MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF YANG BERPUSAT PADA GURU
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah: Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu: Ghufron Dimyati, M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 9
1.
Subur
Mukti Wibowo (2021 111 063)
2.
Nihlatul Maziyah (2021 111 130)
3.
Lutfia Riska (2021 111 216)
TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2013
PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran
dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa. Kegiatan pembelajaran
dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar
yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini banyak macam setrategi dan metode
pembelajran yang digunakan guna meningkatkan efektivitas pembelajaran menjadi
lebih baik, akan tetapi banyak juga yang kurang menguasai dan kurang
menggetahui tentang model-model pembelajaran yang penting dalam kaitanya
peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan zaman sekarang apabila seorang guru
tidak bisa mengembangkan model model pembelajaran maka proses pembelajaran
menjadi kurang menarik bagi para siswa. Oleh karena itu pentingnya mempelajari
model-model pembelajaran sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas
pendidikan kita.
Penelitian tentang
kegiatan pembelajaran berusaha menemukan model pembelajaran. Model-model yang
ditemukan dapat diubah, diuji kembali dan dikembangkan, selanjutnya dapat
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan pola pembelajaran yang
digunakan.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model Pembelajaran
Model-model
pembelajaran sendiri disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori lain yang
mendukung. Model tersebut merupakan pola Umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain
(Joyce and Weil, 1980: 1). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,
artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikanya.
B.
Ciri-Ciri
Model Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Berdasarkan
teori pendidikan dan teori belajar.
2.
Mempunyai
misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3.
Dapat
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas.
4.
Memiliki
bagian-bagian model yang dinamakan:
a.
Urutan
langkah-langkah pembelajaran
b.
Adanya
prinsip-prinsip reaksi
c.
Sistem
sosial
d.
Sistem
pendukung.
Keempat bagian
tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model
pembelajaran.
5.
Memiliki
dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi:
a.
Dampak
pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur
b.
Dampak
pengiring, yaitu hasil belajar jangka penjang
6.
Membuat
persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.[1]
C.
Model-Model
Pembelajaran Interaktif yang Berpusat Pada Guru
Seorang guru
memilih model-model pembelajaran interaktif dengan tiga alasan :
1.
Konsep
model yang menyiratkan sesuatu yang lebih besar dari pada strategi,model atau
taktik tertentu.
2.
Konsep
model pengajaran berfungsi sebagai alat komunikasi Yang penting bagi guru, para
pencetus konsep model pengajaran telah mengklasifikasikan berbagai pendekatan
pengajaran menurut tujuan intruksional, sintaksinya dan sifat lingkungan
belajarnya.
3.
Model
pembelajaran yang interaktif yang digunakan guru dalam mengajar mempunyai
tujuan untuk membantu siswa dalam mendapat pengetahuan, keterampilan serta
belajar tentang konsep yang telah ditentukan sebelumnya.[2]
Model-model
pembelajaran interaktif yang berpusat pada guru antara lain:
1.
Presentasi
dan Penjelasan
Presentasi adalah model yang berpusat pada guru. Presentasi
(ceramah) dan penjelasan memakan waktu yang cukup lama.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru sebelum
mempresentasikan informasi kepada siswa-siswanya :
1.
Memastikan
bahwa isinya dimengerti sepenuhnya.
2.
Melatih
dan menghafalkan ide-ide kunci dalam ingatan sebelum memberikan presentasi.
3.
Mengikuti
dengan seksama catatan tertulis yang telah disiapkan.
Empat tugas
perencanaan penting yang harus dilakukan oleh guru sebelum mempresentasikan dan
menjelaskan pada siswa :
1.
Memilih
isi dan tujuan presentasi.
2.
Mendiagnosis
pengetahuan yang sebelumnya sudah dimiliki siswa.
3.
Memilih
Advance organizer (kerangka pendukung bagi info baru) yang tepat dan kuat.
4. Merencanakan penggunaan waktu dan ruang.[3]
Cara
melaksanakan model pembelajaran dengan presentasi :
1.
Dalam
sebuah pelajaran presentasi, guru menstrukturisasikan lingkungan belajar dengan
cukup ketat dan memastikan bahwa siswa memerhatikan.
2.
Yang
terpenting, pelajaran presentasi membutuhkan aturan yang jelas tentang kapan
siswa boleh berbicara.[4]
2.
Pengajaran
Langsung
Pengajaran lngsung yaitu gaya mengajar dimana guru terlibat aktif
dalam mengusung isu pelajaran kepada seluruh kelas. Model
pengajaran langsung dimaksudkan untuk membantu siswa mempelajari berbagai
keterampilan dan pengetahuan dasar yang dapat diajarkan langsung secara
bertahap.[5]
Elemen-elemen
utama pengajaran langsung yang efektif, diantaranya:[6]
a. Pelajaran yang diinstruksikan dengan jelas.
b. Presentasi yang terstruktur dan jelas.
c. Pacing pengajaran sebagai bagian penting dari pengajaran langsung.
d. Modeling.
e. Penguna pemetaan konseptual.
f. Tanya jawab interaktif
Cara mengimplementasikan lingkungan belajar dalam penggunaan pengajaran langsung :
a.
Pengajaran
ddengan model pengajaran langsung membutuhkan keterampilan manajemen kelas yang
unik.
b.
Urusan
manajemen kelas untuk metode ini termasuk mengorganisasikan settingkelas
agar biasa mendapatkan efek maksimum, mempertahankan kecepatan, aliran dan
momentum pembelajaran yang tepat.[7]
Kelemahan dan keterbatasan
pengajaran langsung
Kefektifan pengajaran langsung tergantung dari
karakteristik siswa yang diajar. Pendekatan terstruktur akan lebih efektif
untuk siswa dengan latar belakang yang kurang menguntungkan (dari siswa yang
mempunyai prestasi rendah menjadi pandai).
Masalah yang terkait dengan pengjaran langsung adalah
terlalu pasifnya siswa sehingga menyebabkan ketergantungan yang terlalu tinggi
kepada guru dan akan menjadi kurang mandiri.[8]
3.
Pengajaran
Konsep
Dengan pengajaran konsep, guru dapat membantu siswa untuk
memperoleh dan mengembangkan konsep-konsep dasar yang dibutukan untuk
pembelajaran lebih lanjut dan pemikiran tingkat tinggi.
Model-model pengajaran konsep talah dikembangkan untuk mengajarkan
konsep-konsep kunci yang berfungsi bagi siswa untuk berpikir dengan tingkat
lebih tinggi lagi dan menjadi dasar pemahaman bersama dan komunikasi.
Sebuah konsep pengajaran pada dasarnya terdiri dari empat fase, yaitu:
a.
Mempresentasikan
tujuan.
b. Memberikan masukan baik examples atau non-examples.
c.
Menguji
pencapaian konsep.
d.
Menganalisis
proses berpikir siswa.
Cara merencanakan pengajarn konsep:
a.
Memilih
konsep.
b.
Memutuskan
pendekatan yang dipakai.
c.
Mendefinisikan
konsep.
d.
Menganalisis
konsep.
e.
Memilih
dan mengurutkan berbagai contoh dan bukan contoh.
Cara melaksanakan pengajaran konsep:
a.
Mengklasifikasikan
maksud dan establishing.
b.
Memberikan
masukan dan contoh serta menguji pencapaian.[9]
D. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Yang Berpusat Pada Guru (Teacher Centered)
v Kelebihan
1. Bahan belajar dapat disampaikan secara tuntas oleh
pendidik sesuai dengan program pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya.
2.
Dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah yang besar.
3.
Waktu yang digunakan akan tepat sesuai dengan jadwal waktu
pembelajaran yang telah ditetapkan.
4.
Target materi pembelajaran yang telah direncakan relatif mudah
tercapai.
v Kelemahan
1.
Mudah menimbulkan rasa bosan pada diri peserta didik sehingga hal
ini dapat mengurangi motivasi, perhatian dan konsentrasi peserta didik terhadap
kegiatan pembelajaran.
2.
Keberhasilan pembelajaran, dalam hal ini perubahan sikap dan
perilaku peserta didik, relatif sulit untuk diukur karena yang diinformasikan
kepada peserta didik pada umumnya lebih banyak menyentuh ranah kognisi.
3. Kualitas pencapaian tujuan belajar yang telah
ditetapkan adalah relatif rendah karena pendidik sering hanya mengejar target
waktu untuk menghabiskan materi pembelajaran.[10]
PENUTUP
Model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.
Pengembangan model-model
pembelajaran merupakan suatu keniscayaan yang harus dipersiapkan dan dilakukan
guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan
kegiatan pembelajaran disekolah yang terlibat langsung dalam merancang dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tugas guru bukan semata-mata mengajar,
tetapi lebih kepada membelajarkan siswa. Oleh karena itu seorang guru harus
dapat menguasai berbagai model pembelajaran yang ada agar kegiatan pembelajaran
dapat lebih variatif dan tidak monoton sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
terlaksana dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN
Pekalongan
Press.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembang Profesionalisme Guru.
Jakarta:
Rajawali Press.
http://
thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2Doc/2011-2-01049-PS%20Bab2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar