MAKALAH
VARIASI MENGAJAR
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah : Strategi
Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Ghufron
Dimyati, M.S.I
Kelas : C
Ulfa
Hemi Ristiana (2021112259)
Aini
A’inda Wahdati (2021112267)
Kholisul
Marom
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar konvensional umumnya berlangsung satu arah
yang merupakan proses transfer atau pengalihan pengetahuan, informasi, norma,
nilai dan lain-lainnya dari seseorang guru atau dosen kepada peserta didik,
murid, atau mahasiswa.
Pada mengajar seorang guru perlu kreatif agar proses belajar
mengajar tidak membosankan atau monoton.
Demikian juga dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan
variasi ( monoton), maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang,
mengantuk, tidak bersemangat dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai.
Maka dalam makalah kali ini kami akan membahas materi mengenai
variasi mengajar, sebagai bekal kita kelak sebagai seorang pendidik atau guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Makna Dan Fungsi Variasi Mengajar
Menurut
Uzer Usman, variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam
situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme,
serta penuh partisipasi.[1]
Variasi
mengajar adalalah mengajar yang tidak monoton bisa dari gaya mengajar, metode,
media, materi, dan juga interaksinya. Adapun fungsinya, antara lain:
1.
Sebagai penarik perhatian siswa
2.
Sebagai motivasi ekstrinsik siswa dalam belajar
B.
Tujuan Variasi Mengajar
Tujuan
mengadakan variasi mengajar, antara lain:
1.
Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi
proses pembelajaran.
Seorang guru dituntut selalu memperhatikan variasi mengajarnya, karena
dengan adanya perhatian tersebut diharapkan perhatian siswa tetap pada materi
yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian akan medukung tercapainya tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
2.
Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi.
Guru memberikan motivasi kepada siswanya agar mau memperhatikan
materi yang disampaikan, walaupun motivasi itu sudah ada pada diri siswa, yaitu
motivasi intrinsik. Namun, tidak semua siswa memiliki motivasi intrinsik
sepenuhnya, maka motivasi ekstrinsik dari guru bisa memberikan dorongan kepada
siswa.
3.
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Sebagai seorang guru tidak hanya menyampaikan materi saja,
melainkan ketika penyampaian tersebut diselingi dengan humor dan pendekatan
yang edukatif. Selain itu guru mampu menempatkan diri dan pandai mengambil hati
siswa. Maka siswa akan merasa diperhatikan dan akan mempunyai jalinan yang
harmonis dengan gurunya.
4.
Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai ketrampilan yang
mendukung tugasnya dalam mengajar, untuk menunjang tugas mengajar maka harus
menguasai berbagai metode. Selain itu fasilitas dari sekolah pun dapat
mempengaruhi proses belajar mengajar.
5.
Mendorong anak didik untuk belajar
Guru berupaya dalam menciptaan lingkungan belajar yang mampu
mendorong siswa senang dan semangat belajar. Upaya tersebut misalnya dalam
mengembangkan variasi mengajar, penggunaan media dan bahan pengjaran, maupun
interaksi guru dengan siswa.
C.
Prinsip-Prinsip Variasi Mengajar
Agar
kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar,
tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke
arah itu adalah dengan cara memperhatikan prinsip penggunaan variasi dalam
mengajar. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut:
1.
Dalam penggunaan ketrampilan veriasi sebaiknya semua jenis variasi
digunakan, selain itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap
jenis variasi. Smua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.
Menggunakan vriasi secara lancar dan berkesinambungan sehingga
terbentuk proses belajar mengajar yang utuh dan tidak rusak, perhatian anak
didik dan proses belajar tidak terganggu.
3.
Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur
penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari
siswa.
D.
Manfaat Variasi Mengajar
Adapun manfaat dari variasi mengajar menurut Uzer Usman adalah:
1.
Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada
aspek-aspek belajar yang relevan
2.
Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan
ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3.
Untuk memupuk dan membentuktingkah laku yang positif terhadap guru
dan lingkungan belajr yang baik
4.
Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yng disenanginya
5.
Memelihara dan meningkatkan siswa yang berkaitan dengan aspek
belajar
6.
Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi ingin tahu melaluin
kegiatan investivigasi dan eksploitasi.
7.
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
8.
Kemungkinan di layaninya siswa secara individual sehingga memberi
keindahan belajar.
9.
Mendorong aktifitas blajr dengan cara melibatkan siswa dengan
berbagai kegiatan atau berpengalaman belajar yang menarik dan berbagai tingkat
kognitif.[2]
E.
Aspek-Aspek Variasi Mengajar
Ketrampilan
mengadakan veriasi mengajar dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek
yakni sebagai berikut:
1.
Variasi gaya mengajar
Guru selalu membuat variasi gaya mengajarnya, karena yang
terpenting dalam mengajar bukan terdoktrinasi oleh sesuatu falsafah pengajar
yang kaku, melainkan adanya falsafah pengajaran yang fleksibel, dan yang
terpenting memiliki kompetensi sesuai dengan tujuan penidikan nasional
a.
Pengertian
Variasi
gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam
konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa,
sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan
ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam
belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas.
b.
Macam-macam gaya mengajar
Dari
karakteristik masing-masing guru, terdapat macam-macam gaya mengajar yaitu:
1.
Gaya mengajar klasik
Dalam
bentuk pengajaran klasikal pengajar melakukan berbagai macam kegiatan.
Jumlahnya cukup banyak misalkan pengajar berbicara, menjelaskan, menulis,
memikirkan, mempertimbangkan, berjalan, mendengarkan, bartanya, membaca,
membenahi diri dan lain sebagainya.
2.
Gaya mengajar teknologi
Gaya
mengajar teknologigaya mangajar teknologis ini mensyaratkan guru untuk
berpegang pada media yang tersedia. Guru mengjar dengan memperhatikan kesiapan
siswa dan selalu memberi rangsangan pada anak didiknya untuk mampu menjawab
persoalan.
3.
Gaya mengajar personalisasi
Guru
mengajar bukan hanya untuk memandaikan siswa semata, akan tetapi juga
memandaikan dirinya sendiri. Guru inisiator selalu memposisikan dirinya sebagi
mitra belajar siswa dengan memberikan bantuan atas perkembangan dalam berbagai
aspek.
4.
Gaya mengajar interaksional
Guru
dalam pengajaran intraksionis senantiasa mengedepankan dialogis dengan siswanya
sebagai bentuk interksi yang dinamis.guru dan siswa atau siswa dan siswa saling
ketergantungan, artinya mereka sama-sama menjadi subjek pengajaran dan tidak
ada yang dianggap sebagai yang lebih atau sebaliknya yang paling rendah.
c.
Pendekatan gaya mengajar
Dalam
gaya mengajar, pendekatan mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan. Dan
gaya mengajar akan menjadi tepat guna jika pendekatan yang dipakai selaras
dengan tujuan, materi pelajaran, dan minat serta kebutuhan siswa.
Pendekatan-pendekatan tersebut diantranya:
a.
Pendekatan filosofis
Gaya
mengajar guru hendaknya didasarkan pada nilai-nilai kebenaran, yaitu memandang
siswa sebagai makhluk rasional yang mampu berpikir dan perlu dikembangkan.
b.
Pendekatan induksi
Merupakan
pendekatan gaya mengajar dalam bentuk analisa secara ilmiah, yakni berasal dari
hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum atau kaidah yang bersifat
umum.
c.
Pendekatan deduksi
Pendekatan
gaya mengajar dalam bentuk analisa ilmiah yang bergrak dari hal-hal yang
bersifat umum kepada hal-hal yang bersift khusus.
d.
Pendekatan sosio-kultural
Pendekatan
gaya mengajar yang berpandangan bahwa siswa adalah makhluk yang bermasyarkat
dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai homo socius dan homo
sapiens dalam kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan.
e.
Pendekatan fungsional
Pendekatan
gaya mengajar guru dengan penekanan pada pemanfaatan materi ajar bagi siswa
dalam kehidupan sehari-hari
f.
Pendekatan emosional
Pendekatan
gaya mengajar untuk menyentuh perasaan yang mengharuskan dengan tujuan
menggugah perasaan dan emosi siswa agar mampu mengetahui, memhami, dan
menerapkan materi pelajaran yang diperolehnya.
d.
Komponen-komponen variasi gaya mengajar
a.
Variasi suara
Variasi
suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah dan tinggi menjadi rendah
dari cepat menjadi lambat.
Variasi
suara sangat mempengaruhi informasi, lagu bicara atau intonasi suarapun
mempunyai pengaruh pada day tangkap siswa terhadap pembicaraan guru
b.
Pemusatan perhatian / penekanan (focusing)
Untuk
memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci,
guru dapat menggunakan atau memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata ,
misalnya “perhatikan baik-baik”
c.
Pemberian waktu (pausing)
Pemberian
waktu atau pausingdiartikan sama dengan kesenyapan atau kebisuan guru (teaching
silence). Pemberan waktu dimaksudkan untuk mengorganisasikan jawabannya
aaaaaagar menjadi lengkap.
d.
Kontak pandang
Guru
berbicara atau menerangkan hendaknya mengarahkan pandangannya keseluuh kelas
atau siswa, sebab menatap atau memandang mata setiap anak didik atau siswa
dapat membentuk hungungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.
e.
Gerakan anggota badan (gesturing) atau mimic
Variasi
dalam ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, dan anggota badan lainnya
merupakan aspek yang sangat petng dalam berkomunikasi, gunanya untuk
menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas penyampaian
materi.
2.
Variasi media, metode dan bahan ajar
a.
Variasi bahan ajar
Seorang
guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya mengajarkan materi-materi pokok
saja melainkan diselingi (divariasikan) dengan materi penunjang, seperti
cerita, verbal, anekdot dan sebagainya.
b.
Variasi media
Dengan
variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki anak didik dapat
dikurangi. variasi tersebut dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik.
c.
Variasi metode
Guru
dalam proses belajar mengajar tidak terpaku oleh satu metode / bis memvariasikan
penggunaan berbagai metode dengan tujuan agar anak tidak merasa jenuh / bosan
sehingga proses pembelajaran bisa tetap berjalan lancar.
Adapun
metode lain yang dapat dijadikan alternatif dalam
memvariasi
metode antara lain:
1.
Question student have
Strategi
belajar merupakan cara yang aman untuk mengetahui kebutuhan dan harapan-harapan
anak didik. Strategi tersebut merupakan salah satu yang dapat mendatangkan
pertisipasi anak didik melaui tulisan daripada secara lisan.[3]
2.
Planted question
Mempresentasikan
informasi dalam bentuk respons terhadap pertanyaan yang telah di
tanamkan/diberikan sebelumnya kepada siswa tertentu[4]
3.
Modeling the way
Strategi
ini memberi kesempatan kepada anak didik untuk mempraktikkan ketrampilan
spesifik yang dipelajri di kelas melalui demonstrasi.[5]
3.
Variasi interaksi guru dengan murid
a.
Pengertian
Roestiah (1994) mengemukakan bahwa “ interaksi yaitu proses dua
arah yang mengandung tindakan atau perbuatan komunikator maupun komunikan.”
Berarti interaksi dapat terjadi antar pihak jika pihak yang terlibat saling
memberikan aksi dan reaksi.
Interksi yang bernilai edukatif, yakni interksi yang dengan sadar
meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang.
Interaksi inilah yang mmbedakan dengan interaksi yang lain.
b.
Ciri-ciri interaksi
1.
Interaksi belajar memiliki tujuan
2.
Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana
3.
Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi
yang khusus
4.
Ditandai dengan adanya aktivitas siswa
5.
Dalam interaksi belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing
6.
Di dalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin
7.
Ada batas waktu.
c.
Bantuk dan pola interaksi guru dengan murid
1.
Guru yang aktif sedangkan siswa yang pasif
2.
Guru merupakan sumber belajar
3.
Terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa
dengan siswa
4.
Siswa memperoleh pengalaman dari teman-temannya dan di
konsultasikan dengan guru.
F.
Variasi Mengajar Pada Model-Model Belajar
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar seorang guru hendaknya
memperhatikan dan memahami gaya atau model-model belajar siswanya untuk
memotivasi dan menyemangati. Adapun model-model tersebut adalah:
1.
Visual
Ciri-ciri
pelajar visual:
a.
Teratur, memperhatikan segala sesuatu
b.
Mengingat dengan gambar, grafik dan warna untuk mengingatan
memorinya
Tampilan visual
suatu desain pembelajaran diantaranya dapat berupa:
Ø Uraian atau
narairf
Ø Skema
Ø Melingkar
Ø Prosedural
Ø Kombinasi dari
model-model diatas.[6]
2.
Auditorial
a.
Perhatiannya mudah terpecah
b.
Berbicara dengan pola berirama
c.
Belajar dengan cara mendengar
d.
Berdialog secara internal dan eksternal
3.
Kinestetik
a.
Tipe belajar akomodator
Anak didik
belajar dengan baik dengan menggunakan pengalaman konkret dan eksperimentasi
aktif
b.
Tipe belajar asimilator
Anak didik
mengandalkan konseptualisasi abstrak dan pengamatan reflektif
c.
Tipe belajar konverger
Anak didik
mengandalkan konseptualisasi abstrak dan eksperimental aktif
d.
Tipe belajar diverger
Anak
didik menggunakan pengalaman konkret dan pengalamn reflektif untuk memunculkan
gagasaan-gagasan
BAB III
PENUTUP
Dalam dunia pendidikan dengan sengaja guru berupaya mengarahkan
tenaga dan pikirannya untuk mengeluarkan peserta didik dari terali kebodohan. Bingkai
keluhuran akal budi untuk mewariskan nilai-nilai ilahiyah dan
menstransformasikan multinorma keselamatan duniawi dan ukhrawi kepada peserta
didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia,cerdas, kreatif, dan mandiri,
bukan hanya dari perbuatanya saja yang mampu disalurkan dengan baik. Namun
dalam proses belajar mengajar ketika penyampaian materi pun di harapkan seorang
guru mampu untuk melakukannya.
Dengan variasi mengajar maka guru dapat menyalurkan materi
pelajaran dengan lebih kreatif lagi. Dan denga variasi mengajar ini dapat
merangsang peserta didik unruk lebih aktif dan semangat lagi dalam menerima
pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim zaenal, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Pekalongan:STAIN
Pekalongan Pers
Prawiradilaga Dewi Salma, 2007, Prinsip Desain Pembelajaran,
Jakarta:Prenada Media Group
Zaini Hisyam dkk, 2002, Desain Pembelajaran Di Perguruan Tinggi,
Yogyakarta:Center of Teaching Staff Development
[1] Zaenal Mustakim, Strategi Belajar Mengajar, (Pekalongan: STAIN
pekalonagn Pers,2011)h.220
[2] Ibid.,h.226
[3] Hisyam Zaeni dkk, Desai Pembelajaran Di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta:Center
for Teaching Staf Development;2012),h.139
[6] Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip-Prinsip Pembelajaran,
(Jakarta:Prenada Media Group:2007),h.34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar