Laman

new post

zzz

Minggu, 18 Maret 2012

E6-32 Nita Eviana


MAKALAH
PERINTAH UNTUK MENGAMATI ALAM SEMESTA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas individu
Mata Kuliah      : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu     : M. Ghufron Dimyathi, M.Si




Disusun Oleh:
NITA EVIANA  2021110217
Kelas E


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) PEKALONGAN
2012

BAB I
PENDAHULUAN

Alam adalah salah satu bukti anugerah dari Allah swt. Orang-orang yang memperhatikan sekelilingnya akan melihat bahwa Alla swt. telah memberikan alam  keajaiban-keajaiban yang tak terhitung jumlahnya. Dimana pun, setiap makhluk hidup, dari tumbuhan hingga hewan, di darat maupun di laut, dilengkapi dengan keistimewaan yang menakjubkan.
Seseorang yang berpikir dengan membebaskan akal dan nuraninya dari segala ikatan sosial, ideologis, dan psikologis. Pada akhirnya ia akan merasakan bahwa seluruh alam semesta, termasuk dirinya, telah diciptakan oleh sebuah kekuatan Yang Maha Tinggi. Bahkan ketika mengamati tubuhnya sendiri atau segala sesuatu di alam, ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan, dan kebijaksanaan dalam perancangannya.
Dalam makalah ini akan menjelaskan mengenai hadits yang memerintahkan kita untuk mengamati alam semesta, agar kita mengetahui tentang kebesaran Allah swt.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hadits Tentang Perintah untuk Mengamati Alam Semesta (no. 32)
عن ابى ذ ر رضى ا لله عنه قال: قال ر سول ا لله صلى ا لله عليه و سلم : ( تفكروا فى خلق الله ولا تفكروا فى الله فتهلكوا )
رواه ا بو الشيخ فى العظمة با ب الامر با لتفكر فى ا يا ت الله عز و جل
B.     Terjemah Hadits
Dari Abi Dzar ra. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah SWT. dan janganlah kamu berpikir tentang Allah SWT. maka kamu akan hancur.
C.     Mufrodat  
Berfikirlah kamu  =                                تفكروا
                                         Tentang ciptaan Allah  =                           فى خلق الله
Dan janganlah kamu berfikir =                            ولا تفكروا
Tentang Allah  =                                 فى الله
Maka kamu akan hancur =                                فتهلكوا

D.    Biografi Rowi
Nama lengkapnya Nuruddin Abdurrahman Al-Jami. Dia adalah satu di antara sejumlah orang genius dari negeri Persia. Lahir di Kharjad pada 1414 M (817 H) dan wafat di Heart pada 1492 M (898 H). Sebelum populer dengan sebutan Al-Jami, dia bergelar Ad-Dasyti, karena ayahnya, Nizamuddin, berasal dari Dasyt, dekat Kota Isfahan. Sejak berusia muda, Al-Jami sudah menunjukkan sifatnya yang istimewa. Ia mudah menguasai pelajaran yang diberikan kepadanya. Ia pandai berbicara dan berargumentasi. Salah satu di antara para ulama yang pernah menjadi guru atau pembimbingnya adalah Syekh Sa’aduddin Al-Kasygari, murid sekaligus Khalifah Syekh Bahaudiin Naqsyabandi. Berkat potensinya yang besar dan ketekunannya belajar dan menulis, ia berkembang menjadi sufi besar dan sekaligus menjadi penyair besar yang berpengetahuan luas.[1]

E.     Penjelasan Hadits
Dalam hadits di atas menjelaskan bahwa kita sebagai hamba Allah swt. diperintahkan untuk memikirkan ciptaan-Nya, seperti langit-langit dengan sistem tata suryanya dan pergerakan sekaligus perputaran dalam terbit dan tenggelamnya, dan bumi dengan apa yang ada di dalamnya. Dari gunung,   sungai-sungainya, laut-lautnya, hewan, tumbuhan dan apa yang ada di antara keduanya, dan dengan cuaca, guntur, hujan, dan petirnya dan apa-apa yang serupa dengannya itu merupakan bukti atas keagungan, dan ke-esaan-Nya. Al Qadhi mengatakan bahwa semua ini adalah bukti yang sangat jelas atas kemuliaan ilmu asli dan pemiliknya.[2]
Tidakkah engkau mengerti bahwa langit itu juga mempunyai jalan? Dan dalam suatu hal terdapat tanda-tanda yang membuktikan bahwa Allah itu satu. Apa kamu tidak melihat pada langit-langit, dan diangkatnya bintang-bintang atau tata surya dan mengalirnya air, dan berhembusnya angin. Maka langit-langit itu adalah termasuk nikmat yang diberikan oleh Allah swt. Tata surya merupakan bukti atas keindahan ciptaan-Nya. Angin merupakan bagian dari rahma-Nya. Bumi merupakan tanda kesempurnaan hikmah-Nya, dan sungai mengalir itu menunjukkan tanda-tandanya Allah swt., dan pepohonan mengabarkan atas indahnya ciptaan-Nya.[3]
Ketika menjelajahi alam semesta, kita menemukan banyak contoh keteraturan. Dunia yang kita tempati ini hanyalah salah satunya. Dengan segala keistimewaan yang ada padanya, bumi diciptakan dengan keseimbangan yang luar biasa stabil, yang membuatnya cocok bagi berlangsungnya kehidupan makhluk hidup.[4]
Kesempurnaan keteraturan yang terdapat di alam semesta membawa pada satu kesimpulan bahwa adanya satu pencipta yang memiliki kekuatan dan pengetahuan tak terbatas, yaitu Allah, yang memiliki seluruh dunia, dan menciptakan alam semesta.
Dan janganlah berpikir tentang Allah swt., maka kamu akan hancur. Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Arabi bahwa akal adalah batas untuk berpikir yang sekiranya akal itu bisa untuk menganalisa dan ayat-ayat yang berhubungan antara hak yang wajib dan wujudnya dzat Allah swt. apabila hal yang dipikirkan itu wajib, maka akal akan mengatakannya. Dan sesuatu yang diambil oleh pemikiran, adakalanya cocok dengan bukti yang ada. Hal itu wajib antara dalil yang akan didalili, antara tanda bukti dan sesuatu yang menjadi objeknya. Keduanya haruslah cocok kepada dalilnya dan tanda bukti nya. Tidak sah mengumpulkan pemikiran manusia kepada dzat-Nya Allah selamanya, kalau dilihat dari dzat –Nya Allah. Akan tetapi apabila dzat-Nya Allah itu yang bersifat uluhiyyah ( ketuhanan ) maka ini adalah pembahasan yang lain lagi, yang mana akal tidak bisa mencapainya.[5]
Banyak orang-orang yang berakal mengatakan sesungguhnya memikirkan dzat-Nya Allah itu bisa dicapai menurut akal pemikiran dan hal ini pendapat yang salah, karena bertolak belakang dengan isbat ataupun ketentuan yang akan kembali kepada hukum tidak ada, sedangkan hukum ketiadaan itu bukanlah sifat dzat –Nya Allah swt. karena sifat dzat-Nya Allah adalah wujud atau ada. Maka akan berhasil pemikiran manusia untuk mengetahui dzat-Nya Allah swt. sebagaimana yang diterangkan oleh Abi Syekh dalam kitab Idomah dari hadits yang diriwayatkan oleh Abi Dzar Al Ghifari.[6]    

  1. Aspek Tarbawi
Berdasarkan hadits di atas dapat diambil beberapa nilai atau manfaat yang dapat di jadikan pendidikan yaitu sebagai berikut:
a.       Mensyukuri segala apa yang dianugerahkan oleh Allah swt.
b.      Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
c.       Memikirkan mengenai ciptaan-Nya,dan tidak memikirkan tentang dzat Allah kecuali dzat yang bersifat ketuhanan.
d.      Merenungi berbagai kejadian-kejadian dan benda-benda alam yang jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya.
e.       Mengamati dan meneliti ciptaan Allah dan menjadikan hasil pengamatan dan penelitian itu sesuatu yang ( ilmu ) bermanfaat.
f.       Melihat tanda kebesaran Allah swt. dan berusaha memahami ilmu, kekuasaan, dan kreasi seni-Nya yan tak dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah swt. tak terbatas dan ciptaan-Nya sempurna tanpa cacat.   













BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa manusia yang memiliki keistimewaan yang berupa akal diperintahkan untuk memikirkan tentang ciptaan Allah swt. seperti langit dengan tata surya dan pergerakan sekaligus perputarannyami. Bumi dengan apa yang ada didalamnya. Semua itu merupakan tanda-tanda yang membuktikan bahwa Allah swt itu satu.
Selanjutnya hadits tersebut juga berisi tentang larangan untuk memikirkan dzat-Nya Allah swt. Apabila dzat Allah itu bersifat ketuhanan maka hal ini merupakan pembahasan yang lain lagi, yang mana akal tidak mampu mencapainya..
















DAFTAR PUSTAKA

Al- Manawi. Faidhul Qadir juz III. Maktabah Mishri.
Yahya, Harun. 2002. Menyingkap Rahasia Alam Semesta. Bandung: Dzikra
http:// ashaburrasul.blogspot.com/2011/05/biografi-abu-dzar-al-ghifari.html








[1] http:// ashaburrasul.blogspot.com/2011/05/biografi-abu-dzar-al-ghifari.html
[2] Al-Manawi. Kitab Faidhul Qadir.juz III. Maktabah Mishri. hlm.338
[3] Ibid
[4] Harun yahya. Menyingkap Rahasia Alam Semesta. (Bandung: Dzikra,2002), hlm.180
[5] Ibid
[6] Ibid

24 komentar:

  1. nama: setyoningsih
    nim;2021110163
    kelas: (E)
    sebagai khalifah di buma manusia juga nenpunyai kewajiban untuk menjaga dan melestarikan bumi ini, lalu menurut anda bagaimina dengan realitas sekarang ini, dimana bumi semakin rusak karna manusia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya tergantung manusia itu sendiri, bagaimana menjaga dan melestarikan bumi. Kalau bumi itu rusak ya karena ulah manusia juga. Intinya kita sebagai khalifah di bumi harus menjaga bumi sebaik mungkin dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat dan tidak merusak lingkungan.

      Hapus
  2. Laili Masrukhah
    2021110193
    kelas E

    berdasarkan hadits di atas dijelaskan bahwa kita diperintahkan untuk mengamati alam semesta, kemudian bagaimana menurut anda jika terkadang dalam memikirkan ciptaan Allah justru menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan pemikiran yang cenderung menyesatkan??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya seandainya ada orang yang sedang memikirkan ciptaan Allah SWT justru menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan pemikiran yang cenderung menyesatkan, orang tersebut harus berhenti memikirkan-Nya lagi, sebab seseorang yang memikirkan ciptaan Allah itu harus ada dasar-dasar keimanan dan dalil-dalil Al-Qur'an, Hadits dan Ijma' Ulama'. Jika orang tersebut hanya mengandalkan akalnya saja pasti akan menyesatkan, Soalnya akal manusia itu sifatnya terbatas. Kalau memikirkan ciptaan Allah teus akal sudah mentok, baru keimanan lah yang menjadi pedoman terakhir kita.

      Hapus
  3. Kartika Anggun P
    202 111 0190
    Kelas E

    Apa saja yang sudah anda amati di alam semesta ini?
    kemudian, hikmah/pelajaran apa yang dapat anda ambil?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims atas pertanyaannya,
      saya dulu pernah mengamati bulan untuk menentukan awal bulan ramadhan bersama teman-teman sekelas waktu aliyah, kemudian hikmah yang dapat diambil ya.. setidaknya saya mengetahui bagaimana cara untuk mengamati bulan pertama yang akan muncul, dan punya pengalaman mengenai hal itu.

      Hapus
  4. uswatun khasanah
    2021110210
    kelas E
    apakah anda sendiri sudah mensyukuri nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada anda??
    dan bagaimana perwujudan rasa syukur anda itu??

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya rasa..saya sudah bersyukur sekali alhamdulillah ya...dan perwujudan rasa syukur itu, pertama dengan ucapan alhamdulillahirobbil'aalamiin....dan yang kedua dengan perbuatan misalnya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

      Hapus
  5. sri setianingrum
    2021110209

    berikan contoh dari mengamati alam semesta kemudian dijadikan ilmu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Matur nuwun mbak bung atas pertannyannya, sebelumya jawaban ini saya ambil dari buku karangan Harun Yahya.
      Misalnya Menara Eiffel dan tulang manusia. Ketika merancang menara yang terkenal ini, Maurice Koechlin-asisten Eiffel, yang merupakan arsitek menara ini mendapatkan inspirasi dari Femur (tulang paling ringan dan kuat dalam tubuh manusia). Hasilnya adalah struktur yang kuat dengan sistem ventilasi udara yang baik.
      Fmur, yang merupakan sumber inpirasi menara ini, berbentuk pipa dan memiliki struktur internal yang saling menyatu, yakni tulang menyempit di tengah dan mengembang di ujung. Struktur ini memberi tulang keluwesan dan keringanan tanpa harus kehilangan kekuatannya. Bangunan yang didirikan dengan cara seperti ini sangat hemat material dan kerangka bangunan menjadi kuat dan luwes.

      Hapus
  6. Nama: Ainiyatun Nihlah
    NIM: 2021110157
    Kelas: D
    Jika seseorang salah satu inderanya tidak berfungsi, misalnya orang itu buta, bagaimana orang tersebut bisa mengamati dan meneliti alam semesta ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang yang seperti itu menurut saya cukup bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepadanya, dia masih diberi umur oleh Allah untuk measakan indahnya alam semesta ini. Dan orang tersebut selain bersyukur juga harus melakukan perintah dan menjauhi larangan-Nya semampunya.

      Hapus
  7. Nama : Ruswati
    Kelas :E
    Nim : 2021110229
    Bagaimana jika ada anak kecil yang bertanya tentang Allah SWT? Padahal kita tahu bahwa tidak boleh memikirkan dzat Allah SWT?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah saya akan mencoba menjawab,
      seandainya ada anak kecil yang bertanya tentang Allah SWT, kita jawab seperlunya saja, misalnya Allah itu maha Esa, Allah bisa melihat perbuatan kita. Dan kita boleh memiikirkan dzat Allah yang bersifat ketuhanan misalnya, Allah maha penyayang, pemaaf, pemurah, penolong dan supaya kita meniru sifat-sifat tersebut.

      Hapus
  8. nama:af'idatun nisa'
    nim:2021110199
    kelas: E
    dalam makalah anda diperintahkan untuk tidak memikirkan dzat Allah tapi sebaiknya memikirkan ciptaannya,lalu bagaimana jika kita sudah memikirkan ciptaannya tapi secara tiba-tiba muncul pemikiran tentang dzat Allah,bagaimana cara mengatasinya? dan tunjukkan ayat al-qur'an tentang perintah dalam makalah anda itu??

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaanya..makalah saya menjelaskan hadist mengenai perintah untuk memikirkan alam semesta yang intinya perintah untuk memikirkan ciptaan Allah swt. dan tidak memikirkan dzat Allah yang bersifat uluhiyyah ( ketuhanan ), seperti Allah maha Esa, Penyayang, Melihat, Pemurah, Pemaaf, Agung.

      Hapus
  9. Nama : Kisrowiyah
    Kelas: E
    Nim : 2021110231

    Dalam aspek tarbawi pada point C disebutkan bahwa kita diperintahkan untuk memikirkan mengenai ciptaan Allah, dan tidak boleh memikirkan dzat Allah kecuali Dzat yang bersifat ketuhanan. Yang saya tanyakan maksud dari dzat yang bersifat ketuhanan itu bagaimana?? mohon dijelaskan!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksud dari dzat yang bersifat ketuhanan itu misalnya sifat-sifat yang dimiliki Allah dalam Asmaul Khusna yaitu Allah Maha Esa, pemaaaf, Melihat, mendengar, dll.

      Hapus
  10. nama: fitriana musofa
    nim : 2021110189

    bukankah di alam semesta menyimpan ilmu pengetahuan,lalu bagaimana caranya agar kita bisa belajar dari alam??
    trimakasi atas jawabannya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Caranya dengan memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar kita misalnya dengan memanfaatkan angin untuk membuat aliran listrik. Maka dengan hal tersebut kita akan bisa belajar dari alam. Yang intinya kita bisa mengamati alam atau lingkungan sekitar kita terlebih dahulu.

      Hapus
  11. fina atiqotul Maula
    2021110200
    E

    dalam nilai tarbawi dikatakan bahwa salah satu manfaat yang dapat kita ambil dari pembahasan hadits anda adalah mensyukuri anugerah yang diberikan Allaah. mensyyukuri di sini apakah dengan ucapan saja sudah cukup???????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya kita tidak cukup hganya bersyukur dengan ucapan saja, kita juga harus melkukan perbuatan-perbuatan yang baik, benar dan bermanfaat bagi makhluk disekitarnya.

      Hapus
  12. Nama : Ekawati
    NIM : 2021110230
    Kelas : E

    Apa sajakah yang harus dihindari agar tidak berfikir dzat Allah yang bersifat menyesatkan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya....kita harus sebisa mungkin untuk tidak memikirkannya, kita harus segera menyadarkan diri dan berhenti memikirkan dzat Allah. Kecuali dzat Allah yang bersifat ketuhanan, hal ini menjadi pembahasan yang lain lagi. yang mana akal tidak akan bisa mencapainya.

      Hapus