Laman

new post

zzz

Sabtu, 24 Maret 2012

H6-37. Mar'atus Solehah

MAKALAH HADITS TARBAWI
Manfaat Fauna Bagi Manusia
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mata Kuliah             :Hadits Tarbawi



Dosen Pengampu   : Muhammad Hufron, M.S.I
 
PENYUSUN :
 
Mar’atus Solehah (2021110362)
 
Kelas : H
TARBIYAH PAI
 
STAIN (SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI) PEKALONGAN
TAHUN 2012
 
Jln.Kusuma Bangsa No.9  Pekalongan
 
 
 
BAB 1
PENDAHULUAN
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
 
. Hewan adalah organisme yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan hidup umat manusia. Mereka dapat digunakan sebagai bahan pangan (makanan), sandang (pakaian), obat-obatan, perhiasan dan kerajinan, membantu pekerjaan manusia dan percobaan/penelitian.
Seperti ynag telah diInovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini.
Dalam hadits tarbawi kita akan melihat bagaimana Rasulullah menjelaskan tentang keduduka dan fungsi fauna untuk kehidupan umat manusia.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB II
MANFAAT FAUNA BAGI MANUSIA
 
Hadits Tentang Manfaat Fauna bagi Manusia
عَبْدُاللهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ اَنَّهُ سَمِعَ رَسُواللهُ صلى الله عليه وسلم قَالَ :.....
( اِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ اَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرَ وَلَمْ تَفْسُدُ....)
(رواه احمد فى المسند, مسند المكثرين من الصحابة, مسند عبدالله بن عمرو بن العاص)
 
Dari Abdullah bin Amru bin Ash saya pernah mendengar Rasulullah SAW besabda : “ ...Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin itu seperti lebah, dia memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Hinggap namun tidak istirahat dan merusak...”
(Riwayat Ahmad dalam musnad-nya, musnad Abdullah bin Amru bin Ash.)
 
Mufrodat
 
عَبْدُاللهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ اَنَّهُ سَمِعَ رَسُواللهُ صلى الله عليه وسلم قَالَ :.....
Abdullah bin Amru bin Ash mendengar Rasulullah SAW bersabda :
Indonesia
Arab
 
اِنَّ
 
مَثَلَ
 
الْمُؤْمِنِ
Untuk seperti
لَكَمَثَلِ
Lebah
النَّحْلَةِ
Makan / mengkonsumsi
اَكَلَتْ
Yang baik
طَيِّبًا
 
 
Dan menempatkan / mengeluarkan
وَوَضَعَتْ
Yang baik
طَيِّبًا
Ada
وَوَقَعَتْ
Tidak istirahat
فَلَمْ تُكْسَرَ
Tidak merusak
وَلَمْ تَفْسُد
                                                                                              
Biografi Perawi
Abdullah bin Amr bin Al-Ash (Wafat 63 H) 
            Dia adalah seorang dari Abadilah yang faqih, ia memeluk agama Islam sebelum ayahnya, kemudian hijrah sebelum penaklukan Mekkah. Abdullah seorang ahli ibadah yang zuhud, banyak berpuasa dan shalat, sambil menekuni hadits Rasulullah Shallahllahu ‘alaihi Wassalam. Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 700 hadits, Sesudah minta izin Nabi Shallahu ‘alaihi Wassalam untuk menulis, ia mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi. Mengenai hal ini Abu Hurairah berkata “ Tak ada seorangpun yang lebih hapal dariku mengenai hadits Rasulullah, kecuali Abdullah bin Amr bin al-Ash. Karena ia mencatat sedangkan aku tidak”.
            Abdullah bin Amr meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Darda, Muadz bin Jabal, Abdurahman bin Auf, dan beberapa yang lain. Yang meriwayatkan darinya antara lain Abdullah bin Umar bin Al-Khatthab, as-Sa’ib bin Yazid, Sa’ad bin Al-Musayyab, Thawus, dan Ikrimah.
Sanad paling shahih yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu’aib dari ayahnya dan kakeknya Abdullah.
Abdullah bin Amr wafat pada tahun 63 H pada malam pengepungan Al-Fusthath.
(Disalin dari Biografi Abdullah bin Amr dalam Al-Ishabah no.4838 Ibn Hajar Asqalani, Thabaqat ibn Sa’ad 4/9)
 
 
Keterangan Hadits
Abdullah bin Amru bin Ash mendengar Rasulullah SAW bersabda :
            Dalam hadits ini Rasulullah SAW mensifati seorang mukmin bagaikan lebah, dimana lebah ini dalam mencari sari bunga adalah sari terbaik yang ada dibunga dan ketika ia mengeluarkan sari patinya dari bunga ia keluarkan dengan baik tanpa merusak bunga, bahkan membantu dan berikan bunga kebaikan. Yaitu bunga itu akan terbantu bertemunya benang sari dan putik sehingga bunga mampu berkembang biak atasnya. Sedang mkasud dari اَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا “dia memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik” yaitu lebah memilih sari pati terbaik tatkala mengambil dan membuatnya menjadi madu. “Mengeluarkan yang baik” maksudnya yaitu membuatnya menjadi madu. Ibnu Qayim dalam kitabnya Thibun Nabawi menjelaskan bahwa dalam madu terkhasiat banyak kebaikan dari segala macam kebaikan. Yaitu madu memiliki banyak kebaikan sehingga banyak sekali fungsi dan khasiatnya. Baik untuk konsumsi makan, minuman dan obat.
 
            Allah Swt berfirman :   “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”.(QS.Al Baqarah:168). Dan juga firmanya “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu”(QS.An Nahl.144). dalam ayat itu Allah SWT memerintahkan kepada segenap manusia untuk mengambil atau mencari penghidupan di muka bumi ini atas yang halal dan baik saja untuk ia konsumsi untuk penghidupan. Dan Allah sudah menundukan dan menitipkan seluruh bumi ini padanya yang dimana manusia ini adalah khalifah di muka bumi ini , yang dipercaya oleh Allah untuk mengelolanya demi kemaslahatan umat dan seluruh makhluk hidup. Sebagaimana firman-Nya.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."”(QS.Al.Baqarah.30).
            Akan tetapi meski manusia diperintahkan dan diijinkan untuk mengambil perkara yng halal lagi baik sesuka hati mereka. Namun manusia tetaplah bersikap adil dan jauh dari kerusakan, kerusakan maksudnya hendaknya manusia tiada berbuat kerusakan dimuka bumi ini. Sebagaimana firmanya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”(QS.Al Qashash.77).
            Jadi maksud Allah menempatkan manusia dimuka bumi adalah untuk mengolah segala isi bumi dan kenikmatanya, namun ia haruslah bersikap adil lagi baik dan tidak membuat kerusakan. Sebagaimana lebah , yang dimana ia mengambil nikmat dari sari bunga tanpa merusak bunga tersebut. Diibaratkan manusia itu lebah dan bunga itu ialah bumi. Maka dari itu hendaklah ia mengambil manfaat yang halal lagi baik dan penuh manfaat dari bumi namun hendaknya ia tiada berbuat kerusakan atas bumi dan segala isinya. Karena salah seorang sikap mukmin adalah orang yang taat kepada tuhan-Nya.[1]
 
Aspek Tarbawi
    1. sebagai seorang muslim, hendaklah ia berperilaku dan dan bertindak yang terbaik dalam setiap aspek kehidupannya. Sperti halnya lebah yang hanya memilih bunga yang terbaik untuk di makan.
    2. menjadi muslim yang baik adalah disaat seseorang senantiasa melakukan kebaikan untuk dirinya dan orang lain. Sehingga kebaikan yang ia tanam akan menghasilkan kebermanfaatan untk orang lain.
    3. sebagai khalifah, manusia ditempatkan Allah untuk mengelola segala isi bumi dan kenikmatannya, dan tidak melakukan kerusakan pada alam dan lingkungan tempatnya tingg
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Daftar Pustaka
 
Fachmi,muhammad Al ghomawangiy. Himpunan Syarah Hadits Tarbawi, .                                                                                                                                                                                                                                          Maktab al  Fahmi.Pekalongan.
 
Akbar,sultan. Al musnad lil imam ahmad bin muhsmmsd bin hanbal, jakarta:      pustaka azama, 2009.
 
Munawwir,ahmad warson. Al munawwir Kamus Arab-Indonesia, surabaya: pustaka progresif, 1997.
 
Al maliki,Aalwi.ilmu ushul hadits,yogyakarta:pustaka pelajar,2009


[1] Himpunan Syarah Hadits Tarbawi, Muhammad Fachmi al Ghomawangiy. Maktab al Fahmi.Pekalongan.

14 komentar:

  1. nama : dewi ana
    NIM : 2021110370
    kls : H

    1. dalam makalah diatas dibahas tentang manfaat fauna, menurut pemakalah apa tujuan Allah SWT menciptakan binatang yang haram dimakan bagi manusia?

    BalasHapus
  2. demi menjaga keseimbangan dimuka bumi, apakah yg harus kita lakukan jika semisal semuanya sudah rusak ??
    apakah kita menunggu datangnya kehancuran saja ??
    apakah kita tetap berbuat seperti lebah ??
    atau kita pasrah , mengambil segalanya demi kelangsungan hidup, krn keadaan yg sudah rusak ....
    tolong jelaskan !!!!!!!!!!!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. mar'atus solehah:
      jika alam rusak,tentu itu adalah ulahdari manusianya sendiri. Jika masih ada kesempatan untuk memperbaiki, maka kita harus berusaha seoptimal mungkin..
      Gunakan kekuatan yang ada untuk menyelamat kan bumi, manusi bukankah diciptakan untuk memelihara bumi?
      Tetaplah belajar berbuat seperti lebah.
      Allah tentu akan mempermudah jalan, bagi orang2 yang senantiasa berikhtiar di jalan-Nya.

      Hapus
  3. mokh.makhrom 202109440
    apa yang bisa kita ambil dalam perumpamaan lebah dalam dunia pendidikan ???? trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. mar'atus solehah:
      “lebah mencari sari bunga adalah sari terbaik yang ada dibunga dan ketika ia mengeluarkan sari patinya dari bunga ia keluarkan dengan baik tanpa merusak bunga, bahkan membantu dan berikan bunga kebaikan”
      jika di analogikan dalam dunia pendidikan, menurut saya ini seperti halnya seorang peserta didik yang berusaha mendapatkan ilmu yang bermanfaat. ia akan senantiasa mencari ilmu yang baik, demi mengubah dirinya untuk menjadi semakin baik. sehingga ilmu yang dia peroleh bisa membawa manfaat, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk orang lain

      Hapus
  4. Nama : Irfaqiyah
    NIM : 2021110354

    Lebah termasuk hewan yang istimewa sehingga diumpakan dengan sifat mukmin, diantaranya tidak istirahat. yang dimaksud dengan tidak istirahat itu yang bagaimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mar'atus solehah:
      tidak istirahat disini maksudnya bahwa ketika lebah mengambil saripati, ia tidakberhenti(menyerah) hingga mendapatkan sari pati bunga yang terbaik, hal inidilakukan agar lebah bisa menghasilkan madu yang terbaik.

      Hapus
  5. Siti Mutoharoh
    2021110346
    H

    Apakah semua fauna dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia???
    Sedangkan dalam islam membatasi akan fauna-fauna apa saja yang boleh dimanfaatkan, bagaimana menurut pemakalah menanggapi hal tersebut??

    BalasHapus
    Balasan
    1. mar'atus solehah:

      Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untukmu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagi manfaat, dan sebagiannya engkau makan. (QS. AnNahl, 16: 5)
      dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.(Qs.Al Hijr:2)
      ManfaatHewan /binatang
      1.Sebagai Makanan
      2.Pakaian
      3.Kendaraan
      4Tenda
      5.Perhiasan
      6.Manfaat-Manfaat lain Yang Banyak
      menurut saya, tidak ada fauna yang tidak bisa dimanfaatkan, dan islam tidak membatasi itu. Jika binatang itu memang tidak bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia, seperti yang disebutkan diatas. adanya fauna merupakan satu petunjuk dari Allah agar manusia berfikir tentang peniptaanya, sehingga ia bisa mengambil hikmah darinya.

      Hapus
  6. Nama: Linda Puspita Sari
    NIM: 2021110348

    Pada kenyataan sekarang ini banyak fauna yang dimanfaatkan untuk obat penyembuh penyakit. Bagaimana seandainya fauna tersebut haram untuk dikonsumsi menurut Islam. Apakah masih bisa disebut sebagai obat dan bisa dimanfaatkan untuk hal tersebut? Misalnya saja empedu atau darah ular, sudah jelas dalam Islam bahwa darah itu najis dan haram untuk dikonsumsi. Bagaimana menurut pemakalah mengenai hal tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mar'atus solehah:

      menurut hemat saya, selagi masih ada obat lain (yang halal), kita tidak boleh sekali pun mengkonsumsi obat yang berasal dari binatang yang haram.
      “sesungguhnya didalmHabatussaudah (jintanhitam) terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit, kecualikematian”(HR.Bukhari&muslim)
      Dari hadits diatas, sudah jelas bahwa selalu ada obat dalam setiap penyakit (kecuali kematian) jadi, tidak ada alasan untuk mengkonsumsi obat yang haram, jika masih ada obat yang halal

      Hapus
  7. Aduuh.. maaf NIM salah, yang benar 2021110344 (Linda Puspita Sari)

    BalasHapus
  8. menurut pemakalah,bagaimana cara menjadi manusia yang bermanfaat bagi makhluk sekelilingnya,seperti lebah??

    BalasHapus
  9. Nur Faizah (2021110347)

    Menurut pemakalah sendiri,bagaimana memakan fauna padahal hukumnya haram,terus fauna itu satu-satunya obat untuk penawar sakit???

    BalasHapus