ اَحْسِبُهُ قَالَ) وَاَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ
هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا وَ سَتَلْقَوْنَ
ربكُمْ فَيَسْاَلُكَمْ عَنْ اَعْمَالِكُمْ فَلآتَرْجِعُنَ بَعْدِيْ كفارا أو ضُلَالاً
يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ. اَلَا لِيُبَلِغَ الشَاهِدُ اْلغَائِبَ,فَلَعَلَ
بَعْضُ مَنْ يُبَلِغُهُ يَكُوْنُ اَوْعَى لَهُ مِنْ بَعْضِ مَنْ سَمِعَهُ,ثُمَّ
قَالَ:اَلآ هَلْ بَلَّغْتُ؟ } (رواه مسلم فى الصحيح, كتاب القسامة و
المحاربين و القصاص و الديات, باب تغليظ تحريم الدماء و الأعراض و الأموال)
·
TERJEMAHAN
Diriwayatkan
dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
sesungguhnya beliau telah bersabda: Sesungguhnya zaman telah berputar
sebagaimana saat Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu dua belas
bulan, dan sekarang ini (saat Nabi bersabda) telah kembali kepada keadaan
semula yang Allah tetapkan di kala menciptakan langit dan bumi. Empat bulan
diantara bulan-bulan itu adalah bulan haram. Tiga diantaranya berurutan, yaitu
Dzulqa’dah, bulan berhenti dari berperang, Dzulhijjah, bulan mengerjakan haji
dan bulan Al Muharram, bulan tidak diperkenankan berperang di dalamnya. Dan
yang satu lagi berdiri sendiri yaitu Rajab Mudlar. Dikatakan Rajab Mudlar
karena merekalah yang sangat menghormati bulan ini. Tak ada seorang arab yang berani
merusakkan kehormatanya. Dia terletak antara Jumada dan Sya’ban. Lalu
beliau bersabda, “Bulan apakah ini?” Kami menjawab, “Kami tidak tahu, Allah dan
Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Lalu beliau diam sehingga kami mengira
beliau akan memberinya nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah bulan ini adalah
bulan Dzulhijjah?” Kami menjawab, “Ya, benar.” Lalu beliau bersabda, “Negeri
apakah ini?” Kami menjawab, “Kami tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahuinya.” Lalu beliau diam sehingga kami mengira beliau akan memberinya
nama lain. Beliau bersabda, “Bukankah negeri ini adalah negeri Makkah?” Kami
menjawab, “Ya, benar.” Lalu beliau bersabda, “Hari apakah ini?” Kami menjawab,
“Kami tidak tahu, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Lalu beliau
diam sehingga kami mengira beliau akan memberinya nama lain. Beliau bersabda,
“Bukankah hari ini adalah hari Nahr
(sepuluh Dzulhijjah)?” Kami menjawab, “Ya, benar, wahai Rasulullah.” Beliau
bersabda, “Sungguh, darahmu, hartamu, dan kehormatanmu itu haram atasmu seperti
haramnya hari kamu di negeri ini dan pada bulan kamu ini. Di
hari-hari dan di bulan-bulan haram tidak boleh dikerjakan sesuatu yang
diharamkan. Mereka menyamakan hukum merusak kehormatan hari dan bulan haram di
Makkah, dengan hukum merusakan jiwa dan kehormatan manusia. Maka dengan sabda
Nabi menegaskan, bahwa mereka diharamkan menumpahkan darah darah dan merusakkan
harta orang. Dan hal itu disamakan dengan merusakkan kehormatan hari nahar di
negeri Makkah di bulan Dzulhijjah pula. Dan kamu akan menemui
Tuhanmu. Lalu Dia akan menanyai kamu tentang segala amal perbuatan kamu . Oleh karena
itu, janganlah kamu kembali tersesat sesudahku, yaitu sebagian kamu memenggal
leher sebagian lainnya. Hendaklah
yang hadir ini menyampaikan berita ini kepada yang tidak hadir karena bisa jadi
orang yang disampaikan berita kepadanya lebih memahami dari pada orang yang
mendengarkannya.” Kemudian beliau bersabda, “Bukankah aku telah menyampaikan
(pesan ini)?. (HR. Imam Muslim)
D. Refleksi dalam kehidupan
Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya
dan memperbaiki kualitas pengajaran. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam
mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar,
maupun karakteristik seorang guru dalam mengelola proses belajar mengajar,
bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar,
mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa
untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus
mereka capai.[6]
E. Aspek Tarbawi
1. Peran Guru sangatlah penting dalam menentukan
kuantitas dan kualitas pengajaran,
seharusnya guru memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas
pengajaran.
2. Supaya proses belajar mengajar menjadi
efektif perlu adanya keseimbangan keaktifan didalam kelas antara guru dengan
siswanya.
3. Seorang guru harus pandai-pandai memilih
dan mengembangkan media unruk proses pembelajaran.
4. Guru harus bisa menyeimbangkan kecocokan
antara media yg digunakan dengan mata pelajaran apa yang sedang diampu.[7]
PENUTUP
Kesimpulan.
media merupakan suatu yang membawa
informasi antara sumber (Source) dan penerima (Receiver) informasi. dari
pengertian diatas dapat kita garis bawahi bahwa media adalah perantara dari
sumber informasi kepenerima informasi, contohnya: video, televisi, komputer dan
lain-lain. Adapun tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan
belajar.
Penyampaian informasi yang hanya
melalui bahasa verbal selain dapat menimbul verbalisme dan kesalahan persepsi,
juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang. Karena siswa
kurang diajak berfikir dan menghayati pesan yang telah disampaikan. Padahal,
untuk memahami sesuatu perlu diterlibatkan siswa baik fisik maupun psikis.
BIODATA
PENULIS
Nama saya Choyum
Sasmayani, kota asal Pemalang tepatnya Ds.Banglarangan RT/RW 05/02
Kec.Ampelgading Kab.Pemalang, saya lahir pada tanggal 07 September tahun 1995.
Usia saya saat ini yaitu 19.th
Saya Mahasiswi
STAIN Pekalongan jurusan Tarbiyah PAI,
Riwayat
pendidikan saya, yaitu sebagai berikut:
1)
TK :
TK Pertiwi Banglarangan.
2) SD : SDN 02 Banglarangan.
3) SMP : SMP N 01 Ampelgading.
4)
MA :
MA Darul Amanah Sukorejo-kendal.
Sekian
terimakasih...
DAFTAR
PUSTAKA
Dananjaya Utomo,
2012, Media Pembelajaran aktif, Nuansa.
Daryanto, 2012, Model
Pembelajaran Inovatif, Gava Media.
E. Smaldino
Sharon dkk, 2012, Teknologi Pembelajaran dan media untuk belajar,
Kencana Prenada Media Grup.
H. Anderson
Ronald, 1994, Pemilihan dan pengembangan media untuk pembelajaran, PT.Raja Grafindo Persada.
Sanjaya Wina,
2012, Media komunikasi pembelajaran, Kencana Prenada Media Grup.
[1] Sharon E. Smaldino, Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar,(jakarta:Kencana
Prenada Media Group, 2012), hlm:7
[2] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2012), hlm:57-58
[3] Sharon E. Smaldino, Op.Cit, hlm:7
[4] Wina Sanjaya, Op.Cit, hlm:69-70
[5] Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif,
(Bandung:Nuansa,2012), hlm:9-10
[6] Daryanto, Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Gava Media,
2012), hlm:1
[7] Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan media untuk
pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm:18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar