KESEHATAN
MENTAL
Di susun oleh :
1.
Fitrotun
Nisrokhah (2024114006)
2.
Afida
Kusumaningtyas (2024114021)
3.
Lia Khikmatul
Maula (2024114034)
PROGRAM STUDI PGRA
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga makalah “Kesehatan Mental” dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.Penulismenyadaribahwamakalahjauhdari
kata sempurnadanmasihbanyakkekuranganbaikdaripenyusunanmaupundari luar penyusunan.
Olehkarenaitupenulismengharapkankritikdan saran demi kesempurnaanyang lebihbaik.
Tidak lupa penulissampaikanterimakasihkepadasemuapihak
yang telahberperansertadalampenyusunanmakalahdariawalsampaiakhir.SemogaTuhan
Yang MahaEsasenantiasameridhoisegalausaha penulis.Amin..
Pekalongan, September
2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan
Penulisan............................................................................... 2
D. Sistematika
................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti Kesehatan
Mental...................................................................... 3
B. Gangguan-gangguan
Kejiwaan......................................................... 3
C. Sakit Jiwa.......................................................................................... 6
D. Psychotherapy dan Counseling......................................................... 9
E. Counseling
dengan Pendekatan Religion Psychotherapy ............ 11
F. Tuntunan
Islam untuk Kesehatan Mental .................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 17
B. Saran................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dizaman kuno penyakit
yang diderita manusia sering dikait-kaitkandengan gejala –gejala spiritual.
Seorang penderita sakit dihubungkan denganadanya gangguan dari
roh jahat oleh semacam mahluk halus. Karenanya penderitaselalu berhubungan dengan dukun yang
dianggap mampu berkomunikasi denganmahluk halus dan mamapu
menahan gangguannya.
Dalam hai ini pengobatan penyakit dikaitkan dengan
gejala rohani manusia. Sebaliknya dudunia modren penyakit manusia di diaknosa
berdasarkan gejala-gejala biologis. Mahkluk-mahkluk halus yang diasumsikan
sebagai ruh jahat di masyarakat primitif ternyata dengan menggunakan prangkat
medis modren dapat dideteksi dengan mikroskop, yaitu berupa kuman atau virus
kemajuan dalam dunia kedokteran membawa manusia demikian yakinnya bahwa gejala
simtomatik penyakit disebabkan faktoe fisik semata
Kepercayaan ini memang sebagian besar dapat
dibuktikan oleh sebagian besar pengobatan dengan menggunakan peralatan dan
pengibatan hasil temuan dibidang kedokteran modern. Disela-sela perkembangan
ilmu kedokteran modren tersebut, para psikolog dan agamawan mulai melihat
gejala penyakit dari sudut pandang yang berbeda yaitu gejala gangguan penyakit
mental sdangkan sebagian besar dokter fisik melihat bahwa penyakit mental sama
sekali tidak ada hubungannya dengan penyembuhan medis tapi sebagai penyembuahn
menderita penyakit mental adalah dengan menggunakan pendekatan agama.
B.
Rumusan
Masalah
Didalam makalah ini penulis akan
membahas beberapa hal berikut ini, meliputi :
1. Apa
Pengertian Kesehatan Mental?
2. Apa saja
Gangguan-gangguan Kesehatan Mental?
3. Apa
Pengertian Sakit Jiwa?
4. Apakah
Psychotherapy dan Counseling?
5.Bagaimana Counseling dengan Pendekatan Religio Psychotherapy?
6. Bagaimana Tuntunan Islam untuk Kesehatan Mental?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian kesehatan mental, sakit
jiwa, gangguan-gangguan kesehatan mental, psychotherapy dan counseling
dan tuntunan islam untuk kesehatan mental.
D. Sistematika
Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam
tiga bagian, meliputi: Bab I. Bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, Bab II. Adalah pembahasan; Bab
III.Bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.
PEMBAHASAN
A.
Arti
Kesehatan Mental
Kesehatan mental
yaitu terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari
gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).[1]Menurut
Zakiah Daradjat dalam pengertian yang luas kesehatan mental ialah terwujudnya
keserasian yang sungguh-sunguh anatra fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya
penyesuai diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannyan,
berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang
bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.[2]
Fungsi-fungsi
jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap jiwa, pandangan dan kenyakinan hidup,
harus dapat saling membantu dan bekerja sama satu lain, sehingga dapat
dikatakan adanya keharmonisan, yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan
bimbang. Fungsi jiwa dengan semua unsurnya bertindak dengan menyesuaikan orang
dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungannya, kita harus
lebih dulu mengenal diri kita dan menerimanya sebagaimana adanya lalu bertindak
sesuai dengan kemampuan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri.
B.
Gangguan-gangguan
Kejiwaan
Gangguan jiwa
adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan
dengan fisik, maupun dengan psikis. Keabnormalan tersebut tidak disebabkan oleh
sakit atau rusaknya bagian-bagian anggota badan meskipun kadang-kadang
gejalanya terlihat pada fisik.[3]Dibawah
ini uraian mengenai beberapa gangguan jiwa tersebut, antara lain:
1. Neurasthenia
Penyakit
neurasthenia adalah penyakit payah. Orang yang diserangnya akan merasa seluruh
badan letih, tidak bersemangat, lekas merasa payah walaupun sedikit tenaga yang
dikeluarkannya. Tidak sanggup berfikir tentang suatu persoalan, sukar mengingat
dan memusatkan perhatian. Sangat sensitif terhadap cahaya dan suara sehingga
detik jam, menyebabkan tidak bisa tidur, dan selalu gelisah, kepala kadang
pusing. Sering merasa dihinggapi oleh bermacam-macam penyakit sehingga ia
sering berperiksa ke dokter. Takut mati, pikirannya selalu diganggu oleh
masalah-masalah mati dan penyakit.
Penyakit
ini disebabkan oleh terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin,
kecemasan, terhalangnya keinginan-keinginan dan kebutuhan. Selain itu terlalu
banyak menghadapi kegagalan hidup, sering dihadapkan kepada persaingan dalam
bekerja, yang semua itu menyebabkan kegelisahan.
2. Hysteria
Hysteria
juga terjadi akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi secara wajar
kesukaran-kesukaran tekanan perasaan, kegelisaan, kecemasan dan pertentangan batin,
sehingga ia melepaskan tanggung jawab dan lari secara tidak sadar.
Diantara
gejala-gejala ada yang berhubungan dengan fisik dan ada pula yang berhubungan
dengan mental.Termasuk yang berhubungan dengan fisik anatar lain:
1) Lumpuh
hysteria, yaitu lumpuhnya salah satu
anggota fisik
2) Cramp
hysteria, yaitu
3) Kejang
hysteria, yaitu seluruh badan menjadi kaku, tidak sadar akan diri,
kadang-kadang sangat keras, disertai dengan teriakan dan keluhan, tapi air mata
tidak keluar.
4) Mutism,
yaitu hilang kesanggupan berbicara. Mutism ada dua macam yaitu pertama tak
sanggup berbicara dengann suara keras dan kedua tak dapat berbicara sama
sekali.
Adapun gejala yang
berhubungan dengan mental adalah:
1) Amnesia,
yaitu hilang ingatan
2) Double
personality, yaitu kepribadian kembar
3) Fuque,
yaitu mengelana secara tidak sadar
4) Somnabulism,
yaitu jalan-jalan sedang tidur
3. Psychasthenia
Semacam
gangguan jiwa bersifat paksaan, yang berarti berkurangnya kemampuan jiwa untuk
tetap dalam keadaan integrasi yang normal.
Adapun gejala-gejala penyakit ini antara lain:
1) Phobia,
yaitu rasa takut yang tidak masuk akal, atau yang di takuti tidak seimbang
dengan ketakutannya.
2) Obsesi,
yaitu gejala gangguan jiwa dimana si sakit dikuasai oleh suatu pikiran yang
tidak bisa dihindarinya.
3) Kompulsi,
yaitu gangguan jiwa yang menyebabkan orang terpaksa melakukan sesuatu, baik
masuk akal maupun tidak, apabila tindakan itu tidak dilakukan maka ia merasa
cemas.
4. Gagap
berbicara
Apabila
kondisi fisik seseorang itu sehat, tapi dia mengalami gagap berbicara maka gejala
itu timbul akibat pertengtangan batin, tekanan perasaan, ketidakmampuan
menyesuaikan diri. Gejala itu adalah sebagian salah satu akibat dari gangguan
jiwa. Gagap berbicara ada yang dalam bentuk terputus-putus, tertahan nafas atau
berulang-ulang.
5. Ngompol
(buang air yang tidak disadari)
Ngompol
adalah salah satu dari gejala gangguan jiwa, ada yang hanya malam hari, dan ada
juga yang siang hari. Biasanya ini terjadi sebagai akibat dari tekanan
perasaan, atau ingin diperhatikan.
6. Kepribadian
psychopathi
Psychopathi
adalah ketidaksanggupan menyesuaikan diri yang mendalam dan kronis. Orang-orang
yang psychopathi iti biasanya menimpakan kesalahan yang dibuatnya kepada orang
lain. Segala perasaan tidak puas, konflik jiwa dan tekanan perasaan dan
sebagainya, tidak dapat ditahan atau diatasinya dengan wajar, akan tetapi
diungkapkannya dalam bentuk kelakuan-kelakuan yang menyebabkan orang lain
menderita karenanya. Ia bersifat agresif egois, tidak peduli pada orang lain.
7. Keabnormalan
Seksuil
Banyak
persoalan yang berhubungan dengan seksuil baik pada pria maupun wanita, yang
timbul akibat gangguan jiwa. Gejala-gejala yang sering dialami antara lain:
1) Onani/Masturbasi,
orang yang diserang gejala ini mencari kepuasan seksuil dengan anggota tubuhnya
secara tidak wajar.
2) Homo
seksuil, keinginan untuk berhubungan dengan orang yang sejenis.
3) Sadism,
seseorang yang tidak dapat merasakan kepuasan seksuil, kecuali apabila ia dapat
menimbulkan kesakitan (fisik atau perasaan) terhadap orang yang dicintainya.[4]
C.
Sakit
Jiwa
Seseorang yang
diserang penyakit jiwa (psychose), kepribadiannya terganggu, dan selanjutnya
menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar, dan tidak sanggup
memahami probelnya. Ia tidak merasa bahwa ia sakit, sebaliknya ia menganggap
dirinya normal saja, bahkan lebih bai,k, lebih unggul dan lebih penting dari
orang lain.
Sakit jiwa itu
ada dua macam yaitu: pertama, yang
disebabkan oleh adanya kerusakan pada anggota tubuh, hal ini mungkin disebabkan
oleh keracunan akibat minuman keras, obat-obat perangsang/narkotika, dan
sebagainya. Kedua, yang disebabkan
oleh gangguan-gangguan jiwa yang telah berlarut-larut sehingga mencapai
puncaknya tanpa suatu penyelesaian secara wajar. Atau disebabkan karena
hilangnya keseimbangan mental secara menyeluruh, akibat suasana lingkungan yang
sangat menekan, ketegangan batin dan sebagainya. Diantara penyakit jiwa yang
terkenal adalah:
1. Schizoprenia
Penyakit
ini menyebabkan kemunduran kepribadian pada umumnya, yang biasanya tampak mulai
pada masa puber, yakni usia 13 tahun terkadang sampai usia 30 tahun. Adapun
gejala-gejala yang tampak adalah:
1) Dingin
perasaan, tidak ada perhatian pada apa yang terjadi disekitarnya, segala
sesuatu dihadapinya dengan acuh tak acuh.
2) Banyak
tenggelam dalam lamunan yang jauh dari kenyataan, lebih suka menjauhi pergaulan
dengan orang banyak, dan suka menyendiri, bahkan terkadang tidak mau makan dan
minum.
3) Mempunyai
prasangka-prasangka yang tidak benar dan tidak beralasan.
4) Sering
terjadi salah tanggapan atau terhentinya pikiran.
5) Hallusinasi
pendengaran, penciuman atau penglihatan. Ia seolah-olah mendengar sesuatu atau
melihat sesuatu yang menakutkan padahal tidak
6) Banyak
putus asa dan merasa bahwa ia adalah korban kejahatan orang banyak atau
masyarakat.
2. Paranoia
Penyakit
paranoia yakni gila kebesaran atau gila menuduh orang. Penyakit ini tidak
banyak terjadi dan biasanya mulai menyerang orang sekitar usia 40 tahunan.
Adapun orang yang mempunyai kelakuan paranoid,yang tentunya juga
abnormal,ialah:
1) Ia
egois, keras kepala dan sangat berkeras atas pendirian dan pendapatnya.
2) Tidak
mau mengakui kesalahan dan kekurangannya, melemparkan kesalahan pada orang
lain, dan segala kegagalannya disangka akibat dari campur tangan orang lain.
3) Ia
berkeyakinan bahwa dia mempunyai kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa,
merasa berasal dari keturunan yang lebih baik dari orang lain dan merasa orang
iri, dengki dan takut kepadanya,
4) Dalam
persaudaraan ia tidak setia, orang yang tadinya sangat dicintainya, akan dapat
berubah menjadi orang yang sangat dibenci oleh sebab yang remeh saja..
5) Orang
ini tidak dapat bekerja yang membutuhan kepatuhan kepada pemimpin, karena ia
suka membantah dan melawan dan mempunyai pendapat sendiri, tidak mau menerima
nasihat atau pandangan orang lain yang berlawanan dengan pendapatnya.
3. Manic-Depressive
Penyakit
ini penderitanya mengalami rasa besar/gembira yang kemudian berubah menjadi
sedih atau tertekan. Gejala-gejalanya ada dua macam yaitu:
1) Mania
disini penderita biasanya berteriak, mencaci maki, marah-marah dan sebagainnya,
kemudian kembali pada tenang biasa dan kembali bekerja seperti tidak apa-apa.
2) Melancholia
(rasa tertekan), dalam melancholia orang selalu terlihat muram, sedih, dan
putus asa. Ia merasa diserang oleh bermacam penyakit yang tidak bisa sembuh,
atau merasa telah berbuat dosa yang tidak mungkin diampuni lagi. Bahkan
terkadang ia menyakiti dirinya sendiri. Diantara ciri-ciri penyakit ini adalah
orang yang sakit merasa curiga dan putus asa, gelisah, pengelamun.[5]
D.
Psychotherapy
dan Counseling
Psychotherapy
(penyembuhan diri sendiri) dilakukan tanpa menggunakan bantuan obat-obatan
biasa. Sesuai dengan istilahnya, maka psychotherapy digunakan untuk
menyembuhkan pasien yang menderita penyakit gangguan rohani( jiwa). Dalam usaha
penyembuahan itu digunakan cara penyembuhan sendiri. Usaha yang dilakukan untuk
mengobati pasien yang menderita penyakit seperti itu, dalam kasus-kasus tertentu
biasanya dihubungkan dengan aspek kenyakinan masing-masing.[6]
Sedangkan Conseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara conseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah atau ( klien ) yang bermuara pada
teratasingnya masalah yang dhadapi oleh klien.
Tentang hubungan antara pesiko terapi
dengan conseling tersebut terdapat pandangan berbagai ahli conseling-terapis
yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Leslie
E. Moser dan Ruth Small Moser
Bahwa counseling terbatas pada pemberian
bantuan pemecahan problema pribadi yang tidak sampai kepada struktur
kepribadian anak bimbing. Sedangkan psikoterapi bertugas melayani problema
kejiwaan yang lebih dalam lagi (inner-life problems), yang banyak mempengaruhi
sikap dan kepribadiaan anak bimbing yang perlu diusahakan pembinaannya melalui
counseling-therapautic (penyuluhan untuk penyembuhan kejiwaan).
2. Menurut
Orval H. Mowrer (ahli conseling amerika serikat )
Counseling menyelesaikan permasalahan
hidup kejiwaan yang mencemaskan (anxiety) yang masih pada tingkat normal, yang
disebabkan karena perasaan frustasi (kekecewaan karena kegagalan usaha ) yang
disadari oleh seseorang. Sedangkan psikoterapi bertugas pokok menyembuhkan
perasaan cemas yang bersifat mendalam (neurotic anxiety) yang sumber
penyebabnya adalah peristiwa-peristiwa lalu yang amat menekan perasaan yang
tidak lagi disadari oleh seseorang.
3.
Dr. Milton E.Hahn
Membedakan antara counseling dengan
psikoterapi hanya melihat dari segi-segi sifat problema yang dialami oleh
seseorang. Jika problem yang dialami itu bersifat normal, maka pemecahannya
menjadi tugas counseling, sedangkan jika problema yang dialami seseorang
bersifat abnormal, maka psikoterapi bertugas untuk menyembuhkannya.
Dari
berbagai padangan yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa antara
counseling dengan psikoterapi hampir tidak dapat dibedakan secara tajam, karena
satu sama lain berkaitan dalam proses pemberian bantuan terhadap penyelesaian
problem seorang individu. Bahkan dapat dikatakan bahwa psikoterapi tidak akan
mencapai sasaran tugasnya tanpa adannya proses counseling, karena psikoterapi
merupakan tindak lanjut dari proses counseling.
E.
Counseling
dengan pendekatan Religio-Psychotherapy
Pengertian Counseling
Islami
Counseling
islami diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu
mengembangkan kesadaran dan komitmen beragamannya (primordial kemahlukannya
yang fitrah = tauhidullah) sebagai upaya pemaknaan diri dalam kebermaknaan
sosial, atau proses pengembangan pribadi yang bercirikan kesalihan sosial,
sebagai hamba dan kholifah Allah yang bertanggung jawab untuk mewujudkan
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup bersama, baik secara fisik-jasmaniah maupun
psikis ruhaniah, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Untuk
mencapai tujuan, maka kegiatan bimbingan dan konseling itu dalam garis besarnya
dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Membantu
individu mengetahui, mengenal dan memahami keadaan dirinya sesuai dengan
hakikatnya, atau memahami kembali keadaan dirinya yang sebenarnya yakni
mengingatkan kembali akan fitrahnya.
b. Membantu
individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, baik kelebihan ataupun
kekurangannya, sebagai sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah (takdir).
c. Membantu
individu memahami keadaan yang sedang dialami saat ini.
d. Membantu
individu menemukan alternatif pemecahan masalah.
e. Membantu
individu mengembangkan kemampuan mengantisipasi masa depan, sehingga mampu
memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan keadaan sekarang.[7]
f.
F.
Tuntunan
Islam untuk Kesehatan Mental
Tujuan
psikoterapi pada umumnya adalah mengembangkan kehidupan dengan mental yang
sehat (mental health), sedangkan tujuan akhir agama adalah mengembangkan
keimanan (faith) dan penyelamatan rohani (spiritual salvation)walaupun keduanya
mempunyai tujuan utama yang berlainan,
yang satu berdimensi psikologis dan yang lain berdimensi spiritual, tetapi
keduanya mungkin berkaitan dalam hal akibat-sampingnya. Seseorang yang beriman
diharapkan sehat mentalnya, dan seseorang yang sehat mentalnya diharapkan akan
lebih terbuka baginya untuk beriman. [8]
1. Ayat-ayat al_Quran tentang
psikoterapi
Di dalam al-Quran ditemukan ayat-ayat
yang berkaitan dengan psikoterapi, seperti yang terdapat dalam ayat-ayat
dibawah ini:
1) Psikoterapi
melalui Iman
Firman
Allah SWT
Artinya:
‘’Barang siapa yang mengerjakan amal
sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhya
akan kami beri alasan kepada mereka dengan pahala yang baik dan apa yang telah
mereka kerjakan’’ (Q.S. An-Nahl :97)
Dengan beriman kepada Allah dan selalu
berperilaku yang baik dapat melahirkan kedamaian jiwa, keridhoan, kelapangan,
dan kebahagiaan sesuai dengan janji Allah yang diperuntukkan kepada hamba-Nya
yang beriman, yakni kehidupan yang baik didunia dan balasan yang setimpal
diakhirat.
2) Psikoterapi
melalui Ibadah
1.
Ibadah Sholat
Firman
Allah SWT.
Artinya:”Dan mintalah pertolngan (kepada Allah) dengan
sabar dan (mengerjakan) sholat”
(Q.S. al-Baqara : 45)
2.
Ibadah Puasa
Firman Allah SWT.
Artinya: “Hai orang orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa” (Q.S.al-Baqaroh;183)
Ibadah dapat mengajarkan manusia mengenai
sifat terpuji seperti sabar dalam
menerima cobaan atau musibah mengontrol hawa nafsu dan syahwat, taat, disiplin,mencintai
sesama manusia saling tolong menolong orang yang membutuh kan pertolongan, memiliki
jiwa gotong royong dan memiliki jiwa solidaritas sosial,serta sifat terpuji lainnya.kesemuanya
merupakan indikator yang sehat.
3) Psikoterapi
melalui zikir
Firman Allah SWT.
Artinya; “Dan
ingatlah Allah banyak banyak supaya kamu beruntung “ (Q.S.AL-JUM’AH :10)
Berzikir kepada Allah SWT dapat menendekatkan
seorang hamba dengan Tuhannya, jika Tuhan mendekati hambanya maka dia akan
melindunginya,melimpahinya dengan rahmat dankebahagiaan,serta kedamaian jiwa .
4) Psikoterapi
melalui AL-QURAN
Firman ALLAH
Artinya:
“Dan kami turunkan dan AL-QURAN suatu
yang menjadi penawar dan rahmat bagi oarang yang beriman” (Q.S. al-isro’
;82)
Sesungguhnya ketenangan jiwa akan
diberikan kepada orang yang mau membaca al- quran dengan penuh keikhlasan dan
berpasrah diri kepada Allah SWT .
2. Khadis Rosullulah Tentang Psikoterapi
1) Psikoterapi
melalui iman
Sabda Rosullulah SAW
Artinya
:“Dan nukmah ibn Basyir Rasullulah
bersabda; Ingatlah! Sesungguhnya dalam fisik itu derdapat segumpal daging. Jika
sehat maka seluruh tubuhnya pun akan sehat.namun jika rusak maka seluruh
tubuhnya pun akan rusak! segumpal daging tersebut adalah hati” (H.R TURMIZDI
DAN MUSLIM)
Maksud
hadits ini ialah bahwa kesehatan manusia berasal dari kesehatan jiwanya, yakni
hati, hati yang serat dengan keimanan kepada Allah SWT, Selalu mendekat kan
diri kepada-Nya melalui medium takwa,
ibadah, dan patuh, jika hati manusi yang
sehat atau baik dan sarat dengan cahaya iman kepada Allah SWT, maka manusia
akan sehat secara raga. Tingkah lakunya lurus, akhlk nya baik dan menjadi
manusia mulia yang memiliki kepribadian yang sempurna.
2) Psikoterapi
melalui ibadah sabda Rosulullah
Artinya: “Dan Abu Hurairah RA. bahwa Rosululloh SAW
bersabda: Allah SWT berkata: “barang siapa yang kembali kepada-Ku sebadai
seorang wali, maka aku mengijinkannya untuk berperang. Hamba-Ku yang terus
mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan ibadah sunah hingga aku
mencintainya. Jika aku mencintainya maka aku akan menjadi pendengar yang
mendengarkannya, pengelihat yang mengelihatnya, tangan yang dapat
menggenggamnya, dan kaki yang menjalankannya. Jika dia memohon kepada-Ku,
niscaya aku akan memenuhinya dan jika memohon kepada-Ku, niscaya aku akan
melindunginya”. (H.R Abu Daud)
Hadis ini menjelaskan bahwa orang
yang beriman kepada Allah SWT, mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan
ibadah dan komitmen dengan taqwa maka ia selalu berada dalam perlindungan dan
penjagaan Allah SWT, dan membangkitkan permohonan untuk mendapatkan kemenangan
berupa ampunan dan surga-Nya. Hal ini dapat menghilangkan rasa kekhawatiran
yang tumbuh dan perasaan berdosa dan menambah ketenangan mental seseorang.
3) Psikologi
melalui Zikir
Sabda
Rosulullah SAW
Artinya: “Dan Abu Hurarirah dan Abu Said Rosululloh
bersabda:” tidaklah suatu kelompok yang duduk berzikir melainkan mereka akan
dikelilingi oleh Malaikat. Mereka mendapat limpahan rahmat dan mencapai
kemenangan. Dan Allah SWT akan mengingat mereka dan seseorang yang diterima
disisi-Nya”. (H.R. Muslim dan Tirmizi)
Hadis
tersebut menjelaskan bahwa orang yang berzikir kepada Allah SWT dapat
membangkitkan semangat hidup manusia dan mereka akan mendapatkan rahmat dari
Allah sehingga ia akan memperoleh kelapangan dada, dan kebahagiaan jiwa, karena
malaikat selalau memgawalnya.[9]
4) Psikologi
melalui al-Qur’an Sabda Rasulullah SAW :
Artinya:
Rasulullah
SAW bersabda : ”Dari Ali RA, Rasulullah
SAW bersabda: sebaik-baiknya obat ialah al-Qur’an. (“HR. Abu Majah)
Hadis
ini mengisyaratkan bahwa al-Qur’an merupakan obat segala macam penyakit, baik
penyakit jiwa maupun penyakit fisik tubuh (raga).
5) Psikoterapi
melalui Do’a Sabda Rasulullah SAW:
Artinya:
“Dari
Abdul lah ibn Masud Rasulullah SAW
bersabda: “Seseorang tidak akan merasa sedih dan gelisah selama itu memanjatkan
doa: “ Ya Allah SWT sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba dan umat-Mu,
ubun-ubunku berada dalam kekuasaan-Mu, dan keadilan adalah ketetapan-Mu. Aku
memohon kepada-Mu dengan seluruh nama-Mu yang Engkau miliki atau dengan nama
yang telah Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau Engkau turunkan
dalam kitab-Mu atau aku menangkap pesan ilmu gaib dari-Mu. Jadikanlah al-Qur’an
sebagai penyejuk dan cahaya hatiku, penerang kesedihanku, dan penghalau
kekhawatiranku. “Jika orang memebiasakan do’a tersebut, maka Allah SWT akan
menghilangkan kekhawatiran dan kesedihannya dan Dia menggantikannya dengan
kebahagiaan. Abdullah bin Masud RA berkata: “Rasulullah SAW ditanya, “Tidaklah
kami boleh mempelajarinya? “Beliau menjawab:
“Boleh. ”Bagi seseorang yang mendengarkannya seharusnya ia mempelajari
doa tersebut.” (HR. Ahmad)
Berdasarkan hadis diatas Rasulullah SAW
mengajarkan kepada para sahabatnya berbagai macam doa untuk mengobati
kesedihan, penderitaan, dan kegelisahan melalui doa. Doa yang diajarkan oleh
Nabi SAW tersebut, para sahabat menyakini bahwa doa itu merupakan obat penawar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesehatan
mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa. Hubungan
antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan anatara agama sebagai
kenyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang
terhadap suatau kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga
akan memberi sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan
positif, seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai, atau
rasa aman. Dengan kata lain kondisi yang demikian menjadi manusia pada kondisi
kodratinya, sesuai dengan fitrah kejadiannya, sehat jasmani dan ruhani.
B.
Saran
Demikian yang
dapat kami sajikan dalam makalah ini. Mungkin masih banyak kekurangan yang
perlu dibenahi. Kami membuka lebar pintu kritik dan saran bagi yang berkenan,
untuk pembenahan makalah ini. Sehingga kesalahan yang ada dapat dibenahi, serta
menjadi pelajaran untuk pembuatan makalah yang lebih sempurna lagi.
Kesalahan dalam
belajar adalah sesuatu yang wajar dan maklum. Tetapi perlu adanya perbaikan
sehingga kesalahan yang sama tidak terulang lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi semua yang berkenan menelaah
tulisan kami ini. Sekian, terima kasih.
[1]
Noer Rohmah, Pengantar Psikologi Agama (Yogyakarta: Teras, 2013) hal 198
[2]
Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta: Kalam Mulia, 2002) hal 142
[3]Ramayulis,
Ibid., hal 164
[4]Noer
Rohmah, Op. cit., hal 213-218
[5]Noer
Rohmah, ibid., hal 219-223
[6]Jalaludin,
Psikologi Agama (Jakarta: PT RajaGrafindo, 1998) hal 139
[7]Noer
Rohmah, Op. cit., hal 224-236
[8]Noer
Rohmah, ibid., hal 238-239
[9]Ramayulis,
Op, cit., hal 170-174
DAFTAR PUSTAKA
Rohmah, Noer. 2013. Pengantar
Psikologi Agama. Yogyakarta: Teras.
Ramayulis. 2002. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia.
Jalaludin.
1998.Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar