MODEL
PEMBELAJARAN
“Teacher
Center”
Hanif
Aulia Maghfiroh
(2021115085)
Kelas
E
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang bertema Model Pembelajaran dan sub tema Teacher Center. Selama
pembuatan makalah pun kami juga mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Maka
dari itu kami haturkan banyak terima kasih kepada :
1.
Bpk. Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag., selaku Rektor IAIN Pekalongan
2.
Bpk. Dr. M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah & Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan
3.
Bpk. Dr. H. Salafudin, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam
4.
Bpk. Muhammad Hufron, M.S.I, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar
5.
Orang tua (Bapak dan Ibu) yang sudah mendukung saya dalam mengikuti
perkuliahan di IAIN Pekalongan
6.
Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Terima kasih.
Pekalongan, 29 September 2017
Hanif Aulia Maghfiroh
2021115085
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tema
Model-model Pembelajaran
B.
Sub Tema
Teacher Center
C.
Arti Penting
Dikaji
Guru adalah
sosok pendidik yang tindak tanduknya akan menjadi panutan bagi murid-muridnya.
Guru harus bisa menjadi sosok yang dicintai dan dihargai muridnya baik di dalam
maupun di luar kelas. Arti penting mengkaji materi ini adalah untuk memberikan
gambaran kepada calon guru dalam melakukan model model
pembelajaran yang kelak akan dilakukan dalam menyampaikan materi. Guru harus
memiliki pengetahuan luas agar dalam menyampaikan materi, peserta didik bisa
memahami apa yang disampaikan guru tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teacher Center
Teacher center merupakan suatu pengajaran dimana guru menggunakan
pengajaran langsung (direct instruction) dan terstruktur dengan arahan
dan kendali darinya. Ekspektasi guru atas kemajuan muridnya juga tinggi. Dalam
hal ini, guru memaksimalisasi waktu yang digunakan murid untuk tugas-tugas
akademik.[1]
Seorang guru dituntut untuk bisa menguasai berbagai model pembelajaran
agar dalam menyampaikan materi di dalam kelas, peserta didik dapat dengan mudah
mahami apa yang guru tersebut sampaikan. Model pembelajaran diartikan sebagai
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran mencakup serangkaian langkah-langkah
yang bertujuan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik.[2]
Dalam model pembelajaran teacher center, guru adalah yang
memiliki otoritas dan murid berperan sebagai pembelajar. Pengetahuan yang
disampaikan kepada murid bersifat
objektif dan untuk konteksnya adalah kompetitif dan individualistik. Sedangakan
untuk penilaiannya adalah dengan memerhatikan akuntabilitas personal serta
berdasarkan standar yang telah dibuat oleh masing-masing sekolah.
Fokus pembelajaran langsung (direct instruction) adalah
aktivitas akademik. Materi non akademik (seperti mainan, game, dan teka-teki)
cenderung tidak digunakan. Interaksi murid-guru (seperti percakapan atau
perhatian tentang diri atau pribadi) juga tidak begitu dipentingkan.[3]
B.
Strategi Pengajaran Teacher Center
Banyak strategi techer-centered merefleksikan pengajaran
langsung. Di sini kita akan berbicara tentang mengorientasikan murid ke materi
baru, seperti mengajar, menjelaskan dan mendemonstrasikan. Selanjutnya adalah
mengajukan pertanyaan dan diskusi, melaksanakan pembelajaran penguasaan (mastery
learning), mengarjakan tugas di kelas (seatwork) dan mengerjakan
pekerjaan rumah.
1.
Mengorientasikan
Sebelum
menyajikan dan menjelaskan materi baru, guru menyusun kerangka pelajaran dan
mengorientasikan murid ke materi baru dengan mereview aktifitas sehari
sebelumnya, mendiskusikan sasaran pembelajaran, memberikan instruksi yang jelas
dan eksplisit tentang tugas yang harus dilakukan, dan memberikan ulasan atas
pelajaran hari itu.
a.
Advance Organizer. Ini
adalah aktivitas dan teknik pengajaran dengan membuat kerangka pelajaran dan
mengorientasikan murid ke materi sebelum materi itu diajarkan. Advance
organizer membantu murid melihat “gambaran besar” apa yang diajarkan dan
bagaimana makna informasi yang terkait. Advance Organizer terdiri dari
dua bentuk, yaitu Expository advance organizer dan Comparative
advance organizer.
b.
Expository advance organizer. Ini adalah pengetahuan baru yang digunakan kepada murid yang akan
mengorientasikan mereka ke pelajaran yang akan datang. Garis besar dan tujuan
pembelajaran di setiap awal bab buku termasuk dalam Expository advance
organizer.
c.
Comparative advance organizer. Ini adalah memperkenalkan materi baru dengan mengkaitkannya dengan
apa yang sudah diketahui murid dan apa yang akan dipelajari, kemudian
membandingkan materi yang baru dan materi yang lama.
2.
Melakukan Pengajaran, Penjelasan, dan Demonstrasi
Penjelasan
dengan paparan/ceramah (lecturing), penjelasan dan demonstrasi adalah
aktivitas yang bisa dilakukan guru dalam pendekatan pelajaran langsung. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa guru yang efektif menggunakan lebih banyak waktu
untuk menerangkan dan mendemonstrasikan materi baru. Strategi demonstrasi
interaktif adalah strategi efektif untuk mengajarkan konsep sains.
3.
Mengajukan Pertanyaan dan Diskusi
Pertanyaan dan
diskusi perlu diintegrasikan ke dalam bentuk pengajaran teacher center. Dalam
menggunakan strategi ini, guru merespon kebutuhan pembelajaran murid dan
mempertahankan minat dan perhatian kelompok. Mengajak murid berkontribusi dan
mempertahankan semangat untuk fokus dalam pembelajaran merupakan hal penting
dalam teacher center.
4.
Melaksanakan Mastery Learning
Mastery
learning adalah
pembelajaran dengan penguasaan materi, yang bergerak dari satu konsep atau topik
secara menyeluruh sebelum pindah ke topik yang lebih sulit.
5.
Mengerjakan Seatwork (tugas di bangku kelas)
Tahap ini
adalah guru meminta semua murid atau sebagian besar murid untuk belajar
sendiri-sendiri di bangku mereka. Tantangannya: menjaga menjaga murid tetap
mengerjakan tugas, menciptakan seatwork yang bermakna; menyesuaikan dengan
tingkatan prestasi murid yang berbeda-beda; mengumpulkan, mengoreksi, mencatat
dan mengembangkan tugas seatwork.
6.
Mengerjakan Pekerjaan Rumah
Pekerjaan rumah
berguna untuk membantu anak berlatih menentukan tujuan dan kegiatan mencapai
tujuan pembelajaran. PR melatih anak bertanggung jawab atas tugasnya dan
memahami pelajaran dengan berlatih. PR juga mengulang pelajaran dan melatih
disiplin menggunakan waktu.[4]
C.
Model-model Pembelajaran Teacher Center
1.
Presentasi dan Penjelasan (Ceramah)
Presentasi
adalah model yang berpusat pada guru. Presentasi (ceramah) dan penjelasan
memerlukan waktu yang cukup lama. Namun secara singkat hasil-hasil belajar
model presentasi ini cukup jelas dan tidak ruwet. Hal ini dapat membantu siswa
memperoleh, mengasimilasi dan menyimpan informasi baru, serta mengembangkan
kebiasaan mendengarkan dan memikirkan tentang informasi.[5] Metode
ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran
ekspositori.[6]
Diskusi ceramah
merupakan strategi pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan wujud
pengetahuan yang terorganisir dengan cara interaktif dan hadir dalam tahap
pelaksanaan pengenalan dan review, penyajian informasi, monitoring pemahaman,
dan keterpaduan.[7]
2.
Pengajaran Langsung
Pengajaran
langsung yaitu gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi
pelajaran kepada seluruh kelas. Model pembelajaran langsung dimaksudkan untuk
membantu siswa mempelajari berbagai ketrampilan dan pengetahuan dasar yang
dapat diajarkan secara langsung dan secara bertahap. [8]
Seperti halnya
model pengajaran lainnya, pengajaran langsung dapat dideskripsikan dalam
kaitannya dengan tiga fitur, yaitu tipe hasil belajar yang dihasilkannya,
sintaksis atau aliran kegiatan instruksionalnya secara keseluruhan, dan
lingkungan belajarnya.[9]
3.
Pengajaran Konsep
Konsep dalam
subjek apapun adalah pemikiran balok-balok bangunan dasar untuk berfikir
terutama bagi individu untuk menghasilkan berbagai objek dan ide serta membuat
aturan dan prinsip tentang konsep.
Model-model
pengajaran konsep telah dikembangkan untuk mengerjakan konsep-konsep kunci yang
berfungsi bagi siswa untuk berpikir dengan tingkat lebih tinggi dan menjadi
dasar pemahaman bersama dan komunikasi.[10]
D.
Mengevaluasi Pengajaran Teacher Center
Riset terhadap pengajaran teacher center memberikan banyak
saran berharga untuk pengajaran, yang antara lain:
a.
Guru menjadi perencana dan penyusun sasaran pengajaran yang
mendetail dan rapi
b.
Guru memiliki ekspektasi agar murid mendapatkan kemajuan dan
memastikan agar murid mendapatkan waktu pembelajaran akademik yang memadai
c.
Guru meluangkan waktu untuk memberikan orientasi pembelajaran.
d.
Guru menggunakan metode lecturing, penjelasan dan
demonstrasi untuk membantu beberapa aspek pembelajaran murid.
e.
Guru melibatkan murid dalam pembelajaran dengan mengembangkan
ketrampilan mengajukan pertanyaan yang baik dan meminta mereka ikut dalam
diskusi kelas.
f.
Guru meminta murid mengerjakan tugas di tempat duduknya (seatwork)
atau tugas lainnya dengan menggunakan instruksi tersendiri bagi murid tersebut
dalam bentuk individu atau kelompok kecil tertentu.
g.
Guru memberikan pekerjaan rumah kepada murid untuk meningkatkan
waktu pembelajaran akademik dan melibatkan orangtua membantu pembelajaran anak.[11]
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Teacher center merupakan suatu pengajaran dimana guru menggunakan
pengajaran langsung (direct instruction) dan terstruktur dengan arahan
dan kendali darinya. Ekspektasi guru atas kemajuan muridnya juga tinggi. Dalam
hal ini, guru memaksimalisasi waktu yang digunakan murid untuk tugas-tugas
akademik.
Banyak strategi techer-centered merefleksikan pengajaran
langsung. Di sini kita akan berbicara tentang mengorientasikan murid ke materi
baru, seperti mengajar, menjelaskan dan mendemonstrasikan. Selanjutnya adalah
mengajukan pertanyaan dan diskusi, melaksanakan pembelajaran penguasaan (mastery
learning), mengarjakan tugas di kelas (seatwork) dan mengerjakan
pekerjaan rumah.
Riset terhadap pengajaran teacher center memberikan banyak
saran berharga untuk pengajaran, yang antara lain guru menjadi perencana dan
penyusun sasaran pengajaran yang mendetail dan rapi, guru memiliki ekspektasi
agar murid mendapatkan kemajuan dan memastikan agar murid mendapatkan waktu
pembelajaran akademik yang memadai, guru meluangkan waktu untuk memberikan
orientasi pembelajaran, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Egen,
Paul dan Don Kaucha. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran.
Jakarta: PT Indeks.
Jacobsen,
David. A, Paul Eggen, dan Donald Kauchak.
2009. Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Mustakim,
Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press.
Tung,
Khoe Yao. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta: PT
Indeks.
PROFIL PENULIS
A.
Biodata Pribadi
Nama Lengkap :
Hanif Aulia Maghfiroh
Tempat, Tanggal Lahir :
Pemalang, 30 November 1996
Jenis Kelamin :
Perempuan
Agama :
Islam
Kebangsaan :
Indonesia
Status :
Belum Menikah
Alamat :
Jl. Surotani I, Rt 09/ Rw 03, Desa Gedeg, Kec. Comal, Kab. Pemalang
No Hp :
083128744211
B.
Riwayat Pendidikan
SD/MI :
SD Negeri 02 Gedeg 2003 – 2009
SMP/MTs :
SMP Negeri 1 Comal 2009 – 2012
SMA/SMK/MA : SMA
Negeri 1 Comal 2012 – 2015
Perguruan Tinggi :
IAIN Pekalongan 2015 – sekarang
[1] Khoe Yao Tung,
Pembelajaran Dan Perkembangan Belajar, (Jakarta: PT Indeks, 2015),
hlm. 308.
[2] Paul Egen dan
Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks,
2012), hlm. 7.
[3] Khoe Yao Tung,
Op.Cit., hlm. 309.
[4] Ibid., hlm.
309-311
[5]Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press, 2009), hlm. 104.
[6] Abdul Majid, Strategi
Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 194.
[7] David A.
Jacobsen, Paul Eggen, dan Donald Kauchak, Methods for Teaching, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 217.
[8] Zaenal
Mustakim, Op. Cit., hlm. 106.
[9] Richard I.
Arends, Learning to Teach, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.
295.
[10] Zaenal
Mustakim, Op. Cit., hlm. 109.
[11] Khoe Yao Tung,
Op.Cit., hlm. 312.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar