MAKALAH
HADITS 36 DAN 37
MANFAAT FLORA DAN FAUNA BAGI MANUSIA
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : M. Ghufron, M.S.I
Disusun Oleh:
MUSTAQIMAH
2021111252
Kelas F
TARBIYAH PAI
KELAS F
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) PEKALONGAN
TAHUN 2013
PENDAHULUAN
Allah telah
menciptakan bumi sebagai tempat hidup manusia, dan sebelumnya telah tercipta
berbagai jenis pepohonan dan hewan-hewan. Dimana beraneka ragam jenis tumbuhan
dan hewan itu tidak lain untuk dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan
dan kehidupan. Beraneka ragam jenis tumbuhan dan hewan mengarah kepada keagungan
Allah SWT. Ribuan bahkan jutaan jenis tumbuhan telah dapat diketemukan bahkan
diantaranya mungkin masih belum diketahui. Begitu pula dengan hewan-hewan yang
ada sampai saat ini dengan beragam jenis.Keagungan Allah dalam menciptakan
berbagai macam tumbuhan maupun hewan pun dapat dirasa, tat kala kita sering
mendengar dan melihat sendiri tentang beberapa jenis spesies langka sebagai perkembangan
dari keanekaragaman hayati tersebut. Kaenehan-keanehan hewan dan tumbuhan
maupun pepohonan.
Salah satu flora
dan fauna yng akan di bahas dalam makalah ini tentang manfaat tunbuhan, yakni
habbatussauda dan pelajaran yang dapat di ambil dari seekor lebah.
PEMBAHASAN
A. Materi Hadits
1.
Hadits 36
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال : { مَا مِنْ دَاءٍ إِلَّا فِي الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ
مِنْهُ شِفَاءٌ إِلَّا السَّامَ }. (رواه
مسلم فى الصحيح, كتاب السلام, باب التداوي بالحبة السوداء)
2.
Hadits 37
عن عَبْدِ اللهِ بنِ عُمَرَ وَ بْنِ الْعَاصِ اَنَّهُما
سَمِعَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { اِنَّ مَثَل الْمُؤَمِنِ لَكَمَثَلِ
النَّحْلَةِ اَكَلَتْ طَيْبًا وَوَضَعَتْ طَيْبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرْ
وَلَمْ تُفْسَدْ } (رواه احمد فى المسند مسند المكثرين من الصحابة مسند عبد الله
بن عمر و بن العاص)
B. Tarjamah Hadits
1.
Hadits 36
“Dari Abi
Huraiah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: tidak ada obat kecuali dalam
habbatussauda, darinya dapat menyembuhkan kecuali kematian”. (HR. Imam Muslim)
2.
Hadits 37
“Dari
Abdullah bin Amru bin Ash bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya perumpamaan
seorang mukmin seperti lebah. Dia memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik,
hinggap namun tidak memecah dan merusak.” (H.R Ahmad)
C. Makna Mufrodat
1.
Mufrodat Hadits 36
Tidak ada obat
|
مَا مِنْ
دَاءٍ
|
Kecuali
|
إِلَّا
|
Habbatussauda
|
حَبَّةِ
السَّوْدَاءِ
|
Darinya
|
مِنْهُ
|
Obat
|
شِفَاءٌ
|
Kematian
|
سَّامَ
|
2.
Mufrodat Hadits 37
Perumpamaan
|
مَثَل
|
Lebah
|
نَّحْلَةِ
|
Memakan
|
اَكَلَتْ
|
Hinggap
|
وَضَعَتْ
|
Mengeluarkan
|
وَقَعَتْ
|
Baik
|
طَيْبًا
|
Tidak memecah
|
لَمْ
تُكْسَرْ
|
Tidak merusak
|
لَمْ
تُفْسَد
|
D. Biografi Rawi
1.
Hadits 36
a.
Biografi Abu Hurairah
Abu Hurairah adalah Abdul Rahman
ibn Sakhr Ad Dausy At Tamimy. Para ahli sejarah berbed pendapat mengenai nama
beliau ini. Demikian pula tentang nama ayahnya. Beliau sendiri menerangkan,
bahwa di masa jahiliyah beliau bernama Abu Syams. Setelah memeluk Islam, beliau
diberi nama oleh Nabi dengan Abdul Rahman atau Abdullah, ibunya bernama
Maimunah. Beliau lahir tahun 21 sebelum Hijrah= tahun 601 M.[1]
Abu Hurairah
r.a memeluk islam pada tahun 7 H, ketika Rasulullah berangat menuju khaibar .
gelaran Abu Hurairah r.a adalah karena kegemaran nya bermain dengan anak
kucing. Diceritakan pada suatu hari ketika Abu Hurairah bertemu Rasulullah saw,
dia di tanyai apa yang ada di dalam lengan bajunya. Lalu dia menunjuka anak
kucing yang ada dalam lengan bajunya, lantas dia digelari Abu Hurairah oleh
Rosulullah. Dan semenjak itu, dia suka di kenali dengan gelar Abu Hurairah.[2]
Ahli hadits sepakat, beliau adalah sahabat
yang paling banyak meriwayat kan hadits, Abu Muhammad ibnu Hazm mengatakan
bahwa dalam musnad Baqiy bin Makhlad terdapat lebih dari 5300 hadits yang di
riwayat kan oleh Abu Hurairah r.a.[3]
Beliau wafat pada tahun 57 H. menurut pendapat yang terkuat.
b.
Biografi Muslim
Beliau adalah Abdul Husein bin Al
Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An- Naisaburi. Lahir pada tahun 204 H dan
meninggal dunia pada tanggal 24 Rajab 261 H dalam usia 57 tahun.
Imam muslim telah melakukan rihlah untuk mencari ilmu hadits di seluruh
penjuru negeri. Beliau meriwayatkan hadits dari Yahya bin Yahya, Ishaq bin
Rahawaih, Ahmad bin Hambal, Al Qa’nabi, Harmalah bin Yahya, dan para imam ahli
hadits yang lainnya.
Berulang kali beliau berkunjung
ke Baghdad dan meriwayatkan hadits disana. Imam Muslim pernah berkata “Aku
telah menyusun kitab Al Musnad dari 300.000 riwayat hadits yang telah
didengar”.[4]
2.
Hadits 37
a.
Biografi Abdullah bin Amru bin
Ash
Abdullah bin Amru bin Al Ash as Sahmi al
Qurasyi. Dia masuk islam sebelum bapaknya. Termasuk ahli ibadah dan ulama dari
kalangan sahabat. Dia sudah pandai menulis pada masa jahiliah. Dia meminta izin
kepada Rasulullah untuk menulis apa yang di dengar darinya, maka beliau
mengizinkannya. Dia ikut dalam beberapa peperangan dan menyabet dengan dua
pedang sekaligus. Dia membawa panji bapaknya pada perang Yarmuk. Mati syahid di
Shiffin ikut pihak muawiyah. Muawiyah mengangkatnya sebagai Gubernur di Kufah
dalam beberapa waktu yang tidak terlalu lama. Dia meninggal pada tahun 65 H.
dan hadits-haditsnya dicantumkan dalam kitab-kitab hadits sebanyak 700
hadits-hadits.[5]
b.
Biografi Imam Ahmad
Beliau adalah Abu Abdillah Ahmad bin
Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah
bin Anas bin al Auf
bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsaallabah adz-Dzuhli asy-Syaibaniy. Nasab
beliau bertemu dengan nasab Nabi pada diri Nizar bin Maald bin al Adnan. Yang berarti bertemu nasab pula
dengan nabi Ibrahim. Ketika beliau masih dalam kandungan, orang tua beliau
pindah dari kota Marwa, tempat tinggal sang ayah, ke kota Baghdad. Di kota itu
beliau dilahirkan, tepatnya pada bulan Rabiul Awwal -menurut pendapat yang
paling masyhur- tahun 164 H. Ayah beliau.
Muhammad, meninggal dalam usia muda, 30 tahun, ketika beliau baru berumur tiga
tahun. Kakek beliau, Hanbal, berpindah ke wilayah Kharasan dan menjadi wali
kota Sarkhas pada masa pemeritahan Bani Umawiyyah, kemudian bergabung ke dalam
barisan pendukung Bani Abbasiyah dan karenanya ikut merasakan penyiksaan dari
Bani Umawiyyah. Disebutkan bahwa dia dahulunya adalah seorang panglima.
E. Keterangan Hadits
1.
Hadits 36
Hadits
tersebut menjelaskan bahwa manfaat flora bagi kehidupan, salah satunya adalah
habbatussauda. Habbatussauda adalah
salah satu anugerah yang Allah Ta’ala berikan kepada manusia sebagai sarana pemelihara
kesehatan.
Al-Qadhi berkata bahwa sanya
habbatussaudah itu bias di temukan di Arab
di sekitar al-akhdur aswat, dan juga dapat di temukan di sekitar Iraq, karena
di daerah tersebut tumbuh banyak pohon pohon nya, dan selain di namakan Alaswat
juga di namakan Akhdur.
Habbatussauda di
Indonesia dikenal dengan nama jintan
hitam,yang bisa dikonsumsi ketika sakit sebagai jalan kesembuhan ataupun
pada saat sehat demi menjaga stamina dan kesehatan tubuh.
Pada masa Rasulullah, para sahabat
ketika itu bersemangat melaksanakan anjuran Rasulullah itu sebagai bentuk
amalan sunnah dan bentuk kecintaan mereka kepada Rasulullah.Para sahabat
mengkonsumsi biji habbatussauda ketika
sakit ataupun sehat.[6]
2.
Hadits 37
Hadits tersebut menjelaskan bahwa seorang
mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu
membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di
mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peranan dan
tugas apa pun yang dia pikul akan selalu membawa manfaat dan maslahat (kebaikan)
bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah
saw., “Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi
manusia lain.”
Untuk menjadikan kehidupan ini agar
menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera sangat memerlukann manusia-manusia
seperti itu. Dalam keadaan apa sekalipun, dia akan membuat yang terbaik; apa
pun peranan dan tugas yang diberikannya, dia akan menjadi manusia dan keadaan
di sekelilingnya menjadi bahagia dan sejahtera.
Maka, sifat-sifat yang baik itu antara
lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di
atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh
lebah. Sifat- sifat tersebut seperti:
a)
Hinggap ditempat yang bersih dan
menghirup apa yang bersih saja.
b)
Mengeluarkan yang bersih.
c)
Tidak merusakkan (mematahkan ranting
yang dihinggapi).
d)
Bekerja keras.
e)
Bekerja secara samar dan tanduk pada
satu pemimpin .
f)
Tidak pernah melukai kecuali kalau
diganggu.[7]
F. Aspek Tarbawi
1.
Hadits 36
a)
Allah menciptakan sesuatu tidak dengan sia- sia. Banyak
manfaat yang dapat kita ambil, salah satunya tanaman habbatussauda.
b)
Dalam segala macam penyakit yang Allah swt berikan
pasti Allah swt juga memberikan obatnya.
c) Dalam habbatussauda
mengandung banyak khasiat, diantaranya: Menguatkan
sistem kekebalan tubuhMeningkatkan daya ingat, konsentrasi dan kekebalan tubuh, meningkatkan bioaktifitas hormone, menetralkan
racun dalam tubuh, mengatasi gangguan tidur dan
stress, anti histamin, dan lain sebagainya.[8]
2.
Hadits 37
a)
Manusia harus memberikan manfaat bagi manusia lainnya
b)
Seorang mukmin dinjurkan meniru sifat- sifat lebah, diantaranya:
1)
Mengambil yang bersih
Apabila kita
mengisi tubuh kita dengan sesuatu yang baik, halal, bermanfaat, baik makanan ataupun
hal-hala lain. Tentu akan membuat kita memproduksi hal-hal yang baik pula.
2)
Mengeluarkan yang bersih
Ketika kita
mendapatkan ilmu, bagikanlah kepada orang lain begitu juga saat kita mendapat
kebaikan bagikanlah kepada orang lain.
3)
Tidak pernah merusak
Seharusnya
kita tidak merusak apapun, bahkan malah sebaiknya kita memberikan perbaikan,
mengubah segala bentuk kedzaliman.
4)
Bekerja keras
5)
Bekerja dalam jamaah terorganisasi
dan patuh.
KESIMPULAN
Dari kedua
hadits tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan flora dan fauna dengan
banyak manfaat. Habbatussauda adalah
salah satu anugerah yang Allah Ta’ala berikan kepada manusia sebagai sarana
pemelihara kesehatan. Habbatussauda ini memiliki
bermacam khasiat bagi kesehatan manusia.
seharusnya
seorang mukmin hendaklah meniru sifat- sifat seperti lebah. Makhluk kecil yang seringkali
tidak kita perhatikan ternyata kita dapat mengambil banyak pelajaran seperti
bekerja keras, tidak menyerang kalau tidak diganggu, tidak pernah merusak, dll.
DAFTAR
PUSTAKA
Al Bugha,
Mustafa dan Muhyidin Mistu. 2008. Al Wafi
Syarah hadits Arbain Nawawi. Jakarta : Pustaka Al Kautsar.
Soffandi, Wawan Djunaedi. 2007. Syarah Hadits Qudsi. Jakarta: Pustaka
Azzam.
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad
Hasbi. 1997. Sejarah dan Pengantar Ilmu
Hadits. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
http://pustakaimamsyafi’i.com/biografi Abu-Hurairah-r.a.html
nama :nur aini mahbuabah
BalasHapusnim :2021110273
yang ingin saya tanyaka
1. dalam makalah dijelaskan bahwa manusia yang baik adalah yang dapat memberikan manfaat orang lain, nah...bagaimana jika manusia sudah memberikan manfaat orang lain tapi tidak bermanfaat bagi diri sendiri?
2. manfaat flora kan cukup jelas bagi kehidupan kita,diantaranya haabbatuysaudah, nah bagaimana tanggapan pemakalh jika kalangan seseorang lebih mempercayai air sebagai pengobatan.semisal kasus poinari si anak ajaib yang mengandalkan air sebagai pengobatan alternatif?
3.terimakasih
Terimakasih atas pertanyaannya,
Hapus1. Manusia yang baik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Seseorang yang telah bermanfaat untuk orang lain berati ia juga telah bermanfaat dari dirinya sendiri. Seperti contoh, kita menolong seseorang yang sedang kesulitan (bermanfaat bagi orang lain), dan suatu ketika kita sendiri yang berada dalam kesulitan itu dan mendapatkat pertolongan meskipun bukan dari orang yang pernah kita tolong. Kebaikan akan kembali dengan kebaikan pula, begitu sebaliknya. Jika kita telah bermanfaat bagi orang lain, Insya Allah tanpa disadari pun hal tersebut akan kembali pada kita (bermanfaat bagi diri sendiri).
2. Menurut saya banyaknya orang yang lebih mempercayai pengobatan yang bisa dibilang diluar logika, adalah salah satu bentuk kekecewaan mereka yang tidak kunjung mengalami kesembuhan lewat peng0batan medis ataupun mereka yang merasa pengobatan medis itu “mahal”, alhasil pengobatan alternatif menjadi pilihan walaupun terkadang sering tidak bisa dipikir secara rasional,seperti kasus ponari.
ada banyak hal yang dapat kita lakukan dan kita pelajari, bukan hanya sekadar berhenti dengan argumen dan ‘tembok’ keyakinan. Jika kita ingin berpikir secara lateral, fenomena Ponari dapat menjadi hikmah sekaligus bahan pelajaran yang (mungkin) sangat berguna. Jangan kita hanya berhenti dengan spekulasi, kesimpulan maupun persepsi kita yang sempit.
Saya sendiri sangat prihatin ketika melihat tayangan TV yang menunjukkan mereka sedang mengambil air comberan (bekas mandi) Ponari. Sedangkan dari ribuan orang yang menerima air celupan Ponari, anak-anak yang sakit kronis tidak mengalami penyembuhan sama sekali, bahkan seorang bocah tewas meskipun telah meminum air Ponari. Efek obat hanya dirasakan mereka yang percaya pada air dan kekuatan batu Ponari. Sedangkan, anak-anak yang sakit, tentu belum memiliki sugesti yang cukup untuk menyembuhkannya.
Bisa dikatakan kasus pengobatan Ponari hanya lebih pada kekuatan sugesti dan emosi positif setiap pasien, sehingga mampu mengaktifkan DNA penyembuhan dan secara bersamaan meminum air batu tersebut akhirnya sembuh (+ “penyembuhan” Tuhan/Allah).
Penyembuhan dapat dilakukan dengan banyak cara, tetapi kita harus tetap percaya bahwa Allah yang menyembuhkan. Dan adanya air ajaib ataupun lainnya, kita jadikan saja hal tersebut bentuk kekuasaan Allah swt.
nama irma susanti
BalasHapus2021111218
menurut anda, bagaimana jika seseorang telah berputus asa dengan semua bentuk pengobatan yang telah dijalani, dikarenakan penyakit tersebut tidak terdeteksi secara ilmu kedokteran, sehingga ia lebih percaya dengan bentuk pengobatan secara metafisik atau ghaib, melalui perantara paranormal, misalnya,.apakah hal tersebut sah-sah saja dilakukan? bagaimana menurut pemakalah.? mohon penjelasannya,,matur nuwunn...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusDalam sebuah kisah diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim pernah menanyakan kepada Allah dari mana asalnya penyakit dan obat, dijawab oleh Allah “dari-Ku”, Nabi Ibrahim menanyakan, “Lalu bagaimana dengan seorang dokter/tabib?” maka Allah menjawab: “Ia hanyalah seorang perantara yang dikirimkan melalui tangannya suatu obat” Oleh karena itu siapapun yang memberi obat, itu bukan masalah. Bisa saja dokter, tabib, sinshe ataupun ahli pengobatan tradisional dan lainnya. Yang penting, misinya pengobatan dan tercapainya kesembuhan. Kita bisa pilih sendiri mana yang berkenan di hati kita, sebab obat mereka masing-masing biasanya berbeda, asalkan tidak mengandung bahan-bahan yang najis, haram ataupun membahayakan serta cara-cara yang haram.
HapusBerobat dengan cara ghaib, ajaib dan supranatural memang biasanya mudah menyeret masyarakat awam kepada kemusyrikan. Hampir semua dukun dan paranormal memakai kedok agama, dengan menekankan pada yang berobat bahwa yang memberi kesembuhan hanyalah Allah. Kesesatan model begini tidak dilakukan oleh dokter. Tidak jarang dukun meminta syarat atau imbalan berupa sesajen, misalnya meminta agar yang berobat menyembelih ayam putih atau hitam, membawa telur ayam, menaburkan bunga dan keanehan-keanehan lainnya serta berbagai pantangan dan petuah sakral yang hukumnya jelas-jelas haram.
Rasulullah bersabda: “Bukanlah dari golongan kami, seorang yang menggunakan petunjuk setan atau burung dan sebagainya, atau praktek sihir untuk menerka nasib, jodoh, penyakit dan obatnya. Maka barangsiapa mendatangi seorang dukun yang melakukan praktek-praktek demikian lalu ia percaya akan keterangannya, orang ini adalah orang yang telah mendustakan, dan tidak percaya dengan apa-apa yang diwahyukan kepada Muhammad saw”.
Seorang muslim yang kuat imannya tidak akan mungkin tergoda untuk penasaran dan tergoyahkan oleh kepercayaan yang sesat kepada ‘kemampuan’ dukun ataupun paranormal. Sebab, seorang yang beriman kuat justru sebaliknya akan berharap dan berlindung hanya kepada Allah serta memohon keselamatan dan pertolongan hanya kepada-Nya sambil tetap optimis dan berikhtiar dengan cara-cara yang sudah ditentukan al-Qur’an dan Sunnah Nabi, berobat dengan cara yang lazim dan wajar sesuai ketentuan syariah, serta tidak menempuh jalan pintas melalui cara-cara ghaib dan supranatural yang aneh-aneh dan sesat itu.
Banyak hadits yang melarang kaum muslimin melakukan pengobatan dengan tamaim (tamimah), yaitu suatu jimat, isim, atau benda apapun yang digantungkan pada seseorang untuk mengusir jin, penyakit mata, gangguan ghaib, sawan dan lain-lain. Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya jampi-jampi, jimat dan tiwalah (guna-guna, susuk atau pelet) adalah syirik.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Baihaqi dan Hakim)
Para ulama mengatakan bahwa bacaan pengobatan atau jampi-jampi yang diperbolehkan syariah harus memenuhi tiga syarat. Pertama, dengan menyebut nama Allah Ta’ala. Kedua, dengan bahasa Arab atau bahasa lainnya yang dapat dipahami maknanya, Ketiga, dengan keyakinan bahwa jampi-jampi itu tidak berpengaruh kecuali dengan takdir Allah Ta’ala dan tidak menjerumuskan kepada syirik.
Pengobatan alternatif dan konsultasi supranatural melalui jimat-jimat yang digantungkan ataupun dikenakan sebagai penangkal, penghilang penyakit atau pembawa berkah dan perlindungan, dan sebagainya, semuanya dilarang oleh Islam, sebab hal itu telah melakukan syirik dan bergantung kepada benda.
(Dakwatuna.com)
mabruroh 2021110286 f
BalasHapusdalam aspek tarbawi tertulis bahwa kita tidak boleh merusak,,dalam arti kita selalu menjaga kelestarian alam sekitar kita,,,lalu bagaimana pandangan anda tentang pengusaha batik yang membuang limbah sembarangan,yang dapat membahyakan tidak hanya tumbuhan.manusia ,bahkan hewan-hewan yang ada d perairan jadi korban karena limbah batik tersebut?dan limbah tersebut sangat membahyakn kesehatan banyak orang jika sudah terkontaminasi dengan air.bagaimana solusi anda?
Menanggapi hal yang demikian, Lingkungan menurut Islam sendiri mencakup semua usaha kegiatan manusia dalam sudut ruang dan waktu. Lingkungan ruang, mencakup bumi, air, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta semua yang ada di atas dan di dalam perut bumi, yang semuanya diciptakan Allah untuk kepentingan umat manusia untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam rangka tanggung jawab sebagai khalifah Allah tersebut manusia mempunyai kewajiban untuk memelihara kelestarian alam. Seperti dalam firman Allah
HapusYang artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang berbuat kerusakan” (Q.S. Al-Qashash: 77).
Bagi kita umat islam, usaha pelestarian lingkungan bukan hanya semata-mata karena tuntutan ekonomis atau politis atau karena desakan program pembangunan nasional. Usaha pelestarian lingkungan harus dipahami sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia bersama-sama. Setiap usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup secara baik dan benar adalah ibadah kepada Allah SWT yang dapat memperoleh karunia pahala. Sebaliknya, setiap tindakan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, pemborosan sumber daya alam, dan menelantarkan alam ciptaan Allah adalah perbuatan yang dimurkai-Nya dan merupakan perbuatan yang dilarang (haram) dan akan mendapatkan hukuman.
Terkait dengan persoalan-persoalan di atas, maka harus dicarikan solusi agar suatu saat di Daerah memiliki aturan berupa Peraturan Daerah yang lebih tegas dan memberikan kewenangan pada Pemerintah Daerah, khususnya dinas-dinas yang terkait untuk melakukan pengelolaan atas Limbah B3. Oleh sebab itu, kebijakan dan pengaturan terkait dengan Limbah B3 menjadi sangat penting agar upaya pengelolaan Limbah B3 di Daerah memiliki sinergisitas dengan kebijakan pemerintah. Dan sebagai pengrajin batik hendaknya lebih memikirkan kearifan lingkungan, agar tidak sampai merugikan alam, dan segala penghuninya.
Assalamu'alaikum,..
BalasHapusKita dianjurkan menggunakan obat-obatan alami, tetapi pada realitanya pada zaman sekarang ini banyak orang yang lebih memilih obat-obatan kimia di bandingkan obat-obatan alami, semisal habbatusauda, bahkan pengobatan menggunakan obat-obatan alami nampaknya mulai ditinggalkan. Bagaimana menurut pemakalah????
dan,apakah semua flora & fauna yang ada di muka bumi ini bermanfaat bagi manusia?
kalau ya, tolong berikan dasarnya!
Trimakasih..
Wassalamu'alaikum,..
waalaikum salam...
Hapusteriakasih atas pertanyaannya...
menurut saya seseorang lebih memilih obat kimia dibanding obat herbal, karena dibanding obat kimia, obat herbal itu cenderung memiliki daya kerja lebih lambat, mungkin karena hal ituyang membuat para penderita penyakit lebih memilih obat kimia. dan obat herbal cenderung di pandang sebagai obat alternatif.
sebenarnya perbedaan obat herbal dan kimia tidak sekedar dalam kecepaannya saja, namun lebih dari itu obat herbal memiliki banyak kelebihan dibanding dengan obat kimia. namun kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perbedaan obat herbal dengan obat kimia membuat kedudukn obat kimia masih dipandang lebih tinggi.
kalau ditanya apakah semua flora dan fauna yang ada di bumi beranfaat? tentu saja bermanfaat. sebagai cerminan, Dalam Al Quran, Allah mengajak kaum berakal untuk memikirkan hal-hal kekuasaan Allah. Allah berfirman:
"Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi dan silih berganti-nya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiada-lah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali ‘Imran, 3: 191)
dari ayat tersebut tersirat bahwa semua yang telah diciptakan tidaklah untuk sia- sia. termasuk flora dan fauna yang ada.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusLutfia Riska
BalasHapus2021 111 216
F
Assalamualaikum ….
mengenai flora dan fauna , diterangkan pada hadits di atas bahwa flora dan fauna mempunyai banyak manfaatnya, tapi kenyataannya banyak sekali yang menyalahgunakan fungsi flora dan fauna , seperti menganggap bahwa flora dan fauna itu membawa keberkahan dan menyembahnya , bagaimana menurut pemakalah tentang hal tersebut !! dan bagaimana agar manusia itu sadar akan kelestarian alam yang ada di dunia ini !!
Terima kasihhh
Menurut pandangann saya, orang yang sampai melakukan penyembahan seperti penyembahan terhadap pohon dan lain sebagainya, sebenarnya hal tersebut bisa disebasbkasn juga karena pemikiran yang terlalu sempit, tidak memakai akal rasional dan orang tersebut harusnya lebih memikirtkan tentang apa apa yg telah Allah ciptakan, berbagai berkah yg ada (yg menurut orang tsb dari pohon) adalah suatu perantara dari Allah untuk memberikn keberkahan kepada manusia dan semua itu adalah bentuk kekuasaannya,
HapusBagaimana untuk mmberikan kesadaran bagi mnusia akan klstarian hudp, y itu kembali lagi pada diri masing- masing, menyadarkan manusia bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan yg Maha Esa, oleh karena itu manusia patut menjaga kelestarian alam, menjaga hubungan baik antara alam dan manusia dengan tidak merusak alam dan mengekploitasi nya secara berlebihan, membekali materi tentang ramah linegkungan dan kelestarian alam kepada komunitas ekologis, pecinta alam, atau aktivis lingkungan, melalui dunia pndidikan bersasis alam atau lingkungan agar pemanfaatan flora dan fauna terorganisir dengan tidak mengganggu kelestarian alam , melalui dunia kesehatan dengan cara menydarkan manusia bahwa pola hidup sehat dimulai dari lingkungan yang sehat, melalui dunia pertanian dengan cara mengganti sistem pertanian menjadi organik agar terciptanya keseimbangan dan kelestarian alam, membudayakan hidup bersih, menanam pohon , dll. Semua ini akan terlaksana bila ide , pemikiran dan kritik tentang kelestarian alam terealisasi dgn baik. Nama besar tidak mejamin kelestarian alam, semuanya di mulai dari kesadaran diri sendiri,, bergerak mandiri, dan memberikan contoh nyata kepada orang lain, sehingga manusia sadar bahwa alam adalah sahabat manusia.
Ning Yuliati
BalasHapus2021 111 214
F
assalamualaikum ....
Sekarang ini kan banyak orang yang menebang hutan sembarangan,sedangkan di dalam hadis di sebutkan banyaknya manfaat flora.bagaimana menurut pemakalah ,mengenai hal tersebut?
Waalaikumsalam...terima kasih atas pertanyaannya..
HapusBerbicara mengenai flora sangatlah banyak manfaatnya bahkan dapat dikatakan tidak ada suatu ciptaan Allah di dunia ini yang tidak ada manfaatnya.. kenapa banyak orang yang menebang pohon sembarangan itu karena kurangnya kesadaran manusia akan berbagai manfaat dari kelestarian hutan.....mereka hanya memikirkan diri mereka masing-masing, keuntungan yang diperoleh mereka.tapi mereka tidak memikirkan efek ataupun akibat yang terjadi jka penebangan pohon itu terus dilakukan. Apa yang telah dilakukan sekarang akan berimbas pada anak cucu kita, Seperti halnya longsor, banjir, dan ain sebagainya.
Sebenarnya sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa orang yang melakukan kebaikan akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang melakukan keburukan akan mendapatkan hukuman. Di dalam negara kita juga telah di berikan ancaman hukuman bagi penebang hutan sembarangan, seperti adanya UU yang mengatur kerusakan lingkungan hidup, yakni UU No 23 th. 1997.
nur latifah
BalasHapus2021 111 215
f
bagaimana cara kita sebagai calon pendidik menjelaskan fungsi-fungsi flora dan fauna agar mereka tidak merusak nya!!!!
mohon jelaskan aspek tarbawi ini "Bekerja dalam jamaah terorganisasi dan patuh."
dan bagaimana menurut anda manfaat dari bunga raflesia ????
terimakasih atas pertanyaannya,
HapusMungkin bisa dengan memberikan contoh- contoh adanya kerusakan alam yang mana terjadi karena ulah manusia, ataupun dengan cerita- cerita yang mengandug pelajaran yang bermanfaat, seperti bagaimana cara menanam pohon, apa manfaat flora- fauna, dan lain sebagainya.
Dengan begitu, diharapkan tertanam pda diri murid untuk selalu menjaga kelestarian alam sekitarnya.
Dalam menjelaskan aspek tarbawi tersebut, ita lihat saja pada seekor lebah. Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman.
Mungkin yang kita ketahui, bunga bangkai tidak memiliki manfaat, tetapi bunga bangkai atau yang di kenal dalam bahasa latin Amorphopallus Tinanum yang berarti tongkat 'Dewa Titan' punya kelebihan dan manfaat cukup banyak. Di antaranya bunga tersebut mengandung karbohidrat yang sangat tinggi. Bunganya juga bisa untuk berbagai obat sakit perut, serta getahnya bisa untuk merekatkan luka-luka luar, bahkan mengandung vitamin A dan B sangat tinggi sekali. Selain itu, tepungnya terasa sangat halus dan subur akan karbohidrat
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusass,,
BalasHapusSubur Mukti Wibowo (2021111063)
F
bagaimana tanggapan pemakalah tentang hewan yang boleh dibunuh menurut hadits misalnya ular, burung elang dll, pdahal dalam hadits diatas disebutkan bahwa flora dan fauna memberi manfaat dan harus dijaga kelestarianya...
tanks
Wassalam..
;
BalasHapus