Hakikat Teacher Center dan Student Center
Naily Murtafiana
(2021115377)
Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN/ PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya saya
dapat menyelesaikan makalah terntang MODEL PEMBELAJARAN “Hakikat Teacher Center
dan Student Centered” dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya dan
juga saya berterima kasih kepada Bapak M.Hufron, M.S.I Selaku dosen mata kuliah
Strategi Belajar Mengajar yang telah memberikan tugas ini kepada saya. Saya
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai kesempurnaan akal. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik
dan saran demi perbaikan makalah yang akan saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun, semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan-kesalahan yang kurang berkenan.
Pekalongan 26 September 2017
Naily
Murtafiana
BAB I
PENDAHULUAN
Tema :
Model Pembelajaran
Sub Tema :
Hakikat Teacher Center dan Student Center
Mengapa Penting Untuk dikaji
Makalah ini sangat penting intuk dikaji karena
model dan pendekatan dalam pembelajan harus dipelajari oleh masing-masing
pendidik, agar proses pembelajaran menjadi lancar dan sukses. Model dan
pendekatan akan menjadi panduan guru dalam mengimplementasikan strategi dan
metode yang dipilih dalam pembelajaran, dan semua itu sangat menentukan hasil
dari sebuah proses pembelajaran. Peran guru sangat penting dalam proses
pembelajaran dengan melalui pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Center) merupakan
pembelajaran yang menempatkan guru sebagai ahli yang memegang control selama
proses pembelajaran, baik organisasi maupun waktu. Pendekatan yang Berpusat
pada Siswa (Student Centered Approach) adalah pembelajaran yang menempatkan
siswa sebagai subjek pembelajar yang bertugas mengeksplorasi materi dengan
bantuan guru sebagai fasilitator, artinya tugas guru hanyalah membimbing,
mengarahkan, mengorganisasi kegiatan dan senantiasa memotivasi peserta didik
untuk selalu berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Pembelajaran
Secara harfiah “Model” bermakna sebagai suatu objek
atau konsep yang di gunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Menurut Meyer
Model adalah Sesuatu yang nyata dan di konversi untuk sebuah bentuk yang lebih
komprehensif. Menurut Joyce Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang di gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
computer, kurikulum dan lain-lain. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap
model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Adapun Pendapat para ahli yang lain mengemukakan
maksud dari model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
paraperancang pembelajaran dan parapengajar dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar.”[1]
Dengan demikian, aktivitas peembelajaran benar-benar
merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. Model-model
pembelajaran sendiri disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
pengetahuan.
Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori lain
yang mendukung. Model tersebut merupakan pola Umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain . Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,
artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikannya.
B. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar.
2.
Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas.
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan.
5.
Memiliki dampak sebagai
akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi:
a.
Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur
b.
Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka penjang
6. Membuat
persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.[2]
Model dan pendekatan dalam
pembelajan harus dipelajari oleh masing-masing pendidik, agar proses
pembelajaran menjadi lancar dan sukses. Model dan pendekatan akan menjadi
panduan guru dalam mengimplementasikan strategi dan metode yang dipilih dalam
pembelajaran, dan semua itu sangat menentukan hasil dari sebuah proses
pembelajaran. [3]
Apabila kita melihat dari sudut pandang besqr kecilnya peran guru atau
murid sebagai pusat sumber belajar dalam proses
pembelajaran, maka secara umum pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua jenis
pendekatan, sebagaimana disampaikan oleh Roy Killen (1998) yakni pendekatan
yang bersumber pada guru (teacher-centered approach) dan pendekatan yang
berpusat pada siswa (student centered approach) :
a.
Pendekatan yang Berpusat pada Guru (Teacher Centered Approach)
Pendekatan yang
berpusat pada guru (Teacher Centered Approach) adalah pembelajaran yang
menempatkan guru sebagai ahli yang memegang control selama proses pembelajaran,
baik organisasi maupun waktu. Artinya ketika dalam proses pembelajaran dikelas,
lebih domonan peran guru dalam memberikan materi, sementara peserta didik hanya
mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan oleh guru bahkan peserta
didik tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk mengembangkan materi, maka pada
saat itu proses pembelajara telah berpusat pada guru.[4]
Pada sistem pembelajaran model Teacher
Centered Learning, guru lebih banyak melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan
bentuk ceramah (lecturing).
Pada saat mengikuti kuliah atau mendengarkan ceramah, siswa sebatas
memahami sambil membuat catatan, bagi yang merasa memerlukannya. Guru menjadi
pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi
satu-satunya sumber ilmu.
Model ini berarti memberikan informasi
satu arah karena yang ingin dicapai adalah bagaimana guru
bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan.
Pendekatan teacher center dimana proses
pembelajaran lebih berpusat pada guru hanya akan membuat guru semakin cerdas
tetapi siswa hanya memiliki pengalaman mendengar paparan saja. Output yang
dihasilkan oleh pendekatan belajar seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan
siswa yang kurang mampu mengapresiasi ilmu pengetahuan, takut berpendapat,
tidak berani mencoba yang akhirnya cenderung menjadi pelajaran yang pasif dan
miskin kreativitas.
Teacher Center Learning merupakan suatu
pendekatan belajar yang berdasar pada pandangan bahwa mengajar adalah
menanamkan pengetahuan dan keterampilan. Cara pandang bahwa pembelajaran
(mengajar) sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan
ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Memakai pendekatan
berpusat pada guru atau teacher-centered approach. Dalam TCA gurulah yang harus
menjadi pusat dalam KBM. Dalam TCA, guru memegang peran sangat penting. Guru
menentukan segalanya. Karena apa yang harus dikuasai siswa, semua tergantung
guru. Bahkan seorang guru di TCA memiliki hak legalitas keabsahan pengetahuan (Yang benar itu seperti yang dikatakan guru). Oleh
karena begitu pentingnya peran guru, maka biasanya proses pengajaran hanya
akan berlangsung manakala ada guru, dan tak mungkin ada pembelajaran apabila
tidak ada guru. Sehubungan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru, minimal
ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu: guru sebagai perencana;
sebagai penyampai informasi; dan sebagai evaluator.
2.
Siswa ditempatkan
sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum
memahami apa yang harus dipahami, sehingga dalam proses pembelajaran siswa
dituntut untuk memahami segala sesuatu yang disampaikan guru. Peran siswa adalah
sebagai penerima informasi yang diberikan guru. Jenis pengetahuan dan
keterampilan kadang tidak mempertimbangkan kebutuhan siswa, akan tetapi
berangkat dari pandangan yang menurut guru dianggap baik dan bermanfaat.
Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai
dengan bakat dan minatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya
menjadi terbatas. Sebab dan proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan
oleh guru.
3.
Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu
tertentu. Misalnya: Dengan penjadwalan yang ketat, siswa hanya belajar manakala
ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya
tempat yang telah ditentukan, sering pengajaran terjadi sangat formal, siswa
duduk di bangku berjejer, dan guru di depan kelas.
4.
Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi
pelajaran. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejuah mana siswa
dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu
sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari materi pelajaran yang
disampaikan di sekolah.
Sedangkan mata pelajaran itu sendiri merupakan
pengelaman-pengalaman manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan
logis, kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku
itu harus dikuasai siswa.[5]
Model-Model Pembelajaran Interaktif yang Berpusat Pada Guru. Seorang guru
memilih model-model pembelajaran interaktif dengan tiga alasan :
1.
Konsep model yang menyiratkan sesuatu yang
lebih besar dari pada strategi, model atau taktik tertentu.
2.
Konsep model pengajaran
berfungsi sebagai alat komunikasi Yang penting bagi guru, para pencetus konsep
model pengajaran telah mengklasifikasikan berbagai pendekatan pengajaran
menurut tujuan intruksional, sintaksinya dan sifat lingkungan belajarnya.
3.
Model pembelajaran yang
interaktif yang digunakan guru dalam mengajar mempunyai tujuan untuk membantu
siswa dalam mendapat pengetahuan, keterampilan serta belajar tentang konsep
yang telah ditentukan sebelumnya.[6]
b.
Pendekatan yang Berpusat pada Siswa (Student Centered Approach)
Adalah
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajar yang bertugas
mengeksplorasi materi dengan bantuan guru sebagai fasilitator, artinya tugas
guru hanyalah membimbing, mengarahkan, mengorganisasi kegiatan dan senantiasa
memotivasi peserta didik untuk selalu berperan aktif dalam setiap proses
pembelajaran.[7]
Anak didik memilki motivasi untuk
memenuhi kebutuhanya hal ini yang menggambarkan bahwa anak didin bukanlah objek
yang harus dijejeli dengan informasi, akan tetapi mereka adalah subjek yang
memiliki potensi dan proses pembelajaran seharusnya diarahkan untuk memberikan
pengalaman belajar agar siswa dapat mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya.
Dalam pandangan psikologi modern
belajar bukan hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi, akan
tetapi peristiwa mental dan proses pengalaman. Oleh karena itu, setiap
peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatab intelektual-emosional siswa
melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan,
tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan
(motorik, kognitif dan sosial), dan sikap (Raka Joni, 1980 : 2).
Secara khusus pendekatan student
centered approach bertujuan : pertama meningkatkan kualitas pembelajaran
agar lebih bermakna, artinya siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai
sejumlah informasi itu untuk kehidupanya. Kedua, mengembangkan seluruh
potensi yang dimilikinya, artinya diharapkan bukan hanya kemampuan intelektual
saja yang berkembang akan tetapi seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan
mental.[8]
Terdapat 8 prinsip dalam
pembelajaran yang berpusat pada siswa McCombs 2001 : Mc Combs dan Quiat, 2001),
antara lain:
1.
Tanggung
Jawab
Siswa mempunyai tanggung jawab pada pelajarannya sehingga siswa
diharapkan akan lebih berusaha dan lebih termotivasi dalam memaknai
pelajaranya.
2.
Peran
serta
Siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran sehingga dapat mengembangkan
potensinya secara maksimal dan mendorong bertumbuhnya kreatifitas dan inovasi.
3.
Keadilan
Semua siswa mempunyai hak yang sama untuk tumbuh dan berkembangdan
diharapkan semua siswa dapat bersama-sama berhasil mencapai tujuan secara
maksimal.
4.
Mandiri
Semua siswa harus mengembangkan segala kecerdasanya (intelaktual,
moral, dsb) karena guruhanya fasilitator dan narasumber.
5.
Berfikir
kritis dan kreatif
Siswa harus menggunakan segala kecerdasan intelektual dan emosinya
yang berwujud kreatifitas, inovasi dan analisa untuk mengatasi berbagai
tantangan
6.
Komunikatif
Siswa harus menggunakan kemampuanya berkomunikasi baik lisan maupun
tertulis karena boleh jadi siswa melihat konsep dengan cara yang berbeda
sebagai hasil pengalaman hidupnya, sehingga diperlukan media dan sarana yang
efektif untuk menyamakan presepsi.
7.
Kerjasama
Kondisi
dimana para peserta didik dapat saling bersinergi dan saling mendukung
pencapaian keberhasilan atau tujuan yang ditetepkan pembelajaran.[9]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain . Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,
artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikannya. Model pembelajaran memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar, mempunyai
misi atau tujuan pendidikan tertentu, dapat dijadikan pedoman untuk
perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas. Pendekatan yang
berpusat pada guru (Teacher Centered Approach) adalah pembelajaran yang
menempatkan guru sebagai ahli yang memegang control selama proses pembelajaran,
baik organisasi maupun waktu. Artinya ketika dalam proses pembelajaran dikelas,
lebih domonan peran guru dalam memberikan materi, sementara peserta didik hanya
mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan oleh guru bahkan peserta
didik tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk mengembangkan materi, maka pada
saat itu proses pembelajara telah berpusat pada guru. Pendekatan yang Berpusat
pada Siswa (Student Centered Approach) adalah pembelajaran yang menempatkan
siswa sebagai subjek pembelajar yang bertugas mengeksplorasi materi dengan
bantuan guru sebagai fasilitator, artinya tugas guru hanyalah membimbing,
mengarahkan, mengorganisasi kegiatan dan senantiasa memotivasi peserta didik
untuk selalu berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Djamarah Syaiful.2008, Psikologi
Belajar,Jakarta: PT Rineka Cipta
Danim Sudarman2007. Teknik Pembelajaran Modern, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
I Arends Richard.2008. Learning to Teach, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mustakim Zaenal.2011.Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:
STAIN Pekalongan Press
Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Press
Sanjaya Wina. 2011. Desain Pembelajaran.Jakarta:
PT Bumi Aksara.
PROFIL
Nama :
Naily Murtafiana
TTL : Pekalongan, 18 Maret 1992
Pendidikan : TK Muslimat NU Ngalian Tirto Pekalongan
MIS
Ngalian Tirto Pekalongan
Mts N
Kedungwuni Pekalongan
MA
Matholi’ul Falah Pati
Masih
menempuh S1 di IAIN Pekalongan
Alamat : Ngalian
Tirto Pekalongan.
[1] Wina
Sanjaya, Desain Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm.
45-46
[2] Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 132
[3] Zainal Mustaqim,
Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan:IAIN Pekalongan
Press, 2015), hlm 63
[4] Ibid., hlm 76
[5] Sudarman
Danim, Teknik Pembelajaran Modern, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007),
hlm. 33-35
[6] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:
STAIN Pekalongan Press, 2011), hlm, 269
Tidak ada komentar:
Posting Komentar