KONTRIBUSI ISLAM
TERHADAP ILMU PENGETAHUAN DAN FILSAFAT
Kelompok
12
Rifka
Amalia Sulistiya (2021113094)
Intan
Sari (2021114063)
Nur
Kholidah (2021114133)
Baitinnajmah (2021114203)
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
kehadirat Allah SWT., atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW., beserta para keluarga, sahabat dan
para umatnya.
Makalah ini disusun
guna melengkapi tugas Sejarah Peradaban Islam, yang berjudul “Konstribusi Islam
terhadap Ilmu Pengetahuan dan Filsafat”. Dalam penyusunan makalah ini, dengan
kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami telah berusaha untuk dapat
memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan
harapan, walaupun di dalam pembuatannya kami menghadapi berbagai kesulitan
karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki.
Oleh sebab itu pada
kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
khususnya kepada Bapak Ghufron Dimyati, M.S.I
selaku dosen pembimbing Sejarah Peradaban Islam. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan dan pembuatan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan untuk dapat
menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman maupun pihak lain yang
berkepentingan.
Pekalongan,
September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR
......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB
1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Makalah ......................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan Makalah ........................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Filsafat Seruan Islam.................................................................................... 3
B. Ilmuwan dan para Cendekia Muslim .......................................................... 5
C. Penemuan Ilmu dan Teknologi Modern
di
kalangan Intelektual Muslim ................................................................. 10
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran.......................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................ ............ 18
DATA
DIRI PENYUSUN ..................................................................... ............ 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peradaban Islam memang mengalami
jatuh-bangun, berbagai peristiwa telah menghiasi perjalanannya. Meski demikian,
orang tidak mudah untuk begitu melupakan peradaban emas yang berhasil
ditorehkannya untuk umat manusia ini. Pencerahan pun terjadi di segala bidang
dan di seluruh dunia. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan
Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan Barat
untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin.
Sejarah Islam membuktikan banyaknya para
cendikiawan Muslim yang banyak memberikan Kontribusi dalam pengembangan ilmu di
percaturan ilmu pengetahuan dunia. Yang ilmunya tidak kalah dengan para ilmuwan
barat, yang keberadaannya tidaklah seterkenal ilmuwan barat.
Dalam makalah ini akan membahas tentang
bagaimana filsafat seruan islam, para ilmuwan dan cendekia muslim, serta
penemuan ilmu dan teknologi modern di kalangan intelektual muslim lebih lanjut
lagi.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana filsafat seruan islam dalam Sejarah Peradaban Islam ?
2.
Siapa Sajakah Para Ilmuwan dan Cendekia Muslim ?
3.
Apa Sajakah Penemuan Ilmu dan
Teknologi Modern di Kalangan Intelektual Muslim ?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
1.
Mahasiswa Mengetahui Filsafat Seruan Islam dalam Sejarah Peradaban
Islam.
2.
Mahasiswa dapat Mengenal Para Ilmuawan dan Cendekia Muslim.
3.
Mahasiswa Mengetahui Penemuan Ilmu dan Teknologi Modern di Kalangan
Intelektual Muslim.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian
pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penulisan makalah, dan sistematika penulisan; Bab II adalah pembahasan;
Bab III bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat Seruan Islam
Hal pertama berkaitan dengan tema
“Filsafat Islam”, yang telah disangsikan oleh beberapa orientalis pada abad
ke-19, yang menganggapnya sebagai contradictioin
adjecto (bertentangan dalam sifat). Mereka berpendapat bahwa filsafat
bukan Islam dan Islam bertentangan dengan filsafat. Maksimal yang bisa mereka
katakan bahwa dalam Islam terdapat teologi dogmatis (kalam) bukan filsafat.
Kita dapat sependapat dengan ini, dengan mengatakan bahwa istilah “Filsafat
Islam”, seperti halnya inovasi modern lainnya, memang pernah tidak eksis di
kalangan Filsuf Muslim.[1]
Dalam perkembangannya, filsafat Yunani
dapat dipisahkan dari agama. Filsafat Timur, di sisi lain, tidak dapat
dipisahkan dari agama. Dengan demikian, tidak ada pengertian filsafat dalam
istilah yang sebenarnya di Timur, entah apakah itu Persia, atau yang lainnya,
sehingga hal ini menjadi pandangan yang merugikan mengenai konsepsi filsafat.
Timur merupakan tempat lahirnya agama-agama besar dunia, agama dalam pengertian
yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari kebijaksanaan primordial (fitrah),
tidak pula darisophia dalam pengertiannya yang paling dalam. Konfusius dan
Zoroaster, yang dikenal sebagai pendiri agama, disebutan dalam sebuah buku teks
dan di buku yang lain sebagai pendiri madzhab filsafat. Di Timur, sebagaimana
halnya di Barat kuno dan di Yunani pra-Socrates, agama sangat dekat dan
berjalin berkelindan dengan esensi pengetahuan primordial yang dimiliki agama. Dalam
studi filsafat dan tasawuf, posisi Iran sebagai ladang kelahiran para filsuf
dan ‘urafa semakin mencolok pasca Ibnu Rusyd.
Ketika
filsafat redup dan lenyap di sebagian besar dunia Islam, setelah kemenangan
kaum teolog ortodoks yang memusuhi filsafat, Iran justru terus bersinar
melahirkan sejumlah pemikir dan pecinta ilmu dan hikmah yang kian mengukuhkan
autentisitas dan jati diri sebagai pemikir Islam.
Ø Faktor yang Mendorong Orang Islam Mempelajari Filsafat
1.
Bahwa ajaran islam menganjurkan
kepada pemeluk untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Penerjemahan dan pembahasan
filsafat Yunani mulai tampak jelas pada zaman khalifah Haru ar-rasyid, diawali
dengan pengeahuan yang bersifat praktis seperti pengetahuan kedokteran ,
astronomi dan liannya.Pemikiran filsafat Yunani selanjutnya lebih dikembangkan
oleh pemikir-pemikir yang disebut golongan muktazilah dan filosof islam.
Tampaknya kedua golongan ini menggunakan metode berfikir filsafat untuk
mempertahankan agama dan memecahkan permasalahannya.
2.
Kaum muslimin melihat adanya
manfaat mempelajari filsafat Yunani itu, terutama untuk memperkuat akidah
islamiah dan berguna pula untuk berpolemik atau berapologi , dengan orang-orang
yang tidak seagama atau ynag menyimpang dari ajaran islam.
3.
Situasi dan kondisi memerlukan adanya terjemahan-terjemahan terutama ilmu-ilmu
yang tidak mrninggung masalah keagamaan, karena masyarakatnya makin maju.
Setalah orang islam meyakini kebaikan nilai-nilai pengetahuan yang
diterjemahkan itu, maka makin bertambahlah kegiatan untuk mempelajari
pengetahuan Yuanani itu dengan jalan bagaimanapun,. Namun setalah kekhlalifahan
Makmun yaitu zaman zaman kekhalifahan al-Mutawakkil penerjamahan buku-buku
tidak lagi banyak dilakukan (terutama buku filsafat) bahkan akhirnya dilarang.[2]
B. Para Ilmuwan dan Cendekia Muslim
Sejak sekitar abad ke-8 hingga abad
ke-2, Islam telah melahirkan ribuan ilmuwan. Baik dalam bidang ilmu filsafat,
kalam, tasawuf, sains, teknologi dan seni. Apapun bidangnya mereka adalah
tokoh-tokoh langka yang telah memperkaya dunia ilmu pengetahuan bahkan secara
khusus menjadi simbol kemajuan peradaban Islam. Ilmuan-ilmuan Muslim beserta
karya-karyanya, yaitu sebagai berikut :
1.
Ar-Razi
Nama
lengkap Ar-Razi adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakariya ar-Razi. Ia dilahirkan
di Rayy, di Propinsi Khurasan dekat Teheran, pada tahun 864 M. Ia wafat pada
usia 62 tahun, yaitu pada 25 Oktober 925.
Pada
masa mudanya, ia menjadi money changer dan ahli memainkan harpa. Di
samping itu, ia juga sangat respek terhadap ilmu kimia. Ia belajar ke pada Ali
bin Rabban ath-Thabari (808 M), seorang dokter sekaligus filsuf. Guru inilah
yang menumbuhkan minat ar-Razi terhadap kedua subjek keilmuan tersebut sehingga
pada akhirnya dia menjadi seorang fisuf besar sekaligus seorang dokter yang
cukup ternama.
Penguasaan
terhadap ilmu kedokteran membuat namanya sangat terkenal, baik di Barat maupun
di Timur. Bahkan, ia dipandang sebagai dokter terbesar abad pertengahan dan
seorang dokter muslim yang tiada bandingnya.
2.
Al-Farabi
Nama
lengkapnya Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Auzalagh al-Farabi atau yang biasa dikenal dengan
al-Farabi lahir di wasij, sebuah dusun kecil di kota Farab, pripinsi
Transoxiana, Turkestan, sekitar tahun 890. Dia berasal dari keluarga bangsawan
–militer Turki.
Pada
masa awal pendidikannya ini, al-Farabi belajar Al-Qur’an, tata bahasa,
kesusasteraan, ilmu-ilmu agama (fiqh, tafsir. Dan ilmu hadits). Dan aritmatika
dasar. Setelah menyelesaikan studi dasarnya, al Farabi pindah ke Bukhara untuk
menempuh studi lanjut fiqh dan ilmu-ilmu lanjut lainnya. Pada saat al-Farabi di
Bukhara, Dinasti Samaniah di bawah pemerintahan Nasr bin Ahmad (874-892). Pada
masa inilah al-Farabi mulai berkenalan dengan bahasa dan budaya serta filsafat
persia. Juga di Bukhara inilah al-Farabi pertama kali belajar tentang musik.
Kepakaran al-Farabi di bidang musik dibuktikan dengan karyanya yang berjudul Kitab
al-Musiqa al-Kabir atas permintaan Abu Ja’far Muhammad bin al-Qasim, Wazir
Khali-fah ar-Radhi tahun 936.
3.
Ibnu Sina
Nama
lengkapnya adalah Abu Ali al-Husayn bin Abdullah bin Sina (980-1037) atau yang
secara umum dikenal dengan nama Ibnu Sina. Dia adalah ilmuwan dan filsuf muslim
yang sangat terkenal dan salah seorang ilmuwan dan filsuf terbesar sepanjang
masa. Dia lahir di Afsanah, Bukhara, Transoxiana (Persia Utara). Dia mengajar
kedokteran dan filsafat di Isfahan, kemudian tinggal di Teheran. Dia adalha
seorang dokter ternama, di mana mulai abad ke-12 sampai ke-17, bukunya dalam
bidang pengobatan, qanun fi ath-thibb, menjadi rujukan di berbagai
universitas Eropa.[3]
4.
Jabir bin Hayan
Nama
lengkapnya Jabir bin Hayan bin Abdullah Kufi yang biasa di panggil Abu Musa dan
dikenal dengan Shufi. Dilahirkan di desa Thus Khurasan kemudian tinggal di Kuffah.
Menimba ilmu dari dua gurunya yaitu Khalid bin Yazid dan Imam Ja’far Shadiq.
Buku
karangannya banyak diterjemahkan ke bahasa latin diantaranya: Ilmu al –Aksir
al-‘Adzim, Al-Bayan, Ad-Durat al-Maknunah, Al-Khawash, az-Zabiq, At-Tarakib dan
Siru al-Asrar. Pada tahun 200 dia meninggal dunia di Thus.
5.
Ibnu Nafiz
Namanya
Ali bin Abi Haram bin Nafis dipanggil dengan nama Abu Hasan dan gelarnya
Alauddin. Orang yang berbadan dan tinggi tegap ini dilahirkan di Damaskus pada
tahun 609 H. Mempelajari ilmu kedokteran di Damaskus kemudian pergi ke Kairo
Mesir, sehingga kepiawaiannya dalam ilmu ini sangat baik pada zamannya.
Dia
adalah orang pertaman kali yang melakukan gerakan donor darah, pencangkokan
hati, jantung dan mata. Buku-buku karangannya antara lain: Al-Mujiz fi
ath-Thib, syarh Qanun ibnu sina, syarh Taqdimat al-Ma’rifah la bi Qarath,
Al-Mukhtar min al-Aghdziya, al-Madzhab fi al-Kahl al-Mujarab dan Ar-Risalah al-Kamililiyahfi Sirath an-Nubuwah.[4]
6.
Abbas bin Farnas
Namanya
Abbas bin Farnas bin Wardas yang biasa dipanggil Abu Qashim. Gelarnya Hakim
Andalus, dilahirkan di Kordoba pada tahun 194 Hdan tumbuh besar disana. Otaknya
cerdas, hafalannya kuat, pengamatannya tajam mendetail. Belajar Al-Qur’an dan
ilmu agama di Katatib Kordoba serta menguasai ilmu kedokteran, fisika, adab,
musik, filsafat dan lain-lain. Para khalifah dan keluarganya dari Bani Umayyah
menunjukknya sebagai dokter pribadi.
Dia
orang pertama kali yang menemukan jam kemudian diberi nama al-miqatah. Juga
teropong bintang yang diberi nama natu al-halq. Dia juga penemu teori
pesawat terbang setelah mempelajari berat jenis dn kekuatan angin. Dan juga
menemukan pembuatan kaca dengan menggunakan salah satu jenis batu, tidak
seorangpun yang dpat menafsirkan Kitab Ar-rudh karya Khalil kecuali
dirinya. Sehingga simpul-simpul masalah di dalamnya dapat diuraikan dengan
jelas. Pada tahun 274 H dia wafat di Andalusia.[5]
7.
Ibnu Musa Al-Khawarizmi
Nama
lengkap dari Ibnu Musa Al-Khawarizmi adalah Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa
Al-Khawarizmi. Ia adalah ilmuwan muslim penemu algoritma dan aljabar. Di
kalangan ilmuwan barat ia lebih dikenal dengan nama Algorizm. Ia lahir di
Khawarizm (Kheva), kota di selatan sungai Oxus (kini Uzbekistan) pada tahun 770
M. Kedua orang tuanya kemudian pindah ke sebuah tempat di selatan kota Baghdad
(Irak), ketika ia masih kecil. Al Khawarizmi hidup dimasa kekhalifahan Bani
Abbasiyah, yakni Al Makmun, yang memerintah pada tahun 813-833 M.[6]
Nama
Aljabar sendiri diambil dari bukunya yang terkenal, yakni Al-Jabr wa
Al-Muqabilah. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi
sinus, konsinus, tangen, dan kontangen serta konsep diferensisi. Tak hanya itu, di bidang ilmu ukur, Al
Khawarizmi juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu ukur dan penyusun daftar
logaritma serta hitungan desimal. Sayangnya beberapa ilmuwan barat seperti John
Napier (1550-1620 M) dan Simon Stevin (1548-1620 M) mengklaim bahwa penemuan
tersebut merupakan hasil pemikiran mereka. Masih berkaitan dengan masalah perhitungan,
ternyata Al-Khawarizmi juga seorang ahli ilmu bumi. Bukunya Kitab Surat A-Ard,
menjadi dasar ilmu bumi Arab. Naskah itu hingga sekarang masih disimpan di
Strasburg Jerman oleh Abdul Fida, seorang ahli ilmu bumi terkenal.[7]
Petualangan
dan pengabdian panjangnya itu baru berakhir pada tahun 840 M ketika sang Khaliq
memanggilnya. Al-Khawarizmi meninggalkan warisan khazanah dalam ilmu
pengetahuan dunia.
8.
Ibnu Khaldun
Nama
lengkap dari Ibnu Khaldun yaitu Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad
bin Al Hasan bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibnu
Khaldun. Moyangnya berasal dari Hadramaut, Yaman yang bermigrasi ke Sevilla,
Andalusia (Spanyol). Namun keluarganya harus pindah ketika Sevilla dikuasai
kristen.[8]
Ia
dikenal sebagai bapak ilmu sosiologi dan politik melalui karyanya yaitu
Al-Muqaddimah yang merupakan karya monumental pertama yang memuat
prinsip-prinsip politik, strata suatu masyarakat, dan teori disintegrasi. Ia
lahir di Tunisia pada 1 Ramadhan 732 H/27 Mei 1332 M.
Pendidikannya
dimulai di Tunisia dan di Fez (Maroko) dengan mempelajari berbagai bidang ilmu
seperti menghafal Al-Qur’an, mempelajari tata bahasa, hukum islam (syari’ah),
hadis, ritorika, filologi, dan puisi. Selain itu ia mempelajari sastra Arab,
filsafat, matematika, dan astronomi. Khaldun sangat terlibat dengan karier
politik, kariernya dibidang politik membawanya keluar masuk istana. Usia
mudanya dihabiskan sebagai pendamping, penasehat sultan serta menduduki
beraneka jabatan.
Kariernya
menanjak saat ia membantu Sultan Abu Salem dalam menjatuhkan Al-Mansyur, musuh politiknya. Ia diberi
jabatan sekretaris selama lebih dari dua tahun, lalu ditugaskan sebagai qadi
(hakim). Sultan Abu Salem tidak lama kemudian dijatuhkan oleh wazir omar.
Gagal mendapatkan kedudukan di pemerintahan yang baru, Ibnu Khaldun
meninggalkan Fez dan pergi ke Andalusia.
Kontribusi
Ibnu Khaldun dalam ilmu pengetahuan tidak sedikit. Setidaknya berkatnyalah
dasar-dasar ilmu sosiologi politik dan filsafat dibangun, tidak heran jika
karya emasnya hingga kini telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk
bahasa indonesia.
C. Penemuan Ilmu dan Teknologi Modern di
Kalangan Intelektual Muslim
Penemuan-penemuan ilmu dan teknologi itu
sebagian besar berasal dari masa kejayaan ke khalifahan Islam oleh para sarjana
muslim. Berikut ini adalah beberapa penemuan-penemuan ilmu dan teknologi
modern:
1)
Kedokteran
Dalam
periode Muslim yang lebih belakangan, dua ahli kedokteran Persia yang menduduki
peringkat pertama, telah menulis ensiklopedia teks-teks ilmu pengobatan yang
menjadi standar buku-buku sumber di dalam sekolah-sekolah ilmu pengobatan Eropa
hingga mendekati abad ketujuhbelas. Mereka adalah ar-Razi (865-925) atau
Rhazes, yang telah mempelopori penemuan karakter (ciri-ciri) penyakit menular
dan memberikan penanganan klinis pertama terhadap penyakit cacar, dan Avicenna
yang telah menemukan karakter penyakit menular melalui air. Konsep-konsep
Rhazes dan Avicenna atau sifat wabah penyakit, di bawa lebih lanjut oleh Ibnu
Khotib dari Granada (1313-1374) Ibnu Baitar seorang di antara ahli farmasi
muslim besar, telah menulis di antara buku-buku ”abad pertengahan” yang paling
terkenal atas botani dimana dia telah membuat sebanyak 1.400 macam obat-obatan.
Ali
al-Hasan Ibnul Haitsan (965) dikenal sebagai Alhazen, menurut menulis sebuah
buku besar tentang optik Optical Thesaurus. Ia mengoreksi teori Euclid dan Ptolemy, “bahwa mata memancarkan sinar
visual kepada objek penglihatan,” dengan dalil bahwa bukan sebuah sinar yang
meninggalkan mata dan bertemu objek yang menimbulkan penglihatan.” Lebih pada
bentuk objek yang dapat dilihat dengan jelas yang melintas ke dalam mata dan
berubah di sebabkan benda jernih (tembus pandang) atau lensa. Ia juga
mengembangkan teori “pemfokusan, pembesaran dan inversi dari bayangan”.
2)
Musik
Studi-studi
musikal Islam, seperti telah diprakarsai oleh para teoritikus Al-Kindi,
Avicenna dan Farabi, telah di terjemahkan ke bahasa Hebrew dan Latin sampai
periode pencerahan Eropa. Banyak penulis-penulis dan musikolog Barat setelah
tahun 1200 – Gundi-salvus, Robert Kilwardi, Ramon Lull, Adam de Fulda, dan
George Reish dan lain-lain menunjuk kepada terjemahan latin dari
tulisan-tulisan musikal Farabi. Dua bukunya yang paling sering disebut adalah
De Scientiis dan De Ortu Scientiarum.
Musik
muslim juga disebarluaskan ke seluruh benua Eropa oleh para
“penyanyi-pengembara” dari periode pertengahan dan para traubador ini
memperkenalkan banyak instrumen dan elemen-elemen musik Islami.
Instrumen-instrumen yang lebih terkenal adalah lute (al-lud), pandore (tanbur),
dan gitar (gitara). Konstribusi Muslim yang penting terhadap warisan musik
Barat adalah musik mensural dan nilai-nilai mensural dalam noot dan mode
ritmik. Tarian Morris di Inggris berasal dari Moorish Mentas (Morise). Spanyol
banyak menerapkan model-model misikal untuk sajak dan rima syair dari
kebudayaan Muslim.[9]
3)
Matematika
Al-Khawarizmi
dan para penerusnya menghasilkan metode-metode untuk menjalankan
operasi-operasi matematika yang secara arimetis mengandung berbagai kerumitan,
misalnya mendapatkan akar kwadrat dari satu angka. Berbagai operasi yang
dikenal oleh orang Yunani di garap dengan cara ini.[10]
Selanjutnya,
seorang sarjana Iran, Lotfi A. Zadeh, telah mengembangkan suatu logika baru
tentang sebagaimana yang dikenalkan Aristoteles berabad-abad lalu. Zadeh
mengajukan teori baru apa yang disebut “fuzzy set theory (teori himpuan
fuzzy)”, yang menjadi basis perumusan “ fuzzy logic (logika fuzzy)”.
Fuzzy logic bertujuan untuk menyediakan sebuah model modus-modus penawaran yang
bersifat aproksinasi ketimbang eksak.[11]
Selain
itu, di dalam ilmu matematika juga telah di temukan Algoritma dan Aljabar,
dimana konsep-konsep tersebut begitu populer dan masih digunakan sampai
sekarang, penemunya adalah Ibnu Musa Al-Khawarizmi. Al-Khawarizmi juga
menemukan hitungan desimal yang sampai sekarang masih digunakan dalam
matematika.
4)
Aritmetika
Menurut
ibn Khaldun aritmatika Adalah pengetahuan tentang angka-angka yang dikombinasi
di dalam deret hitung dan deret ukur. Disiplin ilmu ini adalah cabangnya
pertama dari ilmu-ilmu matematis dan yang paling pasti. Ia masuk kedalam
pembuktian melalui hitungan. Buku-buku tentang ilmu ini ditulis As-Syifa,
An-Najat oleh Ibnu Sina.
5)
Aljabar
Merupakan
cabang aritmatika: orang pertama yang menulis disiplin ilmu ini adalah
al-Khawarizmi, dan sesudahnya, Abu Kamil Syuja bin Aslam. Buku yang terbaik
adalah kitab karya al-Quraisyi.
6)
Geografi
Meluasnya
dunia Islam membutuhkan panduan di bidang geografi. Menghadapi kebutuhan yang
berkembang pada perjalanan dan pedagangan serta urusan pemerintahan, ahli
geografi bekerja keras untuk memperbaiki, mengembangkan, dan mengisi peta dunia
yang diperoleh dari sumber-sumber Babilonia, Persia, dan Yunani serta dari
naskah Yahudi, Kristen dan Cina. Pandangan kartografi Islam terhadap daerahnya
menyerupai pandangan kartografi modern. Abu Ishaq al-Istakhri dengan
karyanya: Al-Masalik wa Al-Mamalik (Jalur Perjalanan Kerajaan) dan
Ibn Hawqal membagi daerah Islam menjadi 12 wilayah dan memisahkan daerah
non-Islam dalam kategori yang berbeda serta menulis atlas.
Al-Mas’udi,
dalam karyanya Muruj al-Dhahab (Padang Rumput Emas dan Tambang
Permata), menguraikan tempat-tempat yang ia kunjungi dan berisi potret
Eropa. Ibn Batuta, penjelajah abad ke-14 asal Maroko, menghabiskan
hidupnya dengan berkelana dari Afrika Utara ke Cina dan Asia Tenggara lengkap
dengan laporannya. Ibnu Khaldun memberikan penjelasan tentang daerah dan
orang-orang di dalam batas wilayah Islam. Al-Idrisi membuat peta dunia
berbentuk relief dari perak kemudian membuat detailnya pada 71 peta terpisah
dan menyertainya dengan buku Kitab al-Rujari. Piri Re’is, seorang
kapten laut masa Turki Utsmani, menghasilkan atlas mediterania serta bahkan
peta Afrika Barat dan Amerika.
7)
Astronomi
Ilmu
yang mempelajari gerakan bintang- bintang yang tetap dan planet-planet,
astronomi menarik kesimpulan berdasarkan metode geometris tentang adanya
bentuk-bentuk tertentu dan bermacam-macam posisi lingkaran yang mengharuskan
terjadinya gerakan yang dapat dilihat dengan indra itu. Dan astronomi juga
membuktikan bahwa misalnya dengan adanya presisi equinox-equinox, pusat bumi
tidaklah identik dengan pusat lingkaran kecil (epicycle) yang membawa
(bintang-bintang) dan bergerak di dalam lingkaran yang besar. Lalu melalui
gerakan bintang-bintang yang tetap, astronomi membuktikan adanya lingkaran
falak kedelapan. Dibuktikan juga bahwa bintang tunggal memiliki sejumlah
deklinasi. Orang yunani mempergunakan alat yang mereka sebut Astrolab (dzat
i-halg).
Dalam
Islam pada masa al-makmun dibangun alat observasi besar yang dikenal Astrolab,
tapi tidak selesai kemudian pondasi bangunan ini lenyap, dan dilupakan Karya
terbaik bidang ini adalah Majisti (Al-Magest ) yang dikarang oleh Ptolomeus
(raja Yunani ) sedang filosof muslim terkemuka seperti Ibnu Sina meringkasnya
dalam Asy-Syifa, Ibnu Rusyd (filosof Andalusia) juga meringkas karya ptolomeus
. Ibn as-Samah dan ibn as-Shalt dalam kitab al-Iqtishar, Ibn al-Farghani
memiliki ringkasan astronomi.
8)
Fisika
Menurut
Ensiklopedi Islam Fisika adalah ilmu pengetahuan yang membahas materi, energi,
dan interaksinya. Ruang lingkup fisika amat luas, mencakup struktur materi,
sifat berbagai wujud materi dan interaksinya. Menurut ibnu Khaldun Fisika
adalah Ilmu yang membahas tentang tubuh-tubuh dari titik pandang gerakan dan
diam yang melekat padanya. Fisika mempelajari tentang tubuh-tubuh samawi dan
substansi elementair, sebagaimana juga manusia, binatang, tumbuhan dan barang
tambang yang diciptakan dari padanya. Perihal mata air, gempa yang timbul dalam
bumi, juga awan, uap , guntuh, kilat, dan badai yang terdapat dalam atmosfir
dan lain-lain.
Selanjutnya
mempelajari tubuh, yaitu jiwa dalam berbagai bentuk dimana ia muncul pada
manusia dan binatang-binatang dan tumbuhan Buku-buku Aristoteles tentang fisika
di ringkas dalam asy-Syifa karya ibnu Sina. Kemudian Ibnu Sina meringkas
kembali Asy-Syifa didalam kitab An-Najah dan al-isyarat. Ibnu Sina seakan–akan
menetang Aristoteles dan banyak mengemukakan pendapatnya sendiri sedang Ibn
Rusyd meringkas tapi tidak menentang.
9)
Ilmu Kimia
Dalam
Ilmu ini di pelajari substansi emas, perak dan tentang cara kerja bahan,
produksi emas, perak, mereka juga menyelidiki bahan-bahan buangan atau limbah,
usahausaha operasional melalui pengalihan substansi dari potensilitas ke aktualitas
seperti, misalnya, oleh disolusi tubuh-tubuh (substansi-substansi) pada
komponen-komponen naturalnya melalui sublimasi dan distilasi pleh solidifikasi
substansi yang meltable (cair) melalui klasifikasi (proses mengeras menjadi
kapur) oleh pulverisasi benda-benda keras dengan bantuan alat-alat penumbuk dan
palu-palu dan lain-lain.
Apabila
batu hitam, timah dan tembaga dipersiapkan menerima emas atau perak yang
dipanaskan di api maka substansi ini akan berubah jadi emas murni. Ilmuwan
kimia yang terkenal adalah Jabir Bin Hayyan, sehingga mereka menyebutnya ”ilmu
Jabir” dan dia telah menulis 70 risalah tentang kimia. Namun masih seperti
teka-teki silang. Filosof timur yang menerang kan ilmu kimia secara sistematis
adalah Ath-Thaghra. Kemudian Maslamah al-Majrithi Ilmuwan dari Andalusia yang
menulis buku tentang kimia rutbah al-hakim Ibnu al-mughayribi seorang ilmuwan
terkemuka menulis pribahasa kedalam baitbait sajak.Seringkali karya-karya
tentang kimia dianggap berasal dari al-Ghazali. Anggapan ini tidak benar karena
persepsinya yang tinggi tidak mengizinkan untuk mempelajari atau bahkan
menerima berbagai kesalahan teori kimia.[12]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Peradaban
Islam memang mengalami jatuh-bangun, berbagai peristiwa telah menghiasi
perjalanannya. Hal pertama berkaitan dengan tema “Filsafat Islam”, yang telah
disangsikan oleh beberapa orientalis pada abad ke-19, yang menganggapnya
sebagai contradictioin adjecto (bertentangan dalam sifat). Mereka
berpendapat bahwa filsafat bukan Islam dan Islam bertentangan dengan filsafat.
Faktor yang Mendorong Orang Islam Mempelajari Filsaafat :
1.
Bahwa ajaran islam menganjurkan
kepada pemeluk untuk mempelajari ilmu pengetahuan.
2.
Kaum muslimin melihat adanya
manfaat mempelajari filsafat Yunani itu, terutama untuk memperkuat akidah
islamiah dan berguna pula untuk berpolemik atau berapologi , dengan orang-orang
yang tidak seagama atau ynag menyimpang dari ajaran islam.
3.
Situasi dan kondisi memerlukan
adanya terjemahan-terjemahan terutama ilmu-i;mu yang tidak mrninggung masalah
keagamaan, karena masyarakatnya makin maju.
B. Saran
Hendaknya,
kita sebagai generasi penerus Bangsa sangat memerlukan pengetahuan tetang
sejarah. Dengan sejarah kita akan mengetahui bagaimana pusat-pusa peradaban
Islam pada zaman dahulu, sehingga bisa menambah ilmu pengetahuan kita tentang
sejarah agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Ghulam Reza Awani dan Andayani. 2012. Peradaban
Islam Iran. Yogyakarta:
Rausyanfikr Institute
Yusran Asmuni. 1996. Dirasah Islamiyah, cet. Ke 1. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Ahmad Zainul Hamdi. 2004. Tujuh
Filusuf Muslim. Yogyakarta
: Pustaka Pesantren
Muhammad Sa’id Musri. 2007. Tokoh-Tokoh
Besar Islam Sepanjang Sejarah Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar
Hery Sucipto. 2008. The Great Moslem Scientist. Jakarta : Grafindo
Khazanah Ilmu
W. Montgomery Watt. 1995. Islam
dan Peradaban Dunia. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
http//filsafat-ilmu.html
(diposting pada tanggal 21 September
2015)
DATA DIRI PENYUSUN
Nama :
Rifka
Amalia Sulistiya
TTL : Pekalongan, 31 Januari 1995
NIM
: 2021113094
Alamat
: Wiradesa
Nama : Intan Sari
TTL : Batang, 4 Maret 1996
NIM : 2021114063
Alamat : Ds. Simpar, Kec.
Bandar Kab. Batang
Nama : Nur Kholidah
TTL : Pekalongan, 30 Desember 1995
NIM : 2021114133
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo
Medono Central Gg. 1 No. 69
Rt. 01 Rw. 05
Pekalongan Barat
Nama
: Baitinnajmah
TTL : Pekalongan,
13 Juni 1996
NIM
: 2021114203
Alamat
: Perum
Grogolan Baru
[1] Ghulam Reza Awani dan
Andayani, Peradaban Islam Iran (Yogyakarta: Rausyanfikr Institute,
2012), hlm. 287.
[2] Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah, cet. Ke 1,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 91-98
[4] Muhammad Sa’id Musri, Tokoh-Tokoh
Besar Islam Sepanjang Sejarah (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2007), hlm.
382-383.
[10] W. Montgomery Watt, Islam
dan Peradaban Dunia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995), hlm.49.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar