MAKALAH
PERINTAH UNTUK MENGAMATI ALAM
SEMESTA DAN ILMU ASRTONOMI
Disusun untuk memenuhi tugas:
Mata kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen
Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I
Disusun Oleh :
NASRUL KAMAL
2021 111 247
Kelas F
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2013
PENDAHULUAN
Manusia sudah
tidak asing lagi dengan yang namanya alam semesta. Alam semesta, merupakan
suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan
langit besert
bintang sebagai
atapnya.
Apa yang ada di
antara bumi dan langit, seperti udara, hujan, gunung, sungai, dan sebagainya
itu adalah ciptaan Allah SWT.
Dan dalam
makalah ini saya akan mencoba menjelaskan tentang perintah untuk mengamati alam
raya, dan juga untuk menyadari bahwa Allah itu Maha Esa.
PEMBAHASAN
TENTANG PERINTAH UNTUK MENGAMATI ALAM
SEMESTA
A. Materi Hadits
عن ابي ذر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلي
الله عليه وسلم : تفكّر فى خلق الله ولا تفكّرو فى الله فتهلكوا
B. Terjemah Hadits
Dari Abu Dzar
ra. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Berpikirlah kamu sekalian tentang
yang di ciptakan Allah (makhluk-Nya Allah) dan janganlah kamu sekalian memikirkan tentang dzat Allah, niscaya kamu
sekalian akan binasa/celaka”.
C. Mufrodat
berfikirlah :
|
تفكّروا
|
pada ciptaan Allah :
|
فى خلق الله
|
hancurlah :
|
فتهلكوا
|
D. Biografi Abu Dzar
Nama lengkapnya yang mashur ialah
Jundub bin Junadah Al Ghifari dan terkenal dengan kuniahnya Abu Dzar.
Abu Dzar berasal dari suku Ghifar, Bani Ghifar adalah qabilah Arab suku
badui yang tinggal di pegunungan yang jauh dari peradaban orang-orang kota. Lebih-lebih lagi suku ini terkenal
sebagai gerombolan perampok yang senang berperang dan menumpahkan darah serta
pemberani. Bani Ghifar terkenal juga sebagai suku yang tahan menghadapi
penderitaan dan kekurangan serta kelaparan.[1][1]
Ia memeluk Islam dengan sukarela, ia salah satu sahabat yang terdahulu
dalam memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi Muhammad langsung ke Mekkah untuk menyatakan keislamannya.
Abu Dzar, sosok pria pemberani yang bila meyakini
kebenaran sesuatu perkara, dia tidak akan peduli menyatakan keyakinannya di
hadapan siapapun meskipun harus menghadapi resiko seberat apapun. Dan apa yang
dihadapinya, tidak menciutkan nyalinya untuk mengulang proklamasi keimanannya
di depan Ka’bah menantang para dedengkot kafir Quraisy.
Dia dikenal
sangat setia kepada Rasulullah. Kesetiaan itu misalnya dibuktikan sosok
sederhana ini dalam satu perjalanan pasukan Muslim menuju medan Perang Tabuk
melawan kekaisaran Bizantium. Karena keledainya lemah, ia rela berjalan kaki
seraya memikul bawaannya. Saat itu sedang terjadi puncak musim panas yang
sangat menyayat.
Dia
keletihan dan roboh di hadapan Nabi SAW. Namun Rasulullah heran kantong airnya
masih penuh. Setelah ditanya mengapa dia tidak minum airnya, tokoh yang juga
kerap mengkritik penguasa semena-mena ini mengatakan, "Di perjalanan saya
temukan mata air.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW. Abu Dzar cenderung menyendiri.
Tampak benar kesedihan pada wajahnya. Dia adalah orang yang keras, tegas,
pemberani, dan sangat kuat berpegang dengan segenap ajaran Nabi Muhammad SAW disamping kebenciannya kepada
segala bentuk kebid’ahan (yakni segala penyimpangan dari ajaran Nabi SAW). Dia adalah orang yang penyayang
terhadap orang-orang lemah dari kalangan faqir dan miskin. Abu Dzar Al
Ghifary, sahabat setia Rasulullah itu, mengabdikan sepanjang hidupnya untuk
Islam.[2][2]
E. KETERANGAN
HADITS
(تفكروا في خلق الله )
artinya “Berpikirlah kamu sekalian tentang yang di ciptakan Allah
(makhluk-Nya Allah).
Maksudnya
adalah bahwa kita sebagai makhluk Allah dianjurkan untuk berfikir tentang
makhluk-makhluk Allah yang diketahui oleh hamba-hamba Allah secara global,
bukan secara terperinci seperti langit dengan bintang-bintangnya, bumi dengan
apa yang ada di dalamnya seperti gunung, sungai, hewan dan tumbuhan, laut, dan
sebagainya, dan apa yang ada di antara bumi dan langit, seperti udara, hujan,
dan lain sebagainya.
Ciptaan-ciptaan-Nya dapat memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya, menunjukkan atas keagungan dan kebesaran Allah.
( ولا تفكروا في الله فتهلكوا ) artinya “dan janganlah kamu sekalian memikirkan tentang dzat Allah, niscaya kamu
sekalian akan binasa/celaka”.
Menurut Ibnu Arobi,
kemampuan akal manusia itu sangat terbatas.[3][3]
F. ASPEK TARBAWI
Aspek Tarbawi
dari hadits ke 32 ini adalah, bahwa kita sebagai manusia di perintahkan untuk
berpikir tentang segala sesuatu yang telah Allah ciptakan. Kita juga harus
sadar bahwa Allah itu maha Agung.
Dan juga kita
harus bisa berpikir tentang makhluk-makhluk Allah, seperti langit-langit, bintang-bintang, perubahan dan perputaranya
dalam terbit dan terbenamnya, dan bumi terdapat sesuatu di dalamnya dari
gunung-gunungnya, sungai dan lautnya, hewan dan tumbuh-tumbuhannya dan diantara
keduanya, mendung, hujan, petir dan halilintar. Itu semua menunjukan atas keagungan dan kebesaran Allah, dan yang terperinci itu panjang.
Sebagai manusia
seharusnya kita tidak memikirkan akan Dzat Allah, karena akal manusia itu
sangatlah terbatas dan tidak akan sampai jika untuk memikirkan dzat Allah.
PENUTUP
Alam semesta
atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat
berbagai macam peristiwa yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak dapat
diungkap oleh manusia.
Dalam makalah
ini sudah di jelaskan, bahwa kita sebagai makhluk Allah harus bisa berpikir
bahwa Allah itu yang menciptakan alam semesta ini beserta seluruh isinya. Allah
itu Maha Esa, dan karena ciptaan-ciptaanNya itu yang menunjukkan keagungan
Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Imam Nawawi.
2003. Faidhul Qodir. Juz 3. Mesir. Maktabah
PEMBAHASAN
TENTANG ILMU
ASRTONOMI
A. Materi Hadits
عن بن ابي اوفى
قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( ان خيارعباد الله الدينيراعون الشمس والقمر
والنجوم والاظلة لدكراله عزوجل) تفرد به عبد الجباربن العلاءباسناده
هكداوهوثقة[4][1]
B. Terjemah
Hadits
Dari ibni Abi Aufa berkata, Rasulullah SAW
bersabda “Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah yaitu orang-orang yang meneliti,
mengamati matahari, rembulan, bintang, dan awan (mengintai masuknya wakyu)
untuk mengingat Allah ( karena untuk berdzikir kepada Allah)”.
C. Mufrodat (
Penggalan Kata)
خيار = Terbaik
عبادالله =
Hamba Allah
يراعون = Orang-orang
yang meneliti
الشمس = Matahari
القمر = Bulan
النجوم = Bintang
الاظلة = Awan
لدكرالله =
Untuk mengingat Allah
D. Biografi
Perawi
Ibnu Abi Aufa adalah Abdullah[5][2]. Nama
lengkapnya Abdullah bin Abu Aufa Al-Islami dijuluki dengan Abu Muawiyah,
Shahabat yang ikut dalam perdamaian Hudaibiyah dan peristiwa-peristiwa lainnya
ini berdomisili di kota Madinah sampai Rasulullah wafat, setelah itu beliau
pindah ke kota Kuffah. Dialah shahabat yang terakhir meninggal disana.[6][3]
E. Keterangan
Hadits
Sohibul Burhan berkata, didalam
menjaga beberapa perkara itu ada dhohir dan batin. Adapun yang dhohir ialah
melihat dengan panca indra mata didalam terbitnya, tengahnya, terbenamnya,
berubahnya. Ketika kamu berangan-angan maka ia akan mengingat Allah dan
mensucikannya serta mengagungkannya dengan nyata, apalagi ketika Allah
menerbitkannya atas rahasia nafilahnya ( matahari dan lain-lain) dan
pekerjaannya, setengah dari condong pada ( matahari dan lain-lain) yang
menujukan beberapa hukum Qudrat azali didalam penciptaan yang tertib atas
beberapa sebab. Seorang laki-laki datang kepada ku, dia berkata “saya
menghendaki keluar untuk berdagang, adahal bulan ini akhir dari bulan
Qomariah”, kemudian Sohibul burhan berkat : “kamu menghendaki jika Allah
melebur daganganmu? Hadapkanlah bulan dengan keluar.” Al-khakim berkata: sohih.
Adzahibi mengakuinya, Al-haitsami berkata: “Para perawi Thobroni semuanya kuat
hapalannya, al-mandziri berkata: hadits itu diriwayatkan Ibnu Syahih.[7][4]
Keberadaan benda-benda langit misalnya seperti matahari dan bulan mempunyai
banyak manfaat diantaranya yaitu sebagai penentu waktu dalam Islam:
1.Matahari sebagai penentu awal waktu shalat
Dalam waktu pelaksanaan
shalat perlu ada ketegasan lebih lanjut untuk memudahkan orang muslim
mengerjakan kewajiban shalat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pada saat
awal waktu Maghrib, matahari benar-benar sudah masuk di ufuk sebelah barat, dan
mega merah mulai kelihatan,dll.[8][5]
2.Bulan sebagai penetap awal bulan Qomariyah (Hisab)
Hisab adalah penetapan
awal bulan Qamariyah yang didasarkan pada perhitungan peredaran bulan
mengelilingi bumi. Sistem ini dipergunakan untuk menetapkan awal bulan jauh
sebelumnya, sebab tidak tergantung pada terlihatnya hilal pada saat matahari
terbenam menjelang masuknya bulan baru.[9][6]
F. Kandungan
Aspek Tarbawi
Dari hadits di
atas aspek tarbawi yang terkandung adalah:
- Segala sesuatu yang Allah ciptakan pasti ada manfaatnya.
- Orang yang berakal adalah orang-orang yang senantiasa menggunakan akalnya untuk memikirkan hasil ciptaan Allah.
- Dengan selalu merenungi keajaiban alam maka kita akan selalu ingat kepada zat penciptanya yaitu Allah SWT, dan tentunya dengan demikian akan meningkatkan ketakwaan kita kepada-Nya.
- Hamba Allah yang terbaik adalah orang-orang yang senantiasa mentafakuri alam.
BAB III
PENUTUP
Matahari, bulan, bintang, dan
ciptaan-ciptaan Allah lainnya sesungguhnya adalah sesuatu yang harus dijadikan
bahan renungan bagi kita semua, karena pada dasarnya hanyalah orang-orang
berakal yang mau menggunakan akalnya untuk memikirkan hal-hal yang demikian,
sehingga dengan seperti itu akan meningkatkan ketakwaan kita kepada zat
penciptanya, sesungguhnya orang-orang terbaik disisi Allah lah yang mau
merenungkan segala ciptaan Allah.
Dari penjelasan makalah di atas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa hadits yang saya bahas mengandung nilai tarbawi
yang pada intinya semakin sering seseorang memikirkan/ merenungkan segala
sesuatu yang ada di sekitarnya, maka akan semakin meningkat ketakwaannya
terhadap Allah SWT
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Syehabuddin bin Ali bin Khajar al-Askolani. 1995.
al kitab Tahdibuttahdib jilid X. Tanpa
kota: Darul fikri.
Muslih,M.Husein. 2008. Matahari,Ka’bah dan Bulan. Tanpa
kota: Tanpa penerbit.
Tanpa nama pengarang. 1938. Al
kitab Faidlul Qadir juz X no.2268. Tanpa kota: Muktabah Mashor.
Abihumaid.wordpress.com/2011/01/21/abdullah-bin-abu-aufa-wafat-86-h/
[5][2] Syehabuddin ahmad bin ali bin khajar al-askolani,al kitab Tahdibuttahdib jilid X,(Darul fikri,1995),hal.320
Assalamualaikum
BalasHapusSubur Mukti Wibowo (2021111063)
F
Bagaimana tanggapan pemakalah tentang fenomena alam yang sekarng ini semakin mengkhawatirkan, seperti menipisnya lapisan ozon dll yang semua itu karna ulah manusia dan bagaimana tanggapan anda apabila ada seorang ilmuan yang mencetuskan teori tentang alam jagad raya ini yang bertentangan dengan al quran dan hadits...
Wassalam.....
wa'alaikum salam mas bowo yang sangat polos dan baik hati, terimakasih atas pertanyaanya.......
Hapusmenurut pendapat saya tentang hal tersebut, itu boleh-boleh saja asalkan hal tersebut memberikan kemanfaatan pada manusia...... dalam keterangan firman Allah diterangkan bahwa Allah tidak akan merubah nasib seseorang jika manusia itu tidak berusaha merubah nasibnya sendiri.....
dari firman Alllah tersebut sudah dapat disimpulkan bahwa memang sudah ada kehendak Allah mengenai keadaan alam pada saat ini, tapi sebagai manusia kita untuk selalu berusaha menghindari hal tersebut dan bukan pasrah, karena pasrah yang dimaksud itu bukan kita diam saja ketika akan tertimpa bencana.sebagai contoh ketika ada batu yang ditakdirkan jatuh dari tebuing dan akan mengenai kita, apakah kita harus diam saja karena batu tersebut yang menggerakan adalah Allah? tentu tidak kan.... tentu kita akan berusaha menghindar dari batu tersebut agar tidak mengenai kita.dalam firman Allah dijelaskan.....
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Al-Ra’d [13] ayat 11)
Ups Lupa,,,,Satu lagi bagaimana pendapat anda tentang UFO? yang sekarang ini menjadi perdebatan para ahli astronomi,,,,
BalasHapustolong jelaskan, kalau bisa dijelaskan sesuai al quran dan hadits
pertaanya anda itu harusnya dipikir-pikir lagi, anda bertanya seperti halnya anda tidak pernah belajar tentang agama.....dari jaman dahulupun tidak ada hadis yang menjelaskan tentang hal tersebut, dan nabipun tidak pernah menceritakan tentang uvo.
Hapuskan sudah sangat jelas diterangkan bahwa Allah itu hanya menurunkan makhluknya dibumi.....apa mungkin Allah itu berdusta dan tiba-tiba menurunkan makhluknya diplanet lain?
sudah sangat dijelaskan dalam surat adz zariyat.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Adz Zaariyat 56). Jadi kalo bukan manusia ya jin (kebanyakan ngomong gini)
berartii uFo Jin pok???
Hapussungguh pertanyaan anda itu septi halnya anda bukan orang yang berpendidikan ......sepetinya sia-sia orang tua anda menyekolahkan anda selama ini...apakah anda tidak bisa memakai bahasa indonesia yang baik dan benar?
Hapusbaik akan saya jawab pertanyaan anda... menuut saya, belum tentu uvo itu jin, karena belum ada keterangan yang jelas dan dapat dipercaya tentang keberadaan uvo....tapi bisa saja hal itu terjadi, artinya jin yang menyerupai makhluk lain dan menempati planet lain, karena jin kan juga rdapat terbang ke alam lain. dan jin juga bisa saja melakukan hal tersebut agar menjadi fitnah serta perdebatan dikalangan manusia.
sopi yudin
BalasHapus2021 111 134
assalamu'alaikum Wr, Wb ??
saya mau tanya adakah makhluk di luar angkasa (planet selain bumi)? ada dan tidaknya mohon di terangkan ya mz ?
bagaimana cara kita untuk memahami dan mengambil ilmu-ilmu atau pengatahuan dari alam raya ini ? terimakasih ?
wassalamu'alaikum Wr, Wb??
wa'alaikum salam mas udin.....
Hapusdari pertanyaan anda hampir mirip dengan pertanyaanya mas bowo diatas......
menurut pendapat dan sepaham saya bahwa tidak ada makhluk lain yang menghuni planet-planet selain manusia dibumi.....karena Allah sendiri berfirman bahwa Allah itu menurunkan manusia ke bumi sebagai kholifah dibumi dan tidak ada keterangan dalam Al qur'an ataupun hadist yang menjelaskan bahwa Allah menurunykan makhluknya diplanet lain.
kang JIHAD S.Y
BalasHapus2021 111 250
assalamualek,,,, ya shohiby
sedikit merespon dari pada makalah anda. maka kami mhon keterangan masalah apakah ketika kita berfikir seperti itu dapat dinilai ibadah?
tsumassalam,,..?
syukron
waalaikumalam ya sohiby,,
Hapusmenurut sepengetahuan saya ibadah itu bukan hanya saja solat ataupun puasa, melainkan juga memikirkan tentang ciptaan allah, ketika kita memikirkan tentang ciptaan allah akan timbul pada pemilkiran kita bahwa allah itu maha segalanya yang mampu menciptakan alam seisinya dari situ akan menambah rasa keyakinan kita terhadap allah swt.
dijelaskan dalam hadis
Berfikirlah kalian tentang nikmat Allah, dan janganlah kalian memikirkan tentang (dzat) Allah (HR. Thabrani dan Baihaqi).
Semakin manusia tafakkur atas semua ciptaan Allah swt maka merasa sebagai makhluk yang lemah dan makin yakin keagungan Allah swt, sehingga makin takut dan ta’at beribadah kepada-nya.